tag:blogger.com,1999:blog-26404834833276509372024-03-12T19:13:19.952-07:00Ngurah Gautamangurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-46852556091990298382015-07-12T13:01:00.000-07:002015-07-12T13:01:14.084-07:00Lontar Tutur Lebur Gangsa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixtB-koY6Kl5tJ5wCigy2V4bgnBYCvsNFQDkX6ojWb7QUoheN3qvr86RIn-z8jNqej5i6r8TRz6APshw-P3Zf1nmkaOxLQ8zLxWfcquXAtF5M2ymL8bFM4-2D1lwXFj_a33NnH8USqCsz1/s1600/578813324.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixtB-koY6Kl5tJ5wCigy2V4bgnBYCvsNFQDkX6ojWb7QUoheN3qvr86RIn-z8jNqej5i6r8TRz6APshw-P3Zf1nmkaOxLQ8zLxWfcquXAtF5M2ymL8bFM4-2D1lwXFj_a33NnH8USqCsz1/s320/578813324.jpg" width="217" /></a></div>
<br />
<br />
Inilah ciri-ciri Durmanggala dan Durbhiksa (celaka dan paceklik) pada alam dan pekarangan yang menyebabkan pekarangan panas (tidak layak huni) yaitu:<br />
<br />
Jika pekarangan terkena kilap (petir) dan kebakaran. Ini disebut Kageni baya. Untuk itu patut mendirikan tempat suci berupa padma capah (bukan padmasana atau padmasari) sebagai stana Sang Hyang Indra Belaka. Bila tidak mendirikan stana Sang Hyang Indra Belaka, maka percuma saja walau telah melaksanakan upacara caru.<br />
Jika ada kayu rempak, terpotong, rebah tanpa sebab, Punggel Kepancabaya namanya.<br />
Jika ada kelapa bercabang, pisang bercabang, pisang keluar tandon pada batangnya, Nyiur kembar juga disebut Kepancabaya, pekarangan tersebut dikatakan panas (tak layak huni).<br />
Jika ada rumah direbahi (ditindih) kayu, Karipubaya namanya. Karang itu disebut panas.<br />
Jika rumah rubuh, Sanggar rubuh, Kalebon Amuk namanya.<br />
Jika dapur rubuh, Kalebu Kalebon Amuk namanya. Karang tersebut panas.<br />
Jika ada jamur tumbuh pada bebaturan salu (sendi/pondamen rumah), diatas atau di bawah (itu ciri) panas. Kawong baya namanya.<br />
Jika ada lulut (ulat tanah berkumpul ribuan), atau segala yang serupa dengan lulut tampak di pekarangan, Kalulut baya namanya. Panas karang tersebut.<br />
Jika ada darah, tanpa sebab nampak di pekarangan atau di perumahan, itu ciri bahaya. Keraja baya namanya.<br />
Jika ada orang mati karena jatuh, Kalebon Amuk (karang dimasuki orang mengamuk). Tanda karang itu panas.<br />
Jika ada orang mati gantung diri, mati dicekik, tanda karang tersebut panas. Kahastabaya namanya<br />
Jika ada orang mati karena kecurian, tanda karang tersebut panas. Karekabaya namanya.<br />
Jika ada orang mati ditusuk, tanda karang itu panas. Karipubaya namanya.<br />
Jika ada orang menusuk diri, walaupun yang bersangkutan masih hidup, ciri karang itu panas. Ragabaya namanya.<br />
Jika ada orang mati melahirkan, panas karang itu Kararebaya namanya.<br />
Jika ada orang mati karena hanyut, ciri karang itu panas. Katoyabaya namanya.<br />
Jika ada orang mati karena ditindih kayu, ditindih tanah longsor, ditindih bahan<br />
bangunan, panas karang tersebut. Baya namanya.<br />
Jika ada orang mati karena mengamuk atau diamuk, sama panasnya karang tersebut. Kabaya namanya.<br />
Jika ada orang mati di sergap macan, disergap buaya, ditanduk sapi, kerbau, digigit ular. Panas. Kasrenggaka namanya.<br />
Jika ada orang mati karena tidur, mati karena mimpi, mati karena kentut, karang tersebut panas.<br />
Kasrepaning baya namanya.<br />
Jika ada orang mati disruduk, ditombak, ditembak, ditulup, dipukul, ditendang, ditebas, ditusuk, disempal, semua itu mati Salah Pati namanya. Semua kematian karena salah pati dan ulah pati tidak dapat dibiayai (diupacarai). Upacara itu tidak ada hasilnya, sebab mati Maskara namanya. Baik buruk kematian itu, jika rohnya memanasi (mengganggu) keluarganya, hendaknya diupacarai Sakapan dengan guling bebangkit.Tanda-tanda tidak baik kematiannya itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan mati kena kutuk. Bila kematiannya tidak mengganggu keluarganya, itu tanda ia mati dengan baik. Rohnya mencapai sorga.<br />
Apabila proses kematiannya buruk, jika demikian halnya : orang mati tidak beres (salah pati), ulah pati (mencari mati), mati hanyut, mati dalam perjalanan, dicekik disebut: Apapati Halapati, Sepatutnya ditempat (rumah) orang mati tersebut mendirikan tempat suci berupa padma (bukan padmasana atau padmasari) sebagai tempat persinggahan rohnya. Rohnya patut dituntun. Upacarai sepatutnya, dan laksanakan upacara odalan untuk tempat suci tersebut pada hari kelahiran orang yang mati bersangkutan. Pahalanya : memberi kesenangan, sanak keluarganya memperoleh keberhasilan. Jika tidak dibuatkan padma capah, sanak saudaranya dibuat menderita sakit oleh roh itu. Walaupun telah diupacarai dengan biaya besar, roh itu akan tetap mengganggu, sebab ia diperkenankan berbuat demikian. Tawenagalya dan Kadewatan (sorga) ia tidak dapat bersatu dengan roh leluhurnya (yang lain) yang telah tentram sentosa kembali berstana di Sanggar Kemulan.<br />
Oleh karena sanak saudaranya sama-sama diganggu, mereka silih berganti ditimpa penyakit, batuk-batuk semakin kurus, lemah lesu, kejang-kejang kemasukan roh, dan gila-gilaan. Demikian akibat ulahnya. Itulah bencana yang diakibatkan oleh roh orang yang mati tidak benar yang patut diperhatikan. Upacarailah menurut ketentuan yang diajarkan oleh ajaran (Tutur Lebur Gangsa) ini.<br />
Bila ada hewan peliharaan ketika beranak, anaknya lahir dalam wujud yang aneh, berperilaku aneh, wujudnya tidak seperti biasa, sifatnya tidak seperti sifat biasa. Itu menunjukkan bahwa karang (perumahan) tersebut panas. Juga sebagai pertanda alam mengalami kerusakan (kekacauan).<br />
Bila ada anjing, babi betina beranak tunggal, pekarangan tersebut panas. Binatang itu sepatutnya dipotong dihanyutkan ke laut. Lambungnya ditusuk dengan duri kaktus diikat dengan tali. Buanglah binatang itu ke laut. Rumah pekarangan tersebut segera diupacarai dengan caru, pertama-tama dengan caru Pancasatha. Kemudian tambah lagi dengan upacara Pamarisudha Pamanes Karang, penyucian karang panes.<br />
Perhatikanlah tanda-tanda munculnya bencana sebagai yang disebutkan di atas, yaitu yang tampak pada manusia, pada ternak sarwa sataton (burung peliharaan) dan ayam, binatang peliharaan, tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di pekarangan rumah, yang disebut tanem tuwuh. Sama panasnya. Sebab manusia, binatang, ayam, ikan, burung, ular, tumbuh-tumbuhan menjalar, gulma, sthawara (perdu), janggama (mahluk hidup), trena (rumput), pipilika (semut), mrega (binatang) dan tiryak (binatang), kutu-kutu. Semua itu sama-sama berjiwa, mengusahakan hidup, dari sejak lahir sampai mati. Oleh karena itu ada tumbuh-tumbuhan, ada manusia, ada kayu jati, ada kayu nyaman ada yang disebut kayu kala yaitu kayu klampwak, ada yang disebut kayu Dewa, yaitu kayu Majagau. Kayu Cendana adalah dewanya kayu. Semua itu berjiwa, sama-sama mengusahakan hidup dari sejak lahir sampai mati.<br />
Bila di pekarangan muncul asap, itu sebagai ciri karang itu panas membara. Demikian juga Gumi Kasayongan (alam berkabut) atau ditimpa Kakuwung (pelangi) adalah ciri karang bersangkutan panas.<br />
<br />
Dalam hal berumah tangga:<br />
Bila ada orang saling lancubin (saling masuki) sesama kekeluarganya. Sama-sama dratikrana (berbuat melanggar hukum adat), melakukan gamya gemana (memperistri orang yang tidak boleh diperistri). Sama-sama salah mengambil istri atau suami. Itu tanda karang tersebut sangat panas. Juga (berakibat) panas pada alam dan masyarakat desa atau negara. Itulah tanda-tanda kehancuran alam. Karena kedatangan alamat buruk, bencana, paceklik. Menyebabkan tanah kerajaan kering krontang. Dihukum mati. Jika masih dalam keadaan hidup (hendaknya) dihukum bhrunaha (membunuh bayi dalam kandungan). Jika sang raja melakukan perbuatan seperti tersebut di atas, seketurunannya akan jatuh miskin dan tersesat.<br />
<br />
Bila ada pekarangan tumbak rurung (ditusuk jalan), besar atau kecil sama panasnya.<br />
Bila ada rumah berdampingan dengan perempatan jalan, di hulu pura, berdampingan dengan balai banjar, tanda karang tersebut panas.<br />
Bila ada babi sakit berasan (cacing pita) atau ayam bersenggama di atas rumah, terlebih-lebih di atas bale, karang itu panas.<br />
Bila ada Tabuan Sirah (tabuan yang induknya besar-besar), Tabuan Keh (tabuan yang berumah di tanah), Tabuan Kulit (tabuan yang induknya kuning), Tabuan lip (tabuan yang induknya kecil berekor kuning) bersarang di rumah. Demikian juga lebah atau ular masuk perumahan. Itu tanda perumahan panas atau cacat.<br />
<br />
Yang perlu dihindari dalam membuat bangunan adalah: Segala bangunan rumah, tidak boleh ditambah atau dikurangi (bentuk) bangunannya. Sama cacatnya. Nagasesa namanya. Kesimpulannya tidak henti- hentinya menyebabkan sakit sengsara.<br />
Jika ada Sanggah (tempat suci) direbahi bungbang (bambu), dapur, tak terkatakan panasnya, membuat permusuhan.<br />
Jika ada kayu peneduh, segala jenis bangunan, tempat suci, bale, lumbung, dapur, rebah atau terbakar dilalap api. Sisa bangunan atau kayu tersebut tidak boleh dipakai (sebagai bahan bangunan). Sangat panas. Sepatutnya semua sisa itu dibakar habis.<br />
Inilah bale yang tiangnya masuk pada legungan (bagian rangka atap rumah). Balu Makebunan namanya. <br />
Bila ada bale disarangi oleh uter-uter (sejenis serangga penggerek kayu) pada lambangnya, pada usukpemade (rusuk terakhir), bajagul (kayu penyatu di ujung langit-langit bale). Menyebabkan panas (menderita).<br />
Bila ada bale bertretes (emper) pada semua bagian, cacatnya angker. Dongkang Makehem namanya.<br />
Bila ada bale yang disebut ber-Lambang mayeng yaitu dengan lambang (emper) mencorok ke depan tanpa disangga tiang. Atau bale dengan tiang yang disebut Gunung Rata dibagian dalam bertiang pendek, tetapi dibagian luar bertiang panjang. Pemilik rumah cendrung tidak berketurunan. Itulah yang patut diperhatikan. Demikianlah tingkah laku manusia yang patut diketahui.<br />
<br />
Di dalam kehidupan masyarakat:<br />
Bila ada orang manak salah. Seluruh warga desa terserang penyakit tak tersembuhkan. Rumah dikuasai oleh Bhuta Kala, Durgha, Desti, Bhucari, Tuju, Teluh Trangjana.<br />
Bila perumahan sering dikenai srana pepasangan karena dikerjakan oleh orang yang bermaksud jahat yang menyebabkan pekarangan menjadi angker ditempati mahluk gaib Sang Hyang Kala Tiga, yaitu: Indra Blaka, Kala Durgha Maya, dan anak buahnya yang bernama Sang Kala Jinggrang. Sama-sama mengeluarkan kesaktian untuk membencanai pemilik rumah.<br />
Bila telah tampak ciri-ciri Durmanggala dan Durbhiksa seperti yang ddisebutkan di atas yang menyebabkan pekarangan perumahan, tegalan, sawah, pura, sanggah, parhyangan, menjadi panas, sepatutnya mendirikan tempat suci yang disebut Antasana sebagai stana Sang Hyang Tiga Wisesa yaitu: Sang Hyang Indra Belaka, Sang Hyang Durgha Maya, dan Sang Kala Maya. Beliau menunggal mengeluarkan kehebatan menjadi Durgha Manik. Jika Beliau tidak dibuatkan stana seperti tersebut di atas, Beliau Sang Hyang Tiga Wisesa menganugrahkan penyakit (kesengsaraan). Walaupun telah sering mempersembahkan caru, tidak akan mampu menghilangkan panas pekarangan dimaksud. Sebab Sang Hyang Tiga menjadi Bhuta Kala dan Desti. Mereka selalu menunggu di pekarangan yang panas tersebut. Mereka melakukan huru-hara, membuat segala penyakit, menarik-narik (menyerap tenaga), dimakan Kala, dihisap tenaganya maka menyebabkan tanpa tenaga, kehilangan pikiran / akal, pendek umur, keluar kata-kata yang memperpendek umur, keluar kata-kata kotor (umpatan). Kebingungan, mengumbar nafsu, gila-gilaan, sama-sama salah lihat, berkata salah, berpikir salah, ditimpa penyakit lesu darah (letih lesu), mati tidak mati hidup tidak hidup. Demikian akibatnya dibencanai oleh Sang Hyang Indra Belaka, Sang Hyang Durgha Maya dan Sang Hyang Kala Maya.<br />
Mengapa menjadi saling mencurigai, salah penglihatan, bisa menjadi liak?. Karena dimasuki oleh Sang Hyang Durgha Maya, Sang Hyang Kala Maya. Semula tidak bisa menjadi liak, tiba-tiba bisa menjadi liak. Oleh karena telah dimasuki oleh Sang Hyang Durgha Maya. Keluarlah Durgha di pekarangan. Membencanai dengan menciptakan racun, tampyas (sejenis tungau), tiwang (kejang), sampulung, bebahi (roh jahat), dengen, pemali, jin, setan, segala penyakit racun yang menyebabkan gatal. Kama merajalela. Menyebabkan Bhatara Hyang minggat dari sanggar (tempat suci) sebab dirusak oleh Bhuta Kala dan Durgha. Jika tidak segera disucikan, maka yang mempunyai rumah dibencanai, kemanapun ia tidak akan mendapat rahayu (keselamatan). Ia menjadi tersesat, mendapat celaka. Nyata dalam hidupnya. Pendek umurnya. Merekalah yang membuat penyakit yang sulit disembuhkan. Oleh karena pekarangan rumahnya telah bertonya yaitu Sang Hyang Kala Tiga sebagai yang disebutkan di depan. Ada yang mendampingi Sang Hyang Kala Tiga sebagai patihnya, bernama Sang Kala Jinggrang memiliki 11 anak, sama-sama berwujud Kala, Bhuta dan Durgha dan sama-sama sakti. Banyak mempunyai rakyat, tak terhitung jumlahnya. Mereka itulah yang selalu mengganggu di pekarangan rumah. Memasuki wadag manusia, maka manusia (pemilik rumah itu) menjadi gelap pikiran. Tidak tahu siapa dirinya. Tidak tahu tata susila menjadi manusia. Ia tidak lagi mengindahkan aturan. Oleh karena tidak menghayati ajaran agama. Tidak menghiraukan nasehat. Demikian jadinya seperti binatang. Keinginannya hanya untuk makan, jika sudah kenyang tidur. Lupa diri, tanpa perasaan.<br />
Untuk mengharmoniskan (kondisi) pekarangan, ada caru untuk meredakan kemarahannya, untuk menghilangkan keangkeran karang tersebut. Walaupun seberapa besar keangkerannya, harmonis juga ia. Sebab disucikan oleh amal baik dan puja kurban caru ini. Segala Kala dan Durgha, penyakit, racun, hama penyakit dan lepra itu semua diruat dan diantarkan sampai pulang ke Sorga, oleh karena telah diruat oleh Sang Maha Pandita Siddha Yogiswara. Beliau tahu menyucikan keburukannya semua. Pun beliau mampu meruat roh yang papa sengsara.<br />
Sang Hyang Kala Tiga pulang (kembali) menjadi Sang Hyang Tiga Wisesa. Brahma, Wisnu dan Iswara. Sang Hyang Durgha Maya masuk ke Sang Hyang Hayu. Pulang ke bumi. Segala Bhuta Kala menjadi Bhatara. Desti menjadi sejati pulang ke manusia sejati. Durbhaga, Durgha Bhucari pulang ke Bhatari. Segala hama penyakit lepra kembali ke laut, menjadi isi lautan. Demikian (mereka) berhasil diruat. Tetapi hendaknya dilanjutkan melaksanakan puja bakti sampai kepada ia yang mengusahakan kerahayuan. Janganlah dinodai dengan pertengkaran.<br />
Jagalah dengan hati-hati (rahasia) ajaran bathin yang sangat utama ini. Bila tidak demikian percuma saja, tetap kembali mendapat hukuman karena kurang sempurna dalam berkorban. Tetapi bila langgeng melaksanakan upacara yadnya, dipersembahkan kepada yang patut menerima caru, maka akibatnya mendapat kerahayuan. Anak cucu moyangmu pun dalam penjelmaannya akan mendapat kerahayuan.ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-42937724024532651982015-03-02T08:34:00.002-08:002015-03-16T09:54:36.698-07:00PRIMBON<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrNMkjm_pXMYh0n39ehqq3GmHEQxyonNOymGt5ZnGpCzuCY00yofOYLK-O4KqnRywNJistARD_uV_j09HPEWeiJNvW59aMfBKkv7j8g2taFUFQrO4yf7Q_MzBWmiUKJ5NY9BpnKK0oPbEe/s1600/Capture.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrNMkjm_pXMYh0n39ehqq3GmHEQxyonNOymGt5ZnGpCzuCY00yofOYLK-O4KqnRywNJistARD_uV_j09HPEWeiJNvW59aMfBKkv7j8g2taFUFQrO4yf7Q_MzBWmiUKJ5NY9BpnKK0oPbEe/s1600/Capture.PNG" height="217" width="320" /></a>om swastyastu<br />
seseorang di lahirkan didunia ini membawa karma-karma dari kehidupan sebelumnya sehingga akan memiliki takdir hidup sesuai dengan karmanya yg ditentukan berdasarkan wuku, sasih dan wewaran. dimana setiap kelahiran sifat dan peruntungannya dipengaruhi dengan aplikasi ini kita dapat mengetahui bagaimana sifat kita sesungguhnya dan apa saja peruntungan kita dan tentunya termasuk mencari jodoh yang tepat hehehe.<br />
om shanti shanti shanti om<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
UNTUK DOWNLOAD APLIKASI PRIMBON INI SILAHKAN KLIK GAMBAR YANG BERTULISKAN DOWNLOAD DI BAWAH INI.</div>
<a href="http://downloads.ziddu.com/download/24421009/Horoskop2.exe.html" title="Download"><img alt="download[4]" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq-F-HOP6jyUtR1VP8_AfwLpsUWYUcCJ77T-jNVdY2hXXUVCvZsL8j-tQ60mn9S7b3GUzENC2dU2aurWvI5NsjKuEW-Jm1SP_MD_XxE3wHcMJQdjoXUptwqlcuJ7GL_kKr1tgY8NpnWQ6P/s1600/download+oke+2.jpg" height="74" width="216" /></a>ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-40551690947704432182015-03-02T08:05:00.003-08:002015-03-10T03:26:53.194-07:00APLIKASI PDF TO IMAGE<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPG64yrJQnxCoWazyhbfG_F8pYMOgtT0nHHakyQmhfrNAK1LW62lFdHUM6SRanHU_gm4uY2HExabXjqoeYw0qqM6SfPY0IqRHQ68_GrCDOFE9GJX1e6R5_140ZzUXVGEIT8KHU6sW5wbRX/s1600/Capture.PNG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPG64yrJQnxCoWazyhbfG_F8pYMOgtT0nHHakyQmhfrNAK1LW62lFdHUM6SRanHU_gm4uY2HExabXjqoeYw0qqM6SfPY0IqRHQ68_GrCDOFE9GJX1e6R5_140ZzUXVGEIT8KHU6sW5wbRX/s1600/Capture.PNG" height="282" width="320" /></a>Bagi teman- teman yang membutuhkan aplikasi untuk merubah file PDF KE IMAGE silahkan download aplikasi ini.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
CONTOH TAMPILAN 123 PDF to Image</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
UNTUK DOWNLOAD APLIKASI PDF TO IMAGE SILAHKAN KLIK GAMBAR YANG BERTULISKAN DOWNLOAD DI BAWAH INI.</div>
<a href="http://downloads.ziddu.com/download/24420952/123PDFtoImage_1.5.10.exe.html" title="Download"><img alt="download[4]" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq-F-HOP6jyUtR1VP8_AfwLpsUWYUcCJ77T-jNVdY2hXXUVCvZsL8j-tQ60mn9S7b3GUzENC2dU2aurWvI5NsjKuEW-Jm1SP_MD_XxE3wHcMJQdjoXUptwqlcuJ7GL_kKr1tgY8NpnWQ6P/s1600/download+oke+2.jpg" height="74" width="216" /></a>ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-38384472977100469372014-10-13T18:52:00.000-07:002015-03-02T07:35:04.236-08:00Sundarigama<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvvmL6c0mqF5VD95yxfGnzc-rtXHhn33bQBDKqb-naAA_CkrGi8MHCODQgb4PRrnXUrZ4FC1i6_XH0hQZdbZM9PrYXAvmwpQXmg2HnTMsYPoUdgAwb2hrIx99i6I_8tCgbTasuQSIEAsFb/s1600/Sundarigama.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvvmL6c0mqF5VD95yxfGnzc-rtXHhn33bQBDKqb-naAA_CkrGi8MHCODQgb4PRrnXUrZ4FC1i6_XH0hQZdbZM9PrYXAvmwpQXmg2HnTMsYPoUdgAwb2hrIx99i6I_8tCgbTasuQSIEAsFb/s1600/Sundarigama.jpg" height="320" width="222" /></a></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">OM
AWIGNAM ASTU NAMA SIDHYAM</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">1e.
Inilah çundarigama namanya, yang merupakan tatacara yang dibenarkan dalam
melaksanakan ajaran Agama, dari sabda Sang Hyang Suksma Licin ( Hyang Widhi nan
niskala dan Maha suci ), kepada para Rsi semuanya, sebagai pelaksana tatacara
keagamaan diwilayah suatu Negara, dan yang patut dilaksanakan oleh masyarakat
sewilayah bersangkutan semuanya, dengan tujuan agar tentramlah negara dan
pemerintahan, demikian pula sejahteralah rakyatnya, sebab tata cara yang
demikian itu, adalah suci dan sangatlah utama.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">2e.
Maka berkenanlah para Dewata semuanya, menerima puja persembahan suci itu, dan
Brahma, Wisnu dan Içwara, karena telah dipuja oleh para para Resing langit.
Lalu Sang Hyang Çiwa Budha berkenan merestui, betapa sabda Nya, adalah
demikian.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">3e. Wahai anakku
para purohita semuanya, Çiwa dan Budha, dengarlah nasehatku ini olehmu anakku,
bahwa dalam ajaran Agama Çundarigama yang merupakan tuntunan pelaksanaan
pensucian isi dari Wariga Gemet, sebagai kehidupan dunia, wujud dalam memuja
Sang Hyang Widhi, dan menjadi perantara bagi manusia untuk menyelamatkan
dirinya, yang menjadi jalan/tuntunan dalam memohon Rahmat Hyang Widhi yang Maha
Kuasa : Çundarigama ini diturunkan didunia dan diberikan kepada manusia, untuk
mana menyebabkan manusia dapat menikmati kebahagiaan keutamaan, yaitu
keselamatan yang terus menerus di alam tiga ini (bhur, bwah, swah ).<br />
Itulah keutamaan yang amat mulia, bagi manusia, dan itulah yang menyebabkan
langgengnya kesucian bagi negara dan rajanya. Mening, yaitu murnilah
kebahagiaan para Purohita semuanya, dan makmurlah rakyatnya, gairah pula para
pelajar-pelajarnya ; betapakah misalnya adalah sebagai beikut :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">4.e
Pada saat hari yang baik, yakni hari yang disebut sasucen Hyang, yang diikuti
oleh para Dewata semuanya, para Gandarwa-gandarwi, Widyadara-widyadari,
Resinglangit, dan diikuti pula oleh Hyang pitara yang telah disucikan, sehingga
dapat mencapai alam Sorga, demikian pula para pitara yang masih dalam alam
pitara loka kesemuanya itu ikut serta memanfaatkan waktu bersucian, beryoga
semadi untuk keselamatan dunia, karenanya bersenanglah beliau, bersemayam
didunia dan akasa. Maka menjadi sucilah dunia ini, seakan-akan melimpahkan
ketentraman, baik terhadap manusia semuanya, maupun terhadap segala mahluk yang
ditakdirkan didunia. Demikianlah maka manusiapun patutlah ikut serta
melaksanakan cinta kasih seperti yang dilimpahkan oleh Hyang Widhi, berbakti
dengan upacara yang disuguhkan kepada para Bhatara, demikianlah tata caranya.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">5e.
a.Purnama Sasih Kapat Beginilah prihalnya menurut perhitungan masa yaitu pada
masa sasih kapat (oktober), pada saatnya bulan penuh(Purnama) maka beryogalah Bhatara
Paramecwara, Sag Hyang Purusangkara, (setahun untuk Hyang Widhi sebagai
Mahadewa dan Maha Purusa), manunggal dengan Bhatari(mewujudkan wisesa Nya),
diikuti oleh golongan Dewa semuanya, serta golongan widyadara-widyadari dan
Resing langit semuanya sejak dahulu kala. Dalam halnya yang demikian,
sepatutnyalah orang-orang suci (Pandita dan pinandita), melakukan puja stuti
dengan memakai tanda/busana sebagaimana mestinya, dan bersiap-siap melakukan
puja bakti kehadapan Sang Hyang Candra. Demikian pula kepada Hyang Kawitan
mengaturkan bebanten serba suci. Adapun yang dihaturkan kehadapan Hyang Ratih,
(sebutan terhadap Hyang Widhi sebagai Soma), ialah :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Penek
kuning, prayascita luwih, pangreresik, serta daging dalam penek itu, ialah ayam
putih siyungan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Adapun banten yang
di Sor (bawah), ialah :<br />
Segehan agung 1 soroh</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Lain
daripada itu, orang-orang (umat bersangkutan), hendaknya melakukan bhakti
dengan muspa dihadapan Sanggar dan Perhyangan, demikian juga pada
Pelinggih-pelinggih di pedarman, yang menjadi penyungsungnya. Akhirnya pada
malam hari itu usahakanlah melakukan renungan suci, dengan dyana dan samadi.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">b.Tilem Sasih Kapat<br />
selanjutnya pada saat datangnya hari Tilem sasih Kapat, patut melakukan upacara
pemusnah kecemaran-kecemaran diri, yang disebut “Pamugpug raga roga”, dengan
jalan menghaturkan banten wangi di Sanggar Parhyangan, sedangkan yang patut
dihaturkan diatas tempat tidur, ialah sesuatu yang dapat mewujudkan ketenangan
hati. Antara lain; bebanten sesayut Widyadari, yang umum disebut bebanten Dedari,
sebanyak satu soroh, untuk memuja Hyang Widyadara-widyadari.<br />
Adapun tujuan menghaturkan bebanten itu, ialah memohon ketenangan pikiran,
didalam melakukan tugas hidup sehari-hari, khususnya bagi kaum wanita, disebut
kepatibratan. Karena itulah, maka pada tengah malamnya disarankan untuk
melakukan “Monabrata” yakni memusatkan segenap pikiran untuk sesaat dan
mengarahkan kepada Sang Hyang Widhi. Jika hal itu tepat dapat dilakukan, maka
pahalanya akan dapat mensucikan kecemaran diri, yang disebut : “Lukat papa
pataka letuhing sarira”</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">6e a.Bulan mati
pada bulan Maret<br />
Tersebutlah pada saat datangnya casih Kasanga (Maret), yang disebut
“Centramasa”, terutama pada bulan mati (tilem), adalah hari untuk bersucinya
para Dewa semua, bertempat dilautan, guna menikmati inti hakekat air suci
kehidupan abadi (yang bertempat di lautan). Karena itu seyognyalah orang-orang
(umat bersangkutan) semua menghaturkan puja bakti kehadapan raja Dewata, dengan
tata cara sebagai berikut :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Pada
panglong ping 14 sasih ke Sanga, hendaknya melakukan Bhuta Yadnya, bertempat di
perempatan Desa Pakraman (Desa Adat). Adapun tingkatan-tingkatannya, ialah
sekecil-kecilnya dengan cara yang disebut Pancasata (ayam 5 ekor); ditingkatan
menengah, dengan Pancasanak (dasar caru ayam 5 ekor, ditambah itik bulu sikep
sebagai ulu), sedangkan dalam tingkatan utama (besar), ialah tawur Agung
(Pancawalikrama), dan seterusnya dengan memakai Yamaraja. Adapun Bhuta Yadnya
tersebut dipuja oleh Sang Maha Pandita (Pedanda, Rsi, Empu, dsb).</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Untuk karang
paumahan dilakukan upacara pasuguh-suguh, yang berbentuk segehan mancawarna,
banyaknya sembilan tanding, dengan ikannya ayam brumbun yang diolah, petabuh
tuak dan arak. Adapun caru tersebut diupacarakan didengen (dimuka karang
perumahan), yang disuguhi, ialah Sang Butha Raja, Sang Butha kala dan Kalabala
diberi sesuguh dengan sege nasi sasah 108 tanding berisi jejeron mentah, serta
segehan Agung satu tanding. Pada sore harinya sepatutnya tawur itu dilaksanakan
semuanya.<br />
Apabila tawur itu selesai diupacarakan barulah dilakukan Pangrupukan, dan
itulah suatu jalan upacara yang bertujuan dapat mengembalikan Butha kala serta
membatalkan usahanya membuat mara bahaya. Adapun alat yang lain ialah melakukan
obor-obor dengan membawa api prapak, sembur meswi, dengan diantar puja mantra
penolak mara bahaya, mantra penyengker agung, dengan mengelilingi pekarangan
perumahan dan membawa api/obor. Setelah selesai melakukan obor-obor itu, maka
orang-orang (umat) dalam keluarga baik laki-laki maupun perempuan lalu
melakukan upacara abyakala ditengah-tengah pekarangan serta natab sesayut
pamyak kala, lara malaradan, dan prayascita. Hari esoknya, lakukan sipeng amati
geni, dan tidak melakukan pekerjaan jasmani, bahkan berapi-apipun ditiadakan
ditempat pekarangan desa pakraman.<br />
Yang penting diperhatikan, ialah bagi mereka yang mendalami ajaran
brata-semadi, patut melakukan yoga samadi pada hari itu.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">7e. Melelastikan /
Mensucikan Pratima<br />
Demikian pula hendaknya pada bulan panglong ke 13 sebelum Tilem, hendaknya
dilakukan pensucian bagi pratima, yang menjadi lambang dari Sang Hyang Tiga
Wisesa, misalnya : di Pura Puseh, Desa dan Dalem.<br />
Lain pada itu, diikut sertakan pula segala arca-arca yang menjadi simbul
melambangkan Lingga para Dewa-Dewa, yang diperhyangan. Itulah dikeluarkan
semuanya dan disucikan dilautan, serta diiringi oleh orang-orang yang tergabung
dalam Desa Adat/Pakraman, semuanya. Dalam pada itu dilakukanlah “Widhiwidana”,
suguhan, dan ditujukan kepada Sang Hyang Baruna, guna memohon anugrah,
termusnahnya kesengsaraan dunia, dalam segala bentuk penderitaan, dan kecemaran
dunia menjadi musnah, lebur didalam lautan. Setelah selesai itu semuanya
dilakukan, barulah dikembalikan pratima-pratima itu, dan kemudian ditempatkan
(kejejerang) di Bale Agung. Disinilah Pratima-pratima itu diupacarai dan
Bhatara-bhatari disuguhi banten datengan, dan banten-banten lainnya. Kemudian
setelah selesai, barulah pratima-pratima dikembalikan ke Pelinggih
masing-masing.<br />
Apabila hal itu tidak dilakukan demikian dapat menyebabkan kacaunya Desa
Pakraman, dimana akan mendapatkan gangguan yang bermacam-macam cara, dan sang
Adikala memang berhak memangan orang-orang yang tidak melakukan amal
keagamannya masing-masing apa gerangan yang menyebabkan demikian, ialah karena
tidak memperhatikan kebenaran/kewajiban menjadi manusia. Itulah yang
menyebabkan mereka dianiaya. Apabila hal itu terjadi, niscaya menyusahkan Sang
Guru Wisesa, karena hal yang demikian rusaknya kedudukannya sebagai Guru
Wisesa. Adapun kerusakan itu berwujud dalam bentuk mrana yang mengganas dari Bhuta
Kala. Suatu alamat terhisapnya darah (kekuatan hidup) manusia seluruhnya, dan
pencabutan jiwa manusia oleh para abdi Sang Hyang Adikala. Kalau kita bertanya
siapakah yang menyebabkan demikian? Jawabnya, ialah bahwa Bhatara Wisnu (yang
bersifat memelihara), berubah wujud kedewataanya menjadi kala (waktu pemusnah),
Bhatara Brahma (yang bersifat mencipta), akan menciptakan Bhucari desa (mahluk
berbisa), Teluh Tranjana (Penyebab kesedihan manusia), dan Bhatara Içwara
(bersifat menyempurnakan), akan berwujud penyakit yang meraja lela dan
mengerikan. Dan hal yang terakhir inilah yang paling membahayakan, karena dapat
menyebabkan dunia basmi bila kehendaknya.<br />
Demikianlah halnya, hai para pendeta anakku karenanya janganlah alpa terhadap
hal yang demikian, seperti ajaran-ajaran yang kami utarakan. Kalau hal itu
dapat dilaksanakan, maka kembalilah keselamatan dunia, termasuk pula
keselamatan serba mahluk. Dengan demikian, menjadi sempurna dan sucilah wibawa
dunia ini, sejahtera segala yang masih hidup, menjadi suburlah segala
tumbuh-tumbuhan, karena penyebab dari penyakit yang meraja lela itu telah
dilebur kembali dalam lautan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">8. Sasih Waisaka<br />
Tersebutlah pada sasih waisaka ( kedasa bulan April ), Tanggal ping 15 ( hari
purnama Kadasa ), pada waktu itulah hari penghormatan kepada Sang Hyang
çuniamrta ( manifestasi Tuhan dalam sifat menghidupkan ), yang bersemayam di
kahyangan sakti, serta disucikan sejak dahulu kala. Pada saat itulah disebut
purnama Sada ( inti dari purnama-purnama, sasih yang lain ), karenannya patutlah
orang-orang memuja leluhurnya, bertempat di Sanggah kemulan. Kalau di Desa
Pekraman, ialah bertempat Sad Kahyangan Sakti ( Tri Kahyangan untuk Desa
pakraman, dan Dang kahyangan untuk tingkat yang lebih luas.<br />
Adapun upakaranya, ialah tingkat sederhana :<br />
Suci 1, daksina 1, ajuman, dandanan aprangkat 1, ikannya serba suci, canang
wangi-wangi, serta reresik, dan perlengkapannya.<br />
Yang dihaturkan ( palaba ) dibawah, ialah :<br />
Segehan Agung 1, segehan sasah 6, tanding, dan ikannnya bawang jahe, dan Sang
purohita yang patut menjalankan, dengan puja sebagaimana mestinya. Sedangkan
yang patut dilaksanakan oleh Umat pada umumnya ialah :<br />
Upakara /upacara pamrayascita lwih, panyeneng dan teenan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">9. Purnama dan
Tilem :<br />
Dan ada pula hari sesucen terhadap Sang Hyang Rwabhineda, yakni Sang Hyang
surya dan Sang Hyang Ratih, itulah yang jatuh pada hari purnama dan hari tilem.
Kalau hari purnama, Sang Hyang Wulanlah yang beryoga, demikian pula kalau hari
Tilem Sang Hyang Suryalah yang beryoga.<br />
Demikianlah bagi para Sulinggih dan setiap Umat ( yang beragama Hindu ),
patutlah melakukan pensucian diri, dengan menghaturkan wangi-wangi, canang
biasa, yang disuguhkan kepada para Dewa. Dan oleh karena perbuatan itu
dilakukan dalam ciptaan Tuhan, wajarlah bila dilakukan dengan air suci, serta
bunga serba yang harum.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">BAB. II<br />
PAWUKON</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">1. Uku Sinta :<br />
Lain dari pada yang itu, ada juga menurut Pawukon, yakni pada Uku Sinta :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">a. Coma Ribek :<br />
Coma Pon disebut juga Coma Ribek, hari puja wali Sang Hyang Çri Amrta, tempat
bersemayamannya adalah di Lumbung, Pulu, adapun upacara memujanya ialah :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Nyahnyah
geti-geti, gringsing, raka pisang mas, disertai denga bunga serba harum.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Pada
waktu itu, orang-orang tak diperkenankan menumbuk padi, demikian juga menjual
beras, karena kalaupun dilakukan, maka dikutuklah oleh Bhatari Çri, sepatutnya
orang memuja Sang Hyang Tri pramana ( bayu, sabda, idep ), serta membatinkan
inti sari ajaran Agama ; karenanya pada hari itu, tidak diperkenankan tidur
pada siang hari.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">b. Sabuh Mas :<br />
Pada Hari Anggara Wage, disebutlah sabuh mas, suatu hari yang disucikan untuk
memuja Bhatara Mahadewa, dengan jalan melakukan upacara Agama, terhadap harta
benda kakayaan, yaitu :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Manik dan segala
manikam ; adapun upakara :<br />
Suci, daksina, peras penyeneng, sesayut yang disebut Amrta sari, canang lenga
wangi, burat wangi dan reresik.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Tempat
melakukan upacara itu, ialah dibalai piyasan ( dan yang semacam itu). Bagi
orang-orang , patutlah melakukan pembersihan diri dan janganlah takabur
terhadap kesenangan yang bersifat kebendaan belaka, melainkan ratna mutu
manikam yang ada dalam diri pun ( jiwa ), perlu dimuliakan. Demikianlah,
setelah selesai menyuguhkan kepada Bhatara-Bhatari bebanten sesayut itu,
patutlah diayap untuk diri kita.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">c. Pager Wesi :<br />
Pada hari Buda Kliwon ( Sinta ), disebutlah Pager Wesi, saat Sang Hyang
Pramesti guru ( Çiwa ) dan diikuti oleh Dewata Nawasanga, yang bertujuan untuk
menyelamatkan jiwa segala makhluk hidup yang ditakdirkanNya dialam ini semuanya
; karenanya patutlah para sulinggih memuja cipataan Bhatara Prameswara :
Upakara nya, ialah :<br />
Daksina, suci 1, peras panyeneng, sesayut, pancalingga, penek ajuman, serta
raka-raka, wangi-wangi, dan perlengkapannya, yang dihaturkan (disuguhkan) di
Sanggah kemulan. Adapun bebanten bagi orang-orang ialah :<br />
Sesayut pageh hurip 1, serta prayascita, setelah tengah malam, dilakukan yoga
samadi (renungan suci). Dan ada pula sesuguh kepada Panca mahabuta (lima unsur
alam) yaitu :<br />
Segehan berwarna, sesuai dengan neptu kelima arah, dan diselenggarakan di natar
sanggah, dan disertai dengan segehan agung 1, (sebuah).</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">2. Tumpek Landep :<br />
Juga pada wara Landep, yaitu hari Caniscara Kliwon, adalah puja wali Bhatara
Çiwa, dan hari saat beryoganya Sang Hyang Pasupati Adapun untuk pujawali
Bhatara Çiwa, ialah :<br />
Tumpeng putih kuning satu pasang, ikannya ayam sebulu, grih terasi merah,
pinang dan sirih, dan banten itu dihaturkan di Sanggah.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Adapun yoganya Sang
Hyang Pasupati (Hyang Widhi dalam wujud Raja Alam semesta), ialah :<br />
Sesayut jayeng perang, sesayut kusumayudha, suci, daksina peras, canang wangi-wangi,
untuk memuja bertuahnya persenjataan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Demikian juga
menurut ajaran, dalam hubungannya dengan manusia ialah hal itu untuk menjadikan
tajamnya pikiran ; karena hal yang demikian patut dilaksanakan dengan puja
mantra sakti pasupati.<br />
……………………..</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">3. Wuku Ukir :<br />
Wuku Ukir, yakni pada Redite Umanis, adalah hari untuk melakukan pujaan kepada
Bhatara Guru, adapun upakara bebantennya, ialah :<br />
Pengambean, 1, sedah ingapon 25 ( sirih dikapuri ), kwangen 8 buah, bebanten
mana semuanya itu dihaturkan si sanggar kemulan, namun dapat juga ditambahkan
dengan pelaksanaan upakara sedemikian rupa menurut kemampuan ; demikianlah
patutnya orang, dalam memuja Bhatara Guru, yang dipuja di sanggar kemulan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">4. Kulantir :<br />
Uku Kulantir, yakni pada Anggara Keliwon adalah hari unuk memuja Bhatara
mahadewa ; dengan Upakara serba berwarna kuning yakni :<br />
Punjung kuning satu pangkon, ikannya ayam putih siungan di betutu, sedah woh
(sirih dan pinag), yang berisi kapur, dan bebanten-bebanten itu dihaturkan
disanggar.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">5. Uku Wariga :<br />
Uku wariga, yakni hari Saniscara keliwon, disebutlah hari Panguduh, suatu hari
untuk memuja kepada Sang Hyang sangkara, sebab beliaulah yang menyebabkan
menjadinya segala tumbuh-tumbuhan termasuk kayu-kayuan. Adapun upakaranya ialah
:<br />
Peras, tulung, sesayut, tumpeng bubur dan tumpeng Agung dengan ikan babi, atau
itik diguling. Baik pula disertai dengan raka-raka, penyeneng, tetebus, dan
sesayut cakragni. Adapun bebanten tersebut diatas, ialah mendoakan semoga atas
rahmat Hyang Widhi maka segala tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh subur
bersusun-susun dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia dalam
menentramkan hati, serta sejahteranya hubungan lahir bathin.<br />
6. Warigadian :<br />
Pada wuku warigadian, yakni pada hari coma pon, ialah hari untuk penghormatan
kepada Bhatara Brahma, dengan mempergunakan bebanten sbb :<br />
Sedah woh selengkapnya, dan menurut kemampuan, banten mana dihaturkan di
Paibon, serta menghaturkan bunga harum, sebagai biasanya dilakukan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">7. Sungsang :<br />
Uku Sungsang, yakni pada hari Wraspati wage, disebutlah hari Pararebon. Juga
disebut hari Sugihan Jawa. Adapun hari tersebut, ialah untuk melaksanakan
prayascita ( pensucian ), para Bhatara-Bhatara semuanya, yang disemayamkan di
Prahyangan . Maka pada hari itu, dilakukanlah upacara pensucian Bhatara-Bhatara,
kemudian dari pada itu dilanjutkan dengan upacara menghaturkan puspa harum.
Lain dari pada itu, bagi orang yang membathinkan inti hakekat samadhi
(meditasi), maka seyogyanyalah melaksanakan Yoga (renungan suci), sedangkan
bagi para wiku (pedanda, Rsi, Empu, dsb), seyogyanya pula melakukan puja stuti,
sebab pada hari itu para Bhatara turun kedunia disertai para Dewa pitara, untuk
menikmati upacara pesucian, berlangsung sampai pada hari itu galungan. Oleh
karena itu orang-ornag hendaknya melaksanakan upacara agama, dengan natab
banten sesayut dan banten tutuan, yakni banten yang bersimbul penarik
kebahagiaan lahir bathin, demikian patut dilaksanakan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">8. Dungulan :<br />
a. Uku Dungulan, yakni pada hari Redite paing, disebutkan bahwa Sang Hyang Tiga
Wisesa turun kedunia, dalam wujud kala, dan disebut Sang Bhuta Galungan, yang
ingin memakan san minum didunia ini, oleh karena itu, orang-orang suci,
demikian pula para sujana (bijaksana), hendaknya waspada serta mengekang /
membatasi dirinya kemudian memusatkan pikirannya kearah kesucian, agar tiada
kemasukan oleh sifat-sifat yang membahayakan dari pengaruh-pengaruh Sang Bhuta
Galungan, dan hal yang demikian, disebutlah hari penyekeban.<br />
b. Pada hari coma pon, adalah hari untuk melakukan yoga samadhi, dengan
memusatkan pikiran untuk menunggalnya dengan para Bhatara-Bhatara. Itulah
sebabnya, mengapa pada hari itu disebut :<br />
Penyajaan oleh dunia ( Hindu ).</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">c. Pada hari
Anggara Wage, disebutlah hari penampahan, Pada hari itulah waktunya Sang Bhuta
Galungan memangan. Oleh karena itu, patutlah dilakukan penyelenggaraan hidangan
oleh desa Adat, dengan korban caru kepada Bhuta –Bhuta, bertempat diperempatan
Desa adat, adapun korban yang diberikan kepada Bhuta-Bhuta, bentuknya
bermacam-macam, yakni dari bentuk yang sederhana, sedang, dan besar. Dan yang
patut memuja, ialah para Sulinggih , unuk memohonkan kepada Hyang . Yang
dimaksud Sulinggih, yakni : Pedanda Cwa Budha, karena beliaulah yang mempunyai
wewenang dalam hal ini. (termasuk juga dalam golongan Sulinggih, yakni Pemangku).<br />
Lain dari pada itu, segala senjata perang, patutlah semuanya itu diupacarai,
dengan upacara pensucian oleh para Sulinggih. Tambahan pula bagi orang-orang
kebanyakan ( Umat Hindu bersangkutan ), upacara-upacara tsb, bermanfaat untuk
mendapat pahala kekuatan utama dalam perjuangan hidup yang patut disuguhkan di
masing-masing pekarangan rumah ialah :<br />
Segehan warna, 3. ditaburkan menurut neptu, yakni : putih, 5. hitam, 4. bang,
9. ikannya olahan babi, tetabuhan, disertai segehan Agung, 1. Adapun tempat
melakukan caru, ialah di natah pekarangan rumah, di sanggah, dan dimuka
pekarangan rumah, yang dihayat pada waktu menjalankan caru itu, ialah Sang
Bhuta Galungan. Sedang yang patut dihayapkan oleh anggota keluarga, ialah
banten pabyakala, prayascita, dan sesayut, untuk mendapat kesuksesan dalam
perjuangan hidup, sekala niskala (lahir-batin).</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">d. Disebut Buda
keliwon galungan, keterangannya, ialah, bahwa untuk memusatkan pikiran yang
suci bersih, disertai dengan menghaturkan upacara persembahan kepada para
Dewa-Dewa, di Sanggar parhyangan, tempat tidur, pekarangan, lumbung, dapur,
dimuka karang perumahan, tugu, tumbal, pangulun Setra, pangulun Desa, pangulun
sawah, hutan munduk, lautan, sampai pada perlengkapan rumah, semuanya itu
diadakan persajian, dengan suguhan yang dilakukan di sanggar parhyangan,
menurut besar kecilnya sbb :<br />
Tumpeng payas, wangi-wangi, sesucen (pembersihan ), itulah yang disuguhkan di
Sanggar. Adapun banten dibalai-balai, ialah : tumpeng pengambean, jerimpen,
pajegan, sodaan, dan perlengkapannya. Sedangkan ikannya, ilah jejatah babi,
serta asap dupa harum. Setelah selesai itu semuanya diupacarakan, maka
biarkanlah semalam, banten itu semuanya jejerang, sampai besoknya pagi-pagi.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">9. Kuningna :<br />
a. Pada redite wage, disebut pemaridan guru, pada hakekatnya ialah saat
kembalinya para Dewata-Dewata semuanya, menuju kahyangan, jelasnya, bahwa para
Dewata-Dewata pergi, dengan meninggalkan kesejahteraan panjang umur. Maka
upacaranya :<br />
ialah :<br />
Menghaturkan ketipat banjotan, canang raka-raka, wangi-wangi, serta menikmati
tirtha pebersihan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">b.
Pada coma keliwon, disebutlah Pamacekan Agung. Pada sore harinya, patut
melakukan segehan Agung dimuka halaman karang perumahan, dan memakai sambleh
ayam semalulung yang disuguhkan kepada sang Bhuta Galungan dan para abdinya
agar pergi.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">c. Buda paing
kuningan ialah hari pemujaan Bhatara Wisnu, maka upacaranya ialah:<br />
Sirih dikapuri, putih, hijau, dan pinang, 26, disertai tumpeng hitam serta
runtutannya. Menurut kemampuan, dan dihaturkan kepada Bhatara di paibon, dan
disertai pula bunga-bunga harum sebagaimana mestinya.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">d. Pada hari
saniscara kliwon kuningan, turunlah lagi para Dewata sekalian, serta sang dewa
pitara (leluhur) untuk melakukan pensucian, lalu menikmati upacara bebanten,
yakni :<br />
Sege dan selanggi, tebog, serta raka-raka selengkapnya, pebersihan, canang
wangi-wangi dan runtutannya, dan menggantungkan sawen tamiang dan gegantungan
caniga, sampai pada tempat / kandang segala binatang ternak. Janganlah
menghaturkan bebanten setelah lewat tengah hari, melainkan seyogyanyalah pada
hari masih pagi-pagi, sebab kalau pada tengah hari, Dewa-Dewa telah kembali ke
sorga.<br />
Lain dari pada itu, yang patut dipakai mendoakan manusia :<br />
Sesayut prayascita luwih, yaitu segejenar, ikannya itik putih, panyeneng,
tetebus, yang gunanya untuk mohon kesucian pikiran, yang suci bersih, dan tidak
putus-putusnya melakukan semadhi, juga diletakkan pasegehan di natar, yakni
segehan Agung, 1.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">10. Pahang :<br />
Pada Hari Buda keliwon, disebut pegatwakan dan penjelasannya adalah, bahwa pada
hari itu titik selesainya memusatkan renungan ngekeb pikiran bersemadhi, dalam
hubungannya, bahwa sang wiku dan para orang-orang sekalian patut membathinkan
renungan suci, mempersatukan ciptannya untuk mendapatkan kesadaran, dari mana
asalnya kita pada mulanya, renungn mana disertai dengan upakara serba suci :<br />
Wangi-wangi dan sesayut dirghayusa, dihaturkan kehadapan Hyang widhi Tunggal,
upakara mana dilengkapi dengan penyeneng dan tetebus.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">11. Merakih :<br />
Sukra Umanis, adalah hari pemujaan Bhatara Rambut Sedana, dan beliau juga
disebut Sang Hyang Rambut Kaphala, adapun upacara bebantennya :<br />
Suci, daksina, pras, penek, ajuman, sodha putih kuning, dihaturkan kepada Sang
Hyang rambut Sedana, keterangannya, ialah memuja melalui pralingga beliau, yang
berujud perak, mas, wang, namun ditujukan kepada Sang Hyang Kamajaya
(manifestasi Hyang Widhi yang memberi kenikmatan hidup).</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">12. Uye :<br />
Uku Uye, yakni pada hari Saniscara keliwon, disebut Tumpek Kandang, hari
pelaksanaan upacara kepada binatang-binatang, seperti binatang sembelihan /
ternak, kalau untuk sapi, kerbau, gajah, dan sebagainya, upacara yang
diberikan, adalah sebagai berikut :<br />
Tumpeng, tebasan, paresikan, panyeneng, dan jerimpen.<br />
Kalau unuk bawi :<br />
Tumpeng, penyeneng, canang raka, -<br />
Kalau untuk bawi betina :<br />
Ketipat bekok, belayag bersama dengan segaaon.<br />
Kalau untuk sebangsa burung, ayam, itik, angsa, kwir, perkutut, dan sebangsanya
:<br />
Ketipat sesuai dengan bentuknya, kalau untuk burung, ketipat paksi, kalau untuk
ayam ; ketipat ayam, disertai dengan panyeneng, tetebus dan bunga-bungaan.<br />
Keterangannya, ialah bahwa upacara itu, seperti mengupacarai manusia, dengan
mengambil bentuk utamanya pada binatang, seperti burung, ikan, karena badan
itulah umpama binatang, sedangkan jiwanya adalah Sang Hyang Rareangon ( Çiwa ).</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">13. Wayang :<br />
Secara keseluruhan pada hari itu, adalah saat bertemunya Sang Wayang dengan
Sang Sinta. Disebutlah bahwa wuku itu cemar, sehingga tidak dibenarkan kalau
melakukan pensucian, berhias-hias, demikian juga bersisir, terutama pada hari
Sukranya, karena berakibat ternodanya nilai diri.<br />
a. Pada hari Sukra Wage, dinamai hari kala paksa, ( Ala paksa), yakni waktu
karogan namanya. Oleh karena itu orang-orang sewajarnyalah melakukan
pembatasan, (secara simbolis), dengan menggoreskan kapur, tepat pada dadanya
(tapak dara). Dan mesesuwuk (menempatkan suatu tanda) dengan daun pandan
berduri, bertempat dibawah dipan tempat tidur, (juga diruangan pintu). Pada
esok paginya, semua sesuwuk pandan tsb, dikumpulkan dan bertempat pada sebuha
nyiru ( sidi ), disertai segehan lalu buanglah didengen, yakni dimuka halaman
keluar pekarangan. Dalam pada itu, perlu disertai ucapan dalam pembuangannya
dengan sesapa yang bermaksud membuang kecemaran-kecemaran.<br />
b. Menjelang hari Saniscara keliwon, adalah hari pemujaan pada Dewa Iswara,
dengan prantara mengupacarai segala kesenian (baik yang bersifat sakral,maupun
yang bersifat propan), yaitu : gong, gender, dan segala unen-unen lainnya.
Adapaun bebanten untuk itu, ialah :<br />
Suci, pras, ajengan, ikannya itik putih, sedah woh. Canang raka, dan pasucen
selengkapnya.<br />
Sedangkan widhiwidhana untuk manusia yang diibaratkan sebagai wayangnya Hyang
Suksma, perlu diadakan pangastiti terhadap diri pribadinya, yakni :<br />
Sesayut tumpeng Agung, 1, dan penyeneng.<br />
Sebab badan kita itu, juga ibarat wayang, dan Sang Hyang Iswara ibarat dalang.
Adapun pelaksanaannya, itulah ibarat gerak gerik dalam lakonnya. Jadi tidaklah
berkenan ia dijadikan pengantar yadnya (apabila) tiada dilakukan pemujaan. Maka
janganlah hendaknya orang tidak mau melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Iswara
atau Sang Hyang Triwiradnyana (yang menjadi sumber gerak, kata-kata, dan
pikiran). Jika dilanggar nerakalah jiwanya.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">14. Watugunung :<br />
Saniscara Umanis, adalah hari pujawali Bhatara Saraswati adapun upacaranya :<br />
Suci, peras, daksina palinggih, kembang payas, kembang cane dan kembang biasa,
sesayut saraswati, prangkatan )rantasan) putih kuning, serta raka-raka tidak
terkecuali dengan runtutannya, Sang Hyang pustaka (Lontar-lontar keagamaan),
tempat menuliskan Aksara, itulah yang patut diatur yang sebaik-baiknya, dipuja,
dan diupacarai dengan puspa wangi : inilah yang disebut memuja Sang Hyang Bayu
(gerak, kata-kata dan pikiran).<br />
Pada umumnya waktu keadaan yang demikian (dalam memuja dengan bebanten), tidak
wajar menulis surat, tak wajar membaca buku-buku weda, dan kidung kekawin,
melakukan kewajarannya ialah melakukan yoga.<br />
Komentar :<br />
Saat melakukan yoga samadhi, bayu, sabda idep dipusatkan semuanya secara
meditasi, maka itu tidak melakukan bacaan-bacaan/menulis. Setelah saat-saat
tsb, dalam rangka merayakan memeriahkan, pada nantinya tidak merupakan halangan
mengadakan pembacaan-pembacaan dengan tujuan yang baik, antara lain memperdalam
dan menghayati intisarinya.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">15. SINTA<br />
Pada hari Redite paing pagi-pagi, disebut Banyupinaruh, saat melakukan
penyucian , yakni membersihkan diri kebeji (permandian), kemudian mensucikan
diri dengan mempercikan air kumkuman. Kemudian lanjutkan dengan menghaturkan
lelabaan pada Bhatara-Bhatara di Sanggar masing-masing yaitu:<br />
Sege/punjung pradnyan jenar (gading), dan jejamu serba harum, yang dihayap oleh
masing-masing.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">16. PANCAWARA
KLIWON<br />
Dan pada hari Pancawara, yakni setiap datangnya hari Kliwon, adalah saat
beryoganya Bhatara Çiwa, sepatutnya pada saat yang demikian, melakukan
pensucian dengan menghaturkan wangi-wangi bertempat di Merajan, dan diatas
tempat tidur, sedangkan yang patut disuguhkan dihalaman rumah, halaman Merajan
dan pintu keluar masuk pekarangan rumah, ialah segehan kepel dua kepel menjadi
satu tanding, dan setiap tempat tersebut diatas, disuguhkan tiga tanding yakni
:<br />
a. dihalaman Sanggar, kepada Sang Bhuta Bhucari<br />
b. di Dengen, kepada Sang Durgha Bhucari<br />
c. untuk dihalaman rumah, kepada Sang Kala Bhucari<br />
adapun maksud memberikan laba setiap hari Kliwon, ialah untuk menjaga, agar
pekarangan serta keluarga semuanya mendapat perlindungan dan menjadi sempurna.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">17. BYAHTARA KLIWON
:<br />
Lain lagi, pada hari Kajeng Kliwon, pelaksanaan Widhi Widhananya, seperti
halnya pada hari kliwon juga, hanya tambahannnya dengan segehan warna limang
tanding. Yang disuguhkan pada samping kori sebelah atasnya, ialah :<br />
Canang wangi-wangi, burat wangi, canang yasa, dna yang dipuja ialah Hyang
Durghadewi.<br />
Yang disuguhkan dibawahnya (segehan seperti tersebut diatas), untuk Sang Dhurga
Bhucari, Kala Bhucari, Bhuta Bhucari, yang maksudnya berkenan memberikan
keselamatan kepada penghuni rumah. Sebab kalau tidak dilakukan demikian, maka
Sang Kala Tiga Bhucari akan memohon lelugrahan kepada Bhatara Durgha Dewi,
untuk merusak penghuni rumah, dengan jalan mengadakan gering/penyakit dan
mengundang para blek megik (pengiwa-pengiwa), segala merana-merana, mengadakan
pemalsuan-pemalsuan, yang merajalela dirumah-rumah, yang mana mengakibatkan
perginya para Dewata semuanya, dan akan memberi kesempatan para penghuni rumah
disantap oleh Sang Hyang Kala ber-sama-sama dengan abdi Bhatara Durgha.
Demikianlah maka sadarlah, dan jangan menentang pada petunjuk kami.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">18. SAPTAWARA +
PANCAWARA<br />
Adalah lain lagi, harapan kami kepada anda sekalian, maka perhatikanlah, Sahdan
pada hari Anggara Kasih, keterangannya, adalah suatu saat untuk mewujudkan
cinta kasih terhadap dirinya. Maka pada hari tersebut, sepatutnyalah untuk
peleburan bencana, dan meraut dari diri segala kecemaran, terutama kecemaran
pikiran yang melekat pada diri. Caranya, ialah dengan jalan renungan suci.
Sebab dalam keadaan yang demikian, saat Hyang Ludra melakukan yoga, yang
bertujuan memusnahkan kecemaran dunia. Maka pelaksanaan widiwidananya, ialah
menghaturkan wangi-wangi, dupa astangi, dan lanjut matirtha pembersihan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">19. BUDHA KLIWON<br />
Buda Klion, saat Pensucian Sang Hyang, yakni ngastuti Hyang Nirmala, Jati dan
Widhiwidananya :<br />
Canang yasa, dan wnagi-wangi, menghaturkan kembang payas pada atas tempat
tidur, dan di sanggar.<br />
Tata pelaksanaan itu, dengan memuja untuk keselamatan Trimandala, yakni : yang
pertamanya ialah keselamatan badan sendiri, yang kedua ialah sanak keluarga
seketurunan dan yang ketiga, ialah keselamatan Negara.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">20. BUDHA WAGE<br />
Budha Wage, Budha cemeng namanya, keterangannya ialah, mewujudkan inti hakekat
kesucian pailiran, yakni putusnya sifat-sifat kenafsuan, itulah yoga dari
Bhatari dari Manik galih, dengan jalan menurunkan Sang Hyang Omkara amrta (
inti hakekat kehidupan ), diluar ruang lingkup dunia skala.<br />
Maka patut melakukakan widhiwidana dengan :<br />
Wangi-wangi, memuja disanggar dan diatas tempat tidur serta menghaturkan kepada
Sang Hyang Çri, lalu melakukan renungan suci pada malam harinya.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">21. SANISCARA
KLIWON :<br />
Hari Saniscara Kliwon, disebutkan hari puncak rahmat yang diberikan kepada
manusia, karenanya janganlah lupa memuja Sang Hyang maha Wisesa (Tuhan Yang
Maha Esa), janganlah menjauhkan diri, terlebih-lebih janganlah memisahkan diri,
sebab hari itu adalah turunnya sukreta dari Sang Hyang Anta Wisesa (Tuhan Yang
dalam manifestasinya memberikan rahmat kehidupan terus menerus ) kepada dunia
semuanya. Adapun cara memujanya, adalah sebagai biasa, yakni :<br />
Pada malam hari, tidak pantas mengambil kerja (jasmaniah), melainkan berdiam
dirilah, sambil mengheningkan cipta sesuci-sucinya, dan memusatkan perhatian
kepada Sang Hyang Dharma, serta kesadaran jiwa menyeluruh, teringat adanya.<br />
Janganlah orang yang telah menyadari falsafah ini tidak meyakini dan
sampai-sampai menentang kebenaran ini, sebab menyebabkan tidak mencapai
keselamatan dalam segala tindakannya. Mengapa demikian, ialah karena orang
demikian, tidak melakukan kebenaran, sehingga dapat disamakan dengan binatang,
hanya perbedaannya ( pada orang demikian ), memakan nasi, kalau orang-orang
suci ( wiku ), tidak menuruti keyakinan itu, maka bukanlah wiku, sebagai titisan
Sang Hyang Dharma.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">22. CANDRA GRAHANA
:<br />
Disebutkan lagi, yakni pada saat datangnya bulan gerhana, cahaya bulan diterkam
oleh Rawu, demikianlah ceritanya, karenanya disebutkan prawesa ( tenggelam )
karena bertemunya Sanghyang Surya. Dalam keadaan yang demikian, sepatutnyalah
para rohaniawan semuanya melakukan pujaan seperlunya, yakni upacara bulan
kepaangan, dengan maksud kesempurnaan kembali Sang Hyang Wulan, serta
bebantennya :<br />
Canang wangi-wangi dan raka-raka, dan bubur biaung serta penek putih kuning
secukupnya dan puspa wangi.<br />
Penjelasan pelaksanannya sbb :<br />
Diluar orang-orang yang membathinkan kesucian, melakukan renugan suci dengan
membacakan isi buku-buku keagamaan dan ceritra-ceritra suci, lain dari pada
itu, bertempat di halaman rumah, patut dilakukan pujaan kepada Sang Hyang Surya
Candra. Setelah itu sebulan lamanya, akibat terlibatnya Sang Hyang candra, maka
tidak diberikan kepada mereka melakukan kerja agama angayu-ayu memuja para
Dewa, Bhuta, Pitara, singkatnya segala karya tak boleh.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">23. SURYA GRAHANA :<br />
Pada waktu Surya Graha keterangannnya ialah Sang Hyang Surya berwujud mrtha,
karenanya dipangan oleh Sang Kala Rawu, Oleh karenanya, Hyang Paramawisesa
melibatkan dunia terkena pengaruh kecemaran, setahun lamanya tidak
diperkenankan melakukan segala yadnya angayu-ayu.<br />
Adapun tata cara pelaksanaannya sama juga dengan pelaksanaan Candra Graha.
Demikianlah.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">24. PURNAMA KAPAT :<br />
Inilah lagi suatu ucapan dari Çundarigama, yang boleh dipakai oleh Catur Warna,
yakni : Brahma, Ksatrya, Wesya, Sudra supaya dapat mencapai keselamatan seluruh
kawitannya seperti sedia kala, sebagai berikut :<br />
Pada waktu Purnama kapat, itulah saat beryoganya Sang Hyang Çiwa, dan para
Dewata semuanya. Maka para pendeta patut melakukan pamujaan memasang / memakai
busana kependitaan sebagai mana msetinya, serta melakukan tata cara Candra
Sewana, demikian pula melakukan sembahyang dengan menghaturkan Tarpana
kehadapan Kawitan, bebantennya :<br />
Canang genten, lenge wangi, burat wangi, dan pebersihan sedapat-dapatnya.<br />
Adapun kehadapan Sang Hyang Wulan, menghaturkan :<br />
Tumpeng kuning, ikannya ayam putih siungan, dan prayascita lwih, lengkap dengan
pebersihan.<br />
Sedangkan para pelindung (pamong-pamong ), serta para cendakiawan semuanya,
pada malam harinya, patutlah memohon kehadapan Hyang Widhi, untuk mana kita
dianugrahi keselamatan, kepada Ratu Dalem, patut melakukan sembahan :<br />
Canang lenge wangi dan canang genten.<br />
Kepada Bhatara kawitan di Sanggar, menghaturkan bebanten sedapat-dapatnya,
demikian juga diatas tempat tidur, yakni :<br />
Banten dedari satu dulang, yang bertujuan untuk melebur segala kecemaran
–kecemaran dan halangan-halangan pada diri.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">25. TILEM KEWULU.<br />
Pada Sasih Kewulu itulah dunia disebut kemasukan Bhuta Kala, karenanya orang
yang melaksanakan Agama semuanya patut bersucikan pikiran, supaya dunia tidak
kekosongan. Ketika tilem Kewulu itu, umat Agama (Hindu) semuanya memuja Sang
Hyang, dengan bebanten :<br />
Sesayut ketipat sirikan, menurut neptu hari, ikannya palem udang, sayur talas,
daun cabai bun, dun gamongan, daun kencur, kacang ijo, semuanya diurab, serta
daun / putik daun dap-dap, (delundung) juga menurut neptu hari, sambal gente,
untu-untu juga disertai jagung, talas, tebu, semuanya direbus, raka-raka,
woh-wohan, buni, sentul, salak, serta tetebus tadah pawitra.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">BAB.
III</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">RANGKUMAN.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: 13.5pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">Untuk
memudahkan melihat hari-hari yang patut untuk melaksanakan Widhi Widhana
sebagaimana yang diutarakan, dibawah ini dibuat rangkuman sesingkat mungkin
sbb, :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">1. PURNAMA KAPAT :<br />
BEBANTEN 2<br />
a). Kepada Bhatara kawitan : Tarpana sarwa pawitan.<br />
b). Kepada Sang Hyang Wulan, dipelinggih di Sanggar :<br />
penek kuning, ikannya ayam putih siungan, prayascita lwih, reresik.<br />
c). Kepada Bhuta Kala, dinatar Sanggar, segehan agung sebuah.<br />
d). Malam harinya melakukan renungan suci.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">2. TILEM KAPAT :<br />
Mugpug/memusnahkan kecemaran-kecemaran diri.<br />
BEBANTEN 2<br />
a). Kepada bhatara di parhyangan : wangi-wangi dan runtutannya.<br />
b). Diatas tempat tidur kepada Hyang Widyadari : wangi-wangi dan sesayut
widyadari.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">3. PRAWANINING
TILEM KEPITU PANAKLUK MRANA :<br />
BEBANTEN 2.<br />
a). Di tepi laut dan semacam itu :</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">4. TILEM KAWULU
RESI GANA :<br />
a). Di parhyangan wangi-wangi sesayut ketipat sirikan, ikannya palem udang,
menurut neptu hari, sayur-sayuran dan buah-buahan, serta tetebus tadah pawitra.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">5. SASIH KESANGA
SESUCEN DEWATA KABEH :<br />
A. Panglong ping 13 Melasti.<br />
a). Kepada Hyang Baruna ditepi laut (dan semacamnya) : sodaan, rarapan,
pasucian selengkapnya, dan samleh ayam hitam.<br />
b). Pratima ditempatkan dipahyasan (bale agung) laksanakan banten datengan dan
runtutannya.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">B. Panglong ping 14
Ambhuta Yadnya.<br />
a). Untuk rumah tangga, pekarangan, segehan manca warna 9 tanding, ikannya ayam
brumbun yang diolah.<br />
Segehan Agung sebuah, dan segehan sasah 108 tanding.<br />
Tempat upacara, dimuka pintu pekarangan keluar masuk rumah. Yang dihayat :
Bhuta raja, kala raja, bhuta Kala, Kala Bala. Senja hari mgerupuk, serana
semburkan meswi dan obor.<br />
b). untuk penghuni keluarga.<br />
Sesayut pamyakala, sesayut lara malaradan, prayascita.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">C. TILEM KESANGA.<br />
Anyepi. Amati geni, renungan suci.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">6. PURNAMA KEDASA :<br />
Pujawali Hyang Sunia Amerta.<br />
BEBANTEN 2.<br />
a). Di Parhyangan.<br />
Suci 1, daksina 1, ajuman adandanan, rayunan aparangkat 1, ikannya serba suci,
wangi-wangi, reresik.<br />
b). Dinatar / sor.<br />
Segehan Agung 1, segehan sasah 6, ikannya bawang jahe.<br />
c). Untuk manusia.<br />
Prayascita lwih, panyeneng teenan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">7. SETIAP HARI
TILEM HYANG SURYA BERYOGA/SETIAP HARI PURNAMA,<br />
SANG HYANG CANDRA BERYOGA.<br />
BEBANTEN 2.<br />
a). Di Parhyangan.<br />
Wangi-wangi, canang biasa.<br />
b). untuk diri, mohon serta pensucian.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">8. UKU SINTA.<br />
A. COMA RIBEK. Sesucen Hyang Çriamrta.<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a). Di Pulu, lumbung, dsb.<br />
Nyah-nyah, geti-geti, grinsing, raka pisang mas, wangi-wangi.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">13. SABUH MAS
(SELASA), sesucen Hyang Mahadewa.<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Untuk harta benda dsb. : Suci 1, daksina 1, peras penyeneng, sesayut sari,
canang lenga wangi, burat wangi, reresik.<br />
b) Tempat di Piasan, setelah selesai menghayat, lalu diri masing-masing mohon
tirtha.<br />
C. PAGERWESI (BUDHA KLIWON) YOGAN HYANG PRAMESTI GURU<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Di Sanggah Kemulan : daksina, suci, pras, penyeneng, sesayut, pancalingga,
penek ajunan, rake-rake, wangi-wangi.<br />
b) Untuk diri : sesayut pageh urip, prayascita, dan pada malam harinya
melakukan renungan suci<br />
c) Untuk panca Bhuta : segehan warna, anut uripin panca desa, (lima arah)
tempatnya di natar Sanggah, ditambah sebuah segehan Agung.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">9. UKUN LANDEP
SANISCARA KLIWON<br />
Pujawali Bhatara Çiwa dan yoga dari Hyang Pasupati<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Kepada Hyang Çiwa : tumpeng putih kuning adandanan, ikannnya menurut
kemampuan, grih trasi bang, sedan woh 28, tempatnya di Sanggar.<br />
b) Kepada Hyang Pasupati : sesayut jayeng prang, sesayut kesuma yuda, suci,
daksina, pras, canang wangi-wangi, reresik dihayatkan kepada senjata-senjata
tajam, dan memuja Hyang Pasupati.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">10. UKIR REDITE
UMANIS<br />
Pujawali Bhatara Guru<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Kepada Bhatara Guru, pengambean, sedah ingapon 25, kwangen 8, tempatnya di
Sanggah Kemulan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">11. KULANTIR ANGARA
KASIH<br />
Pujawali Bhatara Mahadewa<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Kepada Bhatara Mahadewa : segehan kuning sepangkon, ikannya ayam putih
siungan betutu, sedah woh 22, ingapon. Tempat di Sanggar.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">12. WARIGA
SANISCARA KLIWON<br />
Pujawali Sang Hyang Sangkara<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Diayatkan untuk tumbuh-tumbuhan, pras, tulung, sesayut, tumpeng bubur,
tumpeng agung, ikannya guling babi, (boleh itik), raka-raka, penyeneng,
tetebus, sesayut cakragni.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">13. WARIGADEAN COMA
PAING<br />
Pujawali Bhatara Brahma<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Untuk Hyang di Sanggar : sedah woh, selengkapnya, puspa wangi dan
runtutannya. Tempat di Paibon.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">14. SUNGSUNG
WRASPATI WAGE<br />
Patirtan Bhatara di Sanggah<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Kepada Bhatara-bhatara di Sanggar<br />
Banten rerebon jangkep, reresik, wangi-wangi<br />
b) Untuk keluarga : sesayut 1, dan tutwan<br />
c) Bagi rohaniawan : malamnya mengadakan renungan suci</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">15. DUNGULAN<br />
Pujawali Hyang Tiga Wisesa<br />
BEBANTEN-BEBANTEN<br />
a) Redite Paing : pangekeban, melakukan renungan suci<br />
b) Coma pon : Penyajaan, melakukan renungan suci.<br />
c) Anggara Wage : Penempahan caru dirumah tangga.<br />
Dinatar = segehan warna tiga, berjejer, ikannya olah-olahan, segehan Agung 1,<br />
Dinatar sanggar = segehan warna tiga, berjejer, ikannya olah-olahan, yang
dihayat : Sang Bhuta Galungan.<br />
d) Budha kliwon Galungan.<br />
Bebanten disanggar. Tumpeng payas, wangi-wangi, sesucen.<br />
Bebanten di balai-balai :<br />
Tumpeng pengambian, jrimpen pajegan, sodan, ikannya jejatah babi gorengan.<br />
Lain dari pada itu disemua bangun-bangunan, juga dilaksanakan penghayatan
dengan bebanten seperlunya,<br />
e) Wraspati Umanis Galungan.<br />
Persiapan-persiapan : Pagi menÇri air kumkuman.<br />
Banten di sanggar : wangi-wangi, asep, dupa, mohon tirta pakuluhnya ring
Galungan.<br />
Banten di natar Sanggah : segehan sekedarnya.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">16. KUNINGAN<br />
BEBANTEN 2,<br />
a) Redite Wage / Pemaridan Guru.<br />
Ketipat banjotan, canang raka, wangi-wangi, tirta pabersihan. Tempatnya Sanggah
kemulan.<br />
b) Budha Paing.<br />
Pujawalin Bhatara Wisnu.<br />
Sedah ingapon, putih hijau, pinang 26, tumpeng (nasi) hitam, dan runtutannya
seberapa mampu membuat.<br />
Tempat memuja di paibon.<br />
c) Sukra Wage.<br />
Hanya penting melakukan renuangan suci.<br />
d) Saniscara kliwon.<br />
Tumpek kuningan.<br />
Di Sanggah : sega selanggi, tebog, raka-raka, pasucian. (tamyang, caniga, paa
pembangunan).<br />
Untuk manusia : sesayut prayascita lwih, punjung kuning, ikannnya itik putih,
penyeneng, tetebus.<br />
Untuk dinatar pekarangan : segehan Agung sebagai biasa. Menghayat hanya
dilakukan sebelum Jam 12 siang.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">17. PAANG PEGAT
WAKAN.<br />
BEBANTEN 2.<br />
Wangi-wangi dan pasucen.<br />
Tempatmnya di parhyangan-parhyangan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">18. MERAKIH
PUJAWALIN BHATARA RAMBUT SEDANA.<br />
BEBANTEN<br />
a) Sukra Umanis : Suci, daksina, pras penek ajuman, soda putih kuning. Memuja
Hyang kamajaya.<br />
Tempatnya : dimana menyimpan harta kekayaan.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">19. UYE / TUMPEK
KANDANG.<br />
Mengupakarai binatang ternak.<br />
BEBANTEN 2.<br />
Banten disanggar : suci, peras, daksina, panyeneng, canang lenga wangi,. Burat
wangi, pasicen, yang dihayat Sanghyang Rareangon.<br />
Banten untuk ternak jantan.<br />
Tumpeng, sesayut 1, panyeneng, reresik, Jrimpen, canang raka.<br />
Banten untuk ternak betina.<br />
Seperti juga ternak jantan hanya ditambah ketipat belekok blayag, pesor.<br />
Banten bagi ternak bangsa burung.<br />
Ketipat paksi, ketipat sidha purna, bagia, penyeneng, tetebus kembang payas.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">20. WAYANG.<br />
BEBANTEN 2.<br />
a) Sukra Wage, kalapasa : sasuwuk dengan daun pandan berisi kapur, segehan,
asep, (api takep).<br />
b) Saniscara Kliwon Tumpek Wayang : pujawalin Bhatara Iswara, untuk unen-unen.
Suci, peras, ajengan, ikannya itik putih sedah woh, canang raka, pasucen.<br />
Untuk manusia : sesayut tumpeng Agung 1, prayascita, panyeneng.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">21. WATUGUNUNG.<br />
BEBANTEN 2.<br />
a) Saniscara Umanis Pujawalin Bhatara Saraswati.<br />
Suci, peras, daksina, pelinggih, kembang payas, kembang cane, kembang biasa,
sesayut saraswati, prangkatan putih kuning, raka-raka, wangi-wangi, tempat
menghayat : Lontar-lontar dan lain-lain.<br />
b) Redite paing Sinta : Banyu Pinaruh<br />
Bebanten 2<br />
Di Sanggar, sege (punjung nasi pradungan kuning), jejamu serba harum mohon
tirtan pensucian.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">22. PANCA WARA
KLIWON YOGYANYA BHATARA ÇIWA<br />
BEBANTEN 2.<br />
a) Pada pelinggih di Merajan wangi wangi, asep dupa harum.<br />
b) Pada natar Sanggah untuk Sang Bhuta Bhucari segehan kepel 2 kepel, menjadi
satu tanding dihaturkan 3 tanding.<br />
c) Pada natar pekarangan untuk Sang Kala Bhucari sama dengan dinatar Sanggah<br />
d) De Dengen, antuk Sang Durga Bucari sama dengan di natar Sanggah dan
pekarangan rumah.</span></div>
<div style="line-height: 16.8pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 11.0pt;">23. KAJENG KLIWON.<br />
BEBANTEN 2.<br />
a) Sama dengan hari kliwon.<br />
b) Yang di Dengen bertambah segehan warna lima tanding, dan tabuh.<br />
c) Disamping lawang diatas, banten canang wangi, burat wangi, canang yasa,
hayat Sang Hyang Dhurgadewi.</span></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-10639999275677012482014-10-12T04:56:00.001-07:002014-10-13T18:45:07.157-07:00Kali yuga<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 20.4pt; vertical-align: baseline;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQQ_DxVZpWkfNA0sjWOFzj7KMpvNHVvORCVVMpmdVFvN9vxFXcQscfIpS68swrjHV2D1TFFsXa-L7nCqUstLkS0rQBWqRl74gOf-O9WYfzhVUSVWyNMg0_HVHK9W92HdlnwZtWBAjzhEjO/s1600/Yugas-Ages-based-on-Sri-Yukteswar.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQQ_DxVZpWkfNA0sjWOFzj7KMpvNHVvORCVVMpmdVFvN9vxFXcQscfIpS68swrjHV2D1TFFsXa-L7nCqUstLkS0rQBWqRl74gOf-O9WYfzhVUSVWyNMg0_HVHK9W92HdlnwZtWBAjzhEjO/s1600/Yugas-Ages-based-on-Sri-Yukteswar.png" height="320" width="319" /></a></div>
<span style="background-color: white; font-size: 10.5pt;">Berdasarkan penelitian seksama terhadap
Jyotir-Veda (ilmu Astronomi Veda), para akhli (sarjana tradisional Veda)
menyatakan bahwa Kali-Yuga mulai pada tanggal 18 Pebruari 3102 SM ketika Raja
Pariksit naik tahta Kerajaan Hastinapura. Dikatakan bahwa pada hari itu ke 7
(tujuh) planet termasuk Bulan dan Matahari tidak dapat dilihat dari Bumi, sebab
mereka berjejer lurus satu arah dibalik Bumi. Sementara itu, planet Rahu yang
tidak bisa dilihat mata telanjang, tepat berada diatas Bumi di langit yang
gelap gulita. Oleh karena tahun Masehi telah berlangsung selama 2006 tahun,
maka pernyataan bahwa Kali-Yuga mulai sekitar 5.100 tahun yang lalu diakui
sebagai kebenaran oleh para penganut ajaran Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 20.4pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Diceritrakan bahwa Raja Pariksit bertemu
kepribadian Kali-Yuga dalam wujud seorang sudra berkulit hitam dan berpakaian
seperti Raja di tepi sungai Saraswati ketika beliau memeriksa wilayah
Kerajaannya. Si sudra sedang menyiksa sapi jantan (perlambang
dharma) dan sapi betina (perlambang Bumi) dengan gada. Karena mohon maaf atas
perbuatannya yang biadab, Raja Pariksit tidak membunuh si sudra. Beliau
mengusir si sudra keluar wilayah Kerajaannya dan memperkenankan dia tinggal di
4 (empat) tempat yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Rumah Potong Hewan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Tempat pelacuran<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Tempat perjudian, dan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Tempat dimana emas disimpan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Veda menyatakan bahwa
Bumi diliputi Kali-Yuga setelah Sri Bhagavan ,
Krishna kembali ke tempat tinggalnya Goloka-dhama di alam rohani. Dikatakan
bahwa begitu Kali-Yuga memasuki Bumi, maka pape yad ramate janah, manusia
mulai bersuka-ria dalam beraneka-macam kegiatan berdosa (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.29</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">). Tetapi selama Sri Krishna
masih menginjakkan kaki-Nya di Bumi</span><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
tavat kalir vai prthivim parakrantun na casakat</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
selama itu pula Kali-Yuga tidak berdaya menguasai Bumi (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.30</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.2.31</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> </span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">menyatakan
bahwa Kali-Yuga berlangsung selama dvadasabda satatmakah, dua abad deva,
atau 1.200 tahun deva. Menurut tahun manusia, Kali-Yuga berlangsung selama
1.200 x 360 = 432.000 tahun (1 hari deva = 1 tahun manusia). Dari
jumlah ini, 5.100 tahun telah berlalu, sehingga Kali-Yuga punya jangka waktu
berlangsung yang masih lama yaitu 426.900 tahun manusia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dikatakan lebih lanjut
oleh Veda bahwa Kali-Yuga mulai mencengkram penduduk Bumi dengan kekuatannya
penuh ketika kumpulan bintang (planet) Sapta-Rishi bergerak dari garis edar
Bulan yang di-sebut Magha ke garis edar Bulan yang disebut Purvasadha yaitu
ketika Raja Nanda dan dinastinya mulai memerintah India (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.32</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">). Itu terjadi sekitar
1977 tahun SM (Sebelum Masehi).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 20.4pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kali-Yuga sebagai jaman kemerosotan akhlak dan
moral ditunjukkan oleh pernyataan-pernyataan Veda berikut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Veda menyatakan,”</span><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sa kalir tamasa smrtah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, Kali-Yuga disebut jaman
tamas, kegelapan/kebodohan”</span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <b>(Bhagavata
Purana 12.3.30</b></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">). Tamas (kegelapan/kebodohan) adalah salah satu unsur Tri-Guna,
tiga sifat alam material yaitu sattvam (kebaikan), rajas (kenafsuan) dan tamas
(kegelapan).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Mengenai sifat alam tamas
ini, Veda menjelaskan sebagai berikut, “Sifat alam tamas ini menyebabkan
manusia mengkhayal, sehingga manusia menjadi berpikir tidak waras, malas
dibidadang kerohanian dan banyak tidur”. Selanjutnya dikatakan,”</span><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Adharmam dharman iti ya manyate tamasavrta</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
diliputi sifat tamas, manusia menganggap yang benar adalah salah dan yang salah
adalah benar, sehingga</span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <i>sarvarthan
viparitams ca</i></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, segala kegiatannya menuju kearah sesat” (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavad Gita 18.32</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 20.4pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Penjelasan Veda lebih lanjut adalah sebagai
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dalam masa Kali-Yuga, manusia cendrung semakim rakus, berprilaku
jahat (korup) dan tidak mengenal belas-kasihan. Mereka bertengkar satu dengan
yang lain tanpa alasan benar. Mereka bernasib malang, diliputi beraneka-macam
keinginan material dan sudra-dasottarah prajah, mayoritas tergolong sudra dan
manusia tidak beradab (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.25</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kegiatan tipu-menipu dan berbohong, malas dibidang kerohanian,
banyak tidur dan tindak kekerasan, kecemasan, kesedihan, kebingungan, ketakutan
dan kemiskinan merajalela (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.30</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Karena fakta-fakta tersebut, maka Kali-Yuga sering disebut
sebagai jaman kemerosotan akhlak dan moral, jaman perselisihan dan
pertengkaran, jaman kepalsuan, jaman edan, jaman kekalutan, jaman kemunafikan,
jaman penderitaan dan kesengsaraan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 20.4pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Maha Rishi Sukadeva Goshwami menjelaskan
24 ciri Kali-Yuga kepada Raja Pariksit, yaitu;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dharma merosot dan Adharma berkembang subur.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kualitas, moral dan hidup manusia merosot.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Manusia bertabiat Asurik (jahat).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Manusia munafik dan curang.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Raja, kepala da pejabat negara bermoral buruk dan rendah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kekayaan material dan keniknatan indriyawi menjadi tujuan hidup.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Hukum dan keadilan ditentukan oleh kekuasaan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">8.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Perkawinan berlangsung karena daya tarik material dan sex
berdasarkan prinsip suka sama suka.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">9.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Segala urusan dan hubungan bisnis berlandaskan tipu-muslihat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">10.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Para brahmana sibuk dengan urusan mengenyangkan perut dan
memuaskan kemaluan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">11.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Aturan hidup varna-asrama dharma dicampakkan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">12.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Manusia selalu berpikir keliru.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">13.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kekuasaan dicapai melalui kekuatan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">14.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Rakyat menderita karena bencana alam, kelaparan, beban pajak,
penyakit dan kecemasan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">15.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Wanita hidup bebas dan tidak suci.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">16.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Veda dimengerti dengan pola pikir atheistik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">17.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kota-kota dikuasai para bandit.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">18.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sapi dibunuh untuk makanan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">19.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Majikan dan pelayan saling tidak setia.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">20.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Laki-laki dikendalikan wanita.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">21.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Orang-orang sudra menipu melalui praktek kerohanian.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">22.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Manusia menjadi amat individualistik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">23.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Manusia dan alam terkena polusi, dan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin: 0in 0in 0.0001pt 213.75pt; text-indent: -0.25in; vertical-align: baseline;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">24.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Manusia melalaikan Tuhan karena berwatak atheistik.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 20.4pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Berikut diuraikan secara ringkas setiap
ciri Kali-Yuga berdasarka sloka-sloka Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Dharma
merosot dan adharma berkembang</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Tatas
canudinam dharmah satyam saucam ksama daya kalena balina nanksyati</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, dharma
(agama) beserta ke-empat prinsipnya yaitu satyam (kejujuran), saucam (kesucian
diri), ksama (kesabaran) dan daya (kasih-sayang) merosot dari hari ke
hari karena pengaruh buruk Kali-Yuga (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.2.1</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Yada
mayanrtam tandra nidra himsa visadanam sa kalir tamasa smrtah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
ketika kegiatan tipu-menipu (maya), bohong-membohongi (anrta), kemalasan
spiritual (tandra), ketidak-insyafan pada diri (nidra), tindak kekerasan
(himsa) dan kecenasan (visadanam) merajalela di masyarakat dunia, maka masa itu
disebut Kali-Yuga, jaman kegelapan spiritual (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.3.30</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; color: red;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kualitas,
moral dan hidup manusia merosot</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Prayenalpayusah
sabhya kalau asmin yuge janah mandah sumandaya-amatayo manda bhagya hy
upadrutah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, manusia Kali-Yuga pendek umur, malas dibidang kerohanian,
malang, hidup sesat dan selalu cemas (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 1.1.10</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kalena
balino rajan nanksyati ayuh balam smrtih</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, O sang Raja, usia,
kekuatan pisik serta ingatan manusia merosot terus karena pengaruh buruk
Kali-Yuga (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.1</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Ksiyamanesu
dehesu dehinam kali dosatah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, badan jasmani (pisik) sang manusia akan
semakim mengecil karena pengaruh buruk Kali-Yuga (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.12</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Durbhaga
bhuri-tarsah ca sudra dasottarah prajah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, manusia Kali-Yuga
bernasib malang, diliputi beraneka macam keingianan material dan mayoritas
ter-golong sudra dan orang-orang tidak beradab (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.25</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Tasmat
ksudra-drso martyah ksudra bhagya mahasanah kamino vitahinas ca</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
karena pengaruh buruk Kali-Yuga, manusia jadi berpandangan pendek, bernasib
malang, rakus makan, penuh nafsu dan hidup miskin</span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <b>(Bhagavata
Purana 12.3.31</b></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Anapady
api mamsyante vartam sadhu jugupsitam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, meskipun tidak dalam
keadaan darurat/terdesak, manusia Kali-Yuga menganggap pekerjaan rendah/hina
apapun adalah baik (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.35</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kalau
kakinike vigrhya tyakta-sauhrdah tyaksyanti ca priyan pranan hanisyanti svakan
api</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, pada jaman Kali orang-orang saling bermusuhan satu dengan yang
lain karena masalah kecil yang tidak berarti. Begitulah, dengan melupakan
segala hubungan baik,mereka siap mengorbankan nyawa dan bahkan mau
membunuh
sanak-keluarga sendiri (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.41</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Manusia
bertabiat asurik (jahat)</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Tasmin
lubdha duracara nirdayah suska-vairinah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, (pada jaman Kali)
manusia jadi serakah, berwatak jahat (korup) dan tidak mengenal belas-kasihan.
Mereka bertengkar satu dengan yang lain tanpa alasan benar (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.25</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Manusia
munafik dan curang</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Vipratve
sutram eva hi</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, seseorang disebut brahmana hanya karena dia memakai tali suci
(</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.3</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Pandita
capalam vacah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, orang yang amat pintar berkatakata, dianggap sarjana
terpelajar (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.4</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sadhutve
damba eva tu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, kemunafikan dianggap kebajikan (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.5</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Satyatve
dharstyam eva hi</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, dia yang punya keberanian bicara dan bertindak, dianggap orang
benar (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.6</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Yaso’rthe
dharma sevanam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, kegiatan keagamaan dilaksanakan semata-mata untuk memperoleh
ketenaran/kemasyuran (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.6</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Evam
prajabhir dustabhir akirne ksiti mandale</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, Bumi dipenuhi oleh
penduduk berwatak curang (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.7</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dharmam
vaksyanty adharma-jna adhiruhyottamasanam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, orang yang tidak tahu
sedikitpun ajaran agama (dharma) duduk di kursi tinggi dan ber-pidato tentang
prinsip-prinsip dharma (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.38</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Raja,
kepala dan pejabat negara berwatak rendah/buruk/korup</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Mleccha-prayas
ca bhu-bhrtah ete’dharmanrta parah phalgu dasa tivra manyawah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
hampir semua Raja/Kepala/Pejabat negara, adalah mleccha,orang-orang tidak
beradab. Mereka serakah, berwatak keras dan pemarah, mengabdi pada kepalsuan
dan kebatilan (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.1.38</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Prajas
te bhaksayisyanti mleccha rajanya rupinah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, orang-orang mleccha
dalam wujud para Raja/Kepala/Pejabat negara hanya menyebabkan rakyat menderita
belaka (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.1.40</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Praja
hi lubdhai rajanyair nirghrnair dasyu-dharmabhih</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
rakyat diperintah oleh Raja/Kepala/Pejbat negera yang prilakunya tidak berbeda
dari pada prilaku para pencuri</span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <b>(Bhagavata
Purana 12.2.8</b></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Rajanas
ca praja-bhaksah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, para Raja/Kepala/Pejabat negara kerjanya hanya
memeras/menindas rakyat belaka (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.3.32</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Kekayaan
material dan kenikmatan indriyawi menjadi tujuan hidup</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Vittam
eva kalau nrnam janmacara gunodayah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, (pada jaman Kali)
kekayaan material dijadikan petunjuk kelahiran, prilaku dan sifat-sifat baik
seseorang (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.2</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Avrtya
nyaya daurbalyam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, orang miskin diperlakukan secara tidak adil (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.4</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Anadhyata
ivasadhutve</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, seseorang dianggap hina jikalau dia miskin</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">(Bhagavata Purana 12.2.5</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Udaram
bharata svarthah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, mengenyangkan perut menjadi tujuan hidup manusia (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.6</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Ksudrah
sisnodaram svarthah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, manusia hanya perduli pada ikhtiar memuaskan perut dan
kemaluan (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.42</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Keadilan
ditentukan oleh kekuasaan</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dharma
nyaya vyavasthayam karanam balam eva hi</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, hukum dan keadilan
ditetapkan oleh kehendak orang yang berkuasa</span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <b>(Bhagavata
Purana 12.2.2</b></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Perkawinan
berlangsung karena daya tarik material dan sex berdasarkan prinsip suka sama
suka</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dampatye’
bhirucir hetur</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, orang laki dan wanita kawin semata-mata karena daya tarik
pisik yaitu ketampanan/kecantikan, kekayaan dan kedudukan material (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.3</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Stritve
pumstve ca hi ratir</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, seseorang dikatakan wanita atau lelaki sejati bila dia secara
seksual berguna (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.3</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Svikara
eva codvahe</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, perkawinan terlaksana berdasarkan kesepkatan lisan belaka (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.5</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Segala
urusan dan hubungan bisnis berlandaskan tipu muslihat</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Mayaiva
vyavaharike</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, keberhasilan dalam ber-bisnis ditentukan oleh akhlian
tipu-menipu (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.3</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Panayisyanti
vai ksudrah kiratah kuta-karinah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, para pelaku bisnis
berniaga secara licik dan memperoleh untung dengan cara menipu (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.25</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Para
brahmana sibuk dalam urusan memuaskan perut dan kemaluan</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sisnodara
para dvijah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, mereka yang disebut para brahmana hanya sibuk dalam urusan
memuaskan perut dan kemaluan (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.2.32</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; color: red;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Aturan
hidup lembaga varna-asrama dharma dicampakkan</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Lingam
evasrama kyatau anyonyapatti karanam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, tingkat kehidupan
spiritual (asrama) seseorang ditentukan ber dasarkan ciri/simbul luar belaka.
Dan berdasarkan ciri/simbul itu,seseorang beralih dari satu tingkat asrama ke
tingkat asrama berikutnya (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.2.4</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Avrato
bhatavo’sauca bhiksavas ca kutumbinah tapasvino grama vasa nyasi</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">’</span><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">tyartha lolupah,</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> </span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">para
brahmacari tidak melaksanakan vrata, pantangan-pantangan hidup dan hidup
kotor/berdosa. Para grhastha mencari nafkah dengan cara meminta-minta/mengemis.
Para vanaprashtha tinggal di desa, dan para sannyasi rakus pada kekayaan
material dunia fana (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.33</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Manusia
selalu berpikir keliru</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dure
vary ayanam tirtham</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, tempat suci (tirtha) dimengerti sebagai suatu waduk kecil di
tempat nan jauh (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.6</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Lavyanam
kesa dharanam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, kecantikan/ketampanan dimengerti bergantung pada model rambut
seseorang (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.6</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Daksyam
kutumba bharanam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, orang yang mampu menghidupi keluarga disebut akhli (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.6</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Snanam
eva prasadanam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, seseorang merasa dirinya bersih (suci) hanya karena sudah
mandi (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.5</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; color: red;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Kekuasaan
dicapai melalui kekuatan</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Brahma
vit ksatra sudranam yo bali bhavita nrpah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,siapapun diantara
ke-empat golongan sosial (varna) manusia di masyarakat yaitu orang
brahmana, kshatriya, vaisya dan sudra yang mampu memperlihatkan
diri sebagai yang paling kuat, maka dia menjadi Raja/Kepala/Pemimpin
negara (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.7</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Rakyat
menderita karena bencana alam, kelaparan, beban pajak, perang, penyakita dan
kecemasan</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Anavrstya
vinaksyanti durbhiksa kara piditah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, rakyat menderita sekali
karena kemarau berkepanjangan, kelaparan meluas dan beban pajak amat memberatkan
(</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.9</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dikatakan bahwa karena
tidak mampu membayar pajak, bukan saja rumah dan harta miliknya disita, tetapi
juga anak dan istri seseorang diambil dan dijadikan budak oleh sang Penguasa
untuk melunasi tunggakan pajak. Dalam keadaan demikian dikatakan,”</span><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Acchina dara dravina yasyanti giri kananam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
dengan kehilangan istri dan anak, orang-orang akan lari menyelamatkan diri ke
hutan di gunung-gunung” (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.10</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sita
vatapata pravrd himair anyonyatah prajah ksut-trdbhyam vyadhibhir caiva sabta
pasyante ca cintaya</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, rakyat amat menderita karena udara sangat dingin, angin
berhembus amat kencang, panas matahari menyengat, hujan amat deras dan salju
amat tebal. Mereka juga tambah sengsara karena perang, kelaparan, dahaga, penyakit
dan kecemasan tiada henti (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.10</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Soka
mohau bhayam dainyam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, manusia (jaman Kali) selalu sedih, mengkhayal/bingung, takut
dan hidup miskin (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.30</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Nityam
udvigna manaso durbhiksa kara karsitah niranne bhutale rajan anavrsti
bhayaturah vaso’</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <i>nna pana sayana
vyavaya snana bhusanaih hinah pisace sandrsa bhavisyanti kalau prajah</i></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, pada
jaman Kali pikiran manusia selalu gelisah. Tubuh mereka kurus karena kelaparan
dan beban pajak amat berat, dan mereka selalu dihantui rasa takut pada kemarau
panjang. Mereka tidak cukup pakaian, tidak cukup makan dan minum, tidak cukup
istirahat, tidak menikmati hubungan badan (sex) teratur, tidak pula mandi
teratur dan tidak ada perhiasan menghias tubuhnya. Mereka akhirnya kelihatan seperti
hantu menakutkan (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.39
– 40</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Wanita
hidup bebas dan tidak suci</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Svairinyas
ca striyo’ satih</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, para wanita hidup tidak suci dan bebas bepergian kemana saja
dan ber-gaul dengan siapa saja (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.3.31</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Gata-hriyah
sasvat katuka-bhasinyas caurya mayaru sahasah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, para wanita kehilangan
rasa malunya, berbicara kasar, berkelakuan seperti pencuri, suka menipu dan
selalu menentang (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.34</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; color: red;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Veda
dimengerti dengan pola pikir atheistik</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Veda
pasandi dusitah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, kitab suci Veda dimengerti dengan pola pikir atheistik (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.32</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white; color: red;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Kota-kota
dikuasai para bandit</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Dasyutkrsta
janapada</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, kota-kota dikuasai oleh para bandit (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.32</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Sapi
dibunuh untuk makanan</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Gas
capayasvinih</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, sapi dibunuh untuk makanan jikalau tidak lagi
menghasilkan susu (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.36</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Majikan
dan pelayan saling tidak setia</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Patim
tyaksyanti nirdravyam bhrtya apy akhilottamam bhrtyam vipannam patayah kaulam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
pelayan meninggalkan si majikan yang telah kehilangan kekayaan, meskipun sang
majikan adalah orang suci denga sifat-sifat tauladan. Sebaliknya, majikan
memecat pelayan yang tidak lagi mampu bekerja, meskipun si pelayan telah
mengabdi kepada keluarga si majikan selama puluhan tahun (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.36)</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Laki-laki
dikendalikan wanita</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Pitr-bhratr
suhrj-jnatim hitvasaurata sauhrdah hanandr-syala samvada strainah kalau narah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, pada
jaman Kali, laki-laki bernasib malang dikendalikan wanita. Mereka tidak perduli
kepada ayah, saudara, sanak keluarga dan sahabat. Sebaliknya, mereka intim
dengan saudara lelaki dan saudara perempuan sang istri. Begitulah, pola
persahabatan mereka semata-mata berlandaskan pada hubungan dengan sang istri (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.37</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Orang
sudra menipu melalui praktek kerohanian</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sudrah
pratigraha hisyanti tapo veso pajivinah,</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> </span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">orang
sudra menerima amal atas nama Tuhan dan mencari nafkah dengan berlagak seperti
pertapa dengan berpakaian sannyasi (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.3.38</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Manusia
menjadi amat individualistik</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Na
raksisyanti manusah sthavirau pitarau api putran bharyam ca kula jam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, para
lelaki tidak lagi melindungi orang-tuanya yang lanjut usia. anak-anaknya dan
juga istrinya (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.42</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).
Dengan kata lain, para lelaki hanya perduli pada keselamatan dirinya sendiri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Alam
dan manusia terkena polusi</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Pumsam
kali-krtam dosan dravya desatma sambhavam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, pada jaman Kali
barang-barang, tempat-tempat dan bahkan orang-orang pribadi terkena polusi</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">(Bhagavata Purana 12.3.45</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">). Dikatakan bahwa polusi
yang semakim mengganas menyebabkan krsya-kayah, pisik sang manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan dan pohon semakim mengecil.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Ksiyamanesu
dehesu dehinam kali dosatah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, karena akibat buruk Kali-Yuga berupa polusi
(dosah), badan jasmani segala makhluk akan menjadi semakim kecil (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.12</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Cchaga
prayesu dhenusu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, sapi akan menjadi sebesar kambing</span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <b>(Bhagavata Purana 12.2.14</b></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Anu
prayesu osadhisu sami prayesu sthanusu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, tanaman dan tumbuhan
akan menjadi begitu kecil, dan pohon-pohon akan nampak seperti pohon sami
kerdil (Bhagavata Purana 12.2.15).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Manusia
melalaikan tuhan karena berwatak atheistik</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Kalau
na rajan jagatam param gurun tri-loka nathanatha pada pankajam prayena martya
bhagavantam acyutam yaksyanti pasanda vibhinna cetasah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, O
sang Raja, pada jaman Kali kecerdasan manusia digelapkan oleh paham atheistik,
dan mereka tidak menghaturkan yajna kepada Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa,
Acyuta yang merupakan guru seluruh alam semesta. Meskipun para
kepribadian mulia yang dikuasakan mengendalikan seluruh Tri-loka sujud pada
kaki padma Beliau, tetapi manusia Kali-Yuga yang berpikiran picik dan hidup
merana tidak mau berbuat begitu (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata
Purana 12.3.43</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Yan
namadheyam mriyamana aturah patam skhalam va vivaso grnam puman
vimukta-kamargala uttamam gatim prapnoti yaksyanti na tam kalau janan</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
diliputi rasa takut pada saat ajal menjelang, sang manusia pingsan diatas
tempat tidurnya. Walaupun suaranya sudah tersendat-sendat dan dia sendiri sulit
menyadari apa yang dirinya sedang katakan, tetapi jika dia mau mengucapkan nama
suci Tuhan Yang Maha Esa, maka dia bisa melepaskan diri dari segala
reaksi kegiatan pamerihnya yang berdosa dan mencapai alam rohani. Tetapi
manusia Kali-Yuga ini tidak mau memuja Tuhan dengan cara demikian (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.3.44</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><span style="color: red;">Kondisi
hidup manusia menjelang kali-yuga berakhir</span></span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Ksiyamanesu
dehesu dehinam kali dosatah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, karena akibat buruk Kali-Yuga berupa polusi
(dosah), badan jasmani segala makhluk akan menjadi semakim mengecil (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.12</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Varnasrama
vatam dharme naste veda pathe nrnam</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, prinsip-prinsip
dharma para penganut lembaga Varna-Asrama lenyap, dan jalan kerohanian
Veda sama sekali di-lupakan di masyarakat manusia (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.12</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Pasanda
pracure dharme dasyu prayesu rajasu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, apa yang disebut dharma
(agama) adalah doktrin atheistik dan para Raja/Kepala/Pejabat negara semuanya
berwatak pencuri (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.13</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Cauryanrta-vrtha
himsa nanavrttisu vai nrsu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, orang-orang cari nafkah dengan menjadi
penipu, pencuri, bandit, jagal atau pelaku tindak kekerasan lain (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.13</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sudra
prayenu varnesu cchaga prayesu dhenusu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, golongan sosial (varna)
di masyarakat hampir semuanya merosot menjadi sudra, dan sapi menjadi sebesar
kambing (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.14</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Grha
prayesu agramesu yauna prayesu bandhusu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, asrama-asrama
kerohanian menjadi seperti rumah orang-orang meterialistik, dan hubungan
keluarga menjadi terbatas sampai pada ikatan perkawinan saja (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.14</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Anu
prayesu osadhisu sami prayesu sthanusu</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, tanaman dan tumbuhan
menjadi berukuran kecil sekali, dan pohon-pohon nampak seperti pohon sami
kerdil</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">(Bhagavata Purana 12.2.15</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Vidyut prayesu meghesu
sunya prayesu sadmasu, awan dan mendu ng dilangit penuh dengan kilatan cahaya
petir, dan rumah-rumah penduduk hampa kegiatan rohani (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.15</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Tada
niranne hy anyonyam bhaksyamanah ksudharditah</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, ketika Kali-Yuga
menjelang berakhir, penduduk yang kelaparan (akibat kekeringan yang
berkepanjangan), saling bunuh dan saling makan satu dengan yang
lain (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.4.7</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Ittam kalau gata praye
janesu khara dharmesu, begitulah ketika Kali-Yuga menjelang berakhir, hampir
semua manusia menjadi seperti keledai (yaitu bodoh, malang dan menderita
sekali) (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 12.2.16</span></b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">).<o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial; margin-bottom: 0.0001pt; vertical-align: baseline;">
<span style="background-color: white;"><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Singkatnya, kelak ketika
Kali-Yuga menjelang berakhir, manusia akan hidup seperti binatang saja. Mereka
disebut</span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;"> <i>dvi-pada-pasuh</i></span><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">,
binatang berkaki dua. Dengan berpegang pada adharma sebagai pedoman hidupnya,
manusia tidak lagi mengenal etika, sopan-santun, tata-susila, moralitas atau
budi pekerti. Dikatakan,”</span><i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Sva vid
varahostra kharaih samsthutah purusah pasuh</span></i><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">, manusia hidup seperti
binatang dan dari antara mereka sendiri, mereka pilih yang (secara pisik)
paling kuat jadi pemimpin” (</span><b><span style="font-family: inherit, serif; font-size: 10.5pt;">Bhagavata Purana 2.3.19</span></b></span><span style="font-size: 10.5pt;"><span style="background-color: white;">). Maka
praktis manusia terbenam dalam samudra derita kehidupan material biadab dan
berdosa.</span><span style="background-color: #060d0e; color: #dddddd;"><o:p></o:p></span></span></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-6406659000090773932014-10-12T03:33:00.000-07:002015-03-02T07:55:22.029-08:00KALENDER BALI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
CONTOH TAMPILAN KALENDER BALI</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqUGSoAatgAjfbaznOTGrh7ePfKig2SV0n0zv7NEGEG0Ju0yzmUIagMv6LYkU-2218v1iRkmhyjMS40GwbnZQKJf9zrjZ83pmXHpfbU81FV5EufhKtGUaQ1q6P0oeZJyNYzXXjRQRb0X4z/s1600/KALENDER.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqUGSoAatgAjfbaznOTGrh7ePfKig2SV0n0zv7NEGEG0Ju0yzmUIagMv6LYkU-2218v1iRkmhyjMS40GwbnZQKJf9zrjZ83pmXHpfbU81FV5EufhKtGUaQ1q6P0oeZJyNYzXXjRQRb0X4z/s1600/KALENDER.PNG" height="320" width="301" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEKPk1fUcNbHBxU0N1ajMLikA0wH4jt8FeoLWJZQD8i893hHtD_55weyEJvus0HvFgkYKeu_JMWTSpTvh_gfvjJEtGYmFlBqfpY-xESiaxt6u8x4T7HElQQhyphenhyphenyPbZIHX6XlOVmjmPGl7eE/s1600/CCCCCCVV.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEKPk1fUcNbHBxU0N1ajMLikA0wH4jt8FeoLWJZQD8i893hHtD_55weyEJvus0HvFgkYKeu_JMWTSpTvh_gfvjJEtGYmFlBqfpY-xESiaxt6u8x4T7HElQQhyphenhyphenyPbZIHX6XlOVmjmPGl7eE/s1600/CCCCCCVV.PNG" height="320" width="305" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
UNTUK DOWNLOAD APLIKASI KALENDER BALI SILAHKAN KLIK GAMBAR YANG BERTULISKAN DOWNLOAD DI BAWAH INI.</div>
<a href="http://downloads.ziddu.com/download/24115490/BalaBali-Kalender-1.0.exe.html" title="Download"><img alt="download[4]" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq-F-HOP6jyUtR1VP8_AfwLpsUWYUcCJ77T-jNVdY2hXXUVCvZsL8j-tQ60mn9S7b3GUzENC2dU2aurWvI5NsjKuEW-Jm1SP_MD_XxE3wHcMJQdjoXUptwqlcuJ7GL_kKr1tgY8NpnWQ6P/s1600/download+oke+2.jpg" height="74" width="216" /></a>ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-74488093935934528242014-10-04T07:08:00.001-07:002014-10-12T02:18:57.900-07:00FIGUR SERAM DALAM PURA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLfSPbkEmmm3Vca1L55H2kBd1dE9GrJEVv95P-0nEC3GNS0LVwzYZoTRGHYeCTloyfhF9AQwq0FdMX1WKwradQ-U03zPY9EDJCWe6mOLzmOeTVafwErFQcYt7FCGw6adMBTv5gGG2JDjEp/s1600/leak+bali.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLfSPbkEmmm3Vca1L55H2kBd1dE9GrJEVv95P-0nEC3GNS0LVwzYZoTRGHYeCTloyfhF9AQwq0FdMX1WKwradQ-U03zPY9EDJCWe6mOLzmOeTVafwErFQcYt7FCGw6adMBTv5gGG2JDjEp/s1600/leak+bali.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<a href="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/316022_10150370705964454_297283204453_7955363_1536186812_n.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape alt="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/316022_10150370705964454_297283204453_7955363_1536186812_n.jpg" href="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/316022_10150370705964454_297283204453_7955363_1536186812_n.jpg" id="Picture_x0020_1" o:button="t" o:spid="_x0000_i1026" style="height: 248.25pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 165pt;" type="#_x0000_t75">
<v:fill o:detectmouseclick="t">
<v:imagedata o:title="316022_10150370705964454_297283204453_7955363_1536186812_n" src="file:///C:\Users\Home\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg">
</v:imagedata></v:fill></v:shape></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Di dalam pura-pura di Bali tidak hanya ada figur Hyang
Acintya [yang tidak terpikirkan] dan dewa-dewi, tapi juga banyak ada
figur-figur menyeramkan.<br />
- Di Penataran Agung Pura Besakih palinggih kiwa [kegelapan, keburukan] dan
tengen [kesucian, kebaikan] diletakkan sejajar dan kedudukannya sama.<br />
- Kita mebanten tidak hanya ke "alam-alam luhur" tapi juga ke
"alam bawah. Kalau orang yang tidak paham tattva yang termuat di dalamnya,
kita bisa dikira memuja setan.<br />
<br />
Pura secara fisik memang sarat dengan simbol-simbol seram, tapi bagai
sadhaka yang bathinnya sudah terdisiplinkan dari sad ripu dan dari dualitas
pikiran, akan dapat melihat rahasianya, untuk kemudian terkagum-kagum. Karena
ciri manusia yang sudah menyatu dalam keheningan sempurna adalah tidak ada lagi
yang perlu dilawan dan ditendang. Semuanya sudah mengalir sempurna sesuai
dengan putaran waktunya. Bathinnya serupa ruang yang menyediakan tempat pada
apa saja dan siapa saja untuk bertumbuh, serupa langit yang memayungi semuanya,
serupa matahari yang menyinari semua tanpa memilih. Sehingga tidak saja manusia
dan mahluk baik yang diberi tempat dan ruang, tapi semuanya diberikan tempat
dan ruang. <br />
<br />
<a href="https://www.blogger.com/null" name="more"></a><br />
<br />
PENJELASAN Salah satu penggerak pikiran untuk bekerja adalah ketika ada
dualitas. Pikiran bekerja dengan sangat sibuk ketika Tuhan berkelahi dengan
setan, benar berkelahi dengan salah, baik berkelahi dengan buruk, dihormati
berkelahi dengan direndahkan, dll. Dimana ada dualitas, disana pikiran bekerja.
Dualitas menyebabkan pikiran kita tidak pernah bebas. Dualitas menyebabkan
pikiran kita bergerak dari satu ketidakpuasan menuju ketidakpuasan yang lain,
dari satu kemarahan menuju kemarahan yang lain, dari satu konflik menuju
konflik yang lain, dari satu kebencian menuju kebencian yang lain. Rasa
permusuhan tinggi, konflik, tersinggung, perkelahian dan perang tidak pernah
berakhir. Para maharsi yang sudah sadar, serta dalam berbagai teks-teks, bahkan
secara gamblang menyebut dualitas sebagai bentuk avidya [ketidak-tahuan,
kebodohan] paling berbahaya yang membuat hukum karma bekerja dan sebagai akibatnya
siklus kelahiran berulang-ulang [samsara] terus terjadi. Hindu memulai
perjalanan spiritual langsung di jantung persoalan pembebasan, yaitu memotong
akar kelahiran. Dengan cara memotong akar kesengsaraan ini : seluruh dualitas
hanya ada dalam pikiran manusia yang masih picik dan sempit. Itu sebabnya dalam
ajaran Hindu kita dibekali dengan tattva ring Rwa Bhinneda, yaitu melampaui
dualitas. Tidak ada kegelapan yang ditendang, tidak ada keburukan yang diajak
perang. Kesucian maupun kegelapan, kebaikan maupun keburukan, keduanya
diletakkan sama sejajar, serta dihormati dan disayangi secara sama.<br />
<br />
Jalan keutamaan berada diatas dualitas kiwa-tengen [baik-buruk]. Terlalu lama
manusia kelelahan dalam pencarian religius dengan cara membuat Tuhan berperang
dengan setan, kesucian bertempur dengan kegelapan, salah berbenturan dengan
benar. Dan ketika semua peperangan, pertempuran dan benturan ini dihentikan,
bathin langsung sampai kepada hakikat diri yang sejati : paramashanti.
Disinilah semua unsur kehidupan dan alam semesta diolah menjadi welas asih,
kedamaian dan kebaikan.<br />
<br />
Dalam konteks sadhana : Setiap mahluk di alam semesta ini adalah jiwatman yang
mahasuci, percikan-percikan Brahman. Manusia, seekor semut, burung-burung dan
termasuk mahluk-mahluk bhur loka [alam bawah], seperti bhuta kala, ashura,
preta, dll. Yang membedakannya adalah putaran karma dan kualitas kesadaran
masing-masing. Rasa hormat, welas asih dan kebaikan ke keseluruhan alam semesta
[kepada bhur bvah svah, tiga alam semesta dan semua mahluk di dalamnya] sangat
basis dan fundamental sebagai praktek religius terpenting dan ajaran religius
terpenting. Karena tanpa rasa hormat, kasih sayang dan kebaikan ke keseluruhan
alam semesta, semua jalan religius menjadi berbahaya. Dan tanpa rasa hormat, kasih
sayang dan kebaikan ke keseluruhan alam semesta, semua praktek religius akan
menemui kegagalan. <br />
<br />
Dalam roda samsara, jiwa-jiwa yang terlahir di bhur loka, adalah jiwa-jiwa yang
kekotoran bathinnya pekat dan karma buruknya banyak. Pahami mereka sebagai
mahluk-mahluk menderita dan bukan mahluk jahat. Mereka sangat memerlukan welas
asih dan kebaikan kita. Dan siapa tahu yang kita sebut bhuta kala atau ashura
itu, beberapa kelahiran sebelumnya pernah menjadi orang tua kita. Tapi
kebetulan karena karena kekotoran bathinnya pekat dan karma buruknya banyak,
mereka mengalami kejatuhan dalam roda samsara.<br />
<br />
- Mahluk-mahluk alam bawah adalah mahluk menderita yang sangat memerlukan welas
asih dan kebaikan kita.<br />
- Orang-orang jahat adalah mahluk menderita yang sangat memerlukan welas asih
dan kebaikan kita. - Dan mereka juga bagian dari "tubuh semesta" yang
sama dengan kita, yaitu : Brahman.<br />
<br />
Dalam konteks jnana : Tidak hanya kesucian yang layak kita hormati, kegelapan
juga layak kita hormati. Tidak hanya yang baik layak kita hormati, yang jahat
juga layak kita hormati. Karena kegelapan atau orang jahat :<br />
- Mereka sesungguhnya sedang memberikan kita kesempatan untuk membayar
hutang karma. Membebaskan kita dari beban hutang karma buruk.<br />
- Mereka sesungguhnya sedang menyediakan dirinya untuk menjadi guru dharma
tertinggi untuk kita secara gratis. Karena mereka sesungguhnya sedang melatih
kita, guna membuat kita menjadi tenang, sabar dan bijaksana. <br />
- Dan demi seluruh sebab-sebab diatas, mereka rela menanggung karma buruk atau
masuk neraka dari perbuatan mereka tersebut.<br />
<br />
Sesungguhnya kesucian dan kegelapan berasal dari apa yang kita pikirkan. Jika
ingin damai dan sadar, selalulah berpikir positif [suci] dan menyimak baik-baik
pesan-makna dari setiap kejadian. Di balik hal-hal yang kita sebut buruk,
tersimpan pesan-pesan dan bimbingan semesta yang indah. Inilah tattva ring RWA
BHINNEDA dalam bathin yang berkesadaran sempurna, bahwa dualitas baik-buruk
suci-gelap itu sama, hanya pikiran kitalah yang membuatnya menjadi berbeda.<br />
<br />
Dalam konteks kesadaran kosmik : Ajaran Hindu menyebutkan bahwa keseluruhan
alam semesta [langit, matahari, bintang, bulan, bumi manusia, binatang,
tetumbuhan, dewa, ashura, bhuta kala, dll], terangkai rapi kedalam jejaring
kosmik yang tidak terbatas, yang tidak terpikirkan [Brahman]. Kalau sudah paham
semua ini, sadar tentang hakikat ini, kita mau membenci siapa ? Mau perang
dengan siapa ? Sehingga kita bisa memasuki puncak ajaran dharma, yaitu :
KEHENINGAN SEMPURNA.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<a href="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/383709_10150370724314454_297283204453_7955443_1243386831_n.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"><v:shape alt="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/383709_10150370724314454_297283204453_7955443_1243386831_n.jpg" href="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/383709_10150370724314454_297283204453_7955443_1243386831_n.jpg" id="Picture_x0020_2" o:button="t" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 213.75pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 412.5pt;" type="#_x0000_t75">
<v:fill o:detectmouseclick="t">
<v:imagedata o:title="383709_10150370724314454_297283204453_7955443_1243386831_n" src="file:///C:\Users\Home\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg">
</v:imagedata></v:fill></v:shape></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Sesungguhnya semuanya Brahman. Setiap atom, setiap wujud materi, setiap bentuk
kehidupan. Tidak ada yang namanya dualitas kesucian-kegelapan,
keburukan-kebaikan, itu hanya cara PIKIRAN mengerti dan bukan realita
sebenarnya. HUKUM ALAM SEMESTA Sebagian orang memahami dharma sebagai yang
benar ditegakkan dan yang salah dihancurkan. Tapi perlu diketahui bahwa ada
banyak peperangan [bahkan sebagian peperangan begitu sia-sia], muncul dari
orang yang menganggap dirinya dharma kemudian menganggap orang lain adharma
demikian mudahnya. Brahman ada diatas dualitas benar-salah dan tentu saja tidak
memihak. Salah-benar dan memihak, itu hanyalah bahasa-bahasa pikiran. Brahman
adalah Hyang Acintya [yang tidak terpikirkan]. <br />
<br />
Dengan catatan ada hukum mutlak alam semesta yang bekerja :<br />
- Kalau keseharian kita bersih [penuh welas asih, penuh kebaikan, jujur, polos,
dll] kita akan mudah terhubung dengan bagian dari Brahman yang mahasuci,
sebaliknya kalau keseharian kita penuh kegelapan [korupsi, selingkuh, suka
marah, benci, dll] kita akan mudah terhubung dengan bagian dari Brahman yang
juga gelap.<br />
- Kalau hidup kita penuh kebaikan maka kebahagiaan dan pembebasan yang datang,
kalau hidup kita di jalan adharma maka kesengsaraan yang akan datang.
Benar-salah sesungguhnya ada dalam pilihan manusia. Dan putaran karma kitalah
yang memihak.<br />
<br />
PENUTUP Om Bhur Bvah Svah, demikian mantra yang sering kita ucapkan.
Ketiga kelompok alam semesta, beserta seluruh mahluk dan isi di dalamnya,
adalah OM [Brahman]. Hal ini juga disimbolikkan pada bangunan padmasana
[sebagai stana Hyang Acintya], dimana di bagian bawahnya ukiran seram-seram
[lambang alam bhur], di tengahnya biasa [lambang alam bvah] dan diatasnya yang
suci-suci [lambang alam svah]. Itulah sebabnya tempat suci dalam ajaran Hindu
bukanlah tempat yang hanya ada yang suci-suci saja, melainkan semuanya ada
disitu. Bhur, bvah, svah adalah sebuah tatanan kosmik yang menyatu rapi dalam
diam dan hening. Tidak ada yang perlu ditambahkan, tidak ada yang perlu
dikurangi. Semuanya sudah menyatu rapi dalam kesatuan semesta yang manunggal.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-63534780498331744292014-10-04T06:48:00.001-07:002014-10-12T02:18:01.499-07:00Jejak-Jejak Peradaban Veda Di Inggris<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZjMO1kiYove8LV7deCk_ta436oHly3Bdmc_XLCXbUDDqCpSgI_wJFnIt4n2Q3U7in88gtWjmfvBGCj0b-rBvtzj3d0QN32nD44rJUiJiyUWV6aph0lZjRsR6UJGirJ8DjX5AR2JbOzHs2/s1600/images+(1).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZjMO1kiYove8LV7deCk_ta436oHly3Bdmc_XLCXbUDDqCpSgI_wJFnIt4n2Q3U7in88gtWjmfvBGCj0b-rBvtzj3d0QN32nD44rJUiJiyUWV6aph0lZjRsR6UJGirJ8DjX5AR2JbOzHs2/s1600/images+(1).jpg" /></a></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 18pt; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalau kita lihat satu tempat dengan tempat lainnya, kita sering
menemukan bahwa nama sekarang dari suatu negara berhubungan atau turunan dari
nama Vedic aslinya. Nama “British Isle” disebut sebagai Angulisthan, merujuk
pada sebuah tempat (sthan) yang adalah sebuah negeri sebesar jari tangan kalau
dibandingkan dengan Eropa, yang diibaratkan sebagai sebuah pohon palem dari
satu tangan. Istilah inilah, Angulisthan, yang kemudian jadi diucapkan sebagai
Anguliand, dan kemudian England. Nama Britania juga berasal dari Sanskrit
Brihat-sthan, yang berarti sebuah tempat yang agung atau pulau agung. Oleh
karena itu, England pernah berada di bawah administrasi Veda menggunakan bahasa
Sanskrit yang memberinya nama untuk pertama kali.</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Harap
diingat juga nama-nama seperti Afganisthan, Baluchisthan, Pakisthan,
Turkmenisthan, Turghasthan (Turki), Arvasthan (Arabia), Kurdisthan, dll, dll….</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Siapakah yang
memberi nama daerah-daerah yang mempunyai nama akhir yang demikian itu<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banyak nama kota di Inggris juga
memiliki afiliasi dengan Sanskrit. Sebagai contoh, London adalah sebuah kota
Veda yang sudah sangat tua. Nama Sanskritnya di jaman dahulu kala adalah
Nandanium, yang adalah sebuah istilah Sanskrit untuk tempat hunian yang sangat
menyenangkan. Pada jaman Romawi, itu disalah-ucap menjadi Londonium. Inilah
yang kemudian disingkat menjadi London. Dalam bahasa orang-orang Eropa huruf
“L” sering menggantikan huruf “N” dari kata-kata Sanskrit. Itulah sebabnya
kenapa nama Sanskrit Svetanana (perilaku adil/bersih) diucapkan oleh orang
Russia menjadi Svetlana.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nama-nama lainnya adalah yang
masih berkaitan dengan nama Lord Rama, salah satu inkarnasi Tuhan. Kota-kota
seperti Ramson dan Ramsgate secara langsung berhubungan dengan Lord Rama,
paling tidak namanya. Nama-nama orang seperti Ramsey McDonald dan Sir Winston
Ramsey dekat dengan nama orang India Ramsahay. Kata ramrod (tongkat-rama)
diturunkan dari batang kayu yang sangat besar yang dipakai sebagai tongkat pendobrak
oleh bala tentara Rama untuk membuka paksa pintu gerbang Alengka (Lanka).<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akhiran Sanskrit puri,
sebagaimana ditemukan dalam nama-nama kota di India seperti Sudamapuri atau
Jagannatha Puri, diubah menjadi “bury” di Inggris, yang berarti kota praja.
Kita temukan dalam bahasa Inggris kota-kota seperti Shewsbury, Ainsbury, dan
Waterbury. Topografi Salisbury yang berbukit-bukit juga membuktikan bahwa itu
merupakan sebuah bentuk perusakan dari istilah Sanskrit Shail-eesh-pury, yang
berarti suatu areal perbukitan dengan sebuah kuil Vedic. Canterbury secara
linguistik juga berhubungan dengan apa yang dalam Sanskrit adalah kata
Sankarpury, yang berarti sebuah kota praja Lord Shankar, Shiva. Ini kalau anda
mengucapkan “C” sebagai “S” dan mengganti “T” dengan “K” dalam nama Center,
yang bukannya tidak biasa dalam perubahan antara Sanskrit dengan bahasa
Inggris. Ini juga mengindikasikan bahwa sebelum British Isle berganti agama
Kristen dalam abad ke-enam A.D., Canterbury tadinya adalah tempat kedudukan
seorang pemimpin spiritual Veda. Jadi, Archbishop dari Canterbury tadinya
adalah seorang pendeta atau guru Veda, atau seorang Sankaracharya, dari mana
datangnya nama Sankarpury.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hubungan lainnya adalah
terminologi dalam bahasa Inggris “shrine”, yang merupakan bentuk perusakan dari
kata Sanskrit shwar. Ini adalah rujukan bagi kota-kota India yang dikenal
sebagai pusat-pusat pemujaan Shiva pada masa silam, seperti Tryambakeshwar,
Lankeshwar, Ghrishneshwar, dan masih banyak lagi yang lain. Di Inggris kita
kenal kota-kota seperti Lancashire, Pembrokeshire, Hampshire, dan Wiltshire.
Devonshire berasal dari Sanskrit Devaneswar, yang berarti Lord atau dewa-dewa.
Kota-kota tersebut hampir pasti memiliki kuil-kuil Shiva yang besar dan luas,
itulah sebabnya kenapa mereka masih dinamai dengan cara seperti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di Scotlandia kita menemukan kota
Marayshire, nama yang merupakan perusakan dari nama salah satu deity Sanskrit
Moreshwar. Tempat ini merupakan sebuah situs Veda pada jaman dahulu sebagaimana
dapat dikenali dengan adanya figur-figur sapi masih kelihatan terukir di
batu-batu karang. Sapi Nandini adalah tunggangan Lord Shiva. Tempat ini
pastinya memiliki banyak kuil Shiva yang telah dihancurkan oleh para pengikut
Kristen fanatik.<br />
Kita juga bisa membandingkan nama Edinburgh dengan Sanskrit. Veda diucapkan
sebagai Eda setelah kedatangan agama Kristen di Eropa. Eddas, naskah-naskah
sangat kuno Skandinavia, adalah gema dari Sanskrit Vedas. Edinburgh di
Skotlandia adalah perusakan dari istilah Sanskrit Vedinpur, yang berarti Kota Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hubungan lainnya adalah
terminologi dalam bahasa Inggris “shrine”, yang merupakan bentuk perusakan dari
kata Sanskrit shwar. Ini adalah rujukan bagi kota-kota India yang dikenal
sebagai pusat-pusat pemujaan Shiva pada masa silam, seperti Tryambakeshwar,
Lankeshwar, Ghrishneshwar, dan masih banyak lagi yang lain. Di Inggris kita
kenal kota-kota seperti Lancashire, Pembrokeshire, Hampshire, dan Wiltshire.
Devonshire berasal dari Sanskrit Devaneswar, yang berarti Lord atau dewa-dewa.
Kota-kota tersebut hampir pasti memiliki kuil-kuil Shiva yang besar dan luas,
itulah sebabnya kenapa mereka masih dinamai dengan cara seperti itu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di Scotlandia kita menemukan kota
Marayshire, nama yang merupakan perusakan dari nama salah satu deity Sanskrit
Moreshwar. Tempat ini merupakan sebuah situs Veda pada jaman dahulu sebagaimana
dapat dikenali dengan adanya figur-figur sapi masih kelihatan terukir di
batu-batu karang. Sapi Nandini adalah tunggangan Lord Shiva. Tempat ini
pastinya memiliki banyak kuil Shiva yang telah dihancurkan oleh para pengikut
Kristen fanatik.<br />
Kita juga bisa membandingkan nama Edinburgh dengan Sanskrit. Veda diucapkan
sebagai Eda setelah kedatangan agama Kristen di Eropa. Eddas, naskah-naskah
sangat kuno Skandinavia, adalah gema dari Sanskrit Vedas. Edinburgh di
Skotlandia adalah perusakan dari istilah Sanskrit Vedinpur, yang berarti Kota
Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di India, kota praja dan
perbentengan yang dikelilingi tembok pengaman dikenal dan diucapkan sebagai
“Cote”, yang adalah sama dengan Kot seperti dalam Siddhakot, Agrakot, Lohakot,
Bagalkot, dan Amarkot. Di Inggris, juga, kota praja dan kastil yang
diikelilingi dengan tembok pengaman masih mengandung nama-nama Sanskrit “Cote”
sebagaimana dapat dilihat pada nama-nama seperti Charlcote, Northcote,
Heathcote, dan Kingscote.<br />
Pacuan kuda terkenal di Ascot bukanlah sebuah kebetulan tempat untuk olah raga.
Nama Ascot berasal dari nama Sanskrit Aswacot, yang berarti kota kuda, yang
merupakan sebuah warisan dari pemerintahan administrasi Kshatriya Veda pada
jaman dahulu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ini memperlihatkan semua nama
diberikan oleh orang-orang pada jaman dahulu yang berbicara Sanskrit ketika
mereka memerintah wilayah-wilayah itu. Jadi itu tidak mengejutkan bahwa
bagian-bagian dari Inggris masih mengandung terminologi Sanskrit bahkan setelah
semua jejak-jejak ayunan sejarah India atas Inggris sepertinya telah
dihapuskan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terdapat lebih banyak lagi
kata-kata dalam bahasa Inggris yang akarnya berasal dari Sanskrit, seperti
dijelaskan di dalam buku Some Blunders of Indian Histirical Research, pada
halaman 251. Pada adalah Sanskrit untuk ‘kaki’, yang berhubungan dengan
sejumlah besar kata-kata bahasa Inggris, seperti Pedeatrics, pedestal,
pedestrian, dan biped. Akar kata Sanskrit lainnya adalah dant, yang berarti
‘gigi’, darimana kita dapat kata-kata dentist, dentistry, dan dental. Istilah
Sanskrit lainnya adalah mritya, berarti ‘kematian’, darimana kita mendapat
kata-kata mortuary, morgue, mortal, dan immortal. Kata man diturunkan dari kata
Sanskrit manas, berarti ‘pikiran’, mind, thingking, atau rational being. Kata
bahasa Inggris door adalah Sanskrit dwar. Istilah Inggris Monarch berasal dari
istilah Sanskrit Manawarka, yang berarti matahari (yang bersinar) diantara
manusia. Dalam tradisi Veda, monarki dianggap sebagai sinar kemuliaan, kekuasaan,
dan penjaga dunia. Daftar perbandingan kata-kata termasuk di bawah ini:<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">INGGRIS SANSKRIT<br />
Ca-tholic === Sa-Devalik (ia sang penyembah kuil)<br />
Friar === Pravar (pertapa)<br />
Convent === Sonvent (bangunan suci)<br />
David === Devi-da (diberkati oleh Ibu Dewi)<br />
Church === Churcha (tempat memberikan ceramah religius)<br />
Churchill === Churcha-cholak (orang yang memimpin khotbah)<br />
Papa/Pope === Papa-ha (penebus dosa)<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tuan rumah yang tidak
disangka-sangka dari sejumlah kata-kata Sanskrit yang terus tetap ada dalam
bahasa Inggris merupakan bukti yang sangat kuat atas orang-orang India Veda
pernah berayun di Eropa. Contoh-contoh seperti itu lebih banyak lagi dapat
dilihat pada Bab Enam buku ini.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bukti lebih banyak lagi tentang
warisan Veda di Inggris dapat dikenali dengan adanya temuan bahwa saat
membangun kembali daerah-daerah yang hancur di kota London setelah selesainya
Perang Dunia II, sebuah patung dewa India Mitra, dewa matahari, ditemukan
tertimbun di bawah pondasi sebuah bangunan tua. Dikatakan bahwa bangsa Romawi
telah memperkenalkan penyembahan dewa matahari di Britania selama pemerintahan
mereka di sana. Semua ini berarti bahwa apakah orang-orang Veda India sendiri
yang langsung pergi ke Inggris, atau bisa juga peradaban Veda sampai ke Inggris
melalui perantaraan orang-orang Yunani atau Romawi kuno.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Melalui aliran yang sama, British
Museum di London memamerkan sebuah mosaik burung merak yang berhasil diangkat
dari sebuah penggalian di British Isle. Walaupun merak adalah burung daerah
tropis dan dianggap suci, dan juga adalah tunggangan dewi Sarasvati dan dewa
Murugan dalam tradisi Veda, itu merupakan sebuah corak yang populer pada jaman
Veda Eropa dahulu. Ini adalah sebuah bukti visual tentang masa lalu Veda di
Britania Raya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lebih jauh lagi, bukti tentang
praktek kremasi lazim dilakukan di Britania kuno ditemukan dalam bentuk
kendi-kendi berisikan abu suci yang disimpan di bawah sebentuk batu di tempat
pemujaan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aspek-aspek religius tertentu
yang dibawa dari tradisi Veda juga dapat dilihat dengan cara lain, sebagaimana
dijelaskap pada halaman 12 dari Some Missing Chapters of World History karya
P.N. Oak. “Katedral St. Paul di London, dibangun kembali oleh Christopher Wren
setelah kebakaran besar yang melanda London lebih dari 300 tahun yang lalu,
masih mempertahankan beberapa tradisi pra agama Kristen. St. Paul tadinya
adalah sebual kuil Gopal atau Chrisn (Krishna). Ini dia beberapa buktinya:
Pusat altarnya dipisahkan dari dinding bagian belakang oleh sebuah lintasan
jalan sempit yang melingkar. [Ini sebagai jalur bagi orang-orang untuk berjalan
mengitari altar, sebuah kebiasaan yang khas kuil-kuil Veda]. Altar utama dibuat
tidak untuk mengabadikan Jesus tetapi berupa palang Veda delapan arah mata
angin. Di depan altar, tidak seberapa jauh, terdapat patung burung elang emas dalam
posisi berdiri. Burung elang itu adalah [Garuda] tunggangan dewa Vishnu. Di
atas reling melengkung penopang langit-langit terdapat doa-doa Latin yang
dimulai dengan kata OM yang ditulis dalam huruf kapital yang tebal. Di
sepanjang dinding tembok bagian dalam adalah sketsa relief dari para pertapa
dan yang lain-lain sedang berendam, mandi suci dalam sungai Gangga”. Oleh
karena itu, sepertinya ini menandakan bahwa banyak dari tempat-tempat suci
terpenting atau gereja-gereja penganut Kristen sekarang ini tadinya adalah
kuil-kuil atau tempat-tempat suci Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Praktek menyematkan bulu burung
(merak) pada topi orang-orang Eropa, dan bahkan bulu burung (merak) yang
terlihat di atas mahkota penguasa Muslim bersumber dari peniruan gaya Lord
Krishna yang pada jaman dahulu adalah orang yang pertama kali diketahui
mengenakan sehelai bulu merak di puncak mahkotanya. Itu memperlihatkan
bagaimana dunia pada jaman dahulu memuja-muja Lord Krishna.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Juga dipahami bahwa para
administratur Kshatriya Veda jaman dahulu mempekerjakan penyanyi-penyanyi dan
penyair tradisional yang dikenal sebagai Bhaat atau Bard. Itulah kata-kata yang
sama yang terus dipakai dalam bahasa Inggris sebagai Poet (sebuah salah ucap
dari kata Sanskrit Bhaat) dan Bard. Tradisi yang aslinya berasal di Timur dan
kemudian melintas ke Yunani kuno dan kemudian Latin. Dewan penyair Raja Veda
Prithviraj, Chand, dikenal sebagai “Bardai”, yang diucapkan sebagai “Bard”
dalam bahasa Inggris. Kelanjutan dari tradisi poet atau bard di Britania
merupakan salah satu bukti kuat dari penguasa Veda yang berbicara Sanskrit
telah mengatur British Isle pada jaman dahulu kala.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">STONEHENGE DAN ORANG-ORANG DRUID</span></b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tempat lain yang harus
dipertimbangkan dalam hal pengaruh Veda adalah Stonehenge, sebuah tempat
misterius yang ada di dataran Salisbury di Wiltshire. Nama Stonehenge datang
dari kata Sanskrit Stavankunj, yang berarti pondok tempat untuk bermeditasi.
Nama aslinya benar-benar tidak ada hubungan dengan batu-batu bulat besar yang
berdiri disana. Beberapa mill dari sana ada sebuah tempat yang dikenal sebagai
Woodhenge. Padanan dalam Sanskrit dari kata “wood” adalah vana, diucapkan
sebagai “bon”. Jadi, nama Sanskrit untuk tempat itu tentunya adalah Vanakunj,
berarti sebuah “forest bower”. Ini memberikan beberapa pemahaman kepada Sanskrit
sebagai asal dari nama-nama yang berakhiran “henge”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang-orang Druid, yang
dihubungkan dengan Stonehenge, adalah pendeta-pendeta yang memainkan peranan
penting dalam kehidupan sosial pada jaman Eropa kuno. Istilah Druid adalah
variasi dari orang-orang Eropa atas istilah Sanskrit Dravid. Salah satu
hubungan yang dimiliki orang-orang Druid dengan peradaban Veda dijelaskan oleh
P.N. Oak pada halaman 221 dari bukunya Some Missing Chapters in World History
yang mana ia menyatakan: “Masyarakat Eropa menyebut orang-orang Druid sebagai
orang-orang Hindu Dravida pada jaman dahulu. Kamus menjelaskannya sebagai
sebuah kelompok religius kuno yang ada di Gaul, Britania, dan Irlandia pada
jaman dahulu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hikayat penduduk Irlandia
dan Wales, dan kemudian dalam legenda agama Kristen, orang-orang Druid muncul
sebagai penyihir dan bukan sebagai pendeta dan ahli filsafat. Ini merupakan
indikasi jelas bahwa orang-orang Druid Eropa adalah sama dengan orang-orang
Dravida di India. Mereka bukanlah kelompok ras tertentu. Mereka merupakan
kelompok religius dari para pendeta dan ahli filsafat yang melakukan
keajaiban-keajaiban melalui mantra dan upacara mereka. Secara kebetulan, harus
dicatat disini bahwa adalah tidak benar untuk menandai orang-orang Arya dan
orang-orang Dravida sebagai kelompok-kelompok ras yang saling bermusuhan.
Mereka tidak bermusuhan. Mereka adalah komunitas-komunitas Hindu kuno [yang
berbeda] yang kedua-duanya benar-benar mahir dalam pemujaan keagamaan Hindu,
pengetahuan dan praktek-praktek Veda. Mereka menyebar ke Eropa ketika para
Kshatriya India memerintah dunia. Sebagaimana komunitas di India begitu juga
dengan komunitas di Eropa kita menjumpai istilah-istilah Arya dan Druid. Mereka
tidak eksklusif satu dengan yang lain. Orang-orang Druid adalah sebuah kelompok
yang menjalankan Arya Dharma yang adalah jalan hidup Arya. Karenanya ketika
dunia mengatakan bahwa arang-orang Eropa adalah orang-orang Arya apa yang harus
disadari adalah bahwa orang-orang Eropa tadinya adalah orang-orang Hindu.
Druid, alias Dravida, membentuk sebuah kelompok keagamaan dalam komunitas
orang-orang Arya yang percaya akan dan menjalankan Arya Dharma yang sama”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Istilah Dravid berkaitan dengan
para orang bijak paling awal pada saat mulainya Krita-yuga. Akar kata Dra
menandakan Drashta, salah satu dari para orang mulia (seer), sementara suku
kata yang belakangan vid secara langsung menunjuk kepada ilmu pengetahuan atau
orang bijak itu sendiri. Jadi, mereka berasal dari India, seperti juga
disebutkan pada halaman 483, Volume II dari Asiatic Researches oleh Reverend
Thomas Maurice: “Asal-usul Asiatic dari orang-orang Druid telah lama diakui
dalam dunia kepurbakalaan. Mr. Reuben Burrow, praktisi besar astronomi India,
merupakan orang pertama yang, setelah melalui sebuah pengujian dan perbandingan
yang ketat terhadap takhyul yang berhubungan dengan mytologi dan
periodisasinya, secara langsung membenarkan mereka sebagai sekelompok imigran
yang terdiri dari ahli-ahli filsafat India”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Reverend Maurice melanjutkan alur
pemikiran ini pada halaman 246, Bagian I, Volume I dari bukunya, Antiquities of
India: “Para pendeta ini (orang-orang Druid), kaum Brahmana India, menyebarkan
diri mereka secara meluas melalui wilayah Asia bagian utara, bahkan sampai ke
Siberia sendiri, dan secara perlahan-lahan bercampur dengan suku-suku pribumi
Celtic yang berpostur besar (penduduk Kalatoya sampai selatan Kashmir) terus
melanjutkan perjalanannya sampai di Eropa dan akhirnya mendirikan kelompok
orang-orang Druid yang adalah sistem Brahmin superstition di Britania purba.
Ini saya pertahankan adalah koloni orang Oriental pertama yang menetap di
kepulauan (British) ini”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ini sangat mirip dengan apa yang
dijelaskan oleh Navaratna S. Rajaram dalam bukunya, Vedic Aryanand the Origins
of Civilization. Ia mengatakan bahwa orang-orang Druid tercatat dalam pustaka
Veda sebagai orang-orang Druhyu. Mereka diusir keluar India dalam sejumlah
kampanye oleh para penguasa dari milenium ke-empat B.C., bahkan oleh Mandhatr
sejak 4500 B.C. Ini sesuai dengan tradisi orang-orang Druid yang menelusuri
asal-usulnya dari Asia setidaknya sejak 3900 B.C. Orang-orang Druhyu ini, yang
berasal dari wilayah India barat laut telah dipimpin kembali masuk ke tanah
tumpah darahnya oleh raja mereka, Angara. Kemudia Mandhatr mengusirnya kembali
keluar dari Punjab dan masuk ke Afghanistan. Setelah itu, berdasarkan
catatan-catatan dalam Purana mengindikasikan bahwa mereka pergi lebih jauh lagi
ke arah utara dan kemudian barat memasuki Eropa, dimana mereka menjadi
orang-orang Druid.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada halaman 11 buku The Celtic
Druids, Godfrey Higgins manyebut bahwa, “Caesar . . . mangatakan, berbicara
menganai orang-orang Druid, bahwa mereka tidak berpikir itu sah menurut hukum
untuk melakukan penulisan rahasia agama mereka”. Ini berarti bahwa cara mereka
untuk mengajarkan pengatahuan mereka kepada yang lain mereka memelihara tradisi
lisan Veda. Pelajaran Sanskrit selalu dilakukan berdasarkan ingatan (tradisi
lisan) sebelum itu dituliskan. Dan untuk mengingatnya, mereka secara rutin
biasanya melafalkan Vedas dan pustaka Veda lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari halaman 154 buku Matter,
Myth and Spirit or Keltic Hindu Links, Dorothea Chaplin menjelaskan,
“Orang-orang Dravida adalah para Kshatriya dan semua Kshatriya adalah orang
Arya. . . . Manu dalam ayat 43-44 dari bab ke-sepuluh Samhita menyebutkan
sepuluh suku Kshatriya sebagai kaum Vrishala, diantara mereka adalah
orang-orang Dravida”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada halaman 179 sampai 183 ia
melanjutkan ulasannya bahwa orang-orang Druid tidak pernah ambil bagian dalam
peperangan, juga tidak pernah membayar pajak dalam rangka itu. Mereka
dibebaskan dari kewajiban membayar pajak. Dalam jumlah besar mereka bergabung
dalam kependetaan yang mana mereka dikirim oleh orang tuanya untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan yang diperlukan. Pada saat berumur 5 tahun para murid dikirim
ke pasraman milik sang guru selama 12 sampai 20 tahun untuk mengikuti
pendidikan dan mempelajari himne-himne suci Veda. Mereka akan mengingat
sejumlah besar ayat-ayat. Inti dari pendidikan mereka adalah untuk memahami
keabadian jiwa (soul) dan proses reinkarnasi. Pelajaran lainnya adalah
astronomy, geography, berbagai cabang filsafat, dan masalah-masalah keagamaan.
Jadi, sistem pendidikan Druid juga adalah sistem menurut Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kemiripan dengan sistem Veda
menjadikannya yakin bahwa orang-orang Druid dalam kenyataannya adalah klan
orang-orang Druhyu dari India, bagian dari peradaban Veda yang menuntun dan
melakukan kendali pengawasan atas tata kemasyarakatan orang-orang Eropa
kontemporer. Dama buku yang sama, Chaplin menjelaskan bahwa orang-orang Druid mendiami
British Island dan membengun pusat-pusatnya di banyak tempat, yang terpenting
diantaranya adalah Avebury, Stonehenge, Woodhenge, Malvern, Mona, Tara, dan
Iona. Bahkan orang-orang Celtic ada di bawah kekuasaan orang-orang Druid.
Tetapi, tidak hanya orang-orang Druid makmur di Britania, tetapi dalam Complete
History of the Druids (hal.27) menjelaskan bahwa, “Agama orang-orang Druid
bersemi sangat lama, baik di Britania dan Gaul (Perancis). Ia menyebar sampai
ke Italia, seperti nampak melalui perintah pengadilan Augustus kepada
orang-orang Roma, agar tidak merayakan misterinya”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana tercatat pada halaman
182-183 dari Caesar’s Commentaries on the Gallic War, oleh T. Rice Holmes,
Julius Caesar menjelaskan bahwa dewa untuk siapa orang-orang Druid melakukan
banyak penghormatan adalah Mercury. Ia dianggap sebagai penemu semua kesenian
dan pioner dan pemandu bagi para pejalan, dan penyelenggara perdagangan dan
kepemilikan kekayaan. Mereka juga memberikan penghormatan untuk Apollo
(penyembuh penyakit), Mars (Dewa perang), Jupiter (mahluk celestial tertinggi)
dan Minerva (pelopor industri dan kerajinan tangan). Dalam tradisi Sanskrit
deity-deity yang sama dikenal sebagai Surya, Mangal, Budha, Indra, dan Lakshmi.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada halaman 161 buku The Celtic
Druids, oleh Godfrey Higgins, juga dijelaskan bahwa perayaan tanggal 25
Desember dirayakan dengan menyalakan api unggun besar di puncak bukit.
Merayakannya dengan menggunakan pepohonan hijau dan terutama sekali mistletoe
(sejenis tanaman warna hijau) pada perayaan ini mengkhianati tradisi Druid yang
menjadi asal tradisi ini.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang-orang Druid tidak hanya
merupakan orang-orang dari India, atau yang berorientasi Veda, yang ada di
Britania. Dari halaman 113 buku Matter, Myth and Spirit or Keltic Hindu Links,
Dorothea Chaplin menjelaskan, “Kerajaan Kent dibangun oleh Jat bersaudara. Baik
orang-orang di kerajaan Kent dan juga di pulau Wight semuanya adalah keturunan
dari Jat bersaudara”. Jat bersaudara adalah juga klan Kshatriya dari India dan
membantu mengelola peradaban Veda di bagian lain dunia ini.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: inherit, serif; font-size: 11.5pt; text-align: right;">Sumber terjemahan dari buku</span><span style="color: #373737; font-family: inherit, serif; font-size: 11.5pt; text-align: right;"> <b><i>“Proof
of Vedic Culture’s Global Existence”</i></b> </span><span style="color: #373737; font-family: inherit, serif; font-size: 11.5pt; text-align: right;">oleh </span><b style="text-align: right;"><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Stephen Knapp.</span></b></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-18034856300579377362014-10-04T06:46:00.002-07:002014-10-04T06:46:44.764-07:00Jejak-Jejak Peradaban Veda di Perancis<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 18pt; vertical-align: baseline;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX-ptfYCtzkgq-MclnwfF31X-v0thPuRatiIhr6AWm2RtLwyTMSGY4P1UmxPCSBaI3dTwCZxNgQQUtChBAaUmOsd4pYFBp7xR8gsL1qmZoeU0N_Hy0tY2jy8G72k58dqKyngRYfdQuc62g/s1600/133743_eifeltowerdlm.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX-ptfYCtzkgq-MclnwfF31X-v0thPuRatiIhr6AWm2RtLwyTMSGY4P1UmxPCSBaI3dTwCZxNgQQUtChBAaUmOsd4pYFBp7xR8gsL1qmZoeU0N_Hy0tY2jy8G72k58dqKyngRYfdQuc62g/s1600/133743_eifeltowerdlm.jpg" height="320" width="263" /></a></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengaruh Veda di Perancis dapat dikenali dalam</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Caesar’s Commentaries on the Gallic War</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, pada halaman
180-1, yang mana ia menjelaskan bahwa dimana-mana di Gaul (Perancis) terdapat
dua kelas manusia; “Druid” dan “Knight”. Kaum Druid memimpin pemujaan kepada
para dewa, melaksanakan ritual, dan menjawab pertanyaan tentang keagamaan.
Laki-laki dalam jumlah cukup banyak tinggal bersama mereka untuk belajar dan
banyak orang menaruh rasa hormat kepada mereka. Mereka juga bertindak sebagai
penegak hukum apabila terjadi perselisihan dan membuat keputusan bisa berupa
hadiah atau hukuman. Dengan cara ini, kita bisa mengetahui bahwa kaum Druid
pastinya adalah kaum Brahmin wilayah itu, dan kultur Perancis pada masa awal
sangat mirip dengan yang ada di Britania.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mr. Oak menyebutkan pada halaman 831</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>World Vedic Heritage</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, “Sebelum bahasa Inggris
berkembang menjadi bahasa yang berdiri sendiri, diketahui dengan pasti bahwa
orang Inggris berbicara bahasa yang sama dengan orang Perancis. Itu karena bahasa
atau bahasa-bahasa yang dipakai di seluruh Eropa merupakan variasi Sanskrit.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dalam konteks ini Godfrey Higgins mengamati [dalam</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>The Celtic Druids</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">], ‘Berbicara mengenai
orang-orang Gaul (Perancis), Caesar mengatakan, bahwa mereka semua memiliki
bahasa yang sama, dengan sedikit variasi dalam dialek mereka. Tetapi ia
mengatakan adalah hal biasa bagi mereka untuk melintas ke Britania untuk
meningkatkan kemampuan diri mereka dalam ajaran-ajaran kaum Druid, yang hampir
membuktikan bahwa kedua negara ini memiliki bahasa yang sama. Dan Tacitus
mengatakan secara ekspresif, bahwa bahasa orang-orang Gaul (Perancis) dan
Britania tidak begitu berbeda. . . .’ Itulah kenapa bahasa Perancis terus
dipakai sebagai bahasa oleh orang Britania untuk jangka waktu lama.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ini mencerminkan bahwa tidak
hanya Perancis dan Inggris tetapi seluruh Eropa dan keseluruhan dunia pernah
berbicara Sanskrit sebagai bahasa umum. Dengan meredupnya imperium Veda dunia,
kontinen, region, dan kemudian bahkan setiap negara salah mengira gaya bahasa
dan perusakan mereka terhadap Sanskrit sebagai bahasa milik mereka sendiri”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hal nama “France”, itu berasal dari akar kata Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>pra</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, diucapkan sebagai “fra” dalam pengucapan modern.
Akar kata Sanskrit pra mengandung konotasinya dalam bahasa percakapan Eropa
modern sebagai “pro” yang berarti “cenderung kepada”. Seorang pendeta Veda
dalam Sanskrit dikenal sebagai</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>pravarh</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, yang berarti
cenderung kepada</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>var</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, tingkat
spiritualitas yang lebih tinggi.</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Prava</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">r dalam
terminologi Veda masih digunakan di Eropa sebagai “Friar”. Penambahan “nce”
dalam nama “France” adalah bentuk jamak “Fra”, yang berarti sekelompok orang (</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Vedic Friars</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">atau</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Druids</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">) yang memiliki kecenderungan
kepada kebebasan spiritual. Ini adalah tujuan hidup menurut Veda. Sehingga
pemakaian nama Friar oleh orang Kristen juga membuktikan hubungannya dengan
Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nama Paris juga sebuah turunan Vedic, dan merupakan versi yang
dipendekkan dari nama dewi Veda</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Parameshwar</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">i. Pada jaman
Romawi Paris dilafalkan sebagai Parisorium, yang merupakan perusakan dari nama
Sanskrit Parameswarium, yang berarti tempat pemujaan dewi Parameswari. Ini
berarti bahwa disana pasti pernah ada sebuah kuil untuk memuja dewi Parameswari
di bantaran Sungai Seine. Kota yang berkembang diseputanya menjadi dikenal
sebagai Parameswarium. Setelah Perang Mahabharata di Kuruksetra dan gangguan
dalam skala internasional atas administrasi pemerintahan Veda, nama Sanskritnya
akhirnya disebut Parisorium. Dan setelah kekuasaan Romawi berakhir, namanya
kemudian disingkat menjadi Paris. Orang Perancis lebih jauh lagi menyingkatnya
menjadi “Pari”. Inilah suatu tanda bagaimana nama-nama setempat mengalami
perubahan dan bahwa orang-orang Perancis telah melupakan akar-akar Veda mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk menghormati tanah kelahiran
mereka, Seine River pada mulanya disebut Sindhu oleh mereka yang datang dari
India dan menjadikan Perancis sebagai koloninya. Orang-orang Perancis kemudian
hari membuang suku kata terakhir dan apa yang tersisa adalah Sind atau Seine,
sebagai namanya sekarang ini.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terdapat banyak kesamaan lainnya antara bahasa Perancis dengan
Sanskrit. Sebagai contoh, orang Perancis biasanya melafalkan “S” sebagai “Z”.
Jadi, anda menemukan kata Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Ishwar</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, yang berarti
“Great Lord” biasa dipakai untuk menyebut para penguasa sementara di berbagai
belahan dunia, diucapkan sebagai Caesar, Kaiser, Czar, Kaisar, dan Azar di
Mesir kuno. Akar kata Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>“tu”</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, diucapkan
secara lebih lembut menjadi “the” dalam bahasa Inggris dan “des” dalam bahasa
Perancis.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Contoh lainnya yang yang memberikan pemahaman terhadap peradaban
Veda di Perancis permulaan adalah nama kota Cannes. Huruf “C” dilafalkan
sebagai “K” tetapi juga bisa digunakan untuk “S”. Jadi nama Cannes dapat dieja
sebagai Sannes, yang secara langsung berhubungan dengan istilah Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Sanis</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">untuk Saturnus. Jadi, disini
mungkin pernah jadi pusat pemujaan Saturnus, dan katedral yang sangat luas
disana mungkin pernah menjadi lokasi kuil Veda Saturnus di jaman dahulu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Istilah “Notre Dame” biasanya diterjemahkan yang artinya “Our
Lady”, tetapi sebenarnya itu seharusnya berarti “Our Mother”. Beberapa merasa
bahwa Notre Dame tadinya pernah menjadi lokasi sebuah kuil Veda untuk “Mother
Goddess”, Bhagavati atau Parameswari. Itu masih merupakan sebuah kuil untuk
Dewi Ibu tetapi dalam abad ke-duabelas telah dikonversi menjadi sebuah gereja
Kristen. Buktinya adalah bahwa bangunan itu masih memiliki berbagai pola
geometrikal, seperti siku-siku, segi enam, segi delapan, dan lingkaran dengan
12 atau 24 jeruji. Desain esoterik seperti itu dikenal sebagai</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Yantra</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dalam pemujaan kepada para Dewi
Veda. Pola-pola seperti itu mencerminkan banyak daya kreatif yang dibutuhkan
selama proses penciptaan jagat raya, yang mana Dewi Ibu Veda ikut
berpartisipasi. Anda juga dapat menemukan lambang-lambang 12 zodiak astrologi Veda
pada bangunannya. Astrologi Veda berkenaan dengan kelahiran-kelahiran masa lalu
dan yang akan datang dari jiwa manusia dan karma-nya. Apabila katedral itu
aslinya adalah sebuah bangunan Kristen, lambang-lambang astrologi itu pasti
tidak akan ada disana karena astrologi tidak memiliki tempat dalam Kekristenan.
Agama Kristen tidak mengakui pengetahuan tentang kelahiran-kelahiran masa lalu
dan yang akan datang, begitu juga dengan pengetahuan yang terkait dengan hukum
karma. Lambang-lambang zodiak juga menunjukkan bahwa, menurut tradisi, tidak
diragukan lagi bahwa itu adalah image dari sembilan planet yang dibangun
bersamaan dengan kuil pada masa pra agama Kristen.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anda juga bisa lihat puncak
menara kuil ditutupi dengan gambar-gambar para orang suci, biarawati, burung,
binatang buas dan raksasa. Dekorasi menara-menara kuil dengan cara ini juga
adalah tradisi Veda. Anda menemukan ini khususnya di daerah India Selatan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada halaman 25 buku</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Matter,
Myth and Spirit or Keltic Hindu Links</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, Dorothea Chaplin menjelaskan
bahwa, “Di Atun di Perancis, ada sebuah patung deity yang disangka sebagai Dewa
Kesuburan suku Keltic sedang melawan seekor ular”. Ini pasti adalah Krishna
yang sedang menundukkan ular Kaliya. Dia diberi label sebagai dewa kesuburan
adalah anggapan keliru dari para ilmuwan Kristen yang dengan gampangnya membuat
prasangka dalam benak orang. Kenyataannya adalah bahwa episode Purana tentang
Lord Krishna melawan ular berkepala banyak Kaliya sangat populer diantara semua
orang yang berasal dari India. Mereka secara alami pasti akan membawa
ceritera-ceritera ini dan teks-teks Veda bersama mereka, begitu juga dengan
membangun kuil untuk deity-deity mereka, seperti Lord Krishna. Oleh karena itu,
Atun pastinya memiliki sebuah kuil kuno untuk memuja Krishna di pusat huniannya
dengan katedral sebagai pokoknya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada halaman 822-3</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>World
Vedic Heritage</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, Mr. Oak menjelaskan bahwa Strabo, ahli geografi kuno, mencatat
dalam karyanya</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Geography of Marseilles</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahwa kota ini memiliki dinding perlindungan di sekelilingnya.
Disana juga ada sebuah kuil untuk Delphian Apollo, sebuah kuil matahari. Sebuah
kuil matahari Veda juga disebut dengan</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Marichalayas</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Jadinya, nama
Marseilles diturunkan dari istilah itu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Verseilles mendapatkan namanya dari kata Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Vareshalayas</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, yang berarti tempat pemujaan
untuk Great Lord, Vishnu atau Shiva. Pusat Katedral pada jaman dahulu adalah
sebuah tempat yang aslinya kuil Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nama kota Sable juga adalah
penyingkatan dari Shibalaya, yang merupakan distorsi nama Sanskrit Shivalaya.
Katedral pimpinan di kota itu pastinya adalah tempat yang aslinya sebuah kuil
Shiva. Atas dasar ini, Dr. V.V. Pendse, kepala dari Dyanaprabodhini Institution
di Pune, India, mengintip melalui sebuah jendela dari salah satu tempat yang
disucikan dalam katedral, yang terkunci secara permanen sebagai yang sangat
disucikan dan dirahasiakan. Di dalam ia melihat bahwa interiornya mengandung
semua pertanda dari sebuah Shiva-linga yang tercabut. Ini lebih jauh
membuktikan bahwa Perancis pre-Kristen pernah melakukan dan menjadi bagian dari
peradaban Veda di masa lampau.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sumber terjemahan dari buku</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <b><i>“Proof
of Vedic Culture’s Global Existence”</i></b> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">oleh </span><b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Stephen Knapp.</span></b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-29547961731237524142014-10-04T06:43:00.001-07:002014-10-04T06:43:12.476-07:00Jejak-Jejak Peradaban Veda di Irlandia<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 18pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-size: 11.5pt; line-height: 13.5pt;">Bagian lain dari British Isle
juga menyajikan banyak bukti bahwa mereka dipengaruhi oleh peradaban Veda. Nama
“Ireland” adalah salah ucap istilah Sanskrit Aryasthan, berarti tanah bagi
orang-orang Arya (Veda).</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHcaMaPM1buitzchuaRObAQ3WiqO7C4gDavuMr4DEUtSQGGNX_aEIcc2JdTkp0ZtzVzeLQ_Dtl7mubFpZrG_yUIUvfAek4zEucVyQTscG6X-x9U1mRkCLerL4abAHkwLb7oemClUUZAbcx/s1600/map_of_ireland.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHcaMaPM1buitzchuaRObAQ3WiqO7C4gDavuMr4DEUtSQGGNX_aEIcc2JdTkp0ZtzVzeLQ_Dtl7mubFpZrG_yUIUvfAek4zEucVyQTscG6X-x9U1mRkCLerL4abAHkwLb7oemClUUZAbcx/s1600/map_of_ireland.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada halaman duapuluh bagian Pendahuluan buku</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Collectania De Rebus Hibenicus</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, oleh Lt. Gen.
Charles Vallancey, ia menjelaskan bahwa agama Druid dari Britons ditemukan pada
mereka orang-orang Irish, yang sebagian besar diantara mereka adalah para
Brahmin. . . . tidak lain adalah deity Brahmin pernah tercatat dalam manuskrip
Irish”. Jika ini yang terjadi, ini tentunya berarti bahwa manuskrip-manuskrip
pre-Kristen di Inggris, Wales, Scotlandia, dan Irlandia semuanya adalah Hindu,
Vedic, naskah-naskah Sanskrit. Vallancey lebih jauh menjelaskan pada halaman 22
bukunya bahwa, “Sir William Jones melihat bahasa Irish sangat dekat hubungannya
dengan Sanskrit”. Ini berarti bahwa banyak tradisi Irish hanyalah sisa-sisa
dari peradaban Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadi apa yang terjadi terhadap
manuskrip Irish yang sangat banyak itu? Vallancey mencatat pada halaman delapan
bagian Pendahuluan bukunya, “Orang-orang Irish dan Wales mengeluhkan
penhancuran terhadap manuskrip-manuskrip mereka oleh misionaris pertama
Kristen, oleh orang-orang Dane, Norwegia dan lainnya. . .” Ini menjelaskan
bagaimana bukti peradaban Veda secara sistematis disapu bersih oleh Kekristenan
di Irlandia begitu juga dengan seluruh Eropa. Kemudian ketika para ilmuwan
mencoba mengumpulkan manuskrip-manuskrip tersebut dan bukti-bukti lain mengenai
masa lampau peradaban Veda Eropa, usaha ini juga dipadamkan melalui kekerasan
oleh elemen-elemen Kekristenan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Deity-deity orang Irish juga sama
dengan yang ada dalam Vedic Arya, sebagaimana Vallancey menjelaskan pada
halaman 32-34 bukunya: “Orang-orang Pagan Irish memiliki hampir semua deity
Hindu. . . Altar pemujaan mereka masih ada di Irlandia sesuai dengan nama-nama
mereka. Melalui model argumentasi yang digunakan oleh Dupuis, orang-orang Irish
dapat dikatakan sebagai orang Hindu. Pada Prakata dari karya saya Prospectus of
an Irish Dictionary, halaman xxiii, adalah daftar dari 18 deity, yang biasa ada
dalam Pagan, Irish dan Brahmin. . . ”<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="right" class="MsoNormal" style="background: white; text-align: right; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sumber terjemahan dari buku</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <b><i>“Proof
of Vedic Culture’s Global Existence”</i></b> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">oleh</span><b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Stephen Knapp.</span></b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-79581294296125741532014-10-04T06:40:00.000-07:002014-10-04T06:40:08.023-07:00Jejak-Jejak Peradaban Veda di Italy<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 18pt; vertical-align: baseline;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy_ZLqYv9cB7t4ST6IP8pavWvqiDktTVaK9ILEYwYJeTh-yoJpnod3MO6h8MxJhqUPuX7E6fKcXKrfBwubFBtqsM0IS1aDA2Ce7N2YqH3YwDU66NMzHgUJO-zWIkUxhPnN2Sg115bvXtU2/s1600/Italy_color.GIF" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjy_ZLqYv9cB7t4ST6IP8pavWvqiDktTVaK9ILEYwYJeTh-yoJpnod3MO6h8MxJhqUPuX7E6fKcXKrfBwubFBtqsM0IS1aDA2Ce7N2YqH3YwDU66NMzHgUJO-zWIkUxhPnN2Sg115bvXtU2/s1600/Italy_color.GIF" /></a></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nama Italy (dari Etaly) dalam
Sanskrit menandakan sebuah negeri yang terletak di bawah suatu kontinen yang
sekarang ini disebut Eropa. Dengan menyebarnya peradaban Veda melewati negari-negari
timur-tengah lalu memasuki Yunani dan Italy, dewa-dewa Veda masih menjadi
faktor utama dalam pemujaan dan legenda-legenda di daerah-daerah tersebut.
Tetapi, nama-namanya telah berubah ke dalam jargon lokal untuk menekankan
berbagai karakteristik berkenaan dengan penduduk wilayah itu. Kita bisa
mengenali ini dalam hal bagaimana dewa Mithra yang populer di Romawi dapat
ditelusuri kepada dewa Mitra dalam Veda, yang masuk ke Mediterania melalui Asia
Kecil melalui kekuatan militer yang sangat tertarik dengan filsafat Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lebih jauh, banyak dewa-dewa Romawi lainnya berasal dari timur,
khususnya dari tradisi Yunani yang lebih dapat dikenali memiliki karakteristik
sesuai dengan deity-deity Veda. Sebagai contoh, Zeus adalah Dyaus, Jupiter
adalah Diupeter (atau Dyaus Pitar, Vedic Indra), Minerva adalah Pallas Athen,
Diana adalah Artemia, Venus (Vedic Lakshmi) menjadi Aphrodite, Neptune adalah
Poseidon, Vulcan adalah Hephaestus, Ceres adalah Demetri, Liber adalah
Dionysus, Mercury menjadi Hermes, dan Hermes sebelumnya adalah dewa Mesir kuno
Thoth. Hal menarik mengenai Hermes diuraikan oleh Dr. Ginsburg dalam</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Life of Levita</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Disebutkan bahwa cara dewa
Hermes disembah adalah sebagai sebuah phallus, didirikan di atas sebuah batu
datar, kemudian dilumuri/diurapi dengan minyak, mirip dengan cara pemujaan dewa
Shiva sebagai linga yang dibasuhi air suci Gangga, yang melambangkan cara Shiva
menerima curahan air sungai Gangga di atas kepalanya seperti air yang turun ke
bumi dari dalam surga.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu alasan kenapa begitu
banyak deity Veda ditemukan disini adalah bahwa Roma mengadakan hubungan dagang
dengan India selama banyak tahun. Sebuah contoh tentang bagaimana luasnya
perdagangan antara Roma dan India dapat dilihat pada Susupalgarh. Ini adalah
sebuah benteng yang terletak di bagian timur India, tiga mill selatan
Bhubaneshwar. Itu dibangun sekitar abad ke-tiga B.C. dan ditinggalkan pada abad
ke-empat A.D. Penggalian yang dilakukan terungkap adanya uang coin Romawi dan
India yang berasal dari abad ke-satu dan ke-dua.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Contoh lainnya tentang hal ini diberikan oleh Franz Cumont pada
halaman 110 bukunya,</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oriental Religions in Roman
Paganism</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Disini ia menjelaskan, “Cukup mudah bagi divinitas Phoenician
Coast untuk menyebrangi laut (menuju Roma). Diantara mereka adalah Adonis sosok
wanita berkabung dari Byblos; Balmarcodes ‘Lord of the Dance’, yang datang dari
Beruit; Marna, penguasa hujan, disembah di Gaza; dan Maiuma yang hari
kelautannya dirayakan pada setiap musim semi di tepi pantai dekat Ostia
sebagaimana halnya di Orient”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penguasa Tarian secara umum
dikenal sebagai Shiva, atau Nataraja. Tetapi, Shiva, seperti halnya Krishna,
memiliki ratusan nama, juga, Balmarcodes merujuk kepada Balmukundas, sebuah
nama Sanskrit untuk Lord Krishna sebagai anak-anak yang memberikan pembebasan.
Maiuma adalah Dewi Ibu (Mother Goddess) Uma, pasangan Lord Shiva. Hari suci
kelautan adalah karena para pelaut ikut berpartisipasi dalam pemujaannya. Marna
adalah perusakan dari Maruna, merujuk kepada nama Varuna.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahkan sekarang ini kita bisa melihat
patung Lord Shiva berdiri di atas air mancur di sebuah taman umum di Bologna,
Italy. Walaupun ia mungkin digambarkan dengan karakter fisik Romawi, anda masih
bisa melihat ia memegang trident (senjata trisula), dan tudung dari dua ekor
ular di bahunya yang melingkar di lehernya. Di seluruh Italy dapat ditemukan
patung Ganesha, Shiva, dan dety-deity Veda lainnya dalam penggalian-penggalian
arkeologi. Ini menjadi bagian dari masa lalu Veda di Italy, walaupun
temuan-temuan seperti itu tidak pernah diumumkan oleh rejim penguasa Kristen.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Italy….</span></b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<hr align="center" noshade="" size="1" style="color: #a0a0a0;" width="100%" />
</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tidak saja orang-orang Italy
permulaan memuja Lord Krishna dan Shiva, mereka juga mengetahui Ramayana dan
menggambar episode-episode Ramayana pada berbagai plakat dan jambangan. Ratusan
gambar dari episode Ramayana tersebut di dalam rumah-rumah kuno ditemukan di
seluruh Italy dalam penggalian arkeologi dan dituangkan dalam buku-buku dan
laporan-laporan. Tetapi, para ilmuwan Kristen dengan senang hati tidak acuh
terhadap apa yang dilukiskan oleh gambar-gambar itu. Mr. Oak secara pribadi
memiliki koleksi reproduksi dari lukisan-lukisan Etruscan kuno tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beberapa dari pemandangan itu
termasuk Rama, Sita dan Lakshmana berjalan beriringan melintasi hutan, seperti
uraian dalam Ramayana. Yang lain memperlihatkan Bharat, adiknya Rama
mempersiapkan diri untuk bertemu Rama. Yang lain memperlihatkan Vibhisan sedang
membujuk Ravana supaya melepaskan Sita yang telah diculiknya. Ada juga seorang
Kausalya sedang berbagi minuman suci kesuburan dengan kedua madunya, Kaikeyi dan
Sumitra. Lukisan lain menggambarkan anak-anak Rama, Lava dan Kusha menghalau
kuda pengorbanan yang dilepaskan Rama. Satu lagi memperlihatkan Subali dan
Sugriva sedang berkelahi memperebutkan Ruma (Tara), istri Sugriva.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada halaman 812 dan 813 dari</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>World Vedic
Heritage</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kita bisa melihat gambar-gambar seperti apa penduduk permulaan
Italy dan Etruscan. Kedua gambar ini muncul dalam</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">History of Rome</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">oleh Mr. Smith,
dan</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Long Missing Links</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">oleh Iyengar.
Satu memperlihatkan Pompey, Konsul Roma, mengenakan tanda pengenal tilok Veda
“V” di atas dahinya. Gambar yang lain memperlihatkan kaisar awal Etruscan (abad
ke-dua B.C.) mengenakan lencana tilok Veda yang sama di atas dahinya dan
tengkuknya begitu juga ia mengenakan dhoti, jubah tradisional India.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kota Roma juga diberi nama mengikuti nama Lord Rama. Huruf
Sanskrit “A” diganti dengan “O” untuk pelafalan orang Eropa, seperti</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Nasa</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(hidung) dalam Sanskrit ditulis
sebagai “</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">nose</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">” dalam bahasa
Inggris. Ini mencerminkan bahwa seluruh kekaisaran Romawi aslinya adalah bagian
dari imperium Lord Rama.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana dijelaskan lebih kanjut pada halaman 255</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Some Missing Chapters of World History</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, “Sebuah bukti
tambahan adalah bahwa tanggal dibangunnya kota Roma masih benar-benar diingat
oleh orang-orang Italy yaitu 21 April 753 B.C., yang sangat unik karena mungkin
tidak ada kota kuno lain yang diingat secara sangat tepat tanggal pembangunnya.
Kenapa dan bagaimana kemudian hanya Roma saja yang diingat secara tepat tanggal
pembangunannya? Itu karena tanggal Ramanavami (perayaan kelahiran Rama) dalam
tahun 753 B.C. jatuh pada tanggal 21 April.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Namun bukti lainnya adalah bahwa
kota Italy lainnya, Ravenna, diberi nama mengikuti nama Ravana, musuh besar
Rama. Karena Rama dan Ravana saling bermusuhan, Roma dan Ravenna secara
diametris terletak berseberangan satu dengan yang lain, satu di pantai sebelah
barat dan yang lain di pantai sebelah timur Italy”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejalan dengan penyebaran
kebudayaan Romawi ke arah barat, maka lebih banyak lagi tergabung dewa dan dewi
seperti milik bangsa Celtic, yaitu Suli, dewi di Bath, yang dikenali sebagai
Minerva. Maponus dikenali sebagai Apollo, dan Mars (Vedic Skanda) memiliki
banyak kesamaan dengan dewa-dewa lainnya. Nama dewa Romawi Janus adalah bahasa
Latin untuk dewa Ganesh. Sebuah uraian tata cara penyembahan Janus secara
praktis adalah sebuah duplikasi dari bagaimana cara Ganesh disembah.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua ini mengindikasikan bahwa
orang-orang Italy pada jaman dahulu adalah bagian dari peradaban Veda, atau
adalah orang-orang Hindu, para pemuja Lord Rama dan Krishna. Legenda-legenda
mereka adalah Vedic, mereka memuja pantheon Veda, dan pemimpin pendeta mereka,
Paus (the Pope), mengatur ritual Veda karena ia aslinya adalah seorang pendeta
Veda.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Paus (Pope) dan Vatican</span></b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
<hr align="center" size="1" width="100%" />
</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">masih berhubungan dg jejak2
peradaban veda di Italy……..<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Paap</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(papa) berarti
dosa. Ditambah dengan huruf “ha” menjadi</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Papa-ha,</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menunjuk kepada
orang yang menghapuskan (remove) dosa. Sebagai konsekwensinya,</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Papa-ha</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah julukan
dan tugas dari pimpinan tertinggi yang melekat sebagai administratur Veda di
Eropa. Dari ini muncul penyingkatan ucapan orang Eropa atas kata Pope.
Kata-kata lain yang berhubungan dengan ini yang sumbernya dari Sanskrit adalah
“papacy” dan “papal”, yang merujuk kepada yang berkenaan dengan dosa, atau
panduan memperolehnya.</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Pa</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah akar
kata Sanskrit yang mempunyai arti melindungi, dari mana istilah Pope yang
berarti bapa, seperti seorang ayah melindungi anak-anaknya. Istilah “Pontiff”
(Uskup) adalah sebuah perusakan dari istilah Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Pundit</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">atau</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>puntah</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagai pimpinan pendeta Veda, Pope biasanya tinggal di dalam
pondok atau pertapaan, yang dalam Sanskrit disebut</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Vatica</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(bower or hermitage). Bahkan
sampai sekarang, itu masih disebut Vatican, yang mengungkap bahwa Sanskrit dan
Veda sebagai sumber kedudukan itu. Sayangnya, dibawah perintah dari
Constantine, yang baru saja dikonversi sebagai seorang Kristen, tentara Romawi
menghancurkan semua sisa-sisa peradaban Veda dan memaksa setiap orang untuk
menerima Kekristenan dan meninggalkan semua yang lainnya. Juga pada tahap
itulah bahwa pimpinan pendeta Veda di wilayah itu,</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Papa-ha</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">atau Pope, terpaksa mengalah dari
ancaman tersebut. Sepertinya bahwa ia dibunuh oleh Constantine sekitar tahun
312 A.D. yang kemudian mendudukkan Bishop Roma, seorang pendeta kecil, kelompok
Kristen yang baru terbentuk. Seluruh dokumen, catatan dan sejarah Veda pada
waktu itu tentunya cepat-cepat disingkirkan, disembunyikan atau dihancurkan.
Sejak saat itu,</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Vedic Vatica</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menjadi</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Christian Vatican</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bukti lebih jauh bahwa Vatican tadinya adalah sebuah tonggak
Veda ditemukan di dalam Museum Etruscan Vatican. Disini dipelihara dan dipajang
lima Shiva-</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">linga</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hindu, beberapa diantaranya biasa dipuja oleh Pope Hindu, begitu
juga dengan patung Shiva dengan ular cobra sedang mengangkat kepalanya di kepalanya
Shiva. Banyak yang lainnya dikatakan ada tersimpan dan disembunyikan di dalam
museum dan di dalam gudang bawah tanah Vatican. Apabila ini yang terjadi,
sepertinya juga bahwa banyak terdapat patung lainnya seperti Lord Krishna,
Rama, Ganesh (dikenal sebagai Janus), Lakshmi (dikenal sebagai Shree lalu
Ceres), Brahma (dikenal sebagai Abraham), Vishnu (dikenal sebagai Vista), dll.
Disana pasti pernah ada banyak kuil Veda di seluruh area sebelum itu semua
dihancurkan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banyak ritual Pope sekarang ini
berakar dalam tradisi dan kebiasaan Veda. Menyanyikan himne-himne, pemurnian
memakai dupa atau wangi-wangian, persembahan dan membagikan makanan, dan bahkan
membasuh kaki adalah sisa-sisa dari ritual-ritual Veda sepenuhnya yang biasa
dilakukan oleh Pope. Upacara membasuh kaki seseorang saat upacara penting
keagamaan yang dilakukan dengan penuh hormat adalah praktek pra-Kristen.
Membasuh atau mencuci kaki bukanlah adat kebiasaan orang Kristen karena
kongregation orang Kristen mengenakan kaus kaki dan sepatu. Tetapi, itu telah
dilakukan sejak jaman dahulu kala sampai dengan saat ini dalam tradisi Veda
ketika para pemimpin religius dan guru spiritual memberikan kakinya untuk
dibasuh atau dupuja sebagai bentuk penghargaan dan rasa hormat. Oleh karenanya,
ritual-ritual tertentu seperti membasuh kaki dalam Kekristenan adalah bawaan
dari upacara menurut Veda sebelum agama Kristen. Tetapi, bahkan Pope sekarang
ini kelihatannya tidak mengerti bahwa praktek itu bersumber dari Veda.</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-size: 11.5pt; text-align: right;">Sumber terjemahan dari buku</span><span style="color: #373737; font-size: 11.5pt; text-align: right;"> <b><i>“Proof
of Vedic Culture’s Global Existence”</i></b> </span><span style="color: #373737; font-size: 11.5pt; text-align: right;">oleh </span><b style="text-align: right;"><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Stephen Knapp.</span></b></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-87931931785331401772014-10-04T06:31:00.000-07:002014-10-04T06:31:02.803-07:00Jejak-Jejak Peradaban Veda di Scandinavia<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 18pt; vertical-align: baseline;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nama Scandinavia itu sendiri adalah sebuah indikasi tentang
Veda, region yang memiliki akar-akar Sanskrit. Scanda (atau Skanda) adalah
warrior putra Lord Shiva dan menjadi Panglima dari angkatan perang ilahi. Kata
Sanskrit</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>naviya </i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menandakan
ekspedisi laut dan pemukiman. Jadinya ini adalah suatu daerah pemukiman yang
diawali oleh kedatangan ekspedisi kelautan atas nama Skanda. Ekspedisi seperti
ini dilakukan oleh para prajurit Kshatriya Veda yang tentunya menghuni daerah
ini. Pada halaman 53 dari buku</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>India in Greece</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, Edward
Pococke menelaah bahwa kelompok orang-orang Eropa, Scandinavia dan prajurit
Kshatriya India adalah identik. Ini memperlihatkan bahwa para prajurit yang
sama dari India yang bermigrasi sampai ke Eropa juga pergi ke Scandinavia.
Orang-orang Viking dari daerah ini kemudian hari muncul sebagai pewaris tradisi
ini. Ternyata, suku kata terakhir Viking (King) berasal dari kata Sanskrit
simha yang berarti singa.</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Simha</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">diucapkan
sebagai “singa”, dan perubahan “S” menjadi “K” akhirnya menjadi “king”. Jadi,
orang-orang Viking dianggap sebagai prajurit bagaikan singa.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seluruh Eropa pada jaman dahulu kala diatur oleh klan Veda yang
berbicara Sanskrit yang dikenal sebagai klan para Daitya. Danu dan Merk adalah
dua pemimpin dari klan Daitya kuno itu. Dua nama inilah yang dikombinasi
menjadi nama Denmark. Count Biornstierna, dia sendiri adalah orang Scandinavia,
tidak ragu-ragu lagi dalam menentukan dalam bukunya,</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>The Theogony of the Hindus</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, “Kelihatannya
bahwa pemukim orang-orang Hindu bermigrasi ke Scandinavia sebelum Perang
Mahabharata”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD29k0gS4ORSXyIMhtsPdcprmLQD3uUjqo0AXc9y2Sy5qWPomZFXKY7Iq377xDfQqQ5rKZYwLWLaZwJ9fZJxVrfPrbh6-dRRzs9WXXZfCnlCDhjvdwxQ0ajnqSVwM5JplzalQA7xOh2WFg/s1600/euscan.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD29k0gS4ORSXyIMhtsPdcprmLQD3uUjqo0AXc9y2Sy5qWPomZFXKY7Iq377xDfQqQ5rKZYwLWLaZwJ9fZJxVrfPrbh6-dRRzs9WXXZfCnlCDhjvdwxQ0ajnqSVwM5JplzalQA7xOh2WFg/s1600/euscan.gif" height="297" width="320" /></a></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nama kuno Sveringe untuk Swedia dan Norge untuk Norwegia berasal
dari istilah Sanskrit</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Swarga</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Narka</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Istilah
Swedia dalam Sanskrit berarti sebuah tempat tanpa keringat, dan narka berarti
neraka. Sebuah kota di Norwegia benar-benar bernama Neraka (Hell). Nama
orang-orang Scandinavia seperti Amundsen dan Sorensen juga memperlihatkan
karakter dari tradisi Veda. Istilah “sen” di India umumnya dipakai sebagai nama
panggilan, tetapi juga sebagai nama perorangan, seperti Ugrasen, Bhadrasen, dan
Bimasen.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ajaran-ajaran kuno Veda yang diikuti oleh para Kshatriya juga
dibawa ke Scandinavia. Kemudian itu menjadi</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Eddas</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, yang masih
menjadi kitab suci paling tua di wilayah itu. Tetapi, karena terhentinya bentuk
pendidikan Veda, konten</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Eddas</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">semuanya berubah
dari teks-teks kuno Veda menjadi cerita dongeng memakai bahasa modern setempat.
Walau demikian, penelitian secara cermat mengungkapkan banyak kemiripan antara
dongengan-dongengan dalam</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Eddas</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dengan
legenda-legenda Veda dan Purana.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Balada rakyat Norwegia tentang
Sigfried, sosok pahlawan yang terlahir dengan sebuah mantel tanduk, adalah
peninggalan orang-orang Eropa tentang cerita Karna. Ia terlahir dengan tubuh
berlapis baju zirah sebagaimana diuraikan dalam Mahabharata. Juga, cerita yang
disebut “Hildebrand Lied”, yang tertua dalam mitologi rakyat Norwegia, adalah
episode dari cerita klasik Ramayana.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mirip dengan rentang waktu
menurut Veda, di wilayah Norwegia dikatakan bahwa orang-orang pada jaman dahulu
hidup selama ratusan tahun. Juga ada satu set zaman, atau periode waktu, yang
mana kondisi akan semakin buruk dengan meningkatnya kekerasan ke dalam suatu
masa yang disebut dengan jaman pisau dan kampak. Setelah jaman akhir ini akan
ada apa yang disebut Ragnarok, periode annihilasi, penghancuran. Tetapi,
setelah ini akan ada suatu masa restorasi yang mana dunia akan kembali kepada
jaman kebaikan. Selama Ragnorak, dunia akan dihancurkan oleh nyala api yang
datang dari sesuatu yang disebut Surt. Itulah ia yang menghuni dunia-bawah,
Hel. Ini sangat mirip dengan versi menurut Veda (Bhagavatam 3.11.30) yang mana
dunia dihancurkan oleh nyala api yang datang dari mulut Lord Sankarshana, yang
merupakan ekspansi dari Yang Maha Kuasa yang berkedudukan di bagian bawah jagat
raya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan dalam Veda juga sama dengan apa
yang ditemukan di Scandinavia, walaupun telah diberi nama berbeda dalam</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Eddas</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Kita menemukan pada halaman 27
dari catatan kaki Volume I dari teks</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Aryatarangini</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">: “Bahkan saat
ini, studi bahasa Sansekerta adalah sebuah usaha yang sangat dihargai diantara
orang-orang Finlandia dan Lithuania dan dewa-dewa legendaris mereka sebagian
besar identik dengan deity-deity Veda”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagai contoh, Woden milik
penduduk Scandinavia dan Odin milik rakyat Jerman mirip dengan Varuna dalam
Veda. Woden adalah dewa yang memerintah melalui kekuatan magis dan menaruh
minat terhadap tujuan universal, dan tidak sekedar untuk dunia manusia. Odin
memberikan aturan hukum kepada masyarakat. Varuna juga menaruh perhatian
terhadap tatanan universal dan memberikan kaidah-kaidah moral untuk dunia.
Sosok Woden dan Odin yang berpakaian kerajaan dan tinggal dalam istana wujudnya
mirip dengan Varuna yang mengenakan mantel dan jubah keemasan dan tinggal dalam
istana yang terbuat dari emas (Rig-veda 5.67.2).<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Donar/Thor juga adalah dewa petir
milik penduduk Scandinavia, bersenjatakan sebuah pecut halilintar. Ini sangat
mirip dengan Indra, dewa hujan dan petir yang juga memakai sebuah pecut sebagai
senjata, jadi, adalah dewa perang. Donar/Thor juga mempunyai kemampuan minum
melebihi siapapun. Begitu juga, Indra juga dikenal karena minum air Soma dalam
jumlah sangat besar (Rig-veda 5.29.7 & 3.48.2).<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahkan simbolisasi juga
diturunkan dari tradisi Veda. Adanya gajah dalam simbul orang-orang Scandinavia
adalah indikasi yang sangat meyakinkan tentang lazimnya peradaban Veda di
Scandinavia pra-Kristen. Sebenarnya tidak ada gajah di Scandinavia, tetapi
gajah dianggap sebagai sebuah simbul dari kebijaksanaan dan kesucian yang
sangat ditekankan dalam tradisi Veda. Patung-patungnya ditemukan menghiasi
banyak kuil Veda dan istana.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penggalan bukti lainnya adalah
Gundestrup Cauldron. Ini adalah sebuah piala yang sangat besar terbuat dari
perak yang berasal dari 150 B.C. yang ditemukan di Denmark. Ia menyajikan
sebuah image Pashupati, Lord Shiva sahabat para binatang. Ini menunjukkan bahwa
ia pastinya adalah deity yang umum di wilayah itu pada masa Eropa pra-Kristen.
Piala ini menyajikan bukti lebih jauh tentang migrasi orang-orang Vedic Arya
keluar India dan melalui Iran dan memasuki Eropa.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Juga terdapat sebuah peristiwa
yang dimuat di koran-koran tentang sebuah bangkai kapal dari jaman purba di
kedalaman lautan Arctic yang berisi image/patung Veda. Jadi para Kshatriya dan
para orang bijak Veda pasti telah berlayar lebih jauh lagi ke utara Scandinavia
dalam usaha mereka menjelajah dunia.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Informasi yang terkait dengan hal ini disajikan pada halaman
267-9 dalam buku</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Sanskrit and Its Kindred
Literatures: Studies in Comparative Mythology</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karya Laura
Elizabeth Poor: Bangsa Norwegia dikonversi ke dalam agama Kristen jauh
belakangan bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya sehingga
kosmogoni dan mitologi mereka masih terpelihara secara sempurna dalam kondisi
tidak berubah. . . Literatur mereka sangat agung dan puitis. Kitab-kitab mereka
yang sangat disucikan adalah dua</span><i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Eddas</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, satu puisi,
yang lainnya prosa, ditulis dalam bahasa (lidah) Norwegia tua yang pernah jadi
bahasa percakapan bagi empat keluarga di seluruh Peninsula Scandinavia. Kata</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>Edda</i> </span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">berarti nenek moyang yang agung
melalui pengulangan. Puisi Edda, yang lebih tua diantara yang dua, merupakan
koleksi dari 37 hikayat. Beberapa diantaranya adalah religius, dan memberikan
telaah tentang penciptaan dunia, tentang dewa-dewa dan manusia, beberapa
diantaranya tentang cerita sejarah para pahlawan bangsa, satu diantaranya
menyajikan sebuah serial peribahasa moral.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Kisah-kisah balada ditulis
sebelum abad ke-enam tetapi mereka baru dikumpulkan dalam tahun 1086 A.D. oleh
seorang pendeta Kristen bernama Soemund. Para ilmuwan berpikir bahwa Soemund
adalah sebuah nama yang diberikan kepadanya dalam kaitan ini, karena itu
berarti mulut yang menyebarkan benih. . .”<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bersamaan dengan invasi Kristen
terhadap Eropa, Olaf adalah raja Scandinavia pertama yang beralih menjadi
penganut Kristen. Segera setelah ia dibaptis, ia membubarkan tentaranya tahun
1030 A.D. untuk setengah memaksa mengkonversikan seluruh orang Scandinavia
menjadi Kristen. Setelah itu, dewa-dewa Veda dari masa lalu digambarkan secara
sinis dan salah sebagai jahat dan iblis.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: inherit, serif; font-size: 11.5pt; text-align: right;">Sumber terjemahan dari buku</span><span style="color: #373737; font-family: inherit, serif; font-size: 11.5pt; text-align: right;"> <b><i>“Proof
of Vedic Culture’s Global Existence”</i></b> </span><span style="color: #373737; font-family: inherit, serif; font-size: 11.5pt; text-align: right;">oleh </span><b style="text-align: right;"><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Stephen Knapp.</span></b></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-28109910645835632142014-10-04T06:26:00.001-07:002014-10-04T06:26:50.038-07:00Peradaban Veda dan Suku Maya<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Puing-puing peradaban suku Maya
yang dulu di hancurkan oleh Christopher Columbus dan koloninya akibat semangat
gospel yang membabi buta sekarang malah diakui sebagai peradaban yang
sangat modern dan bahkan menggemparkan dunia akibat tafsir terhadap sistem
kalendernya.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sisa-sisa arkeologi Maya kuno
mexico tersebar di bagian Yucatan, Campeche, Tabasco, daerah sebelah timur
tengah dari Chiapas dan juga sebagian wilayah Quintana Roo, republik Meksiko.
Seluasnya sekitar 125.000 mil persegi, jejak-jejak peradaban ini juga dapat
ditemukan di bagian barat Republik Honduras, Peten, dataran tinggi Guatemala
dan juga di seluruh Honduras. Columbus secara keliru menyebut daerah ini
sebagai India. Meskipun ia menyadari kesalahan dan mengoreksinya
kemudian, namun penduduk asli Amerika sampai sekarang akhirnya tetap
disebut “orang India” atau Indian.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sudah sangat banyak teori yang
dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan asal usul bangsa Indian Amerika
ini dan hubungannya dengan peradaban kuno yang lain. Beberapa sejarawan
meyakini teori yang menyatakan bahwa Suku Indian adalah orang Asia yang menyeberangi
Asia melalui Selat Bering di Alaska dan mencapai Benua Amerika sekitar 12.000 –
15.000 tahun yang lalu, dan beberapa kalangan lagi yakin bahwa suku Indian
adalah suku asli yang memang dari awal ada di sana. Meski begitu banyak waktu
dan biaya telah dihabiskan untuk menguak tabir ini, namun sampai saat ini
bangsa Indian kuno tetap terselubung dalam misteri. Mengutip
pernyataan Glyn Daniel dari bukunya The First Civilization, “dalam waktu
15 tahun, antara 1519-1533, Bangsa Eropa menemukan benua Amerika dan
menghancurkan tiga peradaban secara brutal, yaitu Aztec di Meksiko, Maya dari
Yuacatan dan Guatemala serta Inca di Peru.” Elaborasi unik peradaban Maya telah
menjadi tantangan tersendiri bagi para penjelajah imajinasi dan ahli sejarah.
Maya telah mencapai peradaban tertinggi dalam bidang seni, kerajinan, patung
dan hieroglif. Terdapat teori yang tak terhitung banyaknya tentang orang-orang
kuno ini. Mereka memiliki peradaban yang luar biasa dalam hal sosial, ekonomi,
bidang politik dan agama, kalender mereka dan tulisan-tulisan hiroglif.
Meskipun ilmuwan modern telah mencapai keberhasilan signifikan dalam memecahkan
sistem kalender Maya, namun tak satu pun yang sudah mampu memecahkan sistem
tulisan hiroglif mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa hubungan antara
peradaban-peradaban tertua di dunia seperti peradaban Mesopotamia dan peradaban
Mohenjodaro-Harapah (India) dengan peradaban “dunia baru” Amerika?<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kemungkinan adanya hubungan
antara peradaban kuno di Asia, khususnya India kuno dengan kebudayaan Amerika
kuno tidak dapat diterima oleh banyak sejarawan. Namun juga terdapat
ilmuan-ilmuan terkemuka seperti Mackenzie, Hewitt, Tod, Pococke dan Mrs Nuttal
sudah mengumpulkan banyak data untuk menunjukkan peradaban Amerika kuno
dipengaruhi oleh peradaban India kuno. Satu hal yang pasti, pada masa
pasca-Columbus yang berlangsung sekitar 300 tahun adalah kisah penghancuran
kejam dan brutal terhadap bangunan-bangunan, dokumen berharga, dan kuil kuno
serta pembantaian yang tidak berprikemanusiaan terhadap penduduk asli Amerika
(Indian). Hanya tiga codex dari ‘Chilam Balam’ yang ternyata selamat secara
utuh dari tragedi tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada dua penemuan arkeologi khusus
yang merujuk tahun 761 M, yang mengarahkan pada hubungan peradaban Maya dengan
peradaban kuno India. Yang pertama adalah ukiran dinding (Panel No 3 dari Candi
0-13, di Piedras Negras, Guatemala; direproduksi sebagai Plate 69, halaman 343
dari “The Ancient Maya ‘oleh S. G. Morley) yang terkait dengan puncak peradaban
arsitektur dan seni patung bangsa Maya. Tampaknya bahwa adegan yang digambarkan
dalam dinding tersebut sangat berkaitan dengan kisah termasyur ‘Ramayana’ dari
India. Di sana diperlihatkan seorang raja duduk di tahta dan satu pelayan
dengan dua anak-anak berdiri di sebelah kanan tahta. Seorang penjaga berdiri
belakang. Di sisi lain raja, tiga tokoh penting berdiri sedangkan petinggi
kerajaan yang lain duduk di depan tahta. Raja di atas tahta tersebut diyakini
sebagai Suryavanshi Ram (Rama dari dinasti Surya) dengan dua saudara termasyhur
berdiri di sampingnya (Bharata dan laksmana). Kedua anak kecil dalah putranya
(Kusa dan Lawa). Ukiran-ukiran tersebut mengindikasikan adanya hubungan antara
India dengan Meksiko yang berlangsung setidaknya pada abad ke-8. Bentuk relief
dan ukiran angka-angka dapat dibandingkan dengan yang ditemukan di gua Ajanta
dan Ellora di India.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penemuan arkeologi lain di tempat
yang sama yaitu Piedras Negras Guatemala, adalah sebuah batu stela (No 12,
Plate No 18, halaman 61 dari “The Ancient Maya ‘oleh SG Morley). Sebuah
kejadian mitologis telah diukir dalam Stela, menggambarkan kematangan
arsitektur dan seni bangsa Maya pada tahun 594-889 M. Terdapat gambar dewa
dengan delapan tangan (ashtabhuja) yang indah. Bentuk perwujudan dewa
dengan delapan tangan ini hanya dimiliki oleh Hindu, lalu kenapa dapat ditemukan
di sisa peradaban suku Maya? Karena penemuan inilah diindikasikan bahwa yang
berkuasa di Meksiko pada waktu penaklukan oleh Spanyol adalah ‘Aztek’
atau Ashtak (Delapan).<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di indikasikan bahwa tempat
dimana puing-puing ini ditemukan yaitu di Piedras Negras merupakan distorsi
pelafalan bahasa sansekerta sebagaimana yang banyak terjadi selama ini. Yaitu
dari kata ‘Priyadarsh Nagraj’. Morley telah menjelaskan secara terperinci
Budaya dan sosial masyarakat maya dalam bukunya ‘The Ancient Maya’, dimana dia
mengutip perkataan Uskup Diego de Landa yang saat itu juga berperan
memberhanguskan kebudayaan kuno ini.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Uskup Landa mengatakan:
“Orang-orang Maya memiliki jumlah berhala dan candi yang sangat banyak. Para
bansawan, pemuka agama dan masyarakat melakukan ritual bersama dan mereka juga
melakukan persembahan secara pribadi dihadapan berhala mereka dengan berbagai
macam persembahan dan sudah pasti hal ini sangat berhubungan dengan India”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beberapa penemuan dan hipotesa
terakhir mengatakan bahwa para pelaut dan pedagang dari Asia sudah sangat
sering melakukan kontak dengan bangsa Amerika kuno. Pada era Mahabharata dan
periode berikutnya raja-raja India memiliki armada laut yang besar yang
digunakan untuk melakukan perdagangan dengan Negara-negara di Arab, Eropa, Asia
tenggara, dan Samudra Fasifik. Penaklukan Malaya oleh Rajendra Chola, kisah
Pelaut besar Buddhagupta (Mahanavik), ekspedisi keagamaan orang India untuk
menyebarkan Hindu dan Buddha ke Kamboja, Annam, Bali, Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Jepang, Korea, Mongolia dan Cina juga merupakan dasar hipotesa yang
kuat akan adanya link antara India kuno dengan Amerika kuno.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cerita rakyat, Buddha Jatakas
juga mengisahkan banyak kisah yang berkaitan dengan petualangan
maritime/perjalanan laut yang menegaskan bahwa pengarungan samudra adalah
bagian yang penting dari budaya India pada waktu itu.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pembenaran akan adanya link
antara India dan Amerika kuno ini juga dibenarkan oleh Dr V. Ganapati Sthapati
yang melakukan pendekatan dari segi Vastu sastra, atau ilmu arsitektur kuno
Veda. Vastusastra memiliki aturan-aturan ketat dan unik dalam seni bangunan
tempat suci maupun tempat tinggal. Vastusastra diyakini sebagai aturan-aturan
yang diwariskan dari Maya Danava yang banyak di singgung dalam kitab suci Veda
sebagai sosok yang memiliki kemampuan magis dan kemampuan seni arsitektur yang
tak tertandingi.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh49z_YuP6na6bBdfqrWcKaAZf50MnhpiHp8o1pgoIkw2mLRs18ZhpKg_8yj5NhpIbXPcdgiSbdXloUKEYtnjfwdcBjFxbYlAfRNt1aZfJ2XFqrZW84z8h2xhUxjl79d7P5I0RUQ0apZ2Yc/s1600/situs-suku-maya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh49z_YuP6na6bBdfqrWcKaAZf50MnhpiHp8o1pgoIkw2mLRs18ZhpKg_8yj5NhpIbXPcdgiSbdXloUKEYtnjfwdcBjFxbYlAfRNt1aZfJ2XFqrZW84z8h2xhUxjl79d7P5I0RUQ0apZ2Yc/s1600/situs-suku-maya.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; text-align: center; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada musim semi 1995 Dr V.
Ganapati melakukan perjalanan ke Peru untuk meneliti sisa-sisa bangunan kuno di
sana. Betapa mengejutkannya dimana disana dia menemukan kesamaan plot, matrik
geometri dan sistem pengukuran masyarakat kuno Peru dengan yang tertulis dalam
Vasatipurusha Mandala. Beberapa bangunan juga sangat identik dengan kuil kubah
yang disebut Vimana di India Selatan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dr Sthapati menemukan bahwa
sistem pengukuran yang berkembang di India digunakan terutama di wilayah Peru
Kushku. Berbagai bangunan juga dibangun secara ketat sesuai dengan
prinsip-prinsip Vasati, sebagaimana dikembangkan oleh Maya Danava. Plot, posisi
pintu dan jendela, proporsi, bentuk atap, sudut-sudut kecenderungan dari atap,
diameter kolom, lebar dinding dan lain-lain secara sempurna sesuai dengan
aturan Vasati, yang masih diterapkan di sebagian besar rumah di India saat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sulit untuk mengatakan bahwa
kesamaan seni arsitektur Veda yang berkembang di India dengan yang terdapat di
Peru sebagai suatu kebetulan. Tentunya harus terdapat suatu korelasi antara
India kuno dengan bangsa kuno yang hidup di Peru. Apakah Maya Danava yang
menurunkan Vastusastra berasal dari Amerika dan mengajarkannya di India ataukah
dia pergi dari India ke Amerika dan mengembangkan sistem Vastusastra di sana?
Bagaimana dia bisa melakukan perjalanan sejauh itu? Hal ini hanya bisa di jawab
jika kita memperhitungkan mistik yang dimiliki oleh Maya Danava.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut catatan sejarah Veda,
Maya Danava mempengaruhi peradaban manusia selama 8.000 tahun. Maya
danava juga digambarkan sebagai makhluk dari sistem planet lain yang memiliki
segala macam kekuatan mistik dan ilmu astronomi. Dikisahkan bahwa Maya Danava
bekerja sebagai seorang arsitek di India Selatan dan teks-teks Veda
(Vastusasta).<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Disamping itu juga terdapat
indikasi adanya hubungan linguistic antara India dengan Amerika kuno. Sangat
banyak istilah kata bangsa Maya yang sangat serupa dengan bahasa Veda, yaitu
sansekerta. Contohnya kata “K’ultanlini” yang mengacu kepada kuasa/kesadaran
Ilahi memiliki kemiripan dengan kata dalam sansekerta “Kundalini” yang mengacu
pada maksud yang sama. Dan demikian juga dengan istilah “yoga” dalam bahasa
bangsa Maya disebut “Yok’hah”.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Istilah Bangsa Maya, “Chilambalam” untuk menyebutkan ruang kuil</span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>castle-piramid Chichen Itza</i></span><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, ternyata
memiliki plot yang sama dengan kuil Vimana di India Selatan. Keduanya
dibangun dengan struktur grid persegi 8 x 8. Dalam aturan
Vastusastra, Vasati, grid persegi disebut <span style="background: yellow; mso-highlight: yellow;">Manduka Mandala</span>. Pusatnya disusun atas 4 persegi
yang berkorelasi dengan Brahmasthana (tempat Brahma). Yang menurut aturan
Vastusastra merupakan pusat energy ilahi yang sangat kuat sehingga tidak cocok
sebagai tempat tinggal.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Baik bangunan yang didasarkan
pada Vasati maupun bangunan-bangunan bangsa Maya menempatkan ruangan tersuci
pada lokasi yang sama, dimana dalam istilah mereka disebut sebagai Chilambalam
yang artinya ruang suci. Yang mengejutkannya, di India selatan setelah
Shri Rangam terdapat kuil dewa Siva yang juga memiliki struktur yang sama dan
ternyata ruangan sucinya juga di sebut sebagai Chidambaram.<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; margin-bottom: 19.5pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apakah itu berarti bangsa Maya
dan Amerika kuno lainnya adalah penganut Veda?<o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Referensi:</span></b><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://www.indiagov.org/perspec/mar99/maya.htm</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<a href="http://www.cylive.com/content/38511/Were_the_Mayan_Pyramids_Built_By_the_Vedic_Architect_Maya"><i><span style="color: #1982d1; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://www.cylive.com/content/38511/Were_the_Mayan_Pyramids_Built_By_the_Vedic_Architect_Maya</span></i></a><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div align="left" class="MsoNormal" style="background: white; vertical-align: baseline;">
<i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://ponniyinselvan.in/ta/node/4805/backlinks</span></i><span style="color: #373737; font-family: "inherit","serif"; font-size: 11.5pt; mso-bidi-font-family: Helvetica; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-10731020528979359762014-10-04T06:20:00.001-07:002014-10-04T06:20:20.629-07:00ILMU SAINS DALAM KITAB HINDU<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KEUNGGULAN HINDU DALAM SAINS MODERN
DENGAN VEDA BISA BIRSINERGI</span></u></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wahai manusia, seperti kapal yang
dibuat oleh para ahli untuk mudah menyebrangi lautan demikan pula buatlah
dengan angin dan energi sehingga mampu melewati jalan dengan kapal dan pesawat
tersebut, Oleh karena itu ciptakanlah beraneka jenis lalu lintas udara dan
laut, sehingga mampu mengunjungi satu tempat ke tempat yang lain.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Rgveda 1.46.7 )</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7sgR3ptUfq4P7vpFQohCQY1BrUsQw-vcc9GjwrH-GVcCClm8SOW9paU-WRFFua8lJD06GOH7P8YxpuVIOFaSWBdmD-eBLVEWqH36cKAgUUSaD4bW6lGouGvmlCCuZaMBQJu97CZ1qwHee/s1600/vimana-book(www.rhadytia.com).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7sgR3ptUfq4P7vpFQohCQY1BrUsQw-vcc9GjwrH-GVcCClm8SOW9paU-WRFFua8lJD06GOH7P8YxpuVIOFaSWBdmD-eBLVEWqH36cKAgUUSaD4bW6lGouGvmlCCuZaMBQJu97CZ1qwHee/s1600/vimana-book(www.rhadytia.com).jpg" height="181" width="320" /></a></div>
<o:p></o:p><br />
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">• Sains dan Tekologi dalam Veda.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang terpenting adalah ajaran-ajaran
dalam agama Hindu bisa diterima oleh logika kita sebagai manusia yang memiliki
akal untuk menimangnya. Janganlah kita langsung percaya begitu saja dengan isi
kitab sebelum kita dapat mengupasnya menjadi hal yang masuk akal dan bisa
diterima oleh akal sehat kita. Apa yang dikatakan oleh agama harus bisa bertemu
dengan pembuktian-pembuktian empiris ilmu pengetahuan, sebab agama diperuntukan
bagi orang yang masih hidup. Dengan demikian, ajaran agama harus sejalan dengan
dunia nyata. Hal ini sesuai dengan nasehat Sang Budha yang menyatakan bahwa <i>“kita
tidak boleh membabi buta dalam meyakini naskah-naskah kuno”.</i> Segala yang
ada harus ditelaah. Kitab suci Veda juga mengamanatkan, <i>“ Walau seribu Veda
mengatakan bahwa api itu dingin, janganlah dipercaya!”</i>.<br />
Sebagai alat untuk mencari kebenaran, sains dan Weda semestinya menuju
kebenaran yang sama. Sudah seharusnya sains menjadi jalan setapak menuju
pecerahan. Namun tidak ada gunanya kita mempelajari ilmu sains jika kita
semakin tidak mengerti akan diri kita sendiri. Upaya untuk menyingkap kebenaran
ilmiah dikenal dengan nama metode ilmiah, yang dalam ajaran Hindu dikenal
sebagai Tri Premana, yaitu : agama ( sastra) premana ( kesaksian orang lain),
anumana premana (penalaran) dan pratyaksa premana (pengamatan langsung).
Kerangka berfikir dalam metode ilmiah tersebut merupakan rangkean proses
logika-hipotetika-verifikasi.<br />
Pustaka suci Regveda mengamanatkan agar ilmu pengetahuan disebarluaskan
sebagaimana halnya cahaya yang menyebar kesegala arah. Seloka pertama dalam
Sarasamuscaya menyebutkan <i>“ dharma carte ca kame ca moksa ca bharatasabha,
yadiasti tadanyatra yannehasti an tat kvacit.”</i> Artinya <i>segala ajaran
tentang caturwaga ( dharma , Harta, Kama dan Moksa), baik sumber, uraian, arti
maupun tafsirannya, semua ada di sini. Singkatnya, segala yang ada disini akan
terdapat dalam sastra lain, tetapi yang tidak ada disini tidak akan pernah ada
dalam sastra lain. </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dr.K. Walker mengatakan ; <i>Pada
suatu saat Veda itu adalah Agama, pada saat lainnya adalah fisafat, dan saat
lainnya lagi adalah merupakan ilmu sains.</i> Tentu pernyataan tersebut bukan
isapan jempol belaka, tetapi didasarkan atas bukti-bukti yang argumentative
ilmiah. Pendapat Prof.Dr.D.C Morgan yang sangat mengagumi sifat ilmiah Veda.
Sebagai contoh, matematika yang rasanya tidak mungkin terdapat dalam kitab suci
agama, ternyata terpendam dalam kitab suci Veda. Ia mengatakan <i>“ Pencapaian
tertinggi dan terjauh dari matematika barat modern, masih belum membawa dunia
Barat ke ambang matematika Veda, pada zaman India Kuno. </i>Gerald Head juga
mengatakan <i>“ Vedanta merupakan keterangan yang sangat alamiah tentang
hukum-hukum yang mengatur alam semesta.”</i> Keagungan Veda juga disampaikan
oleh Annie Besant, wanita Inggris pemimpin masyarakat theosofi mengatakan <i>“
setelah lebih dari 40 tahun mempelajari agama-agama besar dunia saya mendapat
kesimpulan bahwa tidak ada pustaka suci yang sesempurna, seilmiah, sefilosofis
dan sespiritual Veda”. </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG FISIKA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apam rasam udvayasam surye santam
samahitam, apam rasasya yo rasah (Yajurveda IX :3).<br />
Intisari yang paling halus yang membentuk air ada di matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : Matahari sesungguhnya
adalah bola gas yang berpijar, dengan komponen utama gas hindrogen dan helium.
Hidrogen (H2) dapat bereaksi dengan oksigen (O2) menghasilkan air (H2O).
Reaksinya 2H2(g) + O2 (g)a 2 H2O(l).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">* <i>Somena aditya balinah</i> (
Atharvaveda XIV.1.2).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Matahari menghasilkan energi dari
soma ( hiderogen).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : Di Matahari secara
terus menerus terjadi reaksi fusi ( penggabungan) inti-inti atom hydrogen
menjadi inti atom helium. Reaksi tersebut disertai dengan pelepasan energi yang
sangat besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">* <i>Susunah suryarasmis
candrama-gandharvah</i> ( Yajurveda XVIII.40).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sinar matahari yang disebut susumna,
menerangi bulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : Bulan merupakan pengiring
( satelit) bagi bumi. Permukaan bulan terdiri atas bebatuan yang dapat
memantulkan cahaya matahari, termasuk diantranya ke bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ava divas tarayanti, sapta suryasya
rasmayah, apah samudriya dharah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
( Atharvaveda VIII.107.1).<br />
Matahari dengan tujuh warna cahayanya menyebabkan terjadinya penguapan air laut
yang selanjutnya menjadi hujan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : penguraian cahaya putih
dari matahari dengan prisma kaca, air hujan, atau busa sabun menghasilkan tujuh
warna cahaya yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna
itu sangat indah sebagaimana terlihat pada warna pelangi. Siklus air di alam
ditopang oleh sinar matahari. Uap air yang terbentuk dibawa oleh angin menjadi
awan, selanjutnya menebal menjadi mendung. Kemudian ketika mencapai titik kondensasi,
maka terjadilah hujan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suryasyamrasmayah para patanti
asumat</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Atarvaveda VI. 105.3).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sinar matahari terpancar dengan
dengan kecepatan sangat tinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : kecepatan cahaya
matahari adalah 2,99793 x 108 m/ det.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG KIMIA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dharayanta adityaso jagat stha</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Regveda II.27.4)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sinar matahari menopang seluruh alam
semesta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : Sinar matahari menopang
melalui energi radiasi yang dikandungnya. Sebagai contoh , Bumi menerima supply
energi dari matahari sebesar 1,73 x 1017 joule per detik. Energi sebesar itu
hanya seperlima puluh milyar dari seluruh energi yang dipancarkan matahari.
Mengingat demikian pentingnya energi matahari , maka matahari disebut sebagai
sumber energi pertama dan utama bagi kehidupan di Bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Agnisomau bibhrati apa it tah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda III.13.5)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Air terbentuk dari Agni ( oksigen )
dan soma ( hidrogen)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aditer dakso ajayata, daksad
u-aditih pari</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Rgveda II.72.4).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari Aditi (materi) asalnya daksa
(energi) , sebaliknya energi berasal dari materi. Penjelasan: DR. Albert
Einstein menemukan hubungan antara materi dan energi dengan persamaan , E =
m.c2. Dalam hal ini, E = energi (joule) , m = masa yang berubah menjadi energi
(kg), dan c = kecepatan cahaya ( 2,99793 x 108 m/det).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG BIOLOGI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mahad brahma, yena prananti virudhah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda I.32.1)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terdapat jiwa di dalam
tumbuh-tumbuhan. Mereka bernafas dan tumbuh karena jiwa itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan: Percobaan dengan bunga
Marigold di Universitas Chulalangkorn, Bangkok, pada tahun 1969, membuktikan
bahwa bunga yang dirawat dengan cinta kasih tumbuh lebih subur dibandingkan
yang tanpa cinta kasih. Hal yang sejenis juga dilakukan dengan memakai musik
keras dan lembut. Selanjutnya, percobaan komunikasi yang bersifat melindungi,
oleh Burbank ( seorang ahli botani), dapat mengubah pohon kaktus menjadi tida
berduri. Semua itu membuktikan , bahwa di dalam tumbuhan juga terdapat jiwa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adhuksat pipyusim isam urjam,
suryasya sapta rasmibhih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Rgveda
VIII. 72.16).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tumbuh-tumbuhan memperoleh energi
dari cahaya matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : Tumbuhan dapat mengubah
air dan gas karbondioksida menjadi gula dan gas oksigen dengan adanya zat hijau
daun (klorofil) dan bantuan sinar matahari ( sinar biru dan sinar merah). Hal
tersebut terjadi melalui proses fotosintesis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tam it samanam vaninas ca virudho-antarvatis
ca suvate ca vivaha</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Samaveda 1824)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tumbuh-tumbuhan memancarkan udara
vital yang dinamakan samana ( oksigen) secara teratur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasannya : Oksigen (O2)
merupakan hasil samping reaksi fotosintesis yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan, termasuk untuk pernafasan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG MATEMATIKA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Kham brahma</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Yajurveda XI.17)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tuhan Yang MAha Esa adalah nol (
tidak terbatas).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalaya te krinani, khustaya ,
saphena, pada</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. ( Maitrayani Samitha 3.7.7)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beberapa pecahan yang digunakan
meliputi kala (1/16), kustha (1/12), sapha (1/8), dan pada (1/4).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG LINGKUNGAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sarvo vai tatra gaur-asvah purusah
pasuh, yatredam brahma kriyate paridhir jivanaya kam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda VIII.2.25)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sipapun apakah umat manusia ataukah
binatang, hidup dengan selamat, dimana kebersihan atmosfir dipelihara dengan
segala cara untuk tujuan hidup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ugra ya visa-dhusanih osadhih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Atharvaveda VIII.7.10)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tumbuh-tumbuhan menghancurkan
pengaruh atmosfir yang beracun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Virudho vaisvadevir-ugrah
purusajivanih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Atharvaveda VIII.7.4)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tumbuh-tumbuhan memiliki sifat para
dewa, mereka adalah para juru selamat kemanusiaan. Penjelasan : banyak
tumbuh-tumbuhan memiliki kasiat obat yang dapat menyembuhkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Agnis tigmena socisa, yasad visvam
nya trinam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Yajurveda XVII. 16)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Api menghentikn semua pengaruh buruk
pencemaran udaranya dengan nyalanya yang hebat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ma-apo himsir, ma-osadhir himsih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Yajurveda VI.22)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Janganlah mencemari air dan jangan
pula menyakiti atau menebangi pohon.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dyam ma lekhir,anariksam ma himsih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Yajurveda V.43)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jangan mengganggu langit dan mencemari
atmosfir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prtivam dramha, prthivim ma himsih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Maitrayani samitha II 8>14))<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selalu berbuat yang dapat
menyuburkan tanah, jangan sekali mencemarinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aham bhumimadadamaryyayaham vstim
dasuse martyaya ahamapo anayam vavasana mama devaso anu etamyan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. ( Rgveda :4.26.2)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku memberikan bumi kepada
orang-orang baik, hujan serta udara untuk umat manusia, wahai para bijaksana,
datanglah kepada-Ku dengan keinginan yang penuh.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yam raksantyasvapana visvadanim deva
bhumim prthivim apramadam sa no madhu priyam duhamatho uksatu varcasa</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. ( Atharvaveda 12.1.7)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para dewa pun tanpa tidur, tidak
pernah malas, melindungi bumi yang amat luas, bumi tersebut menyediakan makanan
dan minuman serta memberi kekuatan kepada kita semua.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Asambadham badhyato manavanam yasya
udvatah pravatah samambahu nana virya osadhirya bibharti prthivi nah prathatam
radhyatam nah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda : 12.1.2 )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bumi merupakan tempat yang bebas
dari gangguan, tinggi, rendah, datar semuanya untuk umat manusia, bumi memiliki
beraneka kekuatan dan sumber obat-obatan, demikianlah ibu pertiwi memperluas
diri dan mensejahterakan kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ma po mo sadhir himsih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Yajuveda :6.22)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jangan mencemari air dan jangan
menebang pohon.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG PERTANIAN </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tam prthi vainyo-adhok, tam krsim ca
sasyam cadhok</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharva-veda VIII.10.24)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prthi Vainya adalah orang pertama
yang memulai sistem pertanian dan mengolah tanah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yunakta sira vi yuga tanota. Krte
yonau vapata –iha bijam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (
Atharva-veda III .17.2)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pergunakanlah bajak dan tempatkan
pasangan sapi padanya. Sebarkan benih di tanah yang sudah dikerjakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Te no vyantu varyam, devatra
ksetraradhasah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Rgveda III.8.7)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semoga pemberian pupuk dapat
meningkatkan hasil panen kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sunasiravimam vacam jusetham yaddivi
cakrathuh payah tenemam sincatam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
( Rgveda :4.57.5)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para petani dengan memahami
pertanian, menyiram tanah dengan bijaksana. Maka dari itu hormatilah para
petani dan siramlah ibu pertiwi dengan sempurna<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG ASTRONOMI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Prajnanaya naksatra-darsam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Yajurveda XXX.10)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Astronomi adalah studi tentang
bintang-bintang dan planet-planet.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ahoratre pari suryam vasane</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Atharvaveda XIII.2.32)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Siang dan malam adalah karena cahaya
matahari<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Trimsad dhama vira jati, prati
vastor aha dyubhih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Yajurveda III.8)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada 30 muhurta ( satu muhurta = 48
menit) dalam satu hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ahoratratrair vimitam trimsad-angam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda XIII.3.8)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Satu bulan terdiri dari 30 siang dan
30 malam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dvadasa pradhayas cakram ekam, trini
nabhayani ka utac-ciketa</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Rgveda
I.164.48)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada 12 zodiak dalam satu lingkaran
zodiak dan tiga poros.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : Zodiak itu meliputi :
Mesa (Aries), Vrsa (Taurus), Mithuna (Gemini), Karka (Cancer), Simha (
Leo),Kanya (Virgo) , Tula ( Libra), Vrscika ( Scorpion), Kumbha (Aquarius), dan
Mina (Pisces). Sedangkan yang dimaksud dengan 3 poros adalah tiga musim yaitu :
musim panas,musim hujan dan musim salju.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Citrani sakam divi rocanani
sarisrpani bhuvane javani</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (
Atharvaveda XIX.7.1)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua konstelasi perbintangan yang
bercahya ini berputar sangat kencang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Avartayat suryo na cakram</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Rgveda II,11.20).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Matahari berputar seperti sebuah
roda pada sumbunya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ayam gauh prsnir akramid, asadan
mataram purah, pitaram ca prayam svah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
( Yajurveda III.6)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bumi yang berbintik-bintik ini ada
dan berputar di langit seperti seorang ibu. Ia berjalan mengelilingi matahari
sebagaimana seorang ayah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : Berbeda dengan
kitab-kitab suci rumpun Yahudi ( Yahudi, Kristen dan Islam ) yang menyatakan
bahwa bumi itu datar seperti piring: Kita suci Veda, sesuai dengan kenyataan
menyatakan bahwa bumi itu bulat, sehingga disebut Brahmanda. (Anda = telur atau
bulat). Kitab suci rumpun Yahudi mengatakan bahwa bumi sebagai pusat alam
semesta (geosentris). Pandangan itu telah dibuktikan ketidakbenarannya oleh
Galileo-Galilei, dan gereja baru mengakui kesalahannya hampir 350 tahun
berikutnya, yaitu tahun 1992. Yang cukup menarik pada tahun 1993, Sheik
Abdelazizibn Baaz, pemimpin tertinggi ulama di Arab Saudi mengatakan, “Bumi ini
datar! Siapapun yang menyatakan bumi bundar adalah orang atheis dan karena itu
patut di hukum!”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yat tva surya svarbhanus tamasa
avidhyad asurah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Rgveda.V.40.5)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oh, Hyang Surya, bayangan rembulan
membungkus-Mu dengan kegelapan tebal<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kejadian ini menjelaskan terjadinya
gerhana Matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sam no grahas candramasah, ayam
adityas ca rahuna</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda XIX.9.10)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semoga gerhana-gerhana matahari dan
rembulan mendatangkan keuntungan buat kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam gerhana-gerhana ini mereka
dibungkus oleh bayangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjelasan : salah persepsi tentang
bulan yang di caplok oleh raksasa Kala Rahu. Kala =waktu dan raha = gelap. Jadi
Kala Rahu artinya waktu gelap yang terjadi di bumi akibat cahaya matahari
terhalang oleh bulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aksum opacam vitatam, sahasraksam
visuvati</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda IX.3.8)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Katulistiwa adalah Visuvat. Ia
menggenggam ribuan kekuatan yang berkaitan, yang kelihatan seperti jaringan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Avaksipan arka ulkam iva dyoh</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Regveda X.68.4)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Matahari melemparkan meteor-meteor
itu dari langit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG GEOLOGI </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya apa sarpam vijamana vimrgvari (
Atharvaveda XII.1.37)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bumi bergerak berrotasi dan
bertranslasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hiranyam ca me, ayas,ca me, syamam
ca me, loham ca me, sisam ca me, trapu ca me (Yajurveda XVIII.13)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semoga kami mendapatkan logam-logam
berikut yang terkandung di dalam bumi, yaitu emas, besi,tembaga,logam merah (
tembaga, timah hitam, seng dan timah putih.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BIDANG KEDOKTERAN</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atho haridravesu te, harimanam ni
dadhmasi</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Atharvaveda I.22.4)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Haridra (Curcuma longa linn)
menyembukan penyakit kuning. Ia juga menyembuhkan penyakit hati (liver).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Agnim ca visvasambhuvam. Apas ca
visvabhesajih</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Rgveda I.23.20).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Api menyembuhkan semua penyakit. Air
menyembuhkan semua penyakit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sam vato vatu- arapa apa sridhah</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Rgveda VIII.)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Udara yang segar sangat berpaedah .
Ia menyingkirkan penyakit dan kuman-kuman menular.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apamivam savita savisat</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ( Rgveda X.100.8)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sinar matahari menyingkirkan semua
penyakit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Visena hanmi te visam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (Atharvaveda V.13.4)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kami menyembuhkan korban gigitan
ular dengan memberikan racun kepadanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sadyo jangham ayasim vispalayani,
dhane hite sartave pratyadhattam</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
(Rgveda I.116.15)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewa Aswin, engkau mengganti kaki
dari besi kepada Vispala, sehingga dia (wanita itu) bisa bergerak di medan
pertempuran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Reg Veda 10/97/12<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Daun-daun obat menembus dan menyebar
ke dalam semua anggota badan dan persendian dari si sakit dan seperti pelerai
(moderator) yang tajam dan kuat menghancurkan penyakit.<br />
</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
Reg Veda 1/23/19<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Engkau orang terpelajar, dapatkan
pengetahuan tentang penyembuhan oleh alam, di bawah air terdapat cairan yang
menyembuhkan penyakit belakang yang fatal. Air mempunyai kekuatan untuk
menyembuhkan semua penyakit, dapatkan pengetahuan dan kekuatan ini bagi
kehidupan yang sehat dan penuh kebaikan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KENAPA KINI DI EROPA SANGAT BANYAK
KUIL -KUIL BARU DIBANGUN ?</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh : Arjun Surya Visvadeva Kuntiya
Surya </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang India disana termasuk mampu,
dan ditopang juga oleh penduduk asli (bule-bule) yang beragama Hindu. Orang
India memiliki kemampuan lebih dalam Iptek dalam urusan ilmu komunikasi jadi
lebih dihargai dan py wibawa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hindu cepat berkembang dibarat
karena nilai2 logisnya, yang cocok ma karakter orang barat yang cerdas2.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Siddhanta adalah Kitab suci Hindu
yang mengulas tentang berbagai benda luar angkasa, pergerakan planet, gerhana,
unsur penyusun planet bentuk rotasinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikut contoh2 penjelasan Kitab
Surya Sidhanta dibandingkan dengan Sains modern<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jarak dari matahari:<br />
Saturnus (Sanaiscara) 1.361.727.000 Km (Veda), 1.427.497.0…00 (sains modern)<br />
JUPITER (BRHASPATI), 757.848.000 Km (Veda), 777.276.000 (Sains Modern)<br />
Mars (Angaraka), 230.193.000 Km (Veda), 227.204.000 (Sains modern)<br />
VENUS (Sukra), 108.371.000 (Veda), 107.623.000 (Sains modern)<br />
MERCURI (Budha) 55.007.000 (Veda), 58.296.000 (Sains modern)<br />
Jumlah hari dalam satu tahun.<br />
SATURNUS ( SANAISCARA) 10.766 (Veda), 10.754 (Sains modern)<br />
JUPITER (BRHASPATI) 4.332 (Veda), 4.333 (Sains modern)<br />
Mars (Angaraka) 687 (Veda), 687 (Sains modern)<br />
Venus (Sukra) 225 (Veda), 225 (Sains modern)<br />
Merkuri (Budha) 88 (Veda), 88 Sains (Veda)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Charak Samhita</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Charaka Samhita yang merupakan karya
ensiklopedis bagian dari Ayurveda yang dibagi menjadi delapan bagian. Bagian
Sutra Sthan memiliki 30 Bab; empat bagian pertama yang ditujukan untuk
pertimbangan-pertimbangan umum kesehatan dan klasifikasi obat. Dalam Sutra
Sthan Obat-obatan dikla…sifikasikan dalam lima puluh kelompok, kategori
masing-masing memiliki sepuluh beberapa obat yang terdaftar di lebih dari dari
satu kategori. Kategori meliputi antara lain, makanan pembuka, pencahar,
anthelmints & obat muntah, anti-tussives, analgesik, antipiretik, sedatif,
tonik jantung (penguat jantung), haematinics, diuretik dll. Bab 27 berkaitan
dengan kualitas dari sejumlah besar konsep diet, obat-obatan, fungsi anggur dan
air. Pada bagian Keenam, Sthan chikitsa atau bagian terapi, terdiri tiga puluh
bab. Bab pertama adalah ditujukan untuk Rasayans seperti persiapan dari jenis
myrobalans, aindra dan mineral yang berbeda. Ini diklaim memberi efek vitalitas
dan perpanjangan hidup yang fantastis. Bab kedua disebut Vajikarans atau bahasa
medisnya aphrodisiacs menggambarkan penggunaan telur, daging, dan jus daging,
testis ikan, burung dalam kasus tertentu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://hubpages.com/hub/shettyas3" target="_blank"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://hubpages.com/hub/shettyas3</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seri Kitab Sains Veda</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SAMHITA SUSHRUTA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Samhita Sushruta adalah ilmu
pengobatan Veda yang terdiri dari dua bagian, yaitu Purva-tantra dalam lima
bagian dan Uttara-tantra. Mereka bersama-sama meliputi dua bagian, terpisah
dari Salya dan Salakya, dengan spesialisasi khusus seperti obat, pediatri,
geriatri, penyakit telinga…, hidung, tenggorokan dan mata, toksikologi,
aphrodisiacs dan psikiatri. Dengan demikian seluruh isi Samhita, adalah bagian
dari ilmu bedah, Bahkan, dalam teks Sushruta menekankan Samhita sebuah
ensiklopedi untuk mempelajari ilmu medis dengan penekanan khusus pada Salya dan
Salakya. Sutra-sthana, Nidana-sthana, Sarira-sthana, Kalpa-sthana dan
chikitsa-sthana adalah lima kitab dari bagian Purvatantra berisi seratus dua
puluh bab. Agnivesatantra dikenal lebih baik sebagai Samhita Charaka dan
Hridayam Ashtanga dari Vagbhata juga memiliki seratus dua puluh bab.
Nidana-sthana memberikan mahasiswa pengetahuan etiologi, tanda dan gejala
penyakit. Dasar-dasar Embriologi dan anatomi tubuh manusia bersama dengan
instruksi untuk venesection (pemotongan pembuluh darah), posisi pasien untuk
setiap vena, dan perlindungan struktur vital (Marma) yang dibahas dalam
sthana-Sarira. Ini juga termasuk esensi kebidanan. Prinsip-prinsip pengelolaan
kondisi bedah termasuk obstetric darurat tercantum dalam sthana-chikitsa, yang
juga mencakup beberapa bab tentang geriatri dan aphrodisiacs.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sumber: </span><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Sushruta_Samhita#Plastic_Surgery" target="_blank"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://en.wikipedia.org/wiki/Sushruta_Samhita#Plastic_Surgery</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Taitriya Upanisad</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Taiitiriya Upanisad adalah salah
satu kitab Upanisad ( kitab pelajaran dari seorang guru ke murid) yang kaya
akan ilmu sains biologi, kitab ini membagi bagian luar dari tumbuhan dengan
istilah valka (untuk kulit bagian luar) dan vakala (kulit kayu bagian luar).
Bahkan Brhadaranyaka Upanisad …memberi tahu lebih detail tentang ini dengan
menjelaskan tentang tvak (bagian kulit), mamsa (kuit bagian dalam yang lembut),
asthi (xylem), majja (inti) dan snayu (jaringan antara xylem dan sclerenchyma).
Bahkan Vrksayurveda dari rsi Parasara menjelaskan tentang sistim transportasi
nutrisi dan getah tumbuh-tumbuhan. Semua sistim vaskuler ini diberi nama
sarvastrotamsi (itu yang membantu mengalir). Sistim vaskuler ini dibagi menjadi
dua yaitu syandana dan sirajala yang merupakan xylem dan phloem dalam ilmu
modern yang paling menabjubkan kitab ini juga menjelaskan tentang sel tanaman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Veda telah menjelaskan teknik
penghasilan benih yang baik. Dalam Veda benih disebut vija, endosperm disebut
sasya dan cothledon vijapatra. Parasara menggunakan istilah vijamatrka itu
untuk cotyledon dan monocotyledonus sebagai ekamatrkavija dan dicotyledonous
sebagai dvimatrkavita. Teknik pengolahan benih dalam Veda disebut ankurodbheda
yang berarti menyebarkan benih kehidupan; ankura berarti menanam benih<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Veda sangat banyak mengulas ilmu
yang berhubungan dengan tumbuhan seperti jenis-jenis tumbuhan, karakter
tumbuhan, penyakit yang dapat menjangkiti tumbuhan yang semua diulas dengan
sangat sistimatis dan masuk akal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Taittiriya_Upanishad" target="_blank"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://en.wikipedia.org/wiki/Taittiriya_Upanishad</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ilmuwan NASA telah membuktikan bahwa
bahasa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang dapat mengekspresikan setiap
konsdisi yang ada di alam semesta dengan jelas. Dengan struktur bahasa yang
sempurna, Bahasa Sansekerta dapat dan telah digunakan sebagai Bahasa Kecerdasan
Buatan, Artificial Intelligence. Rigg Briggs, seseorang peneliti NASA
menjelaskan bahwa struktur Panini bisa digunakan untuk menciptakan bahasa
tingkat tinggi yang efisien dan sistematis tanpa perlu menggunakan karakter
alfanumerik yang sekarang digunakan dalam semua bahasa tingkat tinggi komputer.
Bahasa tingkat tinggi artinya, bahasa yang menyerupai bahasa manusia dan
merupakan jembatan instruksi manusia dengan mesin (komputer). Bahasa tingkat
tinggi ini berkebalikan dengan bahasa mesin (bahasa tingkat rendah ) pada
komputer yang terdiri atas kombinasi biner :0 dan 1 (open and close positions).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">FILSAFAT VEDA BEGITU DIMINATI DI
RUSIA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MOSKOW,RUSIA.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rusia Academy of Sciences kini
mengajarkan program bahasa Sansekerta dan program berbagai cabang filsafat
Veda. program ini telah dibanjiri peminat di Rusia. Sebuah Buku filsafat Veda
yang dibuat oleh Indologists Rusia, telah diterbitkan dan Komisi Negara Rusia
menyat akan itu buku terbaik tahun 2009.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-65606406765800263812014-10-04T06:01:00.001-07:002014-10-04T06:01:07.856-07:00Mitologi Kanda Pat di bali<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjumKBD4P23Z4-_cS6PBc1z1eFbGUQ9ZsJ_4MqxZhrvsi6hgydJhbuIgIZa8U9i1zEadlDs3Aim9sNmrg9K6H0Auck2NfzGErzVKoKDJJoFM8MzJGe6QtT6c8OHOR70j_sNgJWZtXd-QcJz/s1600/345121781.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjumKBD4P23Z4-_cS6PBc1z1eFbGUQ9ZsJ_4MqxZhrvsi6hgydJhbuIgIZa8U9i1zEadlDs3Aim9sNmrg9K6H0Auck2NfzGErzVKoKDJJoFM8MzJGe6QtT6c8OHOR70j_sNgJWZtXd-QcJz/s1600/345121781.jpg" height="320" width="225" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam mitologi disebutkan bahwa
ketika Dewi Uma telah kembali ke Siwa Loka, maka yang tinggal di dunia adalah
perwujudan beliau dengan segala sifatnya. Jasad ini kemudian oleh Dewa Brahma
dihidupkan dan menjadi empat tokoh yang disebut dengan catur sanak, yakni : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anggapati </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
menghuni badan manusia dan mahluk lainnya. Ia berwenang mengganggu manusia yang
keadaannya sedang lemah atau dimasuki nafsu angkara murka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mrajapati</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <br />
sebagai penghuni kuburan dan perempatan agung. Ia berhak merusak mayat yang
ditanam melanggar waktu/dewasa. Juga ia boleh mengganggu orang yang memberikan
dewasa yang bertentangan dengan ketentuan upacara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banaspati</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <br />
menghuni sungai, batu besar. Ia berwenang mengganggu atau memakan orang yang
berjalan ataupun tidur pada waktu-waktu yang dilarang oleh kala. Misalnya
tengai tepet atau sandikala. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banaspatiraja</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, <br />
sebagai penghuni kayu-kayu besar seperti kepuh, bingin, kepah, dll yang
dipandang angker. Dia boleh memakan orang yang menebang kayu atau naik pohon
pada waktu yang terlarang oleh dewasa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana tertulis dalam lontar
Kanda Pat Buta disebutkan bahwa; <o:p></o:p></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Anggapati berarti kala atau nafsu di badan kita
sendiri.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Merajapati berarti penguasa Durga setra gandamayu.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banaspati diwujudkan berupa jin, setan, tonya sebagai
penjaga sungai, jurang atau tempat kramat.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan Banaspatiraja diwujudkan dalam bentuk barong
sebagai penguasa kayu besar atau hutan.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;">sekilas tentang Kanda Pat</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Teknik berdasarkan Tantra ini banyak
diterapkan di Masyarakat Hindu Dharma di Jawa dan Bali. Tantra bukan untuk
memperoleh ilmu-ilmu gaib, magis, kesaktian-kesaktian dan lain sebaginya.
Tantra untuk memperoleh ketenangan, ketentraman, kedamaian. Untuk lebih
jelasnya, tantra untuk mencapai tingkat Samadhi. Di Jawa dikenal dengan Sedulur
Papat Pancer Lima, dan di Bali disebut KANDA PAT.<br />
<br />
Kanda Pat merupakan salah satu cara peralihan mental Kundalini yang diterapkan
di Jawa dan Bali. Kanda Pat adalah Empat Teman: Kanda = teman, Pat = empat,
yaitu kekuatan-kekuatan Hyang Widhi yang selalu menyertai roh (Atman) manusia
sejak embrio sampai meninggal dunia mencapai Nirwana. Menurut <b><i>Kitab Suci
Lontar Tutur Panus Karma</i></b>, nama-nama Kanda Pat berubah-ubah menurut
keadaan/ usia manusia:<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namanya selalu berubah sesuai
dengan pertumbuhan manusia, karena pengaruh Panca Indria kepada Roh/ Atma
juga berubah-ubah. Jadi nama yang berubah untuk memberi batasan pada masing-masing
tingkat kekuatan pengaruh panca indria sejalan dengan pertumbuhan manusia.
Panca Indria dapat menyebabkan keterikatan atman oleh karena itu atman
perlu dilindungi. Yang bisa membantu manusia melindungi dirinya dari
godaan panca indria adalah Kandapat.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika jalinan/ hubungan manusia
dengan Kandapat terhambat atau bahkan tidak ada hubungan sama sekali, maka
perlindungan Kandapat-pun berkurang atau tidak ada. Orang-orang kebathinan
biasanya mulai dengan menguatkan Kandapatnya ini dengan cara selalu ingat
dan membagi suka/ duka dengannya. Jika sudah dekat, Kandapat bisa jadi
Guru dan penuntun karena pada hakekatnya Kandapat itu juga Manifestasi
Hyang Widhi.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandapat adalah manifestasi Brahman
(Hyang Widhi) yang Esa; jadi ia akan selalu ada dan selalu sama pada
penjelmaan-penjelmaan manusia berikutnya.<o:p></o:p></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Usia Manusia; Kanda 1, Kanda 2,
Kanda 3, Kanda 4.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandapat Rare; Embrio, Karen,
Bra, Angdian Lembana.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandungan 20 hari; Anta, Prata,
Kala, Dengen.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandungan 40 minggu; Ari-ari,
Lamas, Getih, Yeh-nyom.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lahir, tali pusar putus;
Mekair, Salabir, Mokair, Selair.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandapat Bhuta: Bayi bisa
bersuara; Anggapati, Prajapati, Banaspati, Banaspatiraja.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandapat Sari: 14 tahun;
Sidasakti, Sidarasa, Maskuina, Ajiputrapetak.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bercucu; Podgala, Kroda, Sari,
Yasren.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandapat Atma: Meninggal dunia;
Suratman, Jogormanik, Mahakala, Dorakala.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kandapat Dewa: Manunggal
(Moksa); Siwa, Sadasiwa, Paramasiwa, Suniasiwa.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bagan di atas dapat juga dibaca
terbalik dengan pengertian sebagai berikut:<br />
Hyang Widhi mewujudkan diri menjadi empat manifestasi, kemudian keempatnya itu
yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hyang Siwa selanjutnya
mewujudkan dirinya menjadi ari-ari<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hyang Sadasiwa mewujudkan diri
sebagai lamas<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hyang Paramasiwa mewujudkan
diri menjadi getih, dan<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hyang Suniasiwa mewujudkan diri
menjadi Yeh-nyom.<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bentuk-bentuk KandaPat yang dapat
dilihat dan diraba secara nyata adalah ari-ari, lamas, getih dan yeh-nyom.
Setelah mereka dikuburkan (segera setelah bayi lahir) maka perubahan
selanjutnya adalah abstrak (tak berwujud) namun dapat dirasakan oleh manusia
yang kekuatan bathinnya terpelihara. Keempat teman yang abstrak ini menyertai
terus sampai manusia mati dan rohnya menghadap ke Hyang Widhi. Mereka juga
menjaga dan melindungi roh, serta mencatat sejauh mana atman (roh) terpengaruh
oleh indria keduniawian. Semua pengalaman hidup di record oleh Sang Suratman
yang dahulu berbentuk ari-ari. Inilah catatan subha dan asubha karma yang
menjadi penilaian dan pertimbangan kesucian roh untuk menentukan tercapainya
moksa (bersatunya atman-brahman) ataukah samsara (menjelma kembali). Kandapat
ada dalam diri/ tubuh manusia, namun ketika tidur, kandapat keluar dari tubuh
masuk ke Dunia Batin. Maka mereka perlu dibuatkan tempat suci/pelinggih berupa
"pelangkiran" di kamar tidur, tempat bersemayamnya kanda pat ketika
kita tidur pulas. Dunia Batin diwujudkan dalam bentuk “pelangkiran” atau ruang
suci.<br />
<br />
<b>PELANGKIRAN</b><br />
Pelangkiran berasal dari kata "langkir" artinya tempat memuja; yang
malinggih di pelangkiran kamar tidur adalah Sang Kanda Pat yaitu : kekuatan Ida
Sanghyang Widhi Wasa yang senantiasa menyertai diri kita sejak di kandungan
sampai mati bahkan sampai Atman kita menghadap Sang Pencipta.<br />
Mereka adalah :<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yeh Nyom yang menjadi Bhuta
Anggapati berkedudukan di kulit.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Darah yang menjadi Bhuta
Prajapati berkedudukan di darah.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ari-ari yang menjadi Bhuta
Banaspati berkedudukan di daging.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lamas yang menjadi Bhuta
Banaspatiraja berkedudukan di urat.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam lontar "<b><i>Aji Maya
Sandhi</i></b>" disebutkan ketika manusia sedang tidur maka Kanda Pat itu
keluar dari tubuh manusia dan bergentayangan, ada yang duduk di dada, di perut,
di tangan dsb. sehingga mengganggu tidur manusia; oleh karena itu perlu
dibuatkan pelangkiran untuk stananya agar mereka dapat melaksanakan tugas
sebagai "<b><i>penunggu urip</i></b>".<br />
<br />
Jika itu dilaksanakan maka manusia akan tidur dengan tenang dan nyenyak karena
sudah ada yang menjaga dari segala bentuk gangguan roh jahat. Di dalam
pelangkiran itu letakkan tegteg daksina sebagai linggih mereka berempat, dan
setiap purnama diperbaharui.</span></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-46210052802909066532014-10-04T00:11:00.000-07:002014-10-04T05:33:37.978-07:00 Hari Raya Saraswati <br />
<table border="0" cellpadding="9" cellspacing="0" class="bodytext" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr>
<td><div align="justify">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaTOR4RGhnKp4XvfIIcXvzKrjb0xQVs54dZadeIxpIQE2H_32Db8SaJqYgOjd2OYdiT12WP8vtzR0gvJIJ8NxAxe5UdEQmce0gnKjT_5HXDJfnjYTY6XEy5veZcOVnnUfuwPIGXX2g99c1/s1600/saraswati_poster_qm06_l.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaTOR4RGhnKp4XvfIIcXvzKrjb0xQVs54dZadeIxpIQE2H_32Db8SaJqYgOjd2OYdiT12WP8vtzR0gvJIJ8NxAxe5UdEQmce0gnKjT_5HXDJfnjYTY6XEy5veZcOVnnUfuwPIGXX2g99c1/s1600/saraswati_poster_qm06_l.jpg" height="400" width="297" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">dewi saraswati (ngurah gautama blogspot.com)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<br />
Hari Raya Saraswati yaitu hari <i>Pawedalan
Sang Hyang Aji Saraswati</i>, jatuh pada tiap-tiap hari
<i>Saniscara Umanis</i> wuku <i>Watugunung</i>. Pada hari
itu kita umat Hindu merayakan hari yang penting itu. Terutama
para pamong dan siswa-siswa khususnya, serta pengabdi-pengabdi
ilmu pengetahuan pada umumnya. </div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Dalam legenda digambarkan bahwa Saraswati
adalah Dewi/ lstri Brahma. Saraswati adalah Dewi pelindung/
pelimpah pengetahuan, kesadaran (<i>widya</i>), dan sastra.
Berkat anugerah dewi Saraswati, kita menjadi manusia yang
beradab dan berkebudayaan.</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Dewi Saraswati digambarkan sebagai seorang
wanita cantik bertangan empat, biasanya tangan- tangan tersebut
memegang <i>Genitri</i> (tasbih) dan <i>Kropak</i> (lontar).
Yang lain memegang <i>Wina</i> (alat musik / rebab) dan
sekuntum bunga teratai. Di dekatnya biasanya terdapat burung
merak dan undan (swan), yaitu burung besar serupa angsa
(goose), tetapi dapat terbang tinggi .</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Upacara pada hari Saraswati, pustaka-pustaka,
lontar-lontar, buku-buku dan alat-alat tulis menulis yang
mengandung ajaran atau berguna untuk ajaran-ajaran agama,
kesusilaan dan sebagainya, dibersihkan, dikumpulkan dan
diatur pada suatu tempat, di pura, di <i>pemerajan</i> atau
di dalam bilik untuk diupacarai</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
<i>Widhi widhana</i> (<i>bebanten</i> =
sesajen) terdiri dari <i>peras daksina, bebanten</i> dan
<i>sesayut</i> Saraswati, <i>rayunan putih kuning</i> serta
<i>canang-canang, pasepan, tepung tawar, bunga, sesangku</i>
(<i>samba</i> = gelas), air suci bersih dan <a href="http://www.babadbali.com/canangsari/bija.htm"><i>bija</i></a>
(beras) kuning.</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Pemujaan / permohonan <i>Tirtha Saraswati</i>
dilakukan mempergunakan bahan-bahan: air, <a href="http://www.babadbali.com/canangsari/bija.htm">bija</a>,
<i>menyan astanggi</i> dan <a href="http://www.babadbali.com/canangsari/bunga.htm">bunga</a>.
</div>
<ul>
<li>Ambil setangkai bunga, pujakan mantra: <i>Om, puspa
danta ya namah</i>. </li>
<li>Sesudahnya dimasukkan kedalam sangku. Ambil menyan astanggi,
dengan mantram "<i>Om, agnir, jyotir, Om, dupam samar
payami</i>". </li>
<li>Kemudian masukkan ke dalam pedupaan (pasepan).</li>
<li> Ambil beras kuning dengan mantram : "<i>Om, kung
kumara wijaya Om phat</i>".</li>
<li>Masukkan kedalam <i>sesangku</i>.</li>
<li> Setangkai bunga dipegang, <i>memusti dengan anggaranasika</i>,
dengan mantram:</li>
</ul>
<br /></td>
</tr>
<tr>
<td><table bgcolor="#FFCCCC" border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td class="mantras" width="50%"><div align="center">
<b><i>Mantra</i></b></div>
</td>
<td class="bodytext" width="50%"><div align="center">
<b><i>Artinya</i></b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td class="mantras" width="50%"><b><i>Om, Saraswati namostu
bhyam Warade kama rupini Siddha rastu karaksami Siddhi
bhawantu sadam.</i></b></td>
<td class="bodytext" width="50%">Om, Dewi Saraswati yang
mulia dan maha indah,cantik dan maha mulia. Semoga kami
dilindungi dengan sesempurna-sempurnanya. Semoga kami
selalu dilimpahi kekuatan.</td>
</tr>
<tr>
<td class="mantras" width="50%"><b><i>Om, Pranamya sarwa
dewanca<br />
para matma nama wanca.<br />
rupa siddhi myaham.</i></b></td>
<td class="bodytext" width="50%">Om, kami selalu bersedia
menerima restuMu ya para Dewa dan Hyang Widhi, yang
mempunyai tangan kuat. Saraswati yang berbadan suci
mulia.</td>
</tr>
<tr>
<td class="mantras" width="50%"><b><i>Om Padma patra wimalaksi<br />
padma kesala warni<br />
nityam nama Saraswat.</i></b></td>
<td class="bodytext" width="50%">Om, teratai yang tak
ternoda, Padma yang indah bercahaya. Dewi yang selalu
indah bercahaya, kami selalu menjungjungMu Saraswati.</td>
</tr>
</tbody></table>
<br /></td>
</tr>
<tr>
<td><ul>
<li>
<div align="justify">
Sesudahnya bunga itu dimasukkan kedalam
<i> <b>sangku</b></i>. Sekian mantram permohonan tirta
Saraswati. Kalau dengan mantram itu belum mungkin, maka
dengan bahasa sendiripun tirta itu dapat dimohon, terutama
dengan tujuan mohon kekuatan dan kebijaksanaan, kemampuan
intelek, intuisi dan lain-lainnya. </div>
</li>
<li>
<div align="justify">
Setangkai bunga diambil untuk memercikkan
tirtha ke pustaka-pustaka dan banten-banten sebanyak
5 kali masing-masing dengan mantram: </div>
<ul>
<li>
<b><i><span class="mantras">Om, Saraswati sweta
warna ya namah.</span></i></b><br />
</li>
<li>
<span class="mantras"><i><b>Om, Saraswati nila
warna ya namah. </b></i></span><br />
</li>
<li>
<span class="mantras"><i><b>Om, Saraswati pita
warna ya namah.</b></i></span><br />
</li>
<li>
<span class="mantras"><i><b>Om, Saraswati rakta
warna ya namah.</b></i></span><br />
</li>
<li>
<span class="mantras"><i><b>Om, Saraswati wisma
warna ya namah.</b></i></span><br />
</li>
</ul>
</li>
<li>
<div align="justify">
Kemudain dilakukan penghaturan (<i><b>ngayaban</b></i>)
banten-banten kehadapan <i><b>Sang Hyang Aji Saraswati</b></i></div>
</li>
<li>
<div align="justify">
Selanjutnya melakukan persembahyangan
3 kali ditujukan ke hadapan : </div>
<ul>
<li>
Sang Hyang Widhi (dalam maniftestasinya sebagai
<b><i>Çiwa Raditya</i></b>).<br />
</li>
<li>
Sang Hyang Widhi (dalam manifestasinya sebagai
<i> <b>Tri Purusa</b></i>)<br />
</li>
<li>
Dewi Saraswati.<br />
</li>
</ul>
</li>
</ul>
</td>
</tr>
<tr>
<td><ul>
<li> Ucapkan mantra berikut:</li>
</ul>
</td>
</tr>
<tr>
<td><table bgcolor="#FFCCFF" border="1" cellpadding="1" cellspacing="1" class="bodytext" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td class="mantras" width="48%"><div align="center">
<b><i>Mantramnya</i></b></div>
</td>
<td width="52%"><div align="center">
<b><i>Artinya</i></b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td class="mantras" width="48%"><b><i>Om, adityo sya parajyote
rakte tejo namastute sweta pangkaja madyaste Baskara
ya namo namah. <br />
Om, rang ring sah Parama Çiwa Dityo ya nama swaha.</i></b></td>
<td width="52%">Om, Tuhan Hyang Surya maha bersinar-sinar
merah yang utama. Putih Iaksana tunjung di tengah air,
Çiwa Raditya yang mulia.<br />
Om, Tuhan yang pada awal, tengah dan akhir selalu dipuja.</td>
</tr>
<tr>
<td class="mantras" width="48%"><b><i>Om, Pancaksaram
maha tirtham, Papakoti saha sranam Agadam bhawa sagare.
Om, nama Çiwaya.</i></b></td>
<td width="52%">Om, Pancaksara Iaksana tirtha yang suci.
Jernih pelebur mala, beribu mala manusia olehnya. Hanyut
olehnya ke laut lepas.</td>
</tr>
<tr>
<td class="mantras" width="48%"><b><i>Om, Saraswati namostu
bhyam,<br />
Warade kama rupini,<br />
Siddha rastu karaksami,<br />
Siddhi bhawantume sadam.</i></b></td>
<td width="52%">Om Saraswati yang mulia indah, cantik
dan maha mulia, semoga kami dilindungi sesempurna-sempurnanya,
semoga selalu kami dilimpahi kekuatan.</td>
</tr>
<tr>
<td class="mantras" width="48%"></td>
<td width="52%"></td>
</tr>
</tbody></table>
<br /></td>
</tr>
<tr>
<td>Sesudah sembahyang dilakukan <i>metirtha</i> dengan cara-cara
dan mantram-mantram sebagai berikut :</td>
</tr>
<tr>
<td><br />
<ul>
<li> <i>Meketis</i> 3 kali dengan mantram:
<ul>
<li><i><span class="mantras">Om, Budha maha pawitra
ya namah.</span></i></li>
<li class="mantras"><i>Om, Dharma maha tirtha ya namah.</i></li>
<li><span class="mantras"><i>Om, Sanghyang maha toya
ya namah.</i><br />
</span><br />
</li>
</ul>
</li>
<li> Minum 3 kali dengan mantram:
<ul>
<li><i><span class="mantras">Om, Brahma pawaka.</span></i></li>
<li class="mantras"><i>Om, Wisnu mrtta.</i></li>
<li><span class="mantras"><i>Om, Içwara Jnana</i>.</span><br />
<br />
</li>
</ul>
</li>
<li> <i>Meraup</i> 3 kali dengan mantram :
<ul>
<li><i><span class="mantras">Om, Çiwa sampurna
ya namah.</span></i></li>
<li class="mantras"><i>Om, Çiwa paripurna ya
namah.</i></li>
<li><span class="mantras"><i>Om, Parama Çiwa
suksma ya namah</i>.</span><br />
<br />
</li>
</ul>
</li>
<li>Terakhir <i>melabahan</i> Saraswati yaitu makan <i>
surudan</i> Saraswati sekedarnya, dengan tujuan memohan
agar diresapi oleh <i>wiguna</i> Saraswati</li>
</ul>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Setelah <i>Saraswati puja</i> selesai,
biasanya dilakukan <i>mesarnbang semadhi</i>, yaitu semadhi
ditempat yang suci di malam hari atau melakukan pembacaan
lontar-lontar semalam suntuk dengan tujuan menernukan pencerahan
Ida Hyang Saraswati</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
<i>Puja astawa</i> yang disiapkan ialah
: <i>Sesayut yoga sidhi</i> beralas <i>taledan</i> dan alasnya
daun <i>sokasi</i> berupa nasi putih daging guling, itik,
<i>raka-raka sampian kernbang payasan. Sesayut</i> ini dihaturkan
di atas tempat tidur, dipersembahkan ke hadapan Ida Sang
Hyang Aji Saraswati.</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Keesokan harinya dilaksanakan <i>Banyu
Pinaruh</i>, yakni <i>asuci laksana</i> dipagi buta berkeramas
dengan air <i>kumkuman</i>. Ke hadapan Hyang Saraswati dihaturkan
<i>ajuman kuning</i> dan <i> tamba inum</i>. <i>Tamba inum</i>
ini terdiri dari air cendana, beras putih dan bawang lalu
diminum, sesudahnya bersantap nasi kuning garam, telur,
disertai dengan puja mantram:</div>
<ul>
<li><i>Om, Ang Çarira sampurna ya namah swaha</i>.</li>
</ul>
Semua ini mengandung maksud, mengambil air yang berkhasiat
pengetahuan.</td></tr>
</tbody></table>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-25537565910283279412014-10-04T00:07:00.000-07:002014-10-04T06:01:49.497-07:00BIJA<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLQG64As7mRmcRnA_rMGl3DcHzTTYksBc8AFaJlE3qD86-xFN0nTW7UsPIBwqFiO2NxEmY9nB4gxrfIlzonmMnHDJ2wLYsG_-70wjWUTV5s8ik4XCaasNcO-OC2GPYKgBknKGmjDKbrrUg/s1600/bija.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLQG64As7mRmcRnA_rMGl3DcHzTTYksBc8AFaJlE3qD86-xFN0nTW7UsPIBwqFiO2NxEmY9nB4gxrfIlzonmMnHDJ2wLYsG_-70wjWUTV5s8ik4XCaasNcO-OC2GPYKgBknKGmjDKbrrUg/s1600/bija.jpg" /></a></div>
<table border="0" cellpadding="1" cellspacing="1" class="bodytext" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td><div align="justify">
<i>Mawija</i> atau <i>mabija</i> dilakukan
setelah usai <i>mathirta</i>, yang merupakan rangkaian terakhir
dan suatu upacara persembahyangan. Wija atau bija adalah
biji beras yang dicuci dengan air bersih atau air cendana.
Kadangkala juga dicampur kunyit (<i>Curcuma Domestica VAL</i>)
sehingga berwarna kuning, maka disebutlah bija kuning. Bila
dapat supaya diusahakan beras <i>galih</i> yaitu beras yang
utuh, tidak patah (aksata). </div>
<div align="justify">
Wija atau bija adalah lambang <i>Kumara</i>,
yaitu putra atau wija <i>Bhatara Siwa</i>. Pada hakekatnya
yang dimaksud dengan Kumara adalah benih <i>ke-Siwa-an</i>
yang bersemayam dalam diri setiap orang. <i>Mawija</i> mengandung
makna menumbuh- kembangkan benih <i>ke-Siwa-an</i> itu dalam
diri orang. Benih itu akan bisa tumbuh dan berkembang apabila
ladangnya bersih dan suci, maka itu mewija dilakukan setelah
mathirta.</div>
<div align="justify">
</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Dalam diri manusia terdapat sifat <i>kedewataan</i>
dan sifat <i>keraksasaan</i> yang disebut <i>Daivi-sampat</i>
dan <i>Asuri-sampat.</i> Menumbuh- kembangkan benih ke-Siwa-an
berarti menumbuhkembangkan sifat kedewataan tersebut agar
dapat mengatasi sifat keraksasaan. Kedua sifat itu bersemayam
dalam pikiran dan lubuk hati manusia. Untuk tumbuh dan berkembangnya
sifat kedewataan atau benih ke-Siwa-an itu dalam pikiran
dari hati manusia maka tempat memuja itu yang terpenting
di dua tempat, yaitu: pada pikiran dari hati itu sendiri,
masing-masing dengan cara menempelkan di tengah-tengah kedua
kening dan dengan menelannya. Patut pula diingat bahwa wija
di samping sebagai lambang Kumara, juga sebagai sarana persembahan.</div>
<div align="justify">
</div>
</td>
</tr>
<tr>
<td><div align="justify">
Agaknya perlu juga dikemukakan di sini
bahwa <i>wija/bija</i> tidak sama dengan <i>bhasma</i>.
Kadangkala antara wija/bija dan bhasma itu pengertiannya
rancu. Wija tersebut dari beras sedangkan bhasma terbuat
dari serbuk cendana yang sangat halus. Serbuk ini diperoleh
dengan menggosok-gosokkan kayu cendana yang dibubuhi air
di atas sebuah periuk atau dulang dari tanah liat. Kemudian
hasil gosokan (<i>asaban</i>) itu diendapkan. Inilah bahan
<i>bhasma</i>. Kata <i>bhasma</i> sendiri secara harfiah
berarti <i>abu</i> atau <i>serbuk</i>. Kata "<i>bhas</i>"
dalam kata <i>bhasma</i> tidak sama dengan kata <i>baas
</i>dalam bahasa Bali yang berarti beras. Karena kata <i>Bhasma</i>
adalah kata dalam bahasa Sansekerta. Pemakaiannyapun berbeda.
Kalau <i> wija</i> umumnya dipakai oleh orang yang masih
berstatus <i>walaka</i>, sedangkan <i>bhasma</i> hanya dipakai
oleh <i>Sulinggih</i> yang berstatus sebagai <i>anak lingsir</i>.
Kata <i>wija</i> berdekatan artinya dengan kata <i>Walaka</i>
dan <i> Kumara</i> yang berarti biji benih atau putera.
</div>
<div align="justify">
Bhasma dalam hal ini adalah lambang Sunya
atau Siwa. Dengan pemakaian bhasma itu Sulinggih bersangkutan
menjadikan dirinya Siwa (<i>Siwa Bhasma</i>), disamping
sebagai sarana untuk menyucikan dirinya (<i>Bhasma sesa</i>).</div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-51773817376383088192014-10-03T23:56:00.003-07:002014-10-03T23:56:38.841-07:00Hindu Bali & Babi <div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgluaPZPC7Wefsb6bUNCX9aK_nbmL0qUoZ-sSoquz8_mb9yoXiU5fvlW43hAtO7kohZVamrzazGWr7kqUn-DiNKqEJ4dUKcN6e8mEkKKWM-cQe4Ysq_YcEBZmAfbaDDM71714lFjfVKX93/s1600/babi-guling-1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgluaPZPC7Wefsb6bUNCX9aK_nbmL0qUoZ-sSoquz8_mb9yoXiU5fvlW43hAtO7kohZVamrzazGWr7kqUn-DiNKqEJ4dUKcN6e8mEkKKWM-cQe4Ysq_YcEBZmAfbaDDM71714lFjfVKX93/s1600/babi-guling-1.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<h2 class="_5clb">
</h2>
</div>
<div class="mts _50f8">
Awal
sejarah Bali tidak dapat dilepaskan dari asal-usul dan evolusi
masyarakatnya. Orang Bali diduga memiliki darah campuran Mongoloid yang
bergerak ke pulau utama menuju kawasan Asia Tenggara, jauh sebelum masa
sejarah. Pengaruh asing terbesar bagi orang Bali awalnya dibawa oleh
orang-orang India (pedagang dan pelancong) yang membawa serta pengaruh
ajaran Hindu. Bali kemudian berbagi sangat banyak dalam gelombang
Indianisasi yang menyebar di hampir banyak kawasan Asia Tenggara di
paruh akhir milenium pertama.</div>
<br />
Hinduisasi di Bali merupakan
sebuah proses yang berlangsung berabad-abad. Pengaruh yang paling
meresap ternyata bukan dari India saja, namun ternyata lebih dekat ke
Jawa, yang sebenarnya lebih dahulu terkena proses Indianisasi
dibandingkan Bali. Pada tahun 1001 (atau mungkin 991), Bali telah
sepenuhnya terkena proses Hinduisasi. Pada masa kekuasaan Airlangga,
Singasari amat memengaruhi Bali, baik secara politik maupun budaya.
Namun hubungan itu bukan tanpa konflik. Orang-orang Bali beberapa kali
menuntut otonomi mereka dari kerajaan Singasari. Bahkan, ketika
kekuasaan beralih ke tangan Majapahit, tuntutan itu masih terjadi.
Akhirnya, tuntutan itu terwujud ketika kekuasaan Majapahit berakhir pada
tahun 1515. Bali kemudian memiliki otonomi untuk mengatur urusan dalam
negerinya.<br />
<br />
Pada periode Majapahit, sejarah Bali mulai
jelas memuat dan memiliki pola, meski banyak menyisakan legenda-legenda.
Jatuhnya Majapahit menandai bangkitnya Mataram yang merupakan kerajaan
bercorak Islam. Banyak dari ribuan pendeta, bangsawan, tentara, seniman,
pengukir, yang berpindah dari Jawa ke Bali untuk menghindarkan diri
mereka dari para penakluk muslim. Di Bali, mereka memberikan impuls yang
kuat bagi pertumbuhan tradisi Hindu Jawa yang terdesak oleh kekuatan
Islam. Fenomena migrasi ini kemudian menghasilkan terjadinya transfusi
budaya yang besar di wilayah Bali. Selama kurang lebih 400 tahun, tanpa
diganggu mereka hidup menetap di Bali dan memiliki keturunan.<br />
<br />
Lantas,
apa hubungan masa Hindu Jawa yang diwakili oleh kekuasaan Majapahit
tersebut bagi budaya orang Bali, terutama berkaitan dengan kebiasaan
makan mereka yang menjadikan babi sebagai konsumsi daging utama. Di sini
saya tidak begitu sepakat dengan daging pilihan (meat of choice),
karena saya lebih memandang daging babi lebih dari sekedar pilihan,
namun menjadi suatu yang utama di kalangan masyarakat Bali.<br />
<br />
Asal-UsulDalam
kitab Nagarakrtagama (1365), babi disinggung sebagai salah satu jenis
daging yang dihidangkan di Istana Majapahit, selain daging domba,
kerbau, ayam, lebah, ikan, dan bebek. Selain itu, juga ada beberapa
jenis daging lagi yang tidak dihidangkan kepada orang yang taat karena
pantangan Hindu, meskipun banyak digemari oleh rakyat biasa, seperti
kodok, cacing, penyu, tikus, anjing. Banyak sekali pada masa itu
orang-orang yang menggemari daging-daging ini. Agama Hindu tampaknya
nyaris tidak berperan dalam mengekang sumber-sumber protein. Seorang
Cina Muslim, Ma Huan, tercengang ketika melihat makanan orang Jawa bukan
Islam yang dikatakannya sangat kotor dan buruk. Binatang-binatang
seperti ular, semut, dan semua jenis serangga serta cacing menjadi
bahan-bahan konsumsi. Selain Madura, Bali adalah wilayah pengekspor
ternak ke Jawa pada abad ke-14 sebagaimana juga masih bertahan selama
berabad-abad. Ternak-ternak seperti domba, biri-biri, kerbau, babi,
unggas, dan anjing menjadi upeti yang dikirim ke Majapahit kala itu.<br />
<br />
Berbagai
jenis babi diperkirakan sudah ditemukan di hutan-hutan Asia Tenggara
selama ribuan tahun dan diternakkan paling tidak sejak 3000 tahun S.M.
Babi dianggap sebagai pengalih yang paling efisien dari padi-padian ke
daging dan merupakan sumber daging utama di wilayah-wilayah di mana
Islam belum masuk. Orang Eropa berpendapat bahwa babi Asia Tenggara
lebih sehat daripada babi di Eropa. Orang Islam kemudian mendorong
peternakan kambing sebagai pengganti babi, meskipun kambing sudah ada
(sebelum Islam) hingga sejauh Sulawesi, tapi belum sampai ke Filipina.
Hanya di Bali, yang kepadatan penduduknya telah mengakibatkan pembabatan
hutan yang tiada taranya, hewan-hewan Asia Tenggara diternak untuk
dijadikan penghasil daging sapi tropis yang istimewa; meskipun
setidaknya pada abad ke-19 orang Hindu Bali sendiri tidak bersedia
memakannya. Maka wajar, jika hingga saat ini sapi putih tropis masih
dianggap suci di Bali; sehingga babi menjadi salah satu bahan makanan
alternatif.<br />
<br />
Lantas, apa yang kemudian menjadikan babi
sebagai daging konsumsi utama di kalangan masyarakat Bali? Hal ini
tampaknya tidak dapat dilepaskan dari peran orang-orang Hindu Jawa yang
bermigrasi ke Bali pascaruntuhnya kekuasaan Majapahit. Pada abad ke-16,
ketika masa kekuasaan Raja Batu Renggong, orang-orang Bali
mentransformasikan pengaruh-pengaruh Majapahit untuk disesuaikan dengan
kebutuhan hidup. Mereka menciptakan apa yang dalam kenyataannya sebagai
budaya kontemporer Bali serta memberikan elemen-elemen khusus. Mereka
juga membawa dan mempertahankan kebiasaan-kebiasaan mereka, termasuk
didalamnya persoalan kebiasaan makan Di sisi lain, pengaruh agama dapat
disimak dari pantangan untuk tidak memakan daging sapi putih sebagai
suatu pantangan seperti halnya yang dianut oleh orang-orang Hindu-India.
Tentu ini sebuah paradoks dengan orang-orang Islam yang berpantangan
untuk tidak mengkonsumsi daging yang haram, babi. Bali adalah sebuah
perkecualian yang memadukan nilai sejarah, budaya, dan keyakinan dalam
unsur-unsur budaya makan mereka. Indikasi mengapa babi menjadi konsumsi
utama masyarakat Bali dapat juga disimak dari dijadikannya hewan ternak
ini sebagai komoditi utama, terutama sejak abad 19 hingga awal abad
ke-20.<br />
<br />
Pada kurun abad ke-19 hingga awal abad ke-20, Babi
adalah hewan ternak –selain lembu— yang menjadi kebutuhan utama rumah
tangga keluarga Bali. Hampir setiap kepala keluarga memiliki paling
sedikit satu sapi dan beberapa ekor babi yang diperuntukkan untuk
kebutuhan pribadi atau nantinya akan dijual ke pasar lokal dan juga
ekspor. Pada tahun 1910, total ekspor babi dari selatan Bali mencapai
33.400 ekor. Babi yang dijual tiap ekornya dihargai fl. 20 (fl=florin,
satuan mata uang zaman Belanda). Sebagai hewan domestik, sudah menjadi
pertimbangan bahwa babi merupakan komoditi ekonomi sekaligus sebagai
bahan makanan yang dikonsumsi.<br />
<br />
Namun, ada hal yang lebih
penting dari sekedar hewan komoditas. Di Bali, babi juga adalah hewan
yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan ritus. Seperti disinggung oleh
ahli sejarah Asia Tenggara, Anthony Reid, umumnya riwayat daging dalam
kegiatan ritus di kawasan Asia Tenggara sudah menjadi suatu hal yang
penting, sebagaimana orang Bali memandang daging babi dalam kegiatan
ritusnya. Dijadikannya babi sebagai kegiatan ritus di Bali, salah
satunya dapat disimak Dalam rekaman kisah seorang Amerika bernama Collin
McPhee dalam bukunya A House in Bali (1947), ia mengisahkan dirinya
ketika memberikan hadiah dua ekor babi dalam acara Galungan. Babi, tutur
McPhee, merupakan chiefly food bagi sebagian besar masyarakat Bali.
Ketika orang Bali merasa berhutang budi dalam suatu hal, maka hadiah
atau balas budi diwujudkan dengan menyembelih seekor babi miliknya.
McPhee mengatakan juga bahwa babi yang telah disembelih kadang dijadikan
sebagai sebuah wujud untuk menyenangkan sesepuh desa.<br />
<br />
<br />
Bukan
hanya dalam kegiatan ritus, babi sudah sejak lama menjadi semacam mitos
yang melekat di lingkungan orang Bali. Sewaktu McPhee mengunjungi Kuil
Kematian, ia menyaksikan relief-relief arkais yang menunjukkan manusia
dikelilingi oleh banyak babi. Ada pula kisah Raja Badulu yang dikisahkan
memiliki semacam topeng mengerikan, kombinasi mata manusia dan mulut
dengan moncong dan taring babi hutan. Dikisahkan bahwa Raja Badulu
terlahir memiliki kekuatan magis. Ketika kecil, Raja Badulu seringkali
menghibur dirinya sendiri dengan memotong kepalanya dan meminta para
pelayannya untuk memasangkan kembali kepala yang terpisah dari raganya
itu. Suatu ketika, kepala raja menggelinding ke sungai dan terbawa arus.
Para pelayan tidak mampu mendapatkan kembali kepala tuannya. Dalam rasa
putus asa, mereka akhirnya memenggal kepala seekor babi hutan dan
memasangkannya di leher sang raja…<br />
<br />
Simpulannya, menilai
keidentikkan babi dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat Bali yang
dihubungkaitkan dengan nilai-nilai budaya masa lalu tentu mengandung
interpretasi yang masih cair. Namun, jika kembali kepada tiga faktor:
iklim, sumber daya alam, dan kebiasaan masyarakat, kecairan penafsiran
tersebut tampaknya dapat dipertimbangkan.<br />
<br />
Pengaruh
CinaMenyoal pengaruh Cina terhadap kuliner Bali, saya pikir tidak
sebegitu jelas jika dibandingkan dengan makanan di Jawa, Jakarta, atau
Pontianak yang coraknya masih dapat dirasakan. Hanya yang mengundang
rasa penasaran, jika berpijak dari anggapan bahwa daging babi juga
begitu identik dengan kuliner Cina, apakah ada pengaruh Cina dalam
penggunaan daging babi di Bali? Di sini, saya tidak terlalu dapat
berspekulasi, karena tidak ada satu pun referensi yang menyinggung
pengaruh tersebut. Denys Lombard bahkan menyebut bahwa kebudayaan Cina
di Pulau Bali jarang sekali disebut. Hal menarik yang disinggung Lombard
adalah pengaruh Cina dalam aspek botani, yaitu tamanan buah leci
(lizhi). Ya, buah yang dianggap sebagai tanaman asal “Kunlun” (sebutan
dalam sumber-sumber kuno Cina bagi kawasan Maritim Asia Tenggara) itu
ternyata sejak zaman Dinasti Han (202 S.M – 220 M) dijadikan sebagai
upeti untuk dikirim ke istana; serta salah satu komoditi yang diekspor
ke utara dan ke selatan. Buah leci yang jarang dan ternyata terdapat di
Tabanan, Bali (selain di Cianjur, Jawa Barat), setidaknya menandakan
kehadiran pengaruh Cina di pulau tersebut. Pun, tidak ketinggalan<br />
<br />
Memang,
secara geografis Bali terletak membentang sejauh satu mil dari kawasan
timur Jawa di lintas perdagangan langsung antara kepulauan rempah-rempah
di Maluku dan pelabuhan-pelabuhan Asia yang juga mendistribusikan
rempah-rempah seperti cengkih, pala, dan pala kering. Kondisi geografis
inilah yang membuat Bali pada masa emporium telah disinggahi oleh para
pedagang dan musafir India, Arab, Cina, Jepang, Bugis, dan
pedagang-pedagang timur lainnya yang bukan hanya membawa barang-barang
niaga, namun juga tata cara dan kebiasaannya. Sekalipun Pulau Bali
disinggahi dan dimukimi, orang-orang Bali lebih memilih untuk
mempertahankan kultur mereka, dengan sedikit kemungkinan menerima
pengaruh-pengaruh asing dalam kehidupan mereka.<br />
<br />
Dengan
berlandaskan pada kenyataan tersebut, di sini Willard A. Hanna
menyinggung mengenai keberadaan orang-orang Cina di Bali terutama pada
abad ke-19. Hanna tidak menyinggung kebudayaan material Cina yang
berarti, selain kopeng (koin Cina berlubang) dan buah pinang yang disuka
orang Bali tua dan muda. Lombard, Hanna, atau Kong Yuanzhi yang
mengupas warisan kuliner Cina ini pun bahkan tidak menyinggung sama
sekali wilayah Bali berkaitan dengan silang budaya Cina di di Nusantara.
Mungkin Lombard benar, jarang disebutnya kebudayaan Cina menandakan
agak kaburnya budaya Cina di pulau dewata tersebut.. pesan tiang,
ambilah jati drimu sbgai orang bali,kalau menurt anda kurang baik silhkn
di buang atau di minimalisir. jangn di Banding2kan karena sperti yg
kita ketahui perbandingan hnya akn menyisakan sesatu yg menyakitkan dari
perbandingan yg harus di ambil kputusan di slh satunya.... dan saya
harap anda adlh orang Bali yg jauh lbih mengerti dari pada orang india
yg baru kmarin tinggal di Bali.ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-8465980526160048672014-10-03T23:44:00.000-07:002014-10-04T06:02:58.022-07:00UPACĀRA DAN UPAKĀRA SEBUAH KAJIAN FILOSOFIS<div>
<h2 class="_5clb">
Om Swastyastu,</h2>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii6fuWK1D1C2dTNBr0Rrrf9lKaqViLulzU1cBlgbrn8yCXSwdaSwa5lDI5QVz5CdTfq-cp0TynQxpfvJkNvdt84kAIfetU0VwAdQ1NeWLVOUMlkgTB29M4BNT2SrBs7tgX0IdBISIjYjod/s1600/Banten.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii6fuWK1D1C2dTNBr0Rrrf9lKaqViLulzU1cBlgbrn8yCXSwdaSwa5lDI5QVz5CdTfq-cp0TynQxpfvJkNvdt84kAIfetU0VwAdQ1NeWLVOUMlkgTB29M4BNT2SrBs7tgX0IdBISIjYjod/s1600/Banten.JPG" height="272" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<strong>A. Pendahuluan</strong><br />
<br />
Seiring
dengan pesatnya perkembangan Iptek dan gencarnya penyiaran agama baik
yang dilakukan oleh PHDI, Departemen Agama, LSM, Organisasi Kepemudaan,
Banjar dan Desa Adat, membuat perkembangan umat Hindu terutama dari sisi
kualitas semakin menggembirakan. Hal ini tampak dengan semarak
diadakannya acara-acara keagamaan baik dalam bidang ritual, kesenian,
seminar keagamaan, munculnya kelompok – kelompok kajian Veda, sekeha
pesantian, kelompok meditasi dan sebagainya. Kondisi ini menggambarkan
adanya penyadaran akan eksisitensi sebagai hamba Hyang Widhi, dengan
selalu mendekatkan diri kepadaNya melalui jalan Bhakti, dengan melakukan
pemujaan ataupun dengan Upacāra yajña. Namun di balik semua kemeriahan
dan ketaatan itu, belum kita rasakan ada dampaknya terhadap kehidupan
Umat Hindu secara umum, justru semakin banyaknya konflik yang terjadi,
rasa kebersamaan, kesetaraan dan toleransi di antara sesama umat Hindu
semakin menipis, masih adanya diskriminasi dalam kehidupan beragama
(apalagi di Bali), dengan dalih <strong><em>”Aywa Wera”</em></strong> dan
masih banyaknya oknum yang mengobjekkan umatnya sendiri, dengan
memanfaatkan berbagai kelemahan dan ketidaktahuan umat, demi keuntungan
pribadi dan kelompok mereka sendiri, dengan mengatakan<strong><em>’kamu
tidak boleh membuat ini ataupun itu, karena kamu orang sudra/panjak,
berasal dari non- Bali dan tadinya non- Hindu, kamu tidak boleh
memada-mada’.</em></strong><br />
Berbeda dari apa yang terdapat dalam
susastra Veda, bahwa semua umat berhak dan wajib mengetahui, meresapi,
menghayati dan melaksanakan segala kewajiban agama sebagai sebuah Dharma
sesuai dengan guna dan swadharmanya masing-masing, terlepas dari siapa
mereka, apa warna kulitnya, dari kelahiran mana mereka berasal, apa
jabatannya, semuanya harus tunduk kepada hukum hukum agama, baik Sruti
Smrti, Sila, Acara dan Ātma nastusti (Manawadharmasastra, II.6).<br />
Ajaran
Agama tidak cukup hanya diketahui dan dimengerti saja, harus dibarengi
dengan penghayatannya, dari semua itu pengamalan dalam bentuk perilaku
sehari-hari kita di dalam bermasyarakat itulah yang paling utama.
Semakin sering kita sembahyang, beryajña, membuat Upakāra hendaknya
kita dapat meningkatkan sikap, moral dan perilaku kita menuju kualitas
yang lebih baik dan benar sesuai dengan kaidah Dharma. Karena setiap
Upacāra dan Upakāra yang kita buat pada dasarnya merupakan penjabaran
ajaran agama dan memiliki hakekat sebagai pembelajaran diri, dalam
menata hidup dan kehidupan sehingga dapat meniti ke tujuan utama
kelahiran ini, yaitu <strong><em>”Mokshartam Jagadhita”</em></strong><br />
Setiap <strong><em>Upacāra (proses untuk mendekatkan diri dengan Brahman)</em></strong> agama selalu disertai dengan <strong><em>Upakāra (sarana yang dipakai sebagai media pemujaan Brahman)</em></strong>,
baik dalam wujud kecil (sederhana/kanistama), menengah (madhyama)
maupun besar (mewah/uttama), hendaknya dibarengi dengan memahami akan
tujuan Upacāra tersebut dan memahami makna Upakāra nya. Oleh karena itu
Upacāra dan Upakāra harus mengacu kepada sastra-sastra agama, bukan
hanya dilandasi dengan <strong><em>”Gugon Tuwon, Anak Mula Keto</em></strong>”<br />
Banten
dalam agama Hindu adalah bahasa agama. Ajaran suci Veda sabda suci
Tuhan itu disampaikan kepada umat dalam berbagai bahasa. Ada yang
meggunakan bahasa tulis seperti dalam kitab Veda Samhita disampaikan
dengan bahasa Sanskerta, ada disampaikan dengan bahasa lisan. Bahasa
lisan ini sesuai dengan bahasa tulisnya. Setelah di Indonesia
disampaikan dengan bahasa Jawa Kuno dan di Bali disampaikan dengan
bahasa Bali. Disamping itu Veda juga disampaikan dengan bahasa Mona.
Mona artinya diam namun banyak mengandung informasi tentang kebenaran
Veda dan bahasa Mona itu adalah banten. Dalam <strong>Lontar Yajña Prakrti</strong> disebutkan: <em>“ sahananing bebanten pinaka raganta tuwi, pinaka warna rupaning Ida Bhatara, pinaka anda bhuana” </em><strong>artinya:</strong> semua
jenis banten (upakāra) adalah merupakan simbol diri kita, lambang
kemahakuasaan Hyang Widhi dan sebagai lambang Bhuana Agung (alam
semesta) Demikian pula dalam <strong>Lontar Tegesing Sarwa Banten,</strong> dinyatakan:<em>“ Banten mapiteges pakahyunan, nga; pakahyunane sane jangkep galang” </em><strong>Artinya:</strong>Banten itu adalah buah pemikiran artinya pemikiran yang lengkap dan bersih.<br />
Bila
dihayati secara mendalam, banten merupakan wujud dari pemikiran yang
lengkap yang didasari dengan hati yang tulus dan suci. Mewujudkan banten
yang akan dapat disaksikan berwujud indah, rapi, meriah dan unik
mengandung simbol, diawali dari pemikiran yang bersih, tulus dan suci.
Bentuk banten itu mempunyai makna dan nilai yang tinggi mengandung
simbolis filosofis yang mendalam. Banten itu kemudian dipakai untuk
menyampaikan rasa cinta, bhakti dan kasih.<br />
<br />
<strong>B. Tujuan Yajña</strong><br />
<br />
Tujuan pokok Yajña, antara lain:<br />
<ol>
<li>Untuk menjabarkan dan menyebarluaskan ajaran Veda yang bersifa rahasia</li>
<li>Sebagai sarana menyeberangkan Ātma untuk mencapai Moksha</li>
<li>Sebagai sarana untuk menyampaikan permohonan kepada Hyang Widhi.</li>
<li>Sebagai sarana untuk menciptakan keseimbangan (tri hita karana).</li>
<li>Sebagai sarana untuk menciptakan suasana kesucian dan penebusan dosa.<ol>
<li>Sebagai sarana pendidikan yang bersifat praktis (Ida Pandita Mpu Jaya Wijayananda, 2004: 11).</li>
</ol>
</li>
</ol>
<br />
<strong>C. Landasan Yajña:</strong><br />
<br />
Setiap
Yajña yang ingin dibuat/diadakan harus memenuhi kriteria yang terdapat
dalam Veda, hal ini dimaksudkan agar yajña tersebut berkualitas Śāttvam,
karena hanya kualitas yajña yang Śāttvamlah yang dapat menghantarkan
orang yang mengadakan yajña mencapai kemanunggalan dengan Brahman,
adapun landasan yajña sesuai dengan Manavadharmasastra, VII.10, yaitu:<br />
<ol>
<li>Iksa; tujuan yang ingin dicapai melalui yajña tersebut harus jelas</li>
<li>Sakti;
harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan yang dimiliki, baik kualitas
SDM, maupun pendanaannya, jangan sampai meninggalkan hutang.</li>
<li>Desa;
disesuaikan dengan tempat dimana yajña itu akan dilakukan, kearifan
daerah setempat (lokal genius) harus dihargai sehingga tidak ada kesan
pemaksaan</li>
<li>Kala; situasi atau keadaan wilayah, masyarakatnya juga
harus diperhatikan sehingga yajña tersebut efektif dan efisien serta
bermanfaat positif<ol>
<li>Tattva; harus merujuk pada ketentuan sastra agama baik Sruti, Smrti, maupun Nibandha.</li>
</ol>
</li>
</ol>
Disamping
hal tersebut di atas, agar yajña tersebut berkualitas Śāttvam harus
memenuhi standar/mutu seperti apa yang telah ditetapkan dalam
Bhagavadgītā, XVII. 11-14, yaitu:<br />
l Sraddha; dilakkan dengan penuh keyakinan dan kemantapan hati<br />
l Sastra; sesuai dengan petunjukk sastra<br />
l Gita; terdapat lagu-lagu pujian kepada Hyang Widhi<br />
l Mantra;terdapat doa-doa pujaan yang dihaturkan untuk memeuliakan Hyang Widhi<br />
l Lascarya; dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketulusan hati<br />
l Daksina; pemberian penghormatan berupa rsi yajña kepada Sang Sadhaka (pandita/pinandita)<br />
l Annaseva; menjamu dengan senang dan tulus setiap tamu dengan makanan dan minuman yang menyehatkan badan dan rohani<br />
l Nasmita; tidak ada unsur pamer atau jor-joran.<br />
<br />
<strong>E. Tujuan Upacāra</strong><br />
<br />
Secara umum tujuan diadakanya Upacāra menyangkut empat hal, yaitu:<br />
<ol>
<li>Yang
bersifat umum dan kepercayaan adalah: untuk melenyakan pengaruh yang
kurang baik; mengundang atau menambahkan pengaruh-pengaruh yang baik dan
memberikan kekuatan; untuk memperoleh tujuan hidup sekala-niskala;
sebagai pernyataan umum yang dimaksud menurut tujuan Upacāra itu
sendiri.</li>
<li>Sebagai pembinaan moral (budhi) sehingga memungkinkan
berkembangnya sifat-sifat: welas asih dan pengampunan; tahan uji; bebas
dari iri hati; meningkatnya kesucian rohani; wajar dan tenang dalam
menghadapi segala cobaan hidup; suka berderma dan tidak rakus/lobha.</li>
<li>Untuk
pengembangan kepribadian dari Avidya (kegelapan bati) menuju Vidya
(memiliki pengetahuan) menuju Vijñana (bijaksana) menuju Kstrajña
(kesadaran illahi).</li>
<li>Untuk pengembangan spiritual sehingga terbebasnya Ātma dari belenggu samsara atau manunggaling kawulo lan gusti</li>
</ol>
<br />
<strong>F. Fungsi Upakāra Secara Umum</strong><br />
<br />
<ol>
<li>Sebagai linggih dan perwujudan Hyang Widhi</li>
<li>Sebagai sarana cetusan angayu bagia (persembahan)</li>
<li>Seagai sarana permohonan</li>
<li>Sebagai sarana pensucian lahir-batin</li>
</ol>
<br />
<strong>G. Upakāra yang dipakai secara rutin</strong><br />
<br />
<ol>
<li>HANGKEN
MASAIBAN Babanten: ngayat rikale wusan meratengan, antuk ajengan lan
saruntutannya saha ngangga dupa/asep, genahe mebanten ring
palinggih-palinggih pamekas ring Ide Hyang Brahma, Visnu, Hyang Sri,
Bhatara Guru, miwah sane lian-lianan; patut kalaksana yang satunggil
wuwusan meratengan, mesaiban dumun wawu raris dados mejengan, ngangge
mantre: OM SANG BHUTA PRETHA YA NAMAH</li>
<li>HANGKEN KLIWON: Maturan
ring genah-genah suci : canang genten lemgawangi, canang sari. Mesegah
kepelan putih, ring natar merajan, katur ring Bhuta bucari, ring natar
pekarangan mesegah pateh katur ring Sang Kala Bhucari, ring
dengen/lawang taler mesegah pateh katur ring Hyang Dhurga Bhucari.</li>
<li>HANGKEN
KAJENG KLIWON: Mesegeh kepelan warna tiga (putih, barak, selem), genahe
masegeh pateh kadi nuju kaliwon, maweweh maturan ring
palinggih-palinggih pengijeng sane wenten.</li>
<li>HANGKEN PURNAMA:
Maturan ring Hyang Ratih : yan nuju sasih karo, Kasa, Katiga, Kalima,
Kaenem, Kapitu, Kawulu, Kasanga, Jyestha, Sadha: Canang genten,
lengawangi-buratwangi, canang sari, canang pareresikan, canang payasan,
masegeh segehan kepelan putih .Muang yan sasih kalima maweweh maturan
penek kuning lan cangan raka. Masegeh cacahan putih, utamannya antuk
segehan agung, genahe masegeh patah kadi ring ajeng, maweweh ring
kahyangan-kahyangan manut amongan.</li>
<li>HANGKEN TILEM: Yang nuju
sasih kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kadasa, Jyestha muang Sadha,
maturan ring Hyang Surya: Canang genten lengawangi-buratwangi, cangan
sari pabersihan, canang payasan, penek kuning, cangan raka, yan nuju
sasih Kaenem aturane maweweh : manut onggahan ring bhuta-yajña.</li>
<li>HANGKEN
TILEM KAPITU: Siva Ratri sajabaning kadi ring ajeng, mawuwuh maturan
pangabaktian ring Ida Hyang Siva saha upakāra : sekar bang putih ireng
lan kawangen majinah 11 medaging daun bila 6 bidang.</li>
<li>HANGKEN
TILEMING SASIH KAENEM, KAWULU: Sinalih tunggil ring Tilem inucap,
ngawentenang Bhuta yajña, sane mawasta nanggluk merana, nganggen caru
sakasidan, maka serana nunas karahajengan sajeroning kahuripan lan
selanturnya, pangastawa ring Hyang Ludra maweweh suci asoroh jangkep lan
sesayut-sesayut byakala.</li>
<li>HANGKEN TILEMING KASANGA:
Ngelaksanayang tawur Kasanga paling alit antuk caru manca sato, tan
sejeroning dese pakarangan manut sakasidan desa punika, ring pakarangan
masegeh kepelan mawarna tiga, sagehan nasi sasab 108 tanding lan segehan
agung ; caru punika katur ring Sang Bhuta Kala, ring Sang Kala Raja,
nasi kepel sane mawarna lima, katur ring sang parabalan Sang Bhuta Kala
Raja Sari, genah mecaru ring pempatan.</li>
<li>HANGKEN PAGER WESI: Maturan ring Hyang Iswara/ring genah-genah suci: canang sari, canang maraka lan sasayut pageh urip.</li>
</ol>
10.
HANGKEN TUMPEK LANDEP: Maturan ring Hyang Pasupati : canang raka,
canang sari, sesayut jayeng perang, saha pangodalan senjata minakadi :
tumbak, keris miwah sekancan punika.<br />
11. HANGKEN GALUNGAN:
Maturan ring Hyang Paramestiguru : canang meraka, canang canang
lengawangi-buratwangi, penek, pasucian, sodan, banten guru, lan pasuguh
lianan sakasidan, saha memenjor jangkep madaging pala bungkah-pala
gantung raka matah-lebeng.<br />
12. HANGKEN KUNINGAN: Maturan ring
Hyang Paramestiguru; canang wangi-wangi, canang pasucian, cangan raka,
sodan, penek kuning maulam kuning taluh, ring penataran ngaturang
segehan ring sang Bhuta Galungan sareng ring para iringan Idane suri,
nanging maturan paling lambat tajeg Surya mangda sampun puput. Ring
angga sarira natab sesayut prayascita, segehan kuning, panyeneng maka
pangenteg bayu – sabda – idep.<br />
13. HANGKEN TUMPEK WARIGA/TUMPEK
BUBUH: Maturan ring Hyang Sangkara; canang wangi-wangi, bubuh gendar,
peras tepeng raka-raka, panyeneng genahe ngilehang ring tegal ring sawah<br />
14.
HANGKEN TUMPEK UYE: Tumpek puniki pawotonan sarwa ubuh-ubuhan ring
Hyang Ludra : canang raka, katipat bagia, balayag paneneng, tebusan sida
malungguh, sano kawidhi-widananin sakancan ubuhan-ubuhan minakadi
:ayam, banteng, paksi, miwah sakancan punika.<br />
15. HANGKEN TUMPEK
WAYANG: Maturan ring Hyang Iswara: canang raka, canang wangi-wangi,
pasucian, peras ajengan, sasayut pala kerti, sarengang ring pangodalan
sarwa tatangguran minakadi : gong, gambang, angklung, wayang, gender
miwah sekancan punika.<br />
16. HANGKEN SANISCARA UMANIS WATUGUNUNG:
Maturan ring Hyang Saraswati; suci peras daksina, penek, kembang payas,
sasayut saraswati, raka-raka, canang wangi-wangi, puniki katur ring
pustaka-pustaka ring pangodalan sakasidan.<br />
17. HANGKEN REDITE PAING SINTA/BANYU PINARUH: Maturan ring Hyang Saraswati : asuci laksana, cangan unggahan masirat toya anyar.<br />
18.
HANGKEN COMA PON SINTA/COMA RIBEK: Maturan ring Hyang Sriamertha :
odalan beras : canang burat wangi, canang raka, beras kuning, tobasan
amerta rawuh sai.<br />
19. HANGKEN ANGGARA WAGE SINTA/SABUH MAS:
Maturan ring Hyang Mahadeva : odalan sarwa berana : canang burat wangi,
canang raka, beras kuning, tebasan bagia satata sai.<br />
20. HANGKEN REDITE UMANIS UKIR: Maturan ring Hyang Guru : canang burat wangi, tebasan pageh urip.<br />
21. HANGKEN ANGGARA KLIWON KULANTIR: Maturan ring Hyang Mahadeva : canang genten, segehan kepel putih, soda putih kuning.<br />
22. HANGKEN ANGGARA KLIWON JULUNGWANGI: Maturan ring Hyang Sri :canang genten.<br />
23.
HANGKEN WERASPATI WAGE SUNGSANG/SUCI MANIK JALA: Maturan ring Hyang
Pawitra : pararebuan, sodan, canang genten, segehan agung, ring lebuh
ring natar pakarangan, ring natar pamrajan segehan cacan.<br />
24.
HANGKEN SUKRA KLIWON SUNGSANG/SUCI MANIK BALI : Maturan ring Hyang
pawitra : parerebuan, sodan, cangan genten, segehan agung ring lebuh,
ring pamarajan ring natar pakarangan segehan cacan.<br />
25. HANGKEN REDITE PAING DUNGULAN/DANYSEEBAN<br />
Maturan
ring pemayung ring sang Butha amangku rat, ring sang butha kala
dungulan saha Upakāra : segehan manca warna tiga tanding.<br />
26. HANGKEN COMA PAING DUNGULAN/PANYAJAAN GALUNGAN<br />
Maturan
ring Hyang Kala tiga : segehan manca warna tiga tanding, genahe maturan
ring lebuh, ring natar sanggah, ring natar pakarangan, banten
mapamayuh sekadi ring ajeng.<br />
27. HANGKEN ANGGARA WAGE DUNGULAN/PANAMPAHAN GALUNGAN<br />
Maturan ring Hyang Kala tiga,kadi ring ajeng : sodan, pabyakalan, tebasan galungan, panyeneng lan canang gentan.<br />
28. HANGKEN WERESPATI UMANIS DUNGULAN/MANIS GALUNGAN<br />
Maturan
ring Hyang Dharma : banten penganyaran, katipat maulam sakasidan,
canang genten, genahe maturan ring bale miwah ring pamerajan.<br />
29. HANGKEN SUKERA PAING DUNGULAN/PANGEREBAGAN<br />
Maturan ring Hyang Widhi : suwarnaning katipat maulam sukasidan, canang genten meraka tape.<br />
30. HANGKEN REDITE WAGE KUNINGAN/ULIHAN JAWA<br />
Maturan ring Hyang Pramesti Guru : sodan, segehan cacan, canang genten<br />
31.
HANGKEN SOMA KLIWON KUNINGAN/ULIHAN BALI: Maturan ring Htyang Pramwsti
Guru : Sang butha Galungan : canang burat wangi, canang genten, sodan,
segehan kepel.<br />
32. HANGKEN SUKERA WAGE KUNINGAN/PENAMPAHAN
KUNINGAN: Maturan ring sang Kala Galungan : mapasuguh jajaron matah,
canang genten, sodan maulam sukasidan.<br />
33. HANGKEN BUDHA KLIWON PAHANG/PEGAT WAKAN<br />
Maturan ring Hyang Licin : canang burat wangi, canang sari, segehan kepel.<br />
34. HANGKEN SUKERA WAGE WAYANG/KALA PAKSA<br />
Maturan ring Maha Kala: Bayakalan Linggian maselat nganggen pandan.<br />
35.
HANGKEN BUDHA WAGE KELAWU: Maturan ring Hyang Sedhana, ngodalin seraja
Berana : canang lenga-wangi-buratwangi, tebasan bagia sotata suci.<br />
<em>36. </em>HANGKEN
SUKRA UMANIS KELAWU: Maturan ring Hyang Sri ngodalin pantun canang
burat wangi, pangeresikan, sodan, tebasan amerta rawuh sai. <em>(No.1 s/d 36 bersumber dari Lontar Mpu Lutuk dan Lontar Sundari Gama; Koleksi Pribadi)</em><br />
<br />
<strong>H. Cara Membuat Dan Makna Filosofis Beberapa Upakāra :</strong><br />
<br />
<ol>
<li><strong>1. CANANG SARI</strong></li>
</ol>
<br />
<em>”Canang sari inggih punika sarin kasucian kayun bhakti ring Hyang Widhi tunggal. Napkala ngaksara kahiwangan-kahiwangan”.<strong>-</strong> Canang
sari yaitu inti dari pikiran dana niat yang suci sebagai tanda
bhakti/hormat kepada Hyang Widhi ketika ada kekurangan saat sedang
menuntut ilmu kerohanian <strong>(lontar Mpu Lutuk Alit)</strong>. </em>Canang
sari adalah suatu Upakāra /banten yang selalu menyertai atau melengkapi
setiap sesajen/persembahan, segala Upakāra yang dipersiapkan belum
disebut lengkap kalau tidak di lengkapi dengan canang sari, begitu
pentingnya sebuah canang sari dalam suatu Upakāra /bebanten. Apakah
sebenarnya makna yang terkandung dalam sebuah canang sari?. Canang sari
sebagai lambang angga sarira serta hidup dan kehidupan. Yaitu:<br />
ü <strong>Ceper.</strong> Ceper
adalah sebagai alas dari sebuah canang, yang memiliki bentuk segi
empat. Ceper adalah sebagai lambang angga-sarira (badan), empat sisi
dari pada ceper sebagai lambang/nyasa dari Panca Maha Bhuta, Panca Tan
Mantra, Panca Buddhindriya, Panca Karmendriya. Keempat itulah yang
membentuk terjadinya Angga-sarira (badan wadag) ini.<br />
ü <strong>Beras.</strong> Beras
atau wija sebagai lambang/nyasa Sang Hyang Ātma , yang menjadikan badan
ini bisa hidup, Beras/wija sebagai lambang benih, dalam setiap
insan/kehidupan diawali oleh benih yang bersumber dari Ida Sang Hyang
Widhi Wasa yang berwujud Ātma . Ceper sebagai lambang/nyasa
angga-sarira/badan tiadalah gunanya tanpa kehadiran Sang Hyang Ātma .
Tak ubahnya bagaikan benda mati, yang hanya menunggu kehancurannya. Maka
dari itulah di atas sebuah ceper juga diisi dengan beras, sebagai
lambang/nyasa Sang Hyang Ātma . Maka dari itulah hidup kita di belenggu
oleh Citta dan Klesa, Ātma menimbulkan terjadinya Citta Angga-sarira
(badan kasar) menimbulkan terjadinya klesa, itulah yang menyebabkan
setiap umat manusia memiliki kelebihan dan kekurangannya.<br />
ü <strong>Porosan.</strong> Sebuah Porosan terbuat dari daun sirih, kapur/pamor, dan jambe atau gambir sebagai lambang/nyasa Tri-Premana<strong>, </strong>Bayu,
Sabda, dan Idep (pikiran, perkataan, dan perbuatan). Daun sirih sebagai
lambang warna hitam sebagai nyasa Bhatara Visnu, dalam bentuk
tri-premana sebagai lambang/nyasa dari Sabda (perkataan), Jambe/Gambir
sebagai nyasa Bhatara Brahma, dalam bentuk Tri-premana sebagai
lambang/nyasa Bayu (perbuatan), Kapur/Pamor sebagai lambang/nyasa
Bhatara Iswara, dalam bentuk Tri-premana sebagai lambang/nyasa Idep
(pikiran). Suatu kehidupan tanpa dibarengi dengan Tri-premana dan Tri
Kaya, suatu kehidupan tiadalah artinya, hidup ini akan pasif, karena
dari adanya Tri-premana dan Tri Kaya itulah kita bisa memiliki suatu
aktivitas, tanpa kita memiliki suatu aktivitas kita tidak akan dapat
menghadapi badan ini. Suatu aktivitas akan terwujud karena adanya
Tri-Premana ataupun Tri-kaya.<br />
ü <strong>Tebu dan pisang</strong>.
Di atas sebuah ceper telah diisi dengan beras, porosan, dan juga diisi
dengan seiris tebu dan seiris pisang. Tebu atapun pisang memiliki makna
sebagai lambang/nyasa amrtha. Setelah kita memiliki badan dan jiwa yang
menghidupi badan kita, dan tri Pramana yang membuat kita dapat memiliki
aktivitas, dengan memiliki suatu aktivitaslah kita dapat mewujudkan
Amrtha untuk menghidupi badan dan jiwa ini. Tebu dan pisang adalah
sebagai lambang/ nyasa Amrtha yang diciptakan oleh kekuatan Tri Pramana
dan dalam wujud Tri Kaya.<br />
ü <strong>Sampian Uras</strong>.
Sampian uras dibuat dari rangkaian janur yang ditata berbentuk bundar
yang biasanya terdiri dari delapan ruas atau helai, yang melambangkan
roda kehidupan dengan Astaa iswaryanya/delapan karakteristik yang
menyertai setiap kehidupan umat manusia. Yaitu : Dahram (Kebijaksanaan),
Sathyam (Kebenaran dan kesetiaan), Pasupati (ketajaman,
intelektualitas), kama (Kesenangan), Eswarya (kepemimpinan), Krodha
(kemarahan), Mrtyu (kedengkian, iri hati, dendam), Kala ( kekuatan).
Itulah delapan karakteristik yang dimiliki oleh setiap umat manusia,
sebagai pendorong melaksanakan aktivitas, dalam menjalani roda
kehidupannya.<br />
ü <strong>Bunga. </strong>Bunga adalah sebagai
lambang/nyasa, kedamaian, ketulusan hati. Pada sebuah canang bunga akan
ditaruh di atas sebuah sampian uras, sebagai lambang/nyasa di dalam kita
menjalani roda kehidupan ini hendaknya selaludilandasi dengan ketulusan
hati dan selalu dapat mewujudkan kedamaian bagi setiap insan.<br />
ü <strong>Kembang Rampai. </strong>Kembang
rampai akan ditaruh di atas susunan/rangkaian bunga-bunga pada suatu
canang, kembang rampai memiliki makna sebagai lambang/nyasa
kebijaksanaan. Dari kata kembang rampai memiliki dua arti, yaitu:
kembang berarti bunga dan rampai berarti macam-macam, sesuai dengan arah
pengider-ideran kembang rampai di taruh di tengah sebagai simbol warna
brumbun, karena terdiri dari bermacam-macam bunga. Dari sekian macam
bunga, tidak semua memiliki bau yang harum, ada juga bunga yang tidak
memiliki bau, begitu juga dalam kita menjalani kehidupan ini, tidak
selamanya kita akan dapat menikmati kesenangan adakalanya juga kita akan
tertimpa oleh kesusahan, kita tidak akan pernah dapat terhindar dari
dua dimensi kehidupan ini. Untuk itulah dalam kita menata kehidupan ini.
Untuk itulah dalam kita menata kehiupan ini hendaknya kita memiliki
kebijaksanaan.<br />
ü <strong>Lepa. </strong>Lepa atau boreh miyik
adalah sebagai lambang/nyasa sebagai sikap dan prilaku yang baik. Boreh
miyik/lulur yang harum, lalau seseorang memaki lulur, pasti akan
dioleskan pada kulitnya, jadi lulur sifat di luar yang dapat disaksikan
oleh setiap orang. Yang dapat dilihat ataupun disaksikan oleh orang lain
adalah prilaku kita, karena prilakunyalah seseorang akan disebut baik
ataupun buruk, seseorang akan dikatakan baik apabila dia selalu berbuat
baik, begitu juga sebaliknya seseorang akan dikatakan buruk kalau di
selalu berbuat hal-hal yang tidak baik. Boreh miyik sebagai
lambang/nyasa perbuatan yang baik.<br />
ü <strong>Minyak wangi. </strong>Minyak
wangi/miyik-miyikan sebagai lambang/nyasa ketenangan jiwa atau
pengendalian diri, minyak wangi biasanya diisi pada sebuah canang.
Sebagai lambang/nyasa di dalam kita menata hidup dan kehidupan ini
hendaknya dapat dijalankan dengan ketenangan jiwa dan pengendalian diri
yang baik, saya umpamakan seperti air yang tenang, di dalam air yang
kita akan dapat melihat jauh ke dalam air, sekecil apapun benda yang ada
dalam air dengan gampang kita dapat melihatnya. Begitu juga dalam kita
menjalani kehidupan ini, dengan ketenangan jiwa dan pengendalian diri
yang mantap kita akan dapat menyelesaikan segala beban hidup ini.<br />
<strong>Canang </strong>adalah
pada dasarnya sebagai wujud dari perwakilan kita untuk menghadap
kepada-Nya. Kalau kita dapat meresapi dan menghayati serta
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, seperti apa yang terkandung
dalam makna Canang sari di atas, pasti bhakti kita akan diterima oleh
Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan kita dapat mengarungi kehidupan ini
dengan damai sejahtera sekala niskala.<br />
Karena ketaqwaan seseorang
beragama bukanlah dinilai dari seringnya mereka sembahyang atau
menghaturkan persembahan yang mewah-mewah, melainkan sejauh mana mereka
dapat merealisasikan dalam bentuk prilakunya dalam bermasyarakat. Karena
suatu ajaran Agama tidak hanya cukup untuk diresapi ataupun dihayati
saja, melainkan harus dipraktekan dalam kehidupan nyata sehari-hari di
dalam masyarakat.<br />
<br />
<strong>2. CANANG GENTEN</strong>:
Metaled antuk ceper, wyadin marupa kadi reringgitan, taledanne kasusunin
antul plawa, porosan antuk sedah (sirih0, madaging apuh (kapur), lan
jambe (pinang) mategul antuk talin porosan, susunin wadah lengis, sekar
lan pandan arum. “<em>Suksamannya panunggalan kayun suci jagi parek ring
Hyang Widhi Brahma, Visnu, Iswara, punika saranane , jambe-apuh lan
sirih” – Maknanya yaitu sebagai wujud penyatuan pikiran dan niat yang
suci karena akan menghadap Hyang Widhi dalam prabhawa sebagai Brahma,
Visnu, Iswara, inti persembahannya adalah pinang, kapur dan sirih.</em>( Lontar Mpu Lutuk Alit)<br />
<br />
<strong>3. CANANG LENGA WANGI</strong>:
Campuran minyak kelapa ring adeng, miyik-miyikan minyak ireng, campurin
malem lan menyan, minyak putih burat wangi, campurin kelapa ring akah
cendana, menyan, majegahu, seranane minakadi menyan majegahu lan cendana
mateges sang Tri Purusa.<br />
<br />
<strong>4. CANANG NYAHNYAH GRINGSING:</strong> Dasar
antuk ceper madaging jaja kakiping, pisang mas, nyahnyah gringsing
(melakar antuk injin menyahnyah) mabungkus antuk tangkih do keraras,
madaging porosan, wadah uras lan sekar.<br />
<br />
<strong>5. CANANG GANTAL:</strong> Masaih
ring Canang Genten, maweweh lekesan kekalih (2), matusuk antuk serat
wyadin mategul antuk talin porosan, duwur porosanne madaging wadah uras
lan sekar.<br />
<br />
<strong>6. CANANG TUBUNGAN:</strong> Pateh
sekadi Canang Genten, nanging porosanne antuk base tubungan (ijengan),
muncuk lekesanne matampak dara mategul antuk talin porosan, duwur
porosanne susunin wadah uras lan sekar.<br />
<br />
7. CANANG
PANGERESIKAN: Taled antuk ceper madaging tangkih 7 siki, suang-suang
madaging sisig (beras menyahnyah ngantos puwun), kakosok kuning (tepung
mecampur kunyit), kakosok putih (beras putih mecampur antuk tepung),
tepung tawar/tepung beras sekar mesisir, madaging segahu, sesarik/minyak
, kapas lan ambuh antuk don bungan pucuk/waru masisir. Pada intinya
pesucian merupakan alat-alat yang dipakai untuk menyucikan Ida Bhatara
dalam suatu Upacāra keagamaan. Secara instrinsik mengandung makana
filosofis bahwa sebagai manusia harus senantiasa menjaga kebersihan
phisik dan kesucian rohani (cipta , rasa dan karsa), karena Hyang Widhi
itu maha suci maka hanya dengan kesucian manusia dapat mendekati dan
menerima karunia Beliau.<br />
<br />
<strong>8. CANANG PAYASAN: </strong>taled antuk tangkih bucu telu, masusun antuk jejahitan payasan, palawa, porosan, wadah uras lan sekar.<br />
<br />
<strong>9. BANTEN DAPETAN (Untuk OTONAN)</strong><br />
<br />
Banten
Dapetan dapat dibuat/ditata di atas sebuah tamas/taledan yang isinya;
buah, pisang, kue, tumpeng putih 1 buah, lauk sedapatnya, penyeneng,
sampyan jaet guak, canang sari <em>(Lontar Mpu Lutuk, lp. 11a).</em> <strong>Dapetan </strong>berasal dari akar kata <strong>“dapet”</strong>mendapatkan akhiran <strong>An</strong>,
yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang didapatkan, ditemukan
atau dihasilkan. Banten Dapetan sebagai lambang/nyasa dari Karma Wasana,
semua yang kita alami, yang kita temukan/dapatkan dan kita hasilkan
dalam kehidupan ini, baik ataupun buruk, suka maupun duka, pintar
ataupun bodoh, kaya maupun miskin, keberhasilan ataupun kegagalan semua
itu tiada lain disebabkan oleh Karma wasana kita sendiri, yang harus
kita terima pada kehidupan sekarang ini. Hendaknya kita dapat
mensyukurinya, dengan mensyukuri dua dimensi kehidupan yang menimpa
kehidupan kita, sebagai hasil dari perbuatan kita, kita tidak akan
terbebani olehnya <em>(Ida Pandita Mpu Jaya Wijayananda, 2004: 78).</em><br />
Untuk
mendapatkan suatu Dapetan yang baik, hendaknya mulai sekaranglah kita
mempersembahkan Dapetan (Karma wasana) yang baik, agar dalam kehidupan
nanti kita dapat menikmati suatu kehidupan yang lebih baik. Kehidupan
kita yang sekarang adalah merupakan refleksi dari kehidupan terdahulu,
dan sebagai dasar dari kehidupan yang akan datang, karena kita yakin dan
percaya dengan hukum Karmaphala. Sekecil apapun perbuatan yang pernah
kita lakukan, pasti akan mendapatkan pahala yang setimpal, walaupun
hanya dalam pikiran sekalipun. Untuk itu marilah kita berusaha untuk
selalu dapat mempersembahkan Dapetan (aktivitas karma-karma yang baik,
sehingga nantinya kita dapat menuai hasil yang penuh dengan
kebajikan-kebajikan.<br />
<br />
<strong>10. PERAS (untuk OTONAN)</strong><br />
<br />
Yang menjadi unsur-unsur Peras, yaitu:<br />
<ol>
<li>Alasnya
Tamas/ taledan/ Ceper; berisi aled/ kulit peras, kemudian disusun di
atasnya beras, benang, base tampel/porosan, serta uang kepeng/recehan.
Diisi buah-buahan, pisang, kue secukupnya, dua buah tumpeng,
rerasmen/lauk pauk yang dialasi kojong rangkat, sampyan peras, canang
sari. Pada prinsipnya Banten Peras memiliki fungsi sebagai permohonan
agar semua kegiatan tersebut sukses (prasidha)</li>
<li>Aled/kulit peras,
porosan/base tampel, beras, benang, dan uang kepeng; merupakan lambang
bahwa untuk mendapatkan keberhasilan diperlukan persiapan yaitu:
pikiran yang benar, ucapan yang benar, pandangan yang benar, pendengaran
yang benar, dan tujuan yang benar.</li>
<li>Dua buah tumpeng; lambang
kristalisasi dari duniawi menuju rohani, mengapa dua tumpeng karena
sesungguhnya untuk dapat menghasilkan sebuah ciptaan maka kekuatan
Purusa dan Pradhana (kejiwaan/laki-laki dengan kebendaan/perempuan)
harus disatuakan baru bisa berhasil (Prasidha), tumpeng adalah lambang
keuletan orang dalam meniadakan unsur-unsur materialis, ego dalam
hidupnya sehingga dapat sukses menuju kepada Tuhan.</li>
<li>Tamas; lambang Cakra atau perputaran hidup atau Vindu (simbol kekosongan yang murni/ananda).</li>
<li>Ceper/ Aledan; lambang Catur marga (Bhakti, Karma, Jnana, Raja Marga)</li>
<li>Kojong
Ragkat, tempat lauk pauk; memiliki makna jika ingin mendapatkan
keberhasilan harus dapat memadukan semua potensi dalam diri (pikiran,
ucapan, tenaga dan hati nurani).</li>
<li>Sampyan peras; terbuat dari
empat potong janur dibentuk menyerupai parabola di atasnya, merupakan
lambang dari kesiapan diri kita dalam menerima intuisi, inisiasi,
waranugraha dari Hyang Widhi yang nantinya akan kita pakai untuk
melaksanakan Dharma.</li>
</ol>
<br />
<strong>11. AJUMAN /SODA</strong><br />
Yang menjadi unsur-unsur banten Ajuman/Soda:<br />
<ol>
<li>Alasnya
tamas/taledan/cepe; berisi buah, pisang dan kue secukupnya, nasi penek
dua buah, rerasmen/lauk-pauk yang dialasi tri kona/ tangkih/celemik,
sampyan plaus/petangas, canang sari. Sarana yang dipakai untuk
memuliakan Hyang Widhi (ngajum, menghormat, sujud kepada Hyang Widhi)</li>
<li>Nasi
penek adalah nasi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk
bundar dan sedikit pipih, adalah lambang dari keteguhan atau kekokohan
bhatin dalam mengagungkan Tuhan, dalam diri manusia adalah simbol
Sumsuma dan Pinggala yang menyangga agar manusia tetap eksis.</li>
<li>Sampyan
Plaus/Petangas; dibuat dari janur kemudian dirangkai dengan melipatnya
sehingga berbentuk seperti kipas, memiliki makna simbol bahwa dalam
memuja Hyang Widhi manusia harus menyerahkan diri secara totalitas di
pangkuan Hyang Widhi, dan jangan banyak mengeluh, karunia Hyang Widhi
akan turun ketika BhaktaNya telah siap.</li>
</ol>
<br />
<strong>12. PENYENENG/ PEBUAT/TEHENAN</strong> : Yang membentuk Penyeneng:<br />
<br />
<ol>
<li>Jenis
jejaitan yang di dalamnya beruang tiga masing-masing berisi beras,
benang, uang, nasi aon (nasi dicampur abu gosok) dan porosan, adalah
jejahitan yang berfungsi sebagai alat ntuk nuntun, menurunkan Prabhawa
Hyang Widhi, agar Baliau berkenan hadir dalam Upacāra yang
diselenggarakan.</li>
<li>Panyeneng dibuat dengan tujuan untuk membangun hidup yang seimbang sejak dari baru lahir hingga meninggal.</li>
<li>Ruang
1, berisi Nasi aon adalah lambang dari Deva Brahma sebagai pencipta
alam semesta ini dan merupakan sarana untuk menghilangkan semua kotoran
(dasa mala).</li>
<li>Ruang 2 berisi beras benang dan uang, lambang dari
Deva Visnu yang memelihara alam semesta ini, beras adalah sumber
makanan manusia, uang adalah alat transaksi untuk melangsungkan
kehidupan, benang sebagai penghubung antara manusia dengan manusia,
manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Hyang Widhi.</li>
<li>Ruang 3
berisi bunga, daun kayu sakti (dapdap), yang ditumbuk dengan kunir dan
beras, melambangkan Deva Siva dalam prabhawaNya sebagai Isvara dan
Mahadeva yang senantiasa mengarahkan manusia dari yang tidak baik menuju
benar, meniadakan (pralina) Adharma dan kembali ke jalan Dharma. Bagian
atas dari Penyeneng ini ada jejahitan yang menyerupai Ardhacandra =
Bulan, Windu = Matahari, dan Titik = bintang dan teranggana (planet yang
lain).</li>
</ol>
<br />
<strong>13. SEGEHAN</strong><br />
<br />
Secara etimologi Segehan artinya Suguh (menyuguhkan), dalam hal ini
adalah kepada Bhuta Kala, yang tak lain adalah akumulasi dari
limbah/kotoran yang dihasilkan oleh pikiran, perkataan dan perbuatan
manusia dalam kurun waktu tertentu. Dengan segehan inilah diharapkan
dapat menetralisir dan menghilangkan pengaruh negatik dari libah
tersebut. Segehan adalah lambang harmonisnya hubungan manusia dengan
semua ciptaan Tuhan.<br />
Jahe, secara imiah memiliki sifat panas. Semangat dibutuhkan oleh manusia tapi tidak boleh emosional.<br />
Bawang, memiliki sifat dingin. Manusia harus menggunakan kepala yang
dingin dalam berbuat tapi tidak boleh bersifat dingin terhadap
masalah-masalah sosial (cuek). Garam, memiliki PH-0 artinya bersifat
netral, garam adalah sarana yang mujarab untuk menetralisir berbagai
energi yang merugikan manusia (tasik pinaka panelah sahananing
ngaletehin).<br />
Tetabuhan Arak, Berem, Tuak, adalah
sejenis alkhohol, dimana alkhohol secara ilmiah sangat efektif dapat
dipakai untuk membunuh berbagai kuman/bakteri yang merugikan. Oleh
kedokteran dipakai untuk mensteril alat-alat kedokteran. Metabuh pada
saat masegeh adalah agar semua bakteri, Virus, kuman yang merugikan yang
ada di sekitar tempat itu menjadi hilang/mati.<br />
<br />
<strong>14. SARANA YANG LAIN</strong><br />
<br />
Daun/Plawa; lambang kesejukan.<br />
Bunga; lambang cetusan perasaan.<br />
Bija; lambang benih-benih kesucian.<br />
Air; lambang pawitra, amertha.<br />
Api; lambang saksi dan pendetanya Yajña.<br />
<br />
15. Penjelasan Bahan Banten Menurut Lontar Tegesing Sarwa Banten;<br />
<br />
<ol>
<li>Mengenai rerasmen: <em>“ Kacang, nga; ngamedalang pengrasa tunggal, komak, nga; sane kakalih sampun masikian”.</em> Artinya: Kacang-kacangan menyebabkan perasaan itu menjadi menyatu, kacang komak yang berbelah dua itu sudah menyatu.</li>
<li>Mengenai Lauk: <em>“ Ulam, nga; iwak nga; hebe nga; rawos sane becik rinengo”.</em>Artinya: Ulam atau ikan yang dipakai sarana rerasmen itu sebagai lambang bicara yang baik untuk didengarkan.</li>
<li>Mengenai buah-buahan; <em>“ Sarwa wija, nga; sakalwiring gawe, nga; sana tatiga ngamedalang pangrasa hayu, ngalangin ring kahuripan”</em>.
Artinya: Segala jenis buah-buahan merupakan hasil segala perbuatan,
yaitu perbuatan yang tiga macam itu (Tri Kaya Parisudha), menyebabkan
perasaan menjadi baik dan dapat memberikan penerangan pada kehidupan.</li>
<li>Mengenai
Kue/Jajan: “ Gina, nga; wruh, uli abang putih, nga; lyang apadang, nga;
patut ning rama rena. Dodol, nga; pangan, pangening citta satya, Wajik,
nga; rasaning sastra, Bantal, nga; phalaning hana nora, satuh, nga;
tempani, tiru-tiruan”. Artinya; Gina adalah lambang mengetahui, Uli
merah dan Uli putih adalah lambang kegembiraan yang terang, bhakti
terhadap guru rupaka/ ayah-ibu, Dodol adalah lambang pikiran menjadi
setia, wajik adalah lambang kesenangan mempelajari sastra, Bantal adalah
lambang dari hasil yang sungguh-sungguh dan tidak, dan Satuh adalah
lambang patut yang ditirukan.</li>
<li>Mengenai bahan porosan: <em>“ Sedah who, nga; hiking mangde hita wasana, ngaraning matut halyus hasanak, makadang mitra, kasih kumasih”. </em>Artinya:
Sirih dan pinang itu lambang dari yang membuatnya
kesejahteraan/kerahayuan, berawal dari dasar pemikirannya yang baik,
cocok dengan keadaannya, bersaudara dalam keluarga, bertetangga dan
berkawan.</li>
</ol>
16. Banten Pejati<br />
<br />
Banten
pejati adalah nama Banten atau (upakāra), sesajen yang sering
dipergunakan sebagai sarana untuk mempermaklumkan tentang kesungguhan
hati akan melaksanakan suatu upacara, dipersaksikan ke hadapan Hyang
Widhi dan prabhavaNya.<br />
<strong>Pejati berasal bahasa Bali, dari kata “jati” mendapat awalan “pa”.</strong> Jati
berarti sungguh-sungguh, benar-benar. Banten pejati adalah sekelompok
banten yang dipakai sarana untuk menyatakan rasa kesungguhan hati
kehadapan Hyang Widhi dan manifestasiNya, akan melaksanakan suatu
upacara dan mohon dipersaksikan, dengan tujuan agar mendapatkan
keselamatan. Banten pejati merupakan banten pokok yang senantiasa
dipergunakan dalam Pañca Yajña. Adapun unsur-unsur banten pejati,
yaitu:<br />
<br />
<ol>
<li>Daksina</li>
</ol>
Unsur-unsur yang membentuk daksina:<br />
<em>Alas bedogan/srembeng/wakul/katung; </em>terbuat dari janur/slepan yang bentuknya bulat dan sedikit panjang serta ada batas pinggirnya . Alas Bedogan ini lambang <em>pertiwi</em>unsur yang dapat dilihat dengan jelas.<br />
<em>Bedogan/ srembeng/wakul/katung/ srobong daksina</em> ;
terbuat dari janur/slepan yang dibuta melinkar dan tinggi, seukuran
dengan alas wakul. Bedogan bagian tengah ini adalah lambang <em>Akasa</em> yang tanpa tepi. Srembeng daksina juga merupakan lambang dari hukum Rta ( Hukum Abadi tuhan )<br />
<em>Tampak;</em> dibuat dari dua potongan janur lalu dijahit sehinga membentuk tanda tambah. Tampat adalah lambang <em>keseimbangan </em>baik makrokosmos maupun mikrokosmos.<br />
<em>Beras;</em> lambang dari hasil bumi yang menjadi <em>sumber penghidupan</em> manusia di dunia ini.<br />
<em>Porosan;</em> terbuat dari daun sirih, kapur dan pinang diikat sedemikian rupa sehingga menjadi satu, porosan adalah alambang pemujaan pada <em>Hyang Tri Murti (Brahma, Visnu, Siva).</em><br />
<em>Benang Tukelan;</em> adalah
simbol dari naga Anantabhoga dan naga Basuki dan naga Taksaka dalam
proses pemutaran Mandara Giri di Kserarnava untuk mendapatkan Tirtha
Amertha dan juga simbolis dari <em>penghubung</em> antara Jivatman yang
tidak akan berakhir sampai terjadinya Pralina. Sebelum Pralina Atman
yang berasal dari Paramatman akan terus menerus mengalami penjelmaan
yang berulang-ulang sebelum mencapai Moksa. Dan semuanya akan kembali
pada Hyang Widhi kalau sudah Pralina.<br />
<em>Uang Kepeng;</em> adalah lambang dari Deva Brahma yang merupakan inti kekuatan untuk menciptakan hidup dan sumber kehidupan.<br />
<em>Telor Itik;</em> dibungkus
dengan ketupat telor, adalah lambang awal kehidupan/ getar-getar
kehidupan , lambang Bhuana Alit yang menghuni bumi ini, karena pada
telor terdiri dari tiga lapisan, yaitu Kuning Telor/Sari lambang Antah
karana sarira, Putih Telor lambang Suksma Sarira, dan Kulit telor adalah
lambang Sthula sarira.<br />
<em>Pisang, Tebu dan Kojong;</em> adalah
simbol manusia yang menghuni bumi sebagai bagian dari ala mini. Idialnya
manusia penghuni bumi ini hidup dengan Tri kaya Parisudhanya.<br />
<em>Gegantusan;</em> yang terbuat dari kacan-kacangan dan bumbu-bumbuan, adalah lambang sad rasa dan lambang kemakmuran.<br />
<em>Papeselan</em> yang
terbuat dari lima jenis dedaunan yang diikat menjadi satu adalah
lambang Panca Devata; daun duku lambang Isvara, daun manggis lambang
Brahma, daun durian lambang Mahadeva, daun salak lambang Visnu, daun
nangka atau timbul lamban Siva. Papeselan juga merupakan lambang
kerjasama (Tri Hita Karana).<br />
<em>Buah Kemiri;</em> adalah sibol Purusa / Kejiwaan / Laki-laki.<br />
<em>Buah kluwek/Pangi;</em> lambang pradhana / kebendaan / perempuan.<br />
<em>Kelapa;</em> simbol
Pawitra (air keabadian/amertha) atau lambang alam semesta yang terdiri
dari tujuh lapisan (sapta loka dan sapta patala) karena ternyata kelapa
memiliki tujuh lapisan ke dalam dan tujuh lapisan ke luar. Air sebagai
lambang Mahatala, Isi lembutnya lambang Talatala, isinya lambang tala,
lapisan pada isinya lambang Antala, lapisan isi yang keras lambang
sutala, lapisan tipis paling dalam lambang Nitala, batoknya lambang
Patala. Sedangkan lambang Sapta Loka pada kelapa yaitu: Bulu batok
kelapa sebagai lambang Bhur loka, Serat saluran sebagailambang Bhuvah
loka, Serat serabut basah lambang svah loka, Serabut basah lambanag Maha
loka, serabut kering lambang Jnana loka, kulit serat kering lambang
Tapa loka, Kulit kering sebagai lamanag Satya loka Kelapa dikupas
dibersihkan hingga kelihatan batoknya dengan maksud karena Bhuana Agung
sthana Hyang Widhi tentunya harus bersih dari unsur-unsur gejolak indria
yang mengikat dan serabut kelapa adalah lambang pengikat indria.<br />
<em>Sesari;</em> sebagai labang saripati dari karma atau pekerjaan (Dana Paramitha)<br />
<em>Sampyan Payasan;</em> terbuat dari janur dibuat menyerupai segi tiga, lambang dari Tri Kona; Utpeti, Sthiti dan Pralina.<br />
<em>Sampyan pusung;</em> terbuat
dari janur dibentuk sehingga menyerupai pusungan rambut, sesunggunya
tujuan akhir manusia adalah Brahman dan pusungan itu simbol pengerucutan
dari indria-indria.<br />
<br />
<ol>
<li>Banten Peras (sudah dijelaskan di atas)</li>
<li>Banten Ajuman/Soda (sudah dijelaskan di atas)</li>
<li>Katipat Kelanan</li>
</ol>
Unsur-unsur yang membentuk ketupat kelanan:<br />
Alasnya
tamas/taledan atau ceper, kemudian diisi buah, pisang dan kue
secukupnya, enam buah ketupat, rerasmen/lauk pauk + 1 butir telor mateng
dialasi tri kona/ tangkih/celemik, sampyan palus/petangas, canang sari.<br />
Ketupat
Kelanan adalah lambang dari Sad Ripu yang telah dapat dikendalikan
atau teruntai oleh rohani sehingga kebajikan senantiasa meliputi
kehidupan manusia. Dengan terkendalinya Sad Ripu maka keseimbangan hidup
akan meyelimuti manusia.<br />
<ol>
<li>Penyeneng/Tehenan/Pabuat (sudah dijelaskan di atas)</li>
<li>Pesucian/Pangeresikan (sudah dijelaskan di atas)</li>
<li>Segehan (sudah dijelaskan di atas)</li>
<li>Siapa yang menerima Banten pejati ?</li>
</ol>
Banten Pejati dihaturkan kepada Sanghyang Catur Loka Phala, yaitu:<br />
Peras kepada Sanghyang Isvara<br />
Daksina kepada Sanghyang Brahma<br />
Ketupat kelanan kepada Sanghyang Visnu<br />
Ajuman kepada Sanghyang Mahadeva<br />
10. Jenis-jenis Daksina<br />
Daksina kelipatan 1 : daksina alit<br />
Daksina kelipatan 2: daksina pakala-kalaan (Manusa Yajna).<br />
Daksina kelipatan 3: daksina krepa (Rsi Yajna).<br />
Daksina kelipatan 4: daksina gede/pamogpog (upacara besar).<br />
Daksina kelipatan 5: daksina galahan.<br />
<br />
<br />
<strong>MANTRA MENGHATURKAN BANTEN PEJATI</strong><br />
<br />
Mantra Memohon Tirtha:<br />
<br />
<ul>
<li>Om pancaksaram maha tirtham pawitram papa nasanam papa koti sahasranam agadam bhawet sagaram</li>
<li>Om pancaksaram param brahma pawitram papa nasanam parantam parama jnanam siwa lokam pratam subham</li>
<li>Om namo siwa ityoyam para brahma atmane dewanam para sakti panca dewah panca rsih bhawet agni</li>
<li>Om A-karasca U-akarasca Ma-karo windhu nadhakam pancaksaram maya proktam Om-kara Agni mantranke ya namah swaha</li>
</ul>
<br />
Mantra Pejati ( Daksina, Ajuman Tipat kelanan)<br />
<br />
<ul>
<li>Om Siwa sutram yajna pawitram paramam pawitram, Prajapatir yogayusyam, balamastu teja paranam, guhyanam triganam trigunatmakam.</li>
<li>Om
namaste bhagawan Agni, namaste bhagawan Harih, namaste bhagawan Isa,
sarwa bhaksa utasanam, Tri warna bhagawan Agni Brahma Wisnu Maheswara,
Saktikam pastikanca raksananca saiwa bhicarukam.</li>
</ul>
<br />
Mantra Panyeneng/Tehenan/Pabuat:<br />
<br />
<ul>
<li>Om
Kaki panyeneng Nini Panyeneng kajenengan denira Sanghyang Brahma wisnu
Iswara Mahadewa Surya Chandra Lintang Teranggana. Om sri ya namah swaha.</li>
</ul>
<br />
Mantra Peras:<br />
<br />
<ul>
<li>Om
Panca wara bhawet Brahma, Wisnu sapta wara waca, sad wara Iswara
dewasca, asta wara Siwa jnana Omkara muktyate sarwa peras prasidha
siddhi rahayu ya namah swaha.</li>
</ul>
<br />
Mantra Pasucian:<br />
<br />
<ul>
<li>Om
asta sastra empu sarining wisesa tepung tawar amunahaken angilangaken
sahananing sebel kandel cuntakaning pebhaktyaning hulun, Om sanut sang
kala pegat, pegat rampung sahananing wisesa, om sri dewi bhatrimsa
yogini ya namah, Om gagana murcha ya namah swaha.</li>
</ul>
<br />
Mantra Segehan:<br />
<br />
<ul>
<li>Om Atma Tattwatma sudha mam swaha Om swasti-swasti sarwa bhuta suka pradhana ya namah swaha. Om shantih shantih shantih Om.</li>
<li> </li>
</ul>
Mantra Metabuh Arak Berem:<br />
<br />
<ul>
<li>Om ebek segara ebek danu ebek banyu premananing hulun ya namah swaha.</li>
</ul>
<br />
<br />
Demikian
kupasan upakāra, sehingga dengan pemahaman ini dapat menumbuhkan
kesadaran, keyakinan, dan kemantapan umat Hindu dalam membuat dan
menghaturkan <strong><em>upakāra</em></strong> dan melaksanakan ajaran agama Hindu yang penuh dengan simbol-simbol, sehingga dapat mengikis dogma <strong><em>“Anak Mula Keto”,</em></strong> di masa yang akan datang. Dan yang terpenting umat dapat menjadi <strong><em>sumber tauladan</em></strong> bagi
keluarga dan anak-anaknya, dengan memberikan pelatihan secara
konfrehensif sebagai bentuk kepedulian akan tradisi Veda yang penuh
dengan Nyasa/simbol, serta dalam penerapan <strong><em>Sistem Pembelajaran Tuntas.</em></strong>
Dengan demikian akan terlahir umat yang memiliki kualifikasi kecerdasan
IQ (kecerdasan intelek), EQ (kecerdasan emosional), SQ (kecerdasan
spiritual), ETQ (kecerdasan etetika) sehingga eksisitensinya sebagai
umat Hindu tidak akan memudar.ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-24079386423729421632014-09-25T07:24:00.001-07:002014-10-12T02:17:36.574-07:00Download Bali simbarOm Swastyastu<br />
Bagi sahabat blogger yang ingin membuat dokumen yang didalamnya berisikan karakter atau aksara bali, maka akan dibutuhkan Font yang mendukung format tersebut, satu2 font yang bisa membuat aksara bali tersebut adalah font aksara bali itu sendiri<br />
<div class="MsoNormal">
<br />
File yang nantinya akan saya bagikan kepada sahabat blogger cuman berukuran 350kb yang didalamnya terdapat 8 file, 6 file font, 1 tamplate word dan satu file yang berisikan cara penggunaan aksara bali ini.<br />
<strong><a href="http://downloads.ziddu.com/download/24075867/Aksara-Bali.rar.html">Download Bali Simbar</a>Dalam paket ini ada beberapa font dengan jenis yang sama tetapi dengan ektensi file yang berbeda yang tetap sengaja disertakan, karena dibeberapa komputer mungkin ada yang menggunakan windows yang lama yang tidak bisa menginstall ektensi file tertentu. Jadi kalau ada peringatan bahwa ada font yang sama atau sejenis sebelumya maka abaikan saja.<br />
<br />
Demi memenuhi tuntutan akan banyak jenis karakter aksara bali yang akan digunakan maka dalam penggunaan aksara bali akan banyak menggunakan keyword sehingga semua fungsi key shortcut tidak bisa dilakukan seperti CTRL+C untuk mengcopy tulisan, CTRL+F untuk mencari tulisan atau kata,dan berbagai fungsi shortcut lainnya, sehingga semuanya harus menggunakan mouse, dan setelah selesai ingat untuk mengklik kanan file yg di downdloan dan kemudian mengekstranya agar bisa digunakan.<br />
<br />
</strong><br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<strong><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bagaimana cara menginstal Fonts Bali Simbar ???</span></b></strong></div>
<strong>
</strong>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<strong>
</strong>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<strong><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">CARA MENGINTASTAL FONTS BALI SIMBAR </span></b></strong></div>
<strong>
</strong>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<strong><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">1. Setelah Type Fonts Bali Simbar di Download, kita lakukan penginstalan</span></b></strong></div>
<strong>
</strong>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<strong><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">2. copy Type Fonts yang sudah di download</span></b></strong></div>
<strong>
</strong>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<strong><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">3. buka control panel (klik start - control panel) - klik Fonts - paste. Atau bisa dengan mengcopy type fonts bali simbar - buka Data (C) / Sistem (C) - Windows - pilih Fonts - paste, Fonts Bali Simbar akan terinstal. </span></b></strong></div>
<strong>
</strong>
<br />
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 15px; text-align: justify;">
<strong><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 13.5pt;">Bisa juga diinstal secara mudah dengan cara : klik kanan type Fonts yang sudah di download - instal, maka fonts Bali Simbar akan terinstal. Gampangkan ? Selamat Mencoba</span></b></strong></div>
<strong>
<br />
Silahkan lihat gambar dibawah untuk belajar dasar menulis aksara bali<br />
</strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAzojw5ZzS19rfbD1C4yalJmQfxE9dzWU_Nd3lgr6pzbN6S9uqRvzsrnyPT5Hf1tg4uWi6vPh0VcajIOfmC5L53DJUucrzJOSMCmfdtTlxYtgrgGZKTW-8ULS1KTpbahpZ_pLw5sACnb3-/s1600/hal-06.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiAzojw5ZzS19rfbD1C4yalJmQfxE9dzWU_Nd3lgr6pzbN6S9uqRvzsrnyPT5Hf1tg4uWi6vPh0VcajIOfmC5L53DJUucrzJOSMCmfdtTlxYtgrgGZKTW-8ULS1KTpbahpZ_pLw5sACnb3-/s1600/hal-06.gif" height="640" width="458" /></a></strong></div>
<strong>
<br />
</strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicGCVtA3_A1yuAWPIa7Tn92J71Q0fOg2_4qU1UXZAilNMqeKg1FZwJlIjCA3UIScFFOxPa1uRmt2lWDzh081xQ911wvh6V8po3UFthob4-KPI9YFUjhf0Rn7FhLq926NToduJLZqjkqMLN/s1600/hal-07.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicGCVtA3_A1yuAWPIa7Tn92J71Q0fOg2_4qU1UXZAilNMqeKg1FZwJlIjCA3UIScFFOxPa1uRmt2lWDzh081xQ911wvh6V8po3UFthob4-KPI9YFUjhf0Rn7FhLq926NToduJLZqjkqMLN/s1600/hal-07.gif" /></a></strong></div>
<strong>
<br />
</strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioC106psYOP9ngFaEYFd9qNVpVnMNHLgNAePyMOSWq7dTgqSBHZMw4q2aFoagxLT6TonQ3xFNR8yYrSY1XcV7znMTx6olG2nGjTGc8-b4c-7QGz55Q4j_NQSP5Ib8Q5A__tYOBxP2o4etG/s1600/hal-08.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioC106psYOP9ngFaEYFd9qNVpVnMNHLgNAePyMOSWq7dTgqSBHZMw4q2aFoagxLT6TonQ3xFNR8yYrSY1XcV7znMTx6olG2nGjTGc8-b4c-7QGz55Q4j_NQSP5Ib8Q5A__tYOBxP2o4etG/s1600/hal-08.gif" /></a></strong></div>
<strong>
<br />
</strong><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<strong><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit9B_YvaraoXPwf9pCVZxWzyH5eE3eodXtE4hOUShtTPq7e306i-sbFot8Uone04o1FvCEDJVm65vZnau_VL8KYppofpNAdaQ9c2gxVcMnb0jO9l16e-G4y59p0vwmddMRqBsobFGxU0Vw/s1600/hal-09.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit9B_YvaraoXPwf9pCVZxWzyH5eE3eodXtE4hOUShtTPq7e306i-sbFot8Uone04o1FvCEDJVm65vZnau_VL8KYppofpNAdaQ9c2gxVcMnb0jO9l16e-G4y59p0vwmddMRqBsobFGxU0Vw/s1600/hal-09.gif" /></a></strong></div>
<strong>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLcbIYk9zGqyYKdt8xflMPdixLwRxrnI4uCzY7-UsziW8whHSu-OvcrAcERSio1-4OafgFXNPIL4jafC_TuBwQ4lv3KPOLaJ4yzvvHIb11pixIo9xD_-5kZc4KI3LmO0ym3eIvMPCd10pL/s1600/hal-10.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLcbIYk9zGqyYKdt8xflMPdixLwRxrnI4uCzY7-UsziW8whHSu-OvcrAcERSio1-4OafgFXNPIL4jafC_TuBwQ4lv3KPOLaJ4yzvvHIb11pixIo9xD_-5kZc4KI3LmO0ym3eIvMPCd10pL/s1600/hal-10.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvmtrhus1qhtXw2tG9X2jNEL8qMx9XjD4ScK0Ll1Zo_EnbGb70YnmjPajsMRzWnM8xON-c9-bGct9CDAOmCUoycWREDugUWk4Yj78NLP8PWKEuGv6-Zio2NaYgoVux9nYfbObrH8G4aupz/s1600/hal-11.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvmtrhus1qhtXw2tG9X2jNEL8qMx9XjD4ScK0Ll1Zo_EnbGb70YnmjPajsMRzWnM8xON-c9-bGct9CDAOmCUoycWREDugUWk4Yj78NLP8PWKEuGv6-Zio2NaYgoVux9nYfbObrH8G4aupz/s1600/hal-11.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdUKKbEmxd2Ix5EoS_z4ffIElGYWweRSYQvV0UsHqtStLlT9Zrzt4ltL7k0ZWcnuxcict6gf-GUCnkncjFQvvD0zflEzDuNlo5ePHmrDaGt9hWDQNetvACiyQs8jSUh4nbOOWDO_stGfd2/s1600/hal-12.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdUKKbEmxd2Ix5EoS_z4ffIElGYWweRSYQvV0UsHqtStLlT9Zrzt4ltL7k0ZWcnuxcict6gf-GUCnkncjFQvvD0zflEzDuNlo5ePHmrDaGt9hWDQNetvACiyQs8jSUh4nbOOWDO_stGfd2/s1600/hal-12.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTDRJQ7ku3F81qsG5ZfJJ6bHERjs7aJhnx3ybaGSULQ6QmbEQ_EcSP8toJQfWEgiSz50xp122Yrut0YXLLO2m_qXIlmpBQVnQVshVzBblW8BZ6ORrJrjtWG_4h5OWek0nqwk5hxFfc7Qfl/s1600/hal-13.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTDRJQ7ku3F81qsG5ZfJJ6bHERjs7aJhnx3ybaGSULQ6QmbEQ_EcSP8toJQfWEgiSz50xp122Yrut0YXLLO2m_qXIlmpBQVnQVshVzBblW8BZ6ORrJrjtWG_4h5OWek0nqwk5hxFfc7Qfl/s1600/hal-13.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxGPQ0C0K3qIQf1Csgdis_Lf-oCQYBSbJY518IdtLUnZWCKY8dWcsnlJr_Mvl8exrswswGPYtiNWA-MLGtOFmBeoO2_f3K8fBtxpuEFM6w-51dA8PtmxQQihjxK73hkQ9rLrRXl_vtYfNW/s1600/hal-14.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxGPQ0C0K3qIQf1Csgdis_Lf-oCQYBSbJY518IdtLUnZWCKY8dWcsnlJr_Mvl8exrswswGPYtiNWA-MLGtOFmBeoO2_f3K8fBtxpuEFM6w-51dA8PtmxQQihjxK73hkQ9rLrRXl_vtYfNW/s1600/hal-14.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZLxW3nqgMI_FNX8lUl8vWsy37pIe6LsCBoxkwrE2s3sYN7JIYkKrGDxOiV5kGYxziPwyurtjUJJ_f3t9-qw5g-FBxDoaipGrLmgn1kLpPL-5bbLQCGsI6Dhk9UJb4BoNroH0875NVL1dR/s1600/hal-15.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZLxW3nqgMI_FNX8lUl8vWsy37pIe6LsCBoxkwrE2s3sYN7JIYkKrGDxOiV5kGYxziPwyurtjUJJ_f3t9-qw5g-FBxDoaipGrLmgn1kLpPL-5bbLQCGsI6Dhk9UJb4BoNroH0875NVL1dR/s1600/hal-15.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxvsfz8Bk52oMmhvJidcrZJhsAdBxcQjvAnc_i__m0619m79WKBdNBYerHHRtoB2QNDMVSJicRjYu5LUIqdprSX5yh3srMMpKY7-jlVUU2aUP1ynAtb3xGCUgv_x8VaS35YQ2nmgXZSGIX/s1600/hal-16.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxvsfz8Bk52oMmhvJidcrZJhsAdBxcQjvAnc_i__m0619m79WKBdNBYerHHRtoB2QNDMVSJicRjYu5LUIqdprSX5yh3srMMpKY7-jlVUU2aUP1ynAtb3xGCUgv_x8VaS35YQ2nmgXZSGIX/s1600/hal-16.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf11qMeYvAUGsaXSQ2hRKTMs5IjXgLHwZi_ac9x1f6YSaTpV2VNhJ9f6Bkj8kI3F8_PhzHI6UHnqltjzw89Ne5Pbei8DTOcgzMukY8_XJbXqcOerazf7il_KEojOpAcIh23LsNqA6KtVF_/s1600/hal-17.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhf11qMeYvAUGsaXSQ2hRKTMs5IjXgLHwZi_ac9x1f6YSaTpV2VNhJ9f6Bkj8kI3F8_PhzHI6UHnqltjzw89Ne5Pbei8DTOcgzMukY8_XJbXqcOerazf7il_KEojOpAcIh23LsNqA6KtVF_/s1600/hal-17.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNcSfegR3YKuQ4EKBoB4RljcR-0PTN8_w7FA6ctre7TPQ8WXGg3xyEVY7JtZXWWJBpyFnrcQqNvMPCPTol8l_VVysQdcoc-INPYpB5xvxbz-f6NGEuAr6y50KwkkhYrselJNTwXUG730Wk/s1600/hal-18.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNcSfegR3YKuQ4EKBoB4RljcR-0PTN8_w7FA6ctre7TPQ8WXGg3xyEVY7JtZXWWJBpyFnrcQqNvMPCPTol8l_VVysQdcoc-INPYpB5xvxbz-f6NGEuAr6y50KwkkhYrselJNTwXUG730Wk/s1600/hal-18.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbBtN_L7L7qWuoQ0H5YXxhRdKnywdns7NdDsqGUEvRAdXB1aTVYFf4ctr51ubMX2DgH4kunuhY1LceHozXzmEucLsRPXPjzmY9h4Ea7K7i_qbIfzQLwX6AmnX9Cg8BOBewpMxLnhTj-xIH/s1600/hal-19.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbBtN_L7L7qWuoQ0H5YXxhRdKnywdns7NdDsqGUEvRAdXB1aTVYFf4ctr51ubMX2DgH4kunuhY1LceHozXzmEucLsRPXPjzmY9h4Ea7K7i_qbIfzQLwX6AmnX9Cg8BOBewpMxLnhTj-xIH/s1600/hal-19.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicCr0ofunS68P4d4r6FQglXFQWxaNT0OwSkHqt00pkJIVR9AgZFA2BEF9QDf42wI4OQRIRjQTd6yuAzOoJqP4yRxtfvZKExAo1Iv8UQqyie__os3EEHGp6C0saJfDC5ZzsHw7eVbpHMtdM/s1600/hal-20.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicCr0ofunS68P4d4r6FQglXFQWxaNT0OwSkHqt00pkJIVR9AgZFA2BEF9QDf42wI4OQRIRjQTd6yuAzOoJqP4yRxtfvZKExAo1Iv8UQqyie__os3EEHGp6C0saJfDC5ZzsHw7eVbpHMtdM/s1600/hal-20.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAzOh57PwpyatHyuxVtkMreYSEqmu06Qew1OKOwACfvyTojkYOmfIExN47HoNuCxRzjEQ_XeiuTVrs7F28vqe-E1gLvjCZRJ-Eji12Xlnj_kvmYjoivBrXrAfIPugjqugEsJWiOOn-_Gtj/s1600/hal-21.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAzOh57PwpyatHyuxVtkMreYSEqmu06Qew1OKOwACfvyTojkYOmfIExN47HoNuCxRzjEQ_XeiuTVrs7F28vqe-E1gLvjCZRJ-Eji12Xlnj_kvmYjoivBrXrAfIPugjqugEsJWiOOn-_Gtj/s1600/hal-21.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSPf7NvfjOfc0s56MsN4g8jwl_exIT2leuocktW9sZkZ8neA0dmpHOcZ8CsCuf1ELAqztJ7MQS8nydU2nA8-Pav_lAUjxIRXG3m72l15sHpqZ51DQuMMFoD34pRxDGQT3aRpP_I6HYAgc7/s1600/hal-22.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSPf7NvfjOfc0s56MsN4g8jwl_exIT2leuocktW9sZkZ8neA0dmpHOcZ8CsCuf1ELAqztJ7MQS8nydU2nA8-Pav_lAUjxIRXG3m72l15sHpqZ51DQuMMFoD34pRxDGQT3aRpP_I6HYAgc7/s1600/hal-22.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-z_w57gub8d4Sgq_iHoipEBoOIfhnVSP3cEMY4PdyDwqpUz_LffZAaVBvmNfFWblEBUIdRNuGu9aPUzQ1usRJ3y_DPoszjur9_FSQ0IsYWIwOzO5xlwucuAQT0R0tFTzUdLkzGyO4Ba16/s1600/hal-23.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-z_w57gub8d4Sgq_iHoipEBoOIfhnVSP3cEMY4PdyDwqpUz_LffZAaVBvmNfFWblEBUIdRNuGu9aPUzQ1usRJ3y_DPoszjur9_FSQ0IsYWIwOzO5xlwucuAQT0R0tFTzUdLkzGyO4Ba16/s1600/hal-23.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinzYkD13JvUQCNy7fShJd9HGPnNRmN65X8cahTeLhAwkpX4yyMNL7xzxuDVy7QiQ_gzB1r5H_GYEUOzrMPLv6G1y8hhpfnSZrb0dWbrHdpMWqZ_vSXrXVKrXNFOo3l7LN-_am3yFp20IBn/s1600/hal-24.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinzYkD13JvUQCNy7fShJd9HGPnNRmN65X8cahTeLhAwkpX4yyMNL7xzxuDVy7QiQ_gzB1r5H_GYEUOzrMPLv6G1y8hhpfnSZrb0dWbrHdpMWqZ_vSXrXVKrXNFOo3l7LN-_am3yFp20IBn/s1600/hal-24.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3VuOEeRHJMAn1rZPtumqViZkSh7NBpQIibBJrgvoPYsm2cQ5ScYDXxDojxSud-eJNmcGNsq9tX8R9CE_SSc9xUXrytBEaz8oyVXuBKgHM7q1pluhOtEmpChjAKqzzu4a-TnpRt1zI1U5t/s1600/hal-25.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3VuOEeRHJMAn1rZPtumqViZkSh7NBpQIibBJrgvoPYsm2cQ5ScYDXxDojxSud-eJNmcGNsq9tX8R9CE_SSc9xUXrytBEaz8oyVXuBKgHM7q1pluhOtEmpChjAKqzzu4a-TnpRt1zI1U5t/s1600/hal-25.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXAnh1Zvm5TfBW8c4PH6h_EkPZJL6nzxBiURx1hipc68URSapOj1Kt81N99PDGQixwyVMgP0VgksFsM9kJ5hEt3ycOnmZbyvZU2DIu8BOpl0cWPDiu1g8dW4-H6ipfzVKGXzaKdNwcMBsA/s1600/hal-26.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXAnh1Zvm5TfBW8c4PH6h_EkPZJL6nzxBiURx1hipc68URSapOj1Kt81N99PDGQixwyVMgP0VgksFsM9kJ5hEt3ycOnmZbyvZU2DIu8BOpl0cWPDiu1g8dW4-H6ipfzVKGXzaKdNwcMBsA/s1600/hal-26.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhREB574J0qyv9yoDcpPtwkKRssONT2TEmhbSYSJKcQwZ2I7pAsucqLb_Ab0dzky7ZBZEbajrvjU722udSC3VWkBOmZTIvk9edt6MhYmsVzL4vzcMM4zpG9sMHLLld8AejRZUCuFzt3tPnV/s1600/hal-27.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhREB574J0qyv9yoDcpPtwkKRssONT2TEmhbSYSJKcQwZ2I7pAsucqLb_Ab0dzky7ZBZEbajrvjU722udSC3VWkBOmZTIvk9edt6MhYmsVzL4vzcMM4zpG9sMHLLld8AejRZUCuFzt3tPnV/s1600/hal-27.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIC0sv60bAZDvEqMApJHqiXn4pQKYJ-m45tBH7sM3icnr_3iB2rtnTnA2B85KClRhb7tyFTrC6xBpqsQWc6HeSQwiaT9gQyPCjBXBMwLT9uhdHx3uPIEcGmgz5vitIAPVKICTvy9VkTLBq/s1600/hal-28.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIC0sv60bAZDvEqMApJHqiXn4pQKYJ-m45tBH7sM3icnr_3iB2rtnTnA2B85KClRhb7tyFTrC6xBpqsQWc6HeSQwiaT9gQyPCjBXBMwLT9uhdHx3uPIEcGmgz5vitIAPVKICTvy9VkTLBq/s1600/hal-28.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoehl6DqBkiTSkb3LBuUMiAI5HPji3Efgx_8PMjVMbgptdmkZPxldVuOKi3KCsFB_ROkSeLwZIhsTq1QQFXlnen9-EfTaqmb97mTXUcskDY_JHurx5n02-8pfN665ebGGdmiH4dFj1tjGV/s1600/hal-29.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoehl6DqBkiTSkb3LBuUMiAI5HPji3Efgx_8PMjVMbgptdmkZPxldVuOKi3KCsFB_ROkSeLwZIhsTq1QQFXlnen9-EfTaqmb97mTXUcskDY_JHurx5n02-8pfN665ebGGdmiH4dFj1tjGV/s1600/hal-29.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo3PUmHdh2KbfQOEyNN7PJHFqcbLv3fEjOZzDZaP-HEGGu-uf9qrMaSmhQEn-31rmqLwzcKDlWuUIeQKisgcBBzZG4nAe1H2Hc0FVlWKxRVrXoxpZ1WaEqCMnyfUTJUEvXc9_VL1bBakxz/s1600/hal-30.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgo3PUmHdh2KbfQOEyNN7PJHFqcbLv3fEjOZzDZaP-HEGGu-uf9qrMaSmhQEn-31rmqLwzcKDlWuUIeQKisgcBBzZG4nAe1H2Hc0FVlWKxRVrXoxpZ1WaEqCMnyfUTJUEvXc9_VL1bBakxz/s1600/hal-30.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX7XalfqJpok5vk_80cQkd0wLY3ad3SrBxBDTsP6PUBCFgP85BTZVa7NTbN5pi1BZi9w73oB60VF3z7uQEzvDXnplcXhHgd29KJ25hqEaiJf_Q6K4cYIS004OirfuUZr4TU-0PSqQUgjFg/s1600/hal-31.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgX7XalfqJpok5vk_80cQkd0wLY3ad3SrBxBDTsP6PUBCFgP85BTZVa7NTbN5pi1BZi9w73oB60VF3z7uQEzvDXnplcXhHgd29KJ25hqEaiJf_Q6K4cYIS004OirfuUZr4TU-0PSqQUgjFg/s1600/hal-31.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4biD9iyVHlGkLmIDrvnFrVknt-hEuTIEbSZcAvONUcVAeNJbv_itadFsfMpHUldvFM6NRMsa-JAU5R34bCCsX2kHeCz76SFO8QTqQekAGb_QrY2A0lKl-K0VsvS0HjFrZcDRxcTsXNNSP/s1600/hal-32.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4biD9iyVHlGkLmIDrvnFrVknt-hEuTIEbSZcAvONUcVAeNJbv_itadFsfMpHUldvFM6NRMsa-JAU5R34bCCsX2kHeCz76SFO8QTqQekAGb_QrY2A0lKl-K0VsvS0HjFrZcDRxcTsXNNSP/s1600/hal-32.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg02Nj6-7uGk9XhUdBpwKzRzck2WaWU68ljjX1Hk2O570B5B7lsXA3laAo0AbNQjKud4laL5ODhJE3j4RAJRFtmxnLM5TPr9oRoOPsAOqRYo8hN8J7DHOzEzZ18gyWeG8zmc38EnDMzqHht/s1600/hal-33.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg02Nj6-7uGk9XhUdBpwKzRzck2WaWU68ljjX1Hk2O570B5B7lsXA3laAo0AbNQjKud4laL5ODhJE3j4RAJRFtmxnLM5TPr9oRoOPsAOqRYo8hN8J7DHOzEzZ18gyWeG8zmc38EnDMzqHht/s1600/hal-33.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIXqJ2Xi_cbSwdp8CENinHN2D6dGGx6gy4hBfJa24xlxyat3AlTHmu1HhHXVugBVU5UmRlFXrfyAeJj-SrRPSO66qwqeJjuqqH6h8R75Vfhu5JXuD6t0oa6qaqAPAQhmhyjYuiZrnU9VxF/s1600/hal-34.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIXqJ2Xi_cbSwdp8CENinHN2D6dGGx6gy4hBfJa24xlxyat3AlTHmu1HhHXVugBVU5UmRlFXrfyAeJj-SrRPSO66qwqeJjuqqH6h8R75Vfhu5JXuD6t0oa6qaqAPAQhmhyjYuiZrnU9VxF/s1600/hal-34.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhei5pXOvSb1ERevYmEeXNTf2e9gA-kdrg36qKisMBm7l77z61QIKeg-yfnqMuifbiBkxKchkW_ps3_vBXzwdglHbxadzQ7rlfKxhqk2qeTlzufN_bosEeJIN1INOWycO9fXEGNv_P2Yfh9/s1600/hal-35.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhei5pXOvSb1ERevYmEeXNTf2e9gA-kdrg36qKisMBm7l77z61QIKeg-yfnqMuifbiBkxKchkW_ps3_vBXzwdglHbxadzQ7rlfKxhqk2qeTlzufN_bosEeJIN1INOWycO9fXEGNv_P2Yfh9/s1600/hal-35.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaaQRcbeVPSU54lnojmps-tPLl0-8QT02iuTlVz_b1gxhIk_tlExG8TcosEI1B-kLG6gyiNYW5ZRa_omC719CguSb4wnrOJaKBaMaZdAT9xm-PYrVWgbp8v4NGK8AYhhrKAea1q7iJIwU9/s1600/hal-36.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaaQRcbeVPSU54lnojmps-tPLl0-8QT02iuTlVz_b1gxhIk_tlExG8TcosEI1B-kLG6gyiNYW5ZRa_omC719CguSb4wnrOJaKBaMaZdAT9xm-PYrVWgbp8v4NGK8AYhhrKAea1q7iJIwU9/s1600/hal-36.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_-Fll_VL7_7FL99Z0OzDISUg4x4Ppjs5cADrFP0vuNkFAhE1uPymapy2N0HsG95UXzlLuBFcziIjzvr1kxrY74PK9jRpSBzP1Du_W9UHI6dtmezUnMJ0ftTAbJ_4F8KFgnypsWFAx0nhz/s1600/hal-37.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_-Fll_VL7_7FL99Z0OzDISUg4x4Ppjs5cADrFP0vuNkFAhE1uPymapy2N0HsG95UXzlLuBFcziIjzvr1kxrY74PK9jRpSBzP1Du_W9UHI6dtmezUnMJ0ftTAbJ_4F8KFgnypsWFAx0nhz/s1600/hal-37.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtzDYzjyWYwe2RjUJYnhZeDcHSnc35o3VNth1YB0T1KnCfkXaGDITWAWrM8HzNkEf0xzeAvDUXuqLqQ2Uv6zEs9e54gsmHM-f2FlT_iEZc8ryVOOJ1zEH2Jkfpq2LPU25thlTFpO4F4grh/s1600/hal-38.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtzDYzjyWYwe2RjUJYnhZeDcHSnc35o3VNth1YB0T1KnCfkXaGDITWAWrM8HzNkEf0xzeAvDUXuqLqQ2Uv6zEs9e54gsmHM-f2FlT_iEZc8ryVOOJ1zEH2Jkfpq2LPU25thlTFpO4F4grh/s1600/hal-38.gif" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRl-TFWInmfxMRoYQC2ig16i7l2oJE66frI0SE7QSkcqV_6G5qLFMLkL-H7Cx1o6LL8-yCIL_R_nBT4diGeUZFydnnmqzaLofnZ7bopHJgh0kxq2bvkG7vKojpG1zlUQ9CocOstPOFkTRz/s1600/hal-39.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRl-TFWInmfxMRoYQC2ig16i7l2oJE66frI0SE7QSkcqV_6G5qLFMLkL-H7Cx1o6LL8-yCIL_R_nBT4diGeUZFydnnmqzaLofnZ7bopHJgh0kxq2bvkG7vKojpG1zlUQ9CocOstPOFkTRz/s1600/hal-39.gif" /></a></div>
</strong></div>
<div class="MsoNormal">
Atau jika ingin menstranslate langsung bisa membuka link ini<br />
http://agusmade.blogspot.com/2014/05/transliterasi-aksara-bali.html<br />
<br />
<br />
Om Shanti Shanti Santi Om.</div>
<a href="http://downloads.ziddu.com/download/24075867/Aksara-Bali.rar.html">Download Bali Simbar</a>ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-42795676434540225342014-09-23T02:04:00.003-07:002014-09-25T22:16:21.610-07:00Sekilas Babad Arya Kenceng<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_Lzenv-n6LffPR1VdpmKO1L8Iq4xBomHo8k5acVe3Rvjff_7D6rq1OlM9Da9qyK2Jog7nBrk13yk1088bkbC5eKq1AeymRKyl1ADo1qWn6ekYTjXaRreG2Bbp5bXQvN7QF_0tKgDjWtnu/s1600/unnamed.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_Lzenv-n6LffPR1VdpmKO1L8Iq4xBomHo8k5acVe3Rvjff_7D6rq1OlM9Da9qyK2Jog7nBrk13yk1088bkbC5eKq1AeymRKyl1ADo1qWn6ekYTjXaRreG2Bbp5bXQvN7QF_0tKgDjWtnu/s1600/unnamed.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Swastiastu, Om Awighnamastu Namo
Siddham. <o:p></o:p></span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Terlebih dahulu, kami haturkan
pangaksama mohon maaf sebesar - besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi -
Tuhan Yang Maha Esa serta Batara - Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar
supaya, tatkala menceriterakan keberadaan para leluhur yang telah pulang ke
Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah seorang kesatria dari
Majapahit yang turut serta dalam ekspedisi penaklukan Bali bersama Mahapatih
Gajah Mada. Banyak versi mengenai keberadaan Arya Kenceng, dalam beberapa
babad, misalnya <strong>Babad Arya Tabanan, dinyatakan bahwa Arya Kenceng adalah adik
dari Arya Damar, yang lain mencatat Arya Kenceng identik dengan Arya Damar, dan
beberapa naskah lontar menyatakan beliau adalah anak dari Arya Damar.<o:p></o:p></strong></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adwaya Brahman Shri Tinuheng Pura (
Beliau yang di hormati di Singasari & Majapahit ) beristrikan Dar Jingga (
Sira Alaki Dewa / beliau yang bersuami seorang Dewa ), berputra :<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Raden Cakradara (suami Tribhuwana Tungga Dewi)<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Damar / Adityawarman Raja Palembang<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Kenceng<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Kuta Wandira<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Sentong<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Belog (arya tan wikan)<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kembali diceritakan lagi, tentang
para ksatria enam bersaudara itu, bagaimana keadaannya ?. <o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang sulung bernama Raden Cakradara, alangkah tampan
dan sempurna wajahnya, tinggi ilmunya, cerdas dan bijaksana, bajik
prilakunya, banyak pengetahuannya, pemberani dan mahir dalam pertempuran.
Di dalam sayembara beliau terpilih untuk dijadikan suami oleh sang raja
putri Bra Wilwatikta ( raja Majapahit ) yang ketiga. Setelah menikah
beliau bergelar Sri Kerta Wardana.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adapun yang kedua banyak nama beliau, Sirarya Damar,
Arya Teja, Raden Dilah, Kyayi Nala. Demikian jumlah namanya. Jabatannya
'Dyaksa', perintahnya selalu ditaati, bagaikan singa keberanian beliau.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang ketiga bernama Sirarya Kenceng, terkenal tentang
keganasannya, keberaniannya ibarat harimau.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang keempat Sirarya Kuta Waringin.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang kelima Sirarya Sentong,<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Serta yang keenam Sirarya Belog, <o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">semuanya itu pandai bersilat lidah,
bagaikan kelompok gandara prilaku mereka. Kelima para arya itu menjadi pejabat
penting ( bahudanda ) mengabdikan diri dibawah Sri Maha Rajadewi Wilatikta (
Majapahit )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setelah Kerajaan Bedulu ditaklukan,
oleh raja Kerajaan Majapahit Ratu Tribhuwana Tungga Dewi, Selanjutnya Gajah
Mada membagi daerah kekuasaan kepada beberapa Arya, salah satunya Arya Kenceng
diberikan memimpin daerah Tabanan yang Kerajaannya berada di Pucangan/Buahan
Tabanan, dengan rakyat sebanyak 40.000 orang dengan batas wilayah sebagai
berikut:<o:p></o:p></span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Batas Timur: Sungai Panahan<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Batas Barat: Sungai Sapwan<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Batas Utara: Gunung Batukaru<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Batas Selatan: Daerah Sanda, Kerambitan, Blumbang,
Tanggun Titi dan Bajra<o:p></o:p></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada tahun 1343 M beliau membuat istana
disebuah desa yang bernama Desa Pucangan atau Buwahan, lengkap dengan Taman
Sari di sebelah Tenggara Istana. Beliau memerintah dengan bijaksana sehingga
keadaan daerah Tabanan menjadi aman sentosa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Kenceng mengambil istri putri
keturunan brahmana yang bertempat tinggal di Ketepeng Reges yaitu suatu daerah
di Pasuruan yang merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit. brahmana
tersebut memiliki tiga putri,<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">putri yang sulung diperistri oleh DalemKetut Sri Kresna
Kepakisan dari Puri Samprangan <o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">putri ke dua diperistri oleh Arya Kenceng<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">putri yang bungsu diperistri oleh Arya Sentong.<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Kenceng sebagai kepala
pemerintahan di daerah Tabanan bergelar <b>Nararya Anglurah Tabanan</b>, sangat
pandai membawa diri sehingga sangat disayang oleh kakak iparnya Dalem
Samprangan. Dalam mengatur pemerintahan beliau sangat bijaksana sehingga oleh
Dalem Samprangan beliau diangkat menjadi Menteri Utama. Karena posisi beliau
sebagai Menteri Utama, maka hampir setiap waktu beliau selalu berada disamping
Dalem Samprangan. Arya Kenceng sangat diandalkan untuk memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi oleh Dalem Samprangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengingat jasa Arya Kenceng tersebut
maka Dalem Samprangan bermaksud mengadakan pertemuan dengan semua Arya di Bali.
Dalam pertemuan tersebut DalemSamprangan menyampaikan maksud dan tujuan
pertemuan tersebut tiada lain untuk memberikan penghargaan kepada Arya Kenceng
atas pengabdiannya selama ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Wahai dinda Arya Kenceng,
demikian besar kepercayaanku kepadamu, aku sangat yakin akan pengabdianmu yang
tulus dan ikhlas dan sebagai tanda terima kasihku, kini aku sampaikan wasiat
utama kepada dinda dari sekarang sampai seterusnya dari anak cucu sampai buyut
dinda supaya tetap saling cinta mencintai dengan keturunanku juga sampai anak
cucu dan buyut. Dinda saya berikan hak untuk mengatur tinggi rendahnya
kedudukan derajat kebangsawanan (catur jadma), berat ringannya denda dan
hukuman yang harus diberikan pada para durjana. Dinda juga saya berikan hak
untuk mengatur para Arya di Bali, siapapun tidak boleh menentang perintah dinda
dan para Arya harus tunduk pada perintah dinda. Dalam tatacara pengabenan atau
pembakaran jenasah (atiwatiwa) ada 3 upacara yang utama yaitu Bandhusa,
Nagabanda dan wadah atau Bade bertingkat sebelas. Dinda saya ijinkan menggunakan
Bade bertingkat sebelas. Selain dari pada itu sebanyak banyaknya upacara adinda
berhak memakainya sebab dinda adalah keturunan kesatriya, bagaikan para dewata
dibawah pengaturan Hyang Pramesti Guru. Demikianlah penghargaan yang kanda
berikan kepada adinda karena pengadian dinda yang tulus sebagai Mentri
utama."</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Kenceng, Raja Tabanan I
Berputra:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewa Raka/Magada Prabu.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewa Made/Megada Nata<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kiayi Tegeh Kori Asal Wangsa Tegeh Kori.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nyai Tegeh Kori/Sri Menawa<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dewa Raka/Magada Prabu.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beliau tidak berminat menjadi raja,
melaksanakan kehidupan kepanditaan dan mengangkat 5 orang anak asuh (putra
upon-upon):<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ki Bendesa Beng<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ki Guliang di Rejasa<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ki Telabah di Tuakilang<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ki Bendesa di Tajen<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ki Tegehan di Buahan<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kiayi Tegeh Kori Asal Wangsa Tegeh
Kori. </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Merupakan Putra kandung dari Arya
Kenceng yang beribu dari desa Tegeh di Tabanan bukan putra Dalem yang diberikan
kepada Arya Kenceng, Beliau membangun Kerajaan di Badung, diselatan kuburan
Badung (Tegal) dengan nama Puri Tegeh Kori (sekarang bernama Gria Jro Agung
Tegal), karena ada konflik di intern keluarga maka beliau meninggalkan puri di
Tegal dan pindah ke Kapal. Di Kapal sempat membuat mrajan dengan nama
"Mrajan Mayun” yang sama dengan nama mrajan sewaktu di Tegal, dan
odalannya sama yaitu pada saat "Pagerwesi". <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari sana para putra berpencar
mencari tempat. Kini pretisentananya (keturunannya) berada di Puri Agung Tegal
Tamu, Batubulan, Gianyar dan Jero Gelgel di Mengwitani(Badung), Jro Tegeh di
Malkangin Tabanan, Jero Batubelig di Batubelig. Dan dalam babad perjalanan
Kiyai Tegeh (Arya Kenceng Tegeh Kori) tidak pernah membuat istana ataupun
pertapaan di Benculuk atau sekarang di sebut Tonja. Di Puri Tegeh Kori beliau
berkuasa sampai generasi ke empat. Adapun putra -putra dari Arya Kenceng Tegeh
Kori IV Adalah:<o:p></o:p></span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kyai Anglurah Putu Agung Tegeh Kori. setelah dari Kapal
kemudian membangun puri di Tegal Tamu, Gianyar, dengan nama Puri Agung
Tegal Tamu ( Tamu dari Tegal )<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kyai Anglurah Made Tegeh<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nyai Ayu Mimba/Nyai Ayu Tegeh (Beliau yang menikah Ke
Kawya Pura /Puri Mengwi)<o:p></o:p></span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arya Kenceng karena telah lanjut
usia, akhirnya beliau wafat dan dibuatkan upacara pengabenan (palebon) susuai
dengan anugrah DalemSamprangan yaitu boleh menggunakan bade bertingkat sebelas
yang diwariskan hingga saat ini. Adapun roh sucinya (Sang Hyang Dewa Pitara)
dibuatkan tugu penghormatan (Peliggih) yang disebut "Batur/Batur Kawitan”
dan disungsung oleh keturunan beliau hingga saat ini dan selanjutnya.
selanjutnya Raja Tabanan I (Arya kenceng) digantikan oleh putra kedua beliau
Dewa Made/Megada Nata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">OM Shanti, Shanti, Shanti OM<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sumber : </span><a href="http://www.facebook.com/l.php?u=http%3A%2F%2Fcakepane.blogspot.com%2F2012%2F07%2Fsekilas-babad-arya-kenceng.html&h=UAQE5H7yb&s=1" target="_blank"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://cakepane.blogspot.com/2012/07/sekilas-babad-arya-kenceng.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-67942044793418269762014-09-23T02:01:00.000-07:002014-09-23T02:49:01.691-07:00RIWAYAT KASTA DI BALI<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-outline-level: 2;">
<b><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Riwayat Kasta di Bali</span></b><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPXavj802qrW3dYk68TnlLmiL_rvwkZMDT-Is-6tatnsEDkbnvhOOejl6vkxMcglBlrT_yfri4btA6yjqRWMdK5Vh77UfguCyqxrVWTmqurkm07CnaQgysHQPgwOK-LJ0yc9dk0hd42bRC/s1600/mirip+empu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPXavj802qrW3dYk68TnlLmiL_rvwkZMDT-Is-6tatnsEDkbnvhOOejl6vkxMcglBlrT_yfri4btA6yjqRWMdK5Vh77UfguCyqxrVWTmqurkm07CnaQgysHQPgwOK-LJ0yc9dk0hd42bRC/s1600/mirip+empu.jpg" /></a></div>
<b><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Swastyastu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kasta, dalam
Dictionary of American English disebut: Caste is a group resulting from the division
of society based on class differences of wealth, rank, rights, profession, or
job. Uraian lebih luas ditemukan pada Encyclopedia Americana Volume 5 halaman
775; asal katanya adalah “Casta” bahasa Portugis yang berarti kelas, ras
keturunan, golongan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bangsa Portugis yang
dikenal sebagai penjelajah lautan adalah pemerhati dan penemu pertama corak
tatanan masyarakat di India yang berjenjang dan berkelompok; mereka menamakan
tatanan itu sebagai Casta. Tatanan itu kemudian berkembang di Eropa terutama di
Inggris, Perancis, Rusia, Spanyol, dan Portugis. Sosialisasi casta di Eropa
tumbuh subur karena didukung oleh bentuk pemerintahan monarki (kerajaan) dan
kehidupan agraris.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para elit ketika itu
adalah the king (raja), the prince (kaum bangsawan), dan the land lord (tuan/
pemilik tanah pertanian); rakyat jelata kebanyakan buruh tani misalnya di Rusia
disebut sebagai kaum proletar adalah kelompok mayoritas yang hina, hidup susah,
dan senantiasa menjadi korban pemerasan kaum elit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lama kelamaan tatanan
ini berubah karena tiga hal utama, yaitu:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Revolusi Perancis dan Bholshevik (Rusia) yang menghapuskan
monarki dan the land lord<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Industrialisasi yang mengurangi peran sektor agraris<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<!--[if !supportLists]--><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengembangan Agama Kristen yang menonjolkan segi kasih sayang
diantara umat manusia<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Walaupun demikian
casta tidak hilang sama sekali; ia berubah wujud sebagai “Class System” yang
didefinisikan sebagai: a differentiation among men according to such categories
as wealth, position, and power.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Class System ini
dianalisis secara ilmiah oleh berbagai tokoh masyarakat; yang terkemuka adalah
Karl Marx dengan teorinya: The relations of production; inilah embrio pemahaman
sosialis komunis yang ingin meniadakan perbedaan kelas masyarakat, di mana
pemerintah menguasai sumber-sumber kehidupan dan mengupayakan perimbangan
income yang wajar diantara rakyatnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peredaran zaman menuju
ke abad 20 membawa Class Theory yang klasik seperti pemikiran Karl Marx berubah
menuju era baru seperti apa yang disebut sebagai Class Mobility, yaitu
pengelompokan sosial karena kepentingan profesi. Kini kita biasa mendengar
kelompok-kelompok: usahawan, birokrat, intelektual, militer, dan rohaniawan;
mereka kemudian mengikat diri lebih khusus kedalam organisasi-organisasi
seperti: IKADIN, IDI, ICMI, ICHI, MUI, PHDI, dll.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">India yang disebut
dalam berbagai sumber sebagai asal Kasta Stelsel, sebenarnya mempunyai sekitar
3000 kelompok sosial masyarakat, namun pada umumnya dapat dibedakan menjadi
empat. Pengelompokan ini di India tidak hanya ditemukan pada masyarakat yang
beragama Hindu saja, tetapi juga pada masyarakat yang beragama lain misalnya
penganut Islam berkelompok pada: Sayid, Sheikh, Pathan, dan Momin; penganut
Kristen berkelompok pada: Chaldean Syrians, Yacobite Syrians, Latin Catholics,
dan Marthomite Syrians; penganut Budha berkelompok pada: Mahayana, Hinayana,
dan Theravadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Istilah pertama yang
digunakan di India bukan kasta tetapi “varnas” Bahasa Sanskerta yang artinya
warna (colour); ditemukan dalam Rig Veda sekitar 3000 tahun sebelum Masehi
yaitu Brahman (pendeta), Kshatriya (prajurit dan pemerintah), Vaishya
(pedagang/ pengusaha), dan Sudra (pelayan).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tiga kelompok pertama
disebut “dwij” karena kelahirannya diupacarai dengan prosesi pensucian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam Bhagavadgita
percakapan ke-IV sloka ke-13 ditulis:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">CHATUR VARNYAM MAYA
SRISHTAM,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">GUNA KARMA VIBHAGASAH,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">TASYA KARTARAM API
MAM,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">VIDDHY AKARTARAM
AVYAYAM<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">catur warna adalah
ciptaan-Ku,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menurut pembagian
kualitas dan kerja,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">tetapi ketahuilah
walaupun penciptanya,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku tidak berbuat dan
mengubah diri-Ku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Warna adalah profesi
atau bidang kerja yang dilaksanakan seseorang menurut bakat dan keahliannya;
tidak ada perbedaan derajat diantaranya karena masing-masing menjalankan karma
dengan saling melengkapi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mantram-mantram dari
Yajurveda sloka ke-18, 48 antara lain berbunyi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">RUCAM NO DHEHI
BRAHMANESU,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">RUCAM RAJASU NAS
KRDHI,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">RUCAM VISYESU SUDRESU,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MAYI DHEHI RUCA RUCAM<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Tuhan Yang Maha Esa
bersedialah memberikan kemuliaan pada para Brahmana, para Ksatriya, para
Vaisya, dan para Sudra. Semoga Engkau melimpahkan kecemerlangan yang tidak
habis-habisnya kepada kami.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yajurveda Sloka ke 30,
5 berbunyi:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BRAHMANE BRAHMANAM,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KSATRAYA, RAJANYAM,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">MARUDBHYO VAISYAM,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">TAPASE SUDRAM<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Tuhan Yang Maha Esa
telah menciptakan Brahmana untuk pengetahuan, para Ksatriya untuk perlindungan,
para Vaisya untuk perdagangan, dan para Sudra untuk pekerjaan jasmaniah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Profesi yang empat
jenis itu adalah bagian-bagian (berasal) dari Tuhan Yang Maha Esa yang suci,
diibaratkan sebagai anatomi tubuh manusia dalam tatanan masyarakat, sebagaimana
Yajurveda sloka 31, 11 menyatakan:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BRAHMANO ASYA MUKHAM
ASID,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">BAHU RAJANYAH KRTAH,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">URU TADASYA YAD
VAISYAH,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PADBHYAM SUDRO AJAYATA<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Brahmana adalah
mulut-Nya Tuhan Yang Maha Esa,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ksatriya
lengan-lengan-Nya,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Vaisya paha-Nya,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan Sudra
kaki-kaki-Nya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selanjutnya doa yang
mengandung harapan agar masing-masing profesi/ warna melaksanakan swadharma
yang baik terdapat pada Yajurveda sloka 33,81:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">PRAVAKAVARNAH SUCAYO
VIPASCITAH<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya: para Brahmana
seharusnya bersinar seperti api, bijak, dan terpelajar;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yajurveda sloka 20,25:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">YATRA BRAHMA CA
KSATRAM CA,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SAMYANCAU CARATAH
SAHA,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">TAM LOKAM PUNYAM
PRAJNESAM,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">YATRA DEVAH SAHAGNINA<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">di negara itu
seharusnya diperlakukan warga negaranya sebaik mungkin, di sana para Brahmana
dan para Kesatriya hidup di dalam keserasian dan orang-orang yang terpelajar
melaksanakan persembahan (pengorbanan).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesimpulannya adalah
Warna itu realistis dan idealnya semua profesional berbuat sebaik-baiknya untuk
kepentingan bersama dan kesejahteraan umat manusia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Warna seseorang tidak
selamanya tetap apalagi turun temurun; misalnya seorang petani (berwarna sudra)
karena ketekunannya berhasil menyekolahkan anaknya kemudian hari menjadi bupati
maka anaknya sudah menjadi warna Ksatriya; demikian sebaliknya seorang
keturunan Brahmana yang tidak lagi berprofesi sebagai Wiku tidak dapat disebut
sebagai warna Brahmana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perubahan status pada
seseorang bahkan dapat terjadi setiap saat menurut bidang tugasnya, misalnya
seorang pesuruh di suatu Kantor yang merangkap menjadi Pemangku di Pura/
Sanggah Pamerajan; ketika bertugas sebagai pesuruh dia berwarna Sudra, tetapi
jika bertugas nganteb piodalan di Pura dia berwarna Brahmana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Warna yang diabadikan
bahkan diwariskan turun temurun terjadi di India, sebagai usaha kelompok elit
mempertahankan status quo, yang sebenarnya sudah sangat menyimpang dari ajaran
suci Weda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gejala mengabadikan
warna inilah yang dilihat oleh orang-orang Portugis sehingga timbullah istilah
“casta” seperti yang diuraikan di atas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penerapan kasta stelsel
di India menimbulkan pengkotak-kotakan masyarakat sehingga mereka saling
bertikai. Dalam kondisi seperti ini jiwa nasionalisme pudar sehingga India
mudah dipecah belah dan akhirnya dijajah Inggris.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perjuangan Mahatma
Gandhi membangkitkan nasionalisme India dibayar sangat mahal yaitu dengan
jiwanya sendiri ketika dia ditembak oleh seorang fanatikus kasta.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Agama Hindu kemudian
menyebar ke Indonesia lengkap dengan tatanan masyarakat menurut “warna”
masing-masing. Mula-mula di Jawa tatanan masyarakat masih murni menurut Weda
yaitu tatanan menurut profesi atau “Warna”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketika Majapahit
hendak meluaskan kerajaan dengan cita-cita menyatukan Nusantara yang terkenal
dengan Sumpah Palapa-nya Gajahmada, maka Majapahit menundukkan Kerajaan Bali
Dwipa pada abad ke-13.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para “penjajah
Majapahit” membawa serta kaum elit yang memimpin kerajaan Samprangan. Kaum elit
itu dinamakan Triwangsa, yaitu Brahmana, Kesatria, dan Wesya. Semua penduduk
Bali-asli yang dijajah, dikelompokkan sebagai Wangsa Sudra.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tujuan politik Gajahmada
adalah agar kaum Bali-asli tidak bisa eksis, sehingga kelanggengan pemerintahan
Samprangan dapat berlanjut terus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sejak masa itulah
“Warna” di Bali berubah menjadi “Wangsa” atau “Kasta” karena hak-hak
kebangsawanan diturunkan kepada generasi seterusnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setelah
kerajaan-kerajaan di Bali runtuh, kemudian Indonesia menjadi negara Republik,
hak-hak kebangsawanan mereka dengan sendirinya hilang. Namun demikian
titel-titel nama depannya masih digunakan, sekedar untuk mengenang kejayaan
masa lalu dan mungkin dengan alasan lain yaitu menghormati leluhur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sekarang tinggal
masyarakat saja yang menilai kedudukan seseorang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tinggi rendahnya
status sosial seseorang di masyarakat ditentukan pada peranan pengabdiannya
kepada kepentingan masyarakat, bukan pada embel-embel predikat nama itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mereka yang bijaksana
akan senantiasa menjauhkan perilaku feodalisme, karena feodalisme itu membodohi
diri sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Santih Santih
Santih Om.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sumber:
bali.stitidharma.org/riwayat-kasta-di-bali<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; mso-line-height-alt: 9.0pt; mso-outline-level: 2;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-89244147288967354902014-09-21T12:33:00.000-07:002014-09-25T22:17:02.960-07:00Aneka Mantram<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfP23BTWQB_0hwisUiF91_dSxgO5-iqodIvCOm1T7niiDsYrc7sldfaQBL6ML9CogiTUBj8Nk6ElBfqk4oiHwjokACHvFUOT9L9CX4cm7LW_QXq0y0nNKLC8ZsV_CXk6lhqjGQIDIarNO5/s1600/404029_294498733963196_462791748_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfP23BTWQB_0hwisUiF91_dSxgO5-iqodIvCOm1T7niiDsYrc7sldfaQBL6ML9CogiTUBj8Nk6ElBfqk4oiHwjokACHvFUOT9L9CX4cm7LW_QXq0y0nNKLC8ZsV_CXk6lhqjGQIDIarNO5/s1600/404029_294498733963196_462791748_n.jpg" height="320" width="320" /></a></div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 98%px;">
<tbody>
<tr style="height: 3.75pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="height: 3.75pt; padding: 0in 0in 0in 0in;"></td>
</tr>
<tr style="height: 15.75pt; mso-yfti-irow: 1;">
<td style="background: #FFE0C1; height: 15.75pt; padding: 0in 0in 0in 0in;"><div align="center">
<br /></div>
</td></tr>
<tr>
<td style="background: #FF9900; padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype
id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t"
path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_i1061" type="#_x0000_t75"
alt="http://www.babadbali.com/image/v_spacer2.gif" style='width:15.75pt;
height:.75pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\Home\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif"
o:title="v_spacer2"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="http://www.babadbali.com/image/v_spacer2.gif" height="1" src="file:///C:/Users/Home/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="Picture_x0020_1" width="21" /><!--[endif]--></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 15.75pt; mso-yfti-irow: 4;">
<td style="height: 15.75pt; padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa / Mantra Sehari-hari <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0in 0in 0in 0in;"><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="1" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: .7pt; mso-padding-alt: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 100%px;">
<tbody>
<tr style="height: 132.0pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="height: 132.0pt; padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada waktu bangun pagi: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="height: 132.0pt; padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om, Utedanim bhagavantah
syamota prapitva uta madhye ahnam, utodinau madhvantan tsuryasya vayam
devanam sumantausyama.(Atharva Veda III.16.4) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Ya Tuhan Yang Maha
Pemurah! Jadikanlah kami selalu bernasib baik pada pagi hari ini,
menjelang tengah hari, apalagi matahari tepat di tengah-tengah dan
seterusnya. Semoga para Dewa berkenaan menganugharkan rakhmat-Nya kepada
kami". <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menggosok gigi <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Cri Dewi Bhatrimsa Yogini
namah <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om, sujud pada (sakti-Mu) Cri
Dewi Bhatrimsa (dan) Yogini. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Membersihkan mulut:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Um Phat astraya namah. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om, sujud kepada Um, astra
Phat (itu). <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mencuci muka:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Um Waktra Paricuddha mam
swaha. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om, Om (dewi) membersihkan
muka hamba.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada waktu mandi:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om, Gangga-Amrta-Sarira Cuddha
Mam Swaha. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om, Amrta dari Gangga, membuat
badan hamba suci. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada waktu berpakaian:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kaupina Brahma-Samyuktah,
mekhala Wisnu-Samsmrtah Antarwasewaro dewah, bandham astu Sada Ciwa. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penutup berpakaian adalah
Brahma, pengikat pinggang (adalah) Wisnu, penutup tubuh (oleh) Iswara
(dan) Sada Ciwa pengikat semuanya.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada waktu makan:<br />
1) Menjelang makan: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Hiranyagarbhah
samavartatagre bhutasya jatah patikreka asit, sa dadhara prithivim dyam
utema kasmai devaya havisa vidhema. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Tuhan Yang Maha Pengasih!
Engkau asal alam semesta dan satu-satunya kekuatan awal, Engkau yang
memelihara semua mahluk, seluruh bumi dan langit. Kami memuja Engkau.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2) Sesudah makan:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Purnamadah purnamidam
Purnat murnam adaya purnasya purnam adaya purnam evavasisyate. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Tuhan Yang Maha Sempurna!
Yang membuat alam sempurna. Alam ini akan lenyap dalam kesempurnaanMu.
Engkau adalah kekal. Kami mendapat makanan yang cukup dan atas anugrah-Mu
kami menghaturkan terima kasih.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebelum memulai pekerjaan atau
kegiatan:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Avighnam astu namasiddham. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Tuhan semoga tiada halngan
dan berhasil.<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mohon perlindungan:<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Apasyam gopam anipadyamanam
a ca para ca prthibhih carantam sa sadhricih sa visucir vasana. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Tuhan! hamba memandang
Engkau Maha Pelindung, yang terus bergerak tanpa berhenti, maju dan
mundur di atas bumi. Ia yang mengenakan hiasan yang serba meriah, muncul
dan mengembara terus bersama bumi ini. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mohon kebenaran (jalan yang
benar):<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om A visvadevam satpatim
suktai adya vrnimahe stayasavam sawitaram. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Tuhan Yang Maha Agung!
dengan kidung kami memujaMu, Tuhan sumber kebaikan! Engkau Maha Cemerlang
yang memiliki takdir yang maha benar. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salam Penganjali<br />
(salam penghormatan) :<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Svastyastu. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semoga selalu ada dalam
keadaan baik (selamat) atas karunia Tuhan (Hyang Widhi Wasa). <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salam Penganjali<br />
(salam penghormatan) :<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om santhi, Santhi, Santhi, Om.
<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semoga damai, damai di dunia,
damai di akhirat dan damai selalu. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Menjelang makan <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Ang kang kasol kaya isana
ya namah, svasti-svasti sarva deva bhuta sukha, pradhana purusa sang yoga
ya namah. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, yang bergelar
Isana, hamba persembahkan seluruh makanan ini kehadapan-Mu, semoga semua
makhluk berbahagia. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Mulai Makan <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Anugraha Amertadi sanjivani
ya namah svaha. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, semoga makanan
ini menjadi penghidupan hamba lahir bathin yang suci. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Selesai Makan <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Dhirgayur astu, avighnam
astu subham astu Om Sriyam bhavantu, purnam bhavantu, ksama sampurna ya
namah svaha. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, semoga makanan
yang telah masuk ke dalam badan hamba memberi kekuatan, keselamatan,
panjang umur dan tak kena halngan apapun. Demikian pula agar hamba
mendapatkan kebahagiaan dan suka cita dengan sempurna. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Selesai Makan <br />
Dapat pula menggunakan doa (mantra) berikut: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Annapate annasya no
dehyanmi vasya susminah, pra-pra dataram taris urjam no dhehi dvipade
catuspade. <br />
(Yajur Veda XI.83) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, Engkau
penguasa makanan, anugrahkanlah makanan ini memberikan kekuatan, menjauhkan
dari penyakit. Selanjutnya bimbinglah kami, anugrahkanlah kekuatan kepada
mahluk berkaki empat dan dua. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa saat melakukan Yadnya Sesa
(Ngejot) : <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">"Om Sarva bhuta sukha
pretebhyah svaha". <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, hamba berikan
sedikit kepada sarwa bhuta agar tidak mengacau. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Memulai Sesuatu Kegiatan: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Avighnam astu namo sidham
Om Sidhirastu tad astu astu svaha. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, semoga atas
perkenan-Mu tiada suatu halangan bagi kami memulai pekerjaan (kegiatan)
ini dan semoga sukses. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Mohon Inspirasi : <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Pra no devi sarasvati
vajebhir vajinivati dhinam avinyavantu. <br />
(Rg Veda VI.61.4) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, Hyang
Saraswati Yang Maha Agung dan Kuasa, Engkau sebagai sumber ilmu
pengetahuan, semoga Engkau memelihara kecerdasan kami. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Memohon Kesehatan : <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Vata a vatu bhesajam sambhu
majobhu no hrde, pra na ayumsi tarisat. <br />
(Rg Veda X.1986.1) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya hyang Widhi, semoga Wayu
menghembuskan angin sejuk-Nya kepada kami. Wayu yang memberikan kesehatan
dan kesejahteraan kepada kami. Semoga Ia memberikan umur panjang kepada
kami. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Mohon Bimbingan Spiritual
: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Asato ma sadgamaya tamasoma
ma tyotir gamaya mrtor ma amrtam gamaya. <br />
(Brh. Ar. Up. XL.15) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, bimbinglah
kami dari yang tidak benar menuju yang benar. Bimbinglah kami dari
kegelapan pikiran menuju cahaya (pengetahuan) yang terang. Bimbinglah
kami dari kematian menuju kehidupan yang abadi. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Mohon Kebahagiaan dan
Keberuntungan : <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om sarve bhavantu sukhinah
sarve santu niramayah sarve bhadrani pasyantu ma kascid duhkha bhag
bhavet <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, semoga
semuanya memperoleh kebahagiaan, semoga semuanya terbebas dari
penderitaan, semoga semuanya dapat memperoleh keberuntungan, semoga tiada
kedukaan. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Memulai Belajar : <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Agne naya supatha raye
asman visvani deva vayunani vidvan, yuyodhyasmaj juhuranam eno bhuyistam
te namauktim vidhema. <br />
(Rg Veda I.189.1) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi (Hyang Agni),
tunjukkanlah kepada kami jalan yang benar untuk mencapai kesejahteraan;
Hyang Widhi yang mengetahui semua kewajiban, lenyapkanlah dosa kami yang
menyengsarakan kami. kami memuja Engkau. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Menghilangkan Rasa Takut :
<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Om Jaya jivad sarira raksan
dadasi me, Om Mjum sah vaosat mrityun jaya namah svaha. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi Yang Maha Jaya,
yang mengatasi segala kematian, kami memuja-Mu. Lindungilah kami dari
mara bahaya. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Selesai Melakukan
Kegiatan: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Deva suksma parama acintya
ya namah svaha sarva karya prasidhantam. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi dalam wujud
Parama Acintya yang maha gaib dan maka karya, atas rakhmat-Mu maka
pekerjaan ini sukses. Semoga damai selalu. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Sebelum Tidur: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Yajjagrato duram udaiti
daivam tad u suptasya tatha iva iti, durangamam jyotisam jyotir ekam
tanme manah siva samkalpam astu. <br />
(Yajur Veda XXXIV.1) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya hyang Widhi, Engkau nampak
jauh dari orang yang tidur, nampak jauh dari orang yang terjaga. Engkau sinar
utama, yang nampak jauh itu, semoga pikiran kami senantiasa mengarah
kepada Engkau, yang baik itu. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Untuk Ketabahan Hidup: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om Krdhi na udhvarny carathaya
jivase. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, semoga kami
bisa tetap tegak dalam perjalanan hidup kami. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Untuk Orang Meninggal <br />
(yang disampaikan/diucapkan saat bela sungkawa): <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om vayur anilam amrtam athedam
bhasmantam sariram Om krato smara, klie smara, krtam smara. <br />
(Yajur Veda XL.15) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, Penguasa
hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat wijaksana suci Om,
semoga ia mengingat Engkau Yang Maha Kuasa dan kekal abadi. Ingat pula
kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa Atma adalah abadi dan badan
ini akhirnya hancur menjadi abu. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dapat pula menggunakan doa
(mantram ) berikut ini: <br />
<br />
a. Saat melihat atau mendengar orang meninggal: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om svargantu, moksantu,
sunyantu, murcantu, Om ksama sampurna ya namah svaha. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, semogalah
arwah almarhum mencapai sorga, manunggal dengan-Mu, mencapai keheningan
tanpa suka-duka. Ampunilah ia, semoga sempurna atas Kemahakuasaan-Mu. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b. Saat mengunjungi orang
sakit: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om sarva vighna sarva klesa,
sarva lara roga vinasa ya namah. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi, semoga segala
halangan, segala penyakit, segala penderitaan dan gangguan binasa
oleh-Mu. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Untuk Pembukaan Rapat
(sidang) atau Seminar: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om sam gacchadhvam sam
vadadhvam sam vo manamsi janatam, devo bhagam yatha purve samjanana
upasate. <br />
(Rg. Veda X.191.2) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">samano mantrah samitih samani
samanam manah saha cittam esam, samanam mantram abhi mantraye vah
samanena vo havisa juhomi. <br />
(Rg Veda X.191.3) <br />
<br />
samani va akutih samana hrdayani vah samanam astu vo mano yatha vah
susahasati. <br />
(Rg Veda X.191.4) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi (Tuhan Yang
Maha Esa), semogalah pertemuan dan rapat ini mencapai satu kesepakatan.
Semoga tercapai tujuan bersama, kesepakatan bersama satu dalam pikiran
menuju stau tujuan. <br />
<br />
Ya Hyang Widhi, Engkau canangkan satu tujuan, tujuan bersama kami
sekalian, kami adakan pemujaan dengan persembahan bersama, agar tujuan
kami satu, seia dan sekata. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa Untuk Menutup Suatu
Pertemuan: <o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="padding: 6.75pt 6.75pt 6.75pt 6.75pt;"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Om dyauh santir antariksam
santih prthiva santir apah santir osadhayah santih vanaspatayah santir
visve devah santir brahma santih sarvam santih santir eva santih sa ma
santir edhi.<br />
(Yayur Veda XXXVI.17) <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span><br />
<hr align="center" size="2" width="100%" />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Hyang Widhi Yang Maha
Kuasa, anugrahkanlah kedamaian di langit, damai di angkasa, damai di
bumi, damai di air, damai pada tumbuh-tumbuhan, damai pada pepohonan,
damai bagi para Dewata, damailah Brahma, damailah alam semesta, semogalah
kedamaian senantiasa datang pada kami. <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jnana Punia Semeton Nyoman Gede
Suyasa (Bali Camp) <o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 15.75pt; mso-yfti-irow: 6;">
<td style="height: 15.75pt; padding: 0in 0in 0in 0in;"><div align="right" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: right;">
<br /></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="background: #999999; padding: 0in 0in 0in 0in;"><blockquote class="tr_bq">
<br /></blockquote>
</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-83253129714537590972014-09-21T06:35:00.002-07:002014-09-30T01:50:52.284-07:00DOWNLOAD LAGU HINDU<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixDNuevpah72LS64Q292ABhIWnCBxJDSy1N_l39F56z4gwQ6FHVRwgQ7s8S1UBjPgitysFqvd-q9NQK275ljCPG_Dr-T4-uc1PGQwH8qtfWfBUm5wTDmUmXygy-xHMaVUhvlwobkIr_vMV/s1600/427759_304847822968641_201195489_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixDNuevpah72LS64Q292ABhIWnCBxJDSy1N_l39F56z4gwQ6FHVRwgQ7s8S1UBjPgitysFqvd-q9NQK275ljCPG_Dr-T4-uc1PGQwH8qtfWfBUm5wTDmUmXygy-xHMaVUhvlwobkIr_vMV/s1600/427759_304847822968641_201195489_n.jpg" height="640" width="640" /></a></div>
<br />
<strong>KUMPULAN LAGU HINDU.<br />
SILAHKAN KLIK LAGU YANG INGIN DI DOWNLOAD<br />
<br />
<b>1. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065182/2.trisandya.mp3.html" target="_blank">TRI SANDHYA</a> </b><br />
<b><br /></b><b>2. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065299/5-DEENAN_DUKH_HARAN_DEV_SANTA.MP3.html" target="_blank">DEENAN_DUKH_HARAN_DEV_SANTA</a></b><br />
<br />
<b>3. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065298/5-BEET_GAYE_DIN_BHAJAN_BINA_R.MP3.html" target="_blank">BEET_GAYE_DIN_BHAJAN_BINA_R</a></b><br />
<br />
<b>4. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065297/4-BHAGAVATA_SEVA03.MP3.html" target="_blank">BHAGAVATA_SEVA03.MP3</a></b><br />
<br />
<b>5. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065296/4-BHAGAVATA_SEVA02.MP3.html" target="_blank">HAGAVATA_SEVA02.MP3</a></b><br />
<br />
<b>6. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065295/4-BHAGAVATA_SEVA01.MP3.html" target="_blank">BHAGAVATA_SEVA01.MP3.</a></b><br />
<br />
<b>7. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065399/8-Bengali-Track-1.mp3.html" target="_blank">Bengali-Track-1</a></b><br />
<br />
<b>8. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065398/7-village-of-peace-02.mp3.html" target="_blank">village-of-peace-02</a></b><br />
<br />
<b>9. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065397/7-village-of-peace-01.mp3.html" target="_blank">village-of-peace-01</a></b><br />
<br />
<b>10. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065396/5-LAAJ_RAKHO_GIRDHARI.MP3.html" target="_blank">LAAJ_RAKHO_GIRDHARI</a></b><br />
<br />
<b>11. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065395/5-HE_RAM_HE_RAM.MP3.html" target="_blank">HE_RAM_HE_RAM</a></b><br />
<br />
<b>12. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065502/YadnyaxKesari.mp3.html" target="_blank">YadnyaxKesari</a></b><br />
<br />
<b>13. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065501/Om-Nama-Shivaya.mp3.html" target="_blank">Om-Nama-Shivaya</a></b><br />
<br />
<b>14. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065500/GAYATRI_MANTRA___ANURADHA_P.MP3.html" target="_blank">GAYATRI_MANTRA</a></b><br />
<br />
<b>15. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065499/Devi-Sai-Maa.mp3.html" target="_blank">Devi-Sai-Maa</a></b><br />
<br />
<b>16. <a href="http://downloads.ziddu.com/download/24065498/9-24-Hour-Kirtana-Mandali---Track05.mp3.html" target="_blank">Kirtana Mandali</a></b><br />
</strong>ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2640483483327650937.post-3411496234785455772014-07-31T20:55:00.003-07:002014-09-23T02:24:24.397-07:00SIWA PURANA IV <h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative; text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Manu, Manvantara, Posisi dan Rsi</span></h3>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO6dGjaLbd8zLYBtLDgmKDXUqELPXphbzjegs_ZqJnekhfZCGSx82mEsn8i_gqcBf2JHUSfO-4-3jXZzi_Htu7IYk4ZD8u8C9ZBZeoi1kPx7WrAzUmkuFg8oUsHHm6cDi70HlUBKSrtabj/s1600/538629_480060242036283_445375196_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO6dGjaLbd8zLYBtLDgmKDXUqELPXphbzjegs_ZqJnekhfZCGSx82mEsn8i_gqcBf2JHUSfO-4-3jXZzi_Htu7IYk4ZD8u8C9ZBZeoi1kPx7WrAzUmkuFg8oUsHHm6cDi70HlUBKSrtabj/s1600/538629_480060242036283_445375196_n.jpg" height="320" width="320" /></a></div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Swayambhu adalah Manu yang pertama. Ia adalah pemimpin- penegak hukum dan waktu hidupnya disebut dengan Swayambhu Manvantara. Dalam Manvantara ini tujuh putra spiritual (manasaputra) Brahma- Marichi, Atri, Pulaha, Kratu, Pulatsya dan Vishista tinggal sebagai rsi yang agung di Utara.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Yang kedua adalah Swarochisha Manvantara dengan Swarochisha sebagai Manu. Rochana akan menempati tempat Indra. Para dewa disebut dengan Tushita. Urdhwasthambhu, Parasthambhu, Rishabha, Vasumantha, Jyotismanta, Dyutimanta, Rochishmanta adalah tujuh rsi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Uttama manvantara adalah yang ketiga. Uttama adalah seorang Manu. Satya (kebenaran), Veda (Weda) dan shruti (kitab agung) adalah dewanya. Satyapita adalah Indra. Urthwasthambha dan yang lainnya adalah tujuh rsi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Manu yang keempta adalah Tamas dan Manvantaranya disebut dengan Tamasa manvantara. Tamasa adalah Manu. Trishanku adalah Indra. Devabahu dan yang lainnya adalah tujuh rsi sementara itu Bhutarajaska adalah dewanya. Indra akan menjadi Dewa Wisnu.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Yang keenam adalah Chakashusha manvantara dengan Chakshu sebagai Manu dengan Medharhidhi, Paulatsya, Vasu, Kashyapa, Jyotishmantha, Bhargawa dan Dhritimantha sebagai tujuh rsi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Mannvantara yang ketujuh adalah Vywaswata manvantara. Vywaswata adalah Manu. Kashyapa, Atri, Vashistha, Vishwamitra, Gautama, Jamadagni, Bharadwaja adalah tujuh rsi. Sadhwi, Rudra, Vishwadewa, Vasumata, Aditya, Ashwini Kumara adalah para dewa. Pakashasana adalah Indra.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Sarvarni adalah delapan nama dalam sarvarni manvantara. Kashyapa, Bharadwaja, Angirasa, Vasishta, Atreya, Havya, Pulaha adalah para rsi. Keturunan Rohita adalah para dewa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Ruchi adalah Manu yang kesembilan. Rauchya manvantara memiliki Rama, Vyasa, Atreya, Diptimanta, Subahu, Shruti, Bharadwaja, Ashwathama adalah tujuh rsi. Dalam manvantara ini, Balichakravarti adalah Indra.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Manvantara yang kesepuluh adalah Brahma Savarni Manvantara. Brahma Savarni adalah Manu. Harishmantha, Pulaha, Prakirti dan empat belas yang lainnya adalah enam belas rsi. Dwishamantha adalah para dewanya. Indra adalah Shambhu.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Yang berikutnya adalah Dharma Savarni manvantara. Harishmantha, Kashyapa, Vapushmanta, Varuni, Atreya, Vasishta Anaya, Angirachara, Dhrushya Paulatsya Nishwarah. Agniteja adalah tujuh rsi. Dewanya adalah para vidhruta.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Yang keduabelas adalah Rudra Savarni Manvantara. Dyuti, Vashisthaputra, Atreya, Sutapa, Angira, Tapomurti, Tapovashvi, Kashyapa, Tapodhana, Paulatsya, Pulaha, Taporati, Bhargawa adalah tujuh rsi. Putra spiritual Brahma adalah para dewa. Rutadharma adalah Indra.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Yang ketigabelas adalah Devasavarnika manvantara. Angirasa, Dhritimantha, Paulatsya, Ahavyavana, Paulaha, Tatwadarshi, Bhargawa, Nirutsava, Nishprapancha, Atreya, Nirdeha, Kashyapa, Vasistha adalah para rsinya. Trividha adalah dewanya. Divashpati adalah Indra.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Yang terakhir adalah Indrasavarni manvantara. Agnidhra, Kashyapa, Paulatsya, Magadha, Bhargawa, Atibahya, Shuchi, Angirasa, Yukta, Atreya, Pautra, Vasistha, Ajita, Pulaha adalah para rsi. Pavitra dan Chakshushu adalah para dewa. Shuchi adalah Indra.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Penggambaran tentang Chayapurusha</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Setelah mandi, menggunakan pakaian yang bersih, memakai kalungan bunga dan mengucapkan Shiva Panchakshari stotra, berdiri dihadapan matahari atau bulan dan yang dipandang adalah bayangannya. Setelah beberapa saat, seseorang itu bisa melihat bayangan itu di langit putih. Inilah yang disebut dengan Chayapurusha. Setelah mempelajari bayangan itu, seseorang akan mendapatkan Shivadarshana. Melalui hal ini seseorang bisa tahu kejadian yang akan datang. Jika bayangan itu nampak tanpa kelapa maka ia akan meninggal dalam jangka waktu enam bulan lagi. JIka kulit tubuh nampak putih, akan terjadi pertumbuhan Dharma. Jika nampak hitam, dosanya yang bertambah. Jika berwarna merah, maka akan terjadi masalah atau menemui kesulitan. Jika berwarna kuning, maka akan ada kebencian. Jika tanpa leher, maka keluarga akan meninggal. Jika melengkung maka istri yang akan meninggal. Jika kaki tidak menyentuh tanah maka perjalanan sangat diperlukan. Inilah Chayapurusha melalui yang mana seseorang itu bisa melihat masa depan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> </span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Menghaturkan oblasi (persembahan) pada leluhur</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Sementara Muni menjawab pertanyaan mengenai arti oblasi pada leluhur, Suta Muni berkata:</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Oblasi ini harus dipersembahkan seperti yang digambarkan dalam Kalpa (prosedur upacara).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Dimasa lalu ketika Shantanu meninggal, Bhisma menghaturkan persembahan (oblasi) untuk mengenangnya. Ia menyimpan bola dari nasi pada sebuah tempat. Pada saat itu, tangan Shantanu muncul dari tanah dan menerima persembahan itu. Bhisma menangis atas kejadian itu, ia menaruh bola nasi itu pada sebuah tempat tanpa menghaturkannya pada ayahnya. Shantanu sangat bahagia karena putranya mengikuti prosedur upacara yang benar. Kemudian Shantanu memberi putranya anugerah bahwa ia akan mati apabila ia menginginkannya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Jadi upacara oblasi pada orang yang meninggal harus diberikan sesuai dengan prosedur yang tertulis dalam Kalpa (Kalpokta vidhi).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kelompok leluhur tujuh berada di surga. Dari ketujuh itu, empat memiliki wujud dan yang lainnya tanpa wujud.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Akan lebih baik jika kita menggunakan alat-alat persembahan dari perak jika berhubungan dengan orang yang mati. Karenanya keturunan bisa berlanjut. Karena upacara ini semuanya akan senang bahkan tumbuhan juga akan subur. Itulah mengapa manusia harus melanjutkan melakukan upacara ini.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Prosedur dalam upacara bagi mereka yang telah meninggal: beberapa penjelasan</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Setelah mendengarkan Suta Muni para rsi bertanya pada mereka lagi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Manusia pergi ke surga atau ketempat lain sesuai dengan perbuatannya sendiri. Ia juga bisa terlahir kembali dan lagi. Apabila begitu bagaimana upacara atau hasil pahala dari upacara ini bisa sampai pada mereka?</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Suta Muni tersenyum dan berkata bahwa mereka sangat bingung. Bagi yang masih hidup disini para lelulur yang telah mendahului sulit untuk diketahui. Itulah mengapa pada saat upacara, persembahan harus dilakukan dengan enam cara.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">1.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> Agnikarma - melalui inilah apapun yang dihaturkan dalam upacara mencapai loka yang lebih tinggi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">2.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Jika leluhur berada di dunia sana (yama loka), haturkanlah sedikit biji wijen.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">3.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Jika mereka berada di neraka atau ditempat hukuman, nasi yang dimasak dihaturkan pada mereka.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">4.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Jika mereka berada di surga, annadana (sedekah makanan, nasi yang dimasak) adalah hal yang tepat.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">5.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -18pt;">Jika mereka berada di dunia manusia, uang yang diberikan sebagai amal (dakshina) akan membuat mereka berkenan.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Walaupun kita tidak mengetahui dimana mereka, kita harus mempersembahkan persembahan ini. Para nenek moyang memiliki kemampuan untuk memberikan anugerah. Walaupun mereka mungkin mengalami penderitaan di dunia sana, namun mereka masih bisa memberikan kita berkah. Kita harus membuat mereka berkenan dengan persembahan kita. Kemudian Suta Muni memberitahu mereka tentang cerita Saptavyadha (tujuh vajadha).</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Cerita tentang tujuh pemburu (Saptavyadha)</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam Vamsa (keluarga besar) Bharadwaja, ada seorang brahmana yang bernama Kaushika. Ia memiliki tujuh putra yang bernama: Vaghushth, Krodhan, Himsru, Pishunu, Kavi, Swaprushtha, Pitruvarthi. Ketujuh putra ini menemui Garga sebagai muridnya dan mempelajari semua. Ketika semua ini terjadi, suatu hari Kaushika meninggal. Karena hal ini para putranya hidup dengan guru Garga. Ketika hari memperingati hari kematian ayahnya, para putra ini tidak memiliki keinginan sama sekali mengadakan upacara peringatan. Mereka dengan santai menggembala sapi gurunya. Walaupun yang lain mencoba mencegah, dua putra diantaranya Kavi dan Swaprustha membunuh sapi dan memakainya sebagai persembahan pada ayah mereka yang telah meninggal. Keduanya berbohong bahwa seekor singalah yang telah membunuh sapi itu. Brahmana yang polos ini percaya dengan apa yang mereka katakan. Walaupun ia percaya, keduanya telah melakukan dosa pada guru – selain juga karena membunuh seekor sapi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Karena kedua dosa ini, mereka terlahir sebagai putra pemburu burung (boya) yang bernama Manaswi. Karena mereka melakukan hal baik dan juga pelayanan tulus dalam kehidupan sebelumnya maka merekapun memiliki kemampuan untuk melihat kelahiran mereka sebelumnya. Walaupun lahir sebagai seorang pemburu, mereka adalah vegetarian. Mereka memuja Dewa Siwa. Kemudian mereka terlahir sebagai dua burung bersaudara. Mereka tidak menikah. Pada kehidupan mereka kemudian merekapun menjadi burung lagi. Ada tujuh burung Chakravaka yang mengunjungi pulau Shari. Suatu hari raja pulau itu datang berkunjung. Salah satu burung itu melihat sang raja iapun ingin menjadi seorang raja. Satu burung yang lain ingin menjadi pegawai kerajaan. Karena ketulusan mereka melakukan segalanya berpuasa, tidak menikah dan lain-lainnya, mereka mendapat pahala dan terkabul keinginannya. Setelah beberapa kelahiran, merekapun terlahir dengan nama Brahmadatta dan nama baik yang lain di kota Kampilya. Kedua burung ini lahir sebagai Brahmana sedangkan Brahmadatta lahir sebagai Kshatriya. Raja Kampilya mengabdikan singgasana pada Brahmadatta dan meninggalkannya untuk melakukan tapasya. Para Brahmana yang adalah para menteri menjadikan putra mereka menjadi menteri lagi. Sehingga keinginan Chakravaka terkabulkan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Karena ingatan tentang kelahiran sebelumnya, memikirkan kelahiran berikutnya, mereka hidup dengan baik dan tulus dan selalu berdoa bahwa mereka akan bebas dari perputaran kelahiran dan kematian.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Setelah mengatakan ini Suta Muni mengatakan pada para orang suci bahwa menceritakan kembali atau mendengar tentang cerita saptavyadha (tujuh pemburu) akan menguatkan tubuh, kata-kata dan manas.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian atas keinginan para rsi dan orang suci Suta Muni menceritakan tentang cerita Parashara.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Cerita Parashara</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Parashara adalah cucu Brahma dari putranya Vasishta. Ia memiliki pengetahuan yang tak terbatas. Karena ia menyukai astronomi, ia menjadi astrologi yang termasyur. Ia menulis sebuah buku yang berjudul Parashara Samhita. Ia terkenal bukan karena cucu Sakthi tetapi karena cucu Vashistha.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Setiap hari ia biasa menghitung pergerakan planet dan dengan itu ia bisa meramalkan apa yang akan terjadi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Suatu kali ia harus menyeberangi Yamuna. Ia menemui Dasaraja. Tetapi karena Dasaraja sedang makan, ia menyuruh putrinya Satyawati untuk mengantar sang raja menyeberangi sungai.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Satyawati dan Parashara</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Perahu itu lajunya pelan. Riak-riak sungai Yamuna bergerak dengan indah. Walaupun itu tengah hari suasananya sangat indah. Satyawati menyanyi dengan merdu. Parashara tiba-tiba merasakan perasaan aneh yang membuatnya amat terkejut.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Karena pergerakan plane, saat itu adalah hari mendekati hari kelahiran Parashara. Apapun kastanya, jika seorang wanita itu masih murni, cahayanya akan sangat indah. Lirikan Parashara terhempas pada Satyawati. Kemudian ia bertanya padanya. Ia berkata bahwa ia masih perawan. Parashara karena itulah ia ingin agar Satyawati mengandung anaknya. Tetapi Satyawati takut keperawanannya hilang. Parashara mengatakan bahwa keperawanannya akan tetap tak terganggu. Parashara mengatakan bahwa bau amis akan hilang darinya berganti dengan bau yang sangat harum hingga sampai di kejauhan. Jadi Matsyagandhi (Satyawati) menjadi Yojanagandhi. Akhirnya malam itu Parashara menghamili Satyawati.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Kelahiran Vyasa</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada saat Sadyogarbha (saat melahirkan) Satyawati melahirkan seorang putra. Setelah anak itu lahir ia kemudian menjadi Vatu ( seorang anak dengan kulit rusa, dan kamandalu menggunakan pakaian yang sederhana). Karena ia lahir di pasir dengan sedikit cahaya, ia kemudian diberinama Krishnadwaipayana. Ia berdoa pada Satyawati untuk mengijinkannya melakukan tapasya dan ia akan datang dihadapannya dengan cepat ketika ia memanggilnya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Setelah semua yang ia lalui, Satyawati kembali ke kerajaannya. Tidak ada yang bertanya apapun padanya. Setap orang bersikap biasa saja seakan ia tidak pergi dengan pertapa ke tepi sungai.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Begitulah penulis purana, Rsi Vedavyasa lahir kedunia.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Cerita tentang Vyasa</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Para rsi dan orang suci bertanya: bagaimana kelanjutan cerita tentang anak ituyang langsung bertapa setelah kelahirannya langsung melakukan tapasya!</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Jawab Suta Muni:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada tapa itu, ia diberikan semua Weda oleh Brahma. Vyasa membaginya menjadi empat. Ia mengumpulkan informasi penting dan menulis Purana yang merangkum semua informasi penting dalam Weda.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada saat itu, pikirannya melayang dan ingin memiliki putra. Saat mengaduk arani ( untuk membuat api) ia melihat Grutachi, seorang apsara (bidadari), dan iapun sangat tergoda. Karena takut akan dirinya, yang bisa berbuat buruk, ia mengubah wujud menjadi seekor burung kakatua. Dengan menjadi burung ia kemudian tanpa sengaja telah menjatuhkan benihnya pada ‘arani’. Dari arani itu, bukan mengeluarkan api tetapi seorang anak yang sangat tampan. Para bidadari menaburkan bunga. Brahma sendiri turun ke bumi dan memberikan anak itu darbhasana, kulit rusa (Krishnajina), sebuah sabuk, kamandalu dan juga paraphernalia untuk tapasya (meditasi tingkat tinggi). Karena anak itu terlahir kari kecantikan seekor burung kakatua (shuka) maka ia diberi nama shuka.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kata Suta Muni kemudian:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kalian semua terberkahi dengan mendengarkan cerita tentang seorang rsi yang telah menjadi seorang tapasi sejak lahir.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Shuka menjadi murid Brihaspati. Vyasa ingin menikahkan putranya, Shuka. Shuka tidak ingin menikah. Vyasa menulis purana yang sangat berharga dan menyuruh Shuka membaca semuanya. Shuka tidak ingin terjebak dalam ‘samsara’ (ikatan kekeluargaan). Akhirnya Vyasa menuruh putranya pergi ke Janaka. Tetapi Shuka kembali ke ashrama ayahnya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian dikatakan setelah gurunya mengumumkan bahwa ia telah melengkapkan studinya, Shuka menika dengan seorang gadis, ia kemudian memiliki putra. Cucunya Brahmadatta menjadi seorang raja dan kemudian menjadi bagian lima unsur.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Vyasa sangat sedih karena ia tidak bisa mencapai apa yang telah dicapai oleh Shuka. Tetapi Vyasa tahu bahwa hanya dengan memikirkannya saja Shuka akan memperlihatkan diri dihadapannya. Ketika Vyasa sedang memikirkan hal ini, Satyawathi memikirkannya. Setelah Vyasa meninggalkannya sebagai yojanagandhi, Shantanu menikah dengan Sathyawati. Shantanu memiliki dua putra dari Satyawati. Yang sulung bertarung dengan gandharwa dan tewas. Yang kedua dinikahkan dengan dua gadis perawan, Amba dan ambalika. Bhisma menyelenggarakan pernikahan ini (Bhisma adalah putra Santanu dan Gangga). Bhisma mengambil sumpah bahwa ia tidak akan menikah agar putra Satyawati yang mewarisi Shantanu. Karena nafsunya yang tidak terkendali suami Amba dan Ambalika meninggal. Kerajaan itu tanpa raja. Bhisma tidak mau menjadi raja. Tetapi ia ingin agar Amba dan Ambika memiliki putra dari Brahmana seperti yang disebutkan hukum suci.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Satyawati tidak mau memberikan menantunya pada orang asing. Tetapi ia menginginkan keturunan dan Vyasa memperlihatkan diri dihadapannya. Satyawati mengatakan sebagai putranya ia akan menjadi pasangan yang tepat bagi menantunya. Ia memintanya untuk menghamili Amba dan Ambalika.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Vyasa yang sangat sedih karena kehilangan dua saudaranya, iapun setuju untuk memberikan putera pada Amba dan Ambalika. Karena Amba menutup matanya saat bersama Vyasa, putranya terlahir buta. Kemudian yang kedua, Ambalika pucat melihat Vyasa dan untuk alasan itulah ia melahirkan putra yang sakit-sakitan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ketika Satyawati meminta Amba untuk bersama dengan Vyasa, Amba yang ketakutan mengirimkan pelayan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Satyawati sangat kecewa. Vyasa tidak mau melakukannya lagi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian Suta Muni memberitahu para orang suci dan orang suci bahwa putra Amba melahirkan Dhristarashtra, Ambalika melahirkan Pandu dan pelayan itu melahirkan Vidura.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian Gandhari melahirkan putra Dhritarashtra Duryodhana, Dushasana dan sembilan puluh tujuh putra dan seorang putri yang bernama Dushcala. Istri Pandu Kunti dan Madri (melalui berkah Dewa Yama, Vayu, Indra dan Ashwini) Dharma, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa dikenal dengan nama Pandawa. Mereka yang dilahirkan Gandhari dikenal dengan nama Kaurawa. Cerita Mahabharatha adalah cerita tentang Pandawa dan Kaurawa.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Vyasa datang ke Daksharana</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Suatu kali ketika Vyasa sedang ada di Kashi, suatu hari karena ia marah ia mengutuk Kashi. Annapurna tidak keberatan. Dengan mengundangnya ia menjamunya makan. Dewa Siwa tidak mempermaslahkan hal ini. Jadi alih-alih mengutuk Vyasa, Dewa Siwa memerintahkannya untuk meninggalkan Kashi, Vyasa sangat sedih. Ia berdoa pada Dewa Siwa untuk menunjukkan tempat suci lainnya yang sama sucinya dan berharganya seperti Kashi. Dewa Siwa memintanya untuk pergi ke Dakiremi di selatan. Dakiremi ini tidak lain tidak bukan adalah Daksharama di dekat sungai Govadari.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Suta Muni menyatakan bahwa ia akan melanjutkan dan karena Vyasa adalah nitya, abadi dan selalu ada iapun tinggal disana.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Tatanan Penciptaan</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Karena Sat dan Asat, Dewa Siwa menciptakan air terlebih dahulu. Kemudian ia mengeluarkan ‘Sankalpa’(keinginan). Dari percampuran itu muncullah seorang putra – yaitu Narayana. ‘Nara’ artinya air. Karena ia terlahir di air maka ia bernama Narayana. Pada saat yang sama Dewa Siwa menciptakan sebuah telur yang besar. Dari telur itu muncullah Brahma. Ia membagi telur itu menjadi dua. Yang lebih atas menjadi Swarga dan bagian bawah adalah bumi. Ruang antara keduanya adalah Akasha (langit). Perlahan-lahan bagian atas dan bagian bawah dibagi menjadi tujuh loka (dunia) dan kemudian menjadi empat belas.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sepuluh arah (diksa) diciptakan. Empat arah dan empat (satu diantara masing-masing), satu diatas dan satu dibawah, dibawahnya terdapat sepuluh yang lainnya. Ketika batas demarkasi tercipta, Manas (pikiran- intelek- hati), Vaka (wicara), Kama (keinginan), Krodha (amarah) dan Prema (cinta) terlahir. Dari pikiran Brahma, tujuh rsi lahir: Marichi, Atri, Angirasa Pulatshya, Pulaha, Krati, Vasistha- sapta rsi lahir kebumi. Juga disebut sebagai Sapta- brahma. Kemudian muncullah sebelas rudra.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Di langit, halilintar, awan, pelangi dan lain-lain tercipta. Demi keberhasilan Weda muncullah Weda.Mantra, doa juga tercipta.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Yang tertua dari semuanya yaitu Brahma, menjadi Prajapati. Dari wajahnya, muncullah Brahmana, dari dadanya, pitrudewata (para leluhur), dari perutnya muncul manuisa dan dari tengah muncullah raksasa. Selain ini, berbagai makhluk hidup lain juga muncul. Akibat berkah Dewa Siwa, Brahma memiliki darshan dari Ardha Narishwara. Dengan itu ia mulai penciptaan Manu dan bersamanya diciptakan Shatarupa. Brahma meminta mereka hidup sebagai suami istri.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Manu yang pertama adalah Swayambhu Manu. Ia memerintah hingga tujuh puluh satu Mahayuga. Tujuh puluh satu Mahayuga terdiri dari satu Manvantara. Dhruva melakukan tapa selama tiga ribu tahun dan mendapatkan sebuah daerah dari tujuh rsi (saptarsi mandala). Cucu Dhruva adalah Chakshusha.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pruthu membentuk bumi sebagai seekor sapi dan iapun memerahnya. Dari itu muncullah semua oshadhi (obat-obatan). Pruthu mengatur gaya hidup para dewa,manusia dan raksasa. Salah satu dari empat putranya, Barhina memiliki sepuluh putra dari istrinya Samudratanaya. Mereka disebut dengan Prachitasa. Di tengah lautan, mereka melakukan tapasya selama ribuan tahun untuk memuja Dewa Siwa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sementara itu, Bumi dipenuhi dengan pohon. Populasi manusia mulai bertambah. Dewa Siwa bermanifestasi, memberikan anugerah Prachitasa dan meminta mereka untuk menjaga Bumi. Dengan pandangan untuk mengembangkan dan menyelamatkan bumi, Prachita ini menciptakan api dan Udara. Pohon-pohon tumbang karena angin. Api menghancurkan segalanya. Manusia kebingungan dan menangis penuh dengan teriakan. Dewa Chandra datang. Ia menarik perhatian udara dan api dengan berjanji menikahkan putrinya Anubhuti pada mereka. Prachita sangat senang dan menikah dengan Anubhuti. Akibat pernikahan ini lahirlah Daksha.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Daksha adalah pencipta dan juga seorang prajurit yang handal. Hanya dengan keinginan ia menciptakan banyak benda maupun makhluk yang bergerak. Ia menikah dengan Virini yang memberinya sepuluh ribu putra yang bernama Haryasva. Ia menjadi prajapati (penguasa manusia) dan menyuruh putranya untuk mencipta. Tetapi karena dipengaruhi oleh Narada semuanya menjadi pertapa (orang suci).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Daksha yang mengetahui hal ini sangat sedih. Ia kemudian mencoba mencipta seribu putra yang ia sebut sebagai para Subhala. Narada juga membuat mereka menjadi orang suci dan mengenakan baju berwarna kuning kunyit.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian Daksha memiliki enam puluh anak gadis yang amat cantik jelita</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dari keenam puluh ini, ia memiliki sepuluh putrinya pada Dharmi, tiga belas Kashyapa, dua pada putra Brahma dan empat pada Aristanemi. Dari putri-putri inilah lahir semua raksasa dan manusia.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada jaman Daksha, hanya dengan keinginan (sankalpa), penglihatan (darshana) dan sentuhan (sparsha) makhluk hidup terlahir. Tetapi apabila membicarakan tentang keturunan itu didapatkan melalui kopulasi (pembuahan).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Vishwa, putri Daksha, melahirkan Vishwa dewata, Sandhya, Sandhya, Marudwati, Marudwanta, Vasu, Vasavu, Bhanu, para Bhanu dan Muhurta, Muhurtaja. Lamba melahirkan Ghosa, Yami melahirkan seorang putri, Nagavidhi; Arundati melahirkan Pruthvilashama dan Saukalpa melahirkan Sankalpudu.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ayu, Dhruva, Soma, Dharma, Anila, Analu, Pratyusha, Prabhanu adalah delapan Vasu (ashta vasu). Ayu memiliki putra: Riwata, Shrama, Shantha dan Dhruva memiliki satu putra Kala. Varcha adalah nama Soma. Dravina adalah putra Dharma. Anila memiliki dua istri dan lima putra. Selain ini, putra yang terlahir dari Anila diasuh oleh Kritika dan oleh karena itu dipanggil dengan sebutan Kartikeya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Daksha adalah putra Pratyusha. Prabha adalah putra Devala.Prabha menikah dengan adik Brihaspati, Yogaviddha. Viswakarma adalah putra mereka.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Cerita Kashyapeya – Penciptaan</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kashyapa memiliki tiga belas istri. Dari mereka keturunan Aditi adalah para aditya. Putra Diti adalah Detya (raksasa). Putra Danu adalah Danuja atau raksasa. Vinata melahirkan Aruna, Garutmana dan mahatiryaksa lainnya, binatang dan lain-lain (yang tidak berdiri tegak seperti manusia). Putra Surasa adalah ular. Mereka bukanlah reptil biasa. Mereka berkeliaran di mana saja. Surasa diberinama Nagamata (ibu para ular). Adisesha, Vasuki, Takshaka adalah putra-putra Surasa. Krodhavasa lahir dari taringnya. Mereka disebut dengan gana. Keturunan Surabhi menjadi ternak dan kerbau. Ila melahirkan pepohonan dan tanaman merambat. Muni melahirkan putri-putri saja sehingga mereka menjadi apsara. Kadruva juga melahirkan ular. Arishtha melahirkan ular yang lebih kuat dari manusia.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Putra-putra Khasha menjadi Yaksha dan Rakshasa. Tamra melahirkan Shanmukha dan yang lainnya melahirkan putra-putra dan delapan putri Keki, Syeni, Bhasi, Surgrivi, Shuki, Grudhrika, Ashmi, Vuluki. Dari semua ini, Kaki melahirkan sapi-sapi, Syeni melahirkan burung elang, Bhasi ; bebek. Sugrivi melahirkan burung dan Shuki melahirkan burung kakaktua yang cantik. Gridhrika melahirkan burung elang. Vuluki melahirkan burung hantu. Ashmi, yang termuda, melahirkan unta, kuda dan juga keledai.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sehingga tanah, udara, makhluk air selain manusia terlahir dari tiga belas putri Kashyapa. Itulah mengapa Bumi dikenal sebagai ciptaan Kashyapa dan kita semua adalah Kashyapeya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kemudian Suta Muni berhenti meminta para rsi dan orang suci untuk menanyakan cerita atau legenda yang lain yang mereka inginkan. Murid Suta Muni, Shuka melanjutkan.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> Sumedha Muni menceritakan tentang Lila Dewi</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Raja Suradha kehilangan kerajaannya dan terpisah dari istri dan anak-anaknya. Ia dan seorang rsi yang bernama Samadhi pergi ke sebuah pertapaan. Disana Muni Sumedha menghibur mereka dengan menceritakan cerita tentang Shakti.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada saat banjir yang menenggelamkan bumi, saat Dewa Wisnu sedang tidur dari telinganya lahirlah dua raksasa Madhu dan Kaitabha. Ketika mereka mengamuk di lautan, mereka melihat Brahma berada pada lotusnya. Mereka mengganggunya. Brahma lari dan meminta perlindungan Dewa Wisnu. Dewa Wisnu berada dalam keadaan Yoganidra dan tidak nampaknya tidak akan bangun dalam waktu yang singkat. Kemudian Brahmapun berdoa pada Mahamaya. Dengan berkah, pada malam bulan Phalguna pada hari kedua belas. Ia kemudian bermanifestasi. Dengan kata-katanya yang penuh kelembutan, Ia menenangkan Brahma. Ia membangunkan Dewa Wisnu yang kemudian bertarung dengan dua raksasa itu selama lima ribu tahun. Bahkan setelah itu ia tidak mati. Dewa Wisnu berdoa pada Vishwamaya. Mahakali menggunakan mantranya pada para raksasa itu. Mereka tergoda dengan mantra itu. Dengan kebodohan mereka, mereka meminta agar Dewa Wisnu meminta sebuah anugerah. Dewa Wisnu meminta agar mereka mati ditangannya. Mereka siap dibunuh asalkan tempat itu tidak basah. Dengan berkah Mahamaya Dewa Wisnu melebarkan pahanya dan menaruh kepala mereka disana dan membunuhnya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Setelah menceritakan cerita ini Sumedha Muni mengatakan siapapun yang mendengar cerita tentang Adi Shakti dan Dewa Siwa tidak akan pernah gagal mencapai tujuan mereka. Ia menceritakan pada mereka cerita tentang inkarnasi Mahalakshmi.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Inkarnasi Mahalakshmi</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Bagi raksasa Rambha, seorang putra yang bernama Mahisha terlahir. Mahisha melakukan tapa untuk memperoleh berkah Brahma. Ia meminta berkah agar siapapun tidak bisa membunuhnya. Ia mengacau di bumi dan menakuti semua orang. Ia menghukum orang yang baik dan menyiksa mereka. Ia membuat Dik Palaka (penguasa arah angin) menderita. Para dewa juga diganggu. Bahkan Dewa Seperti Dewa Indra takut. Semuanya meminta bantuan Brahma. Brahma kemudian mengajak mereka pada Dewa Wisnu dan Dewa Siwa. Mereka berpikir dengan berkahnya, hanya seorang wanita yang bisa membunuhnya. Dari wajah Dewa Wisnu dan Dewa Siwa cahaya yang agung muncul.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian cahaya semua dewa dan Tri Murthi menjadi satu Durgadewi. Wajahnya muncul dari cahaya Dewa Siwa, rambutnya dari Yama, tangannya dari Dewa Wisnu, pahanya dan betisnya dari Varuna, bagian belakangnya dari Bumi, kakinya dari Brahma dan ibu jari dari matahari, jari-jari dari Vasawa, telinganya dari Kubera, giginya dari Sandhya, telinganya dari Vayu, dan cahaya dari semua dewa, tubuhnya duduk diatas bunga lotus. Dewa Siwa memberinya trisulanya. Dewa Wisnu memberinya terompet kerangnya dan chakranya dan Indra memberikan senjata permata (Chakrayudha). Indra juga memberinya bel dan senjata lain. Varuna memberinya tali, kekuatan Agni, Vayu memberikan busurnya. Yama Kaladandanya, Prajaspati memberinya kalungan bunga, Brahma memberikan Kamandalu, Surya memberikannya permata langka, Surya memberikan cahayanya dan Kala memberikan tamengnya. Dewa Lautan memberikan permata langka, busana yang indah, anting-anting, gelang dan ornamen yang lain. Vishwakarma memberikan tameng yang kuat. Semua danau memberikan sebuah kalungan bunga dari lotus segar. Himavanta memberikannya singa dan permata. Kubera memberinya anggur yang baik. Adisesha memberikannya perhiasan ular. Semua dewa memberinya senjata, kekuatan dan permata. Mereka meminta pertolongannya untuk membebaskan mereka dari penderitaan dan juga kesengsaraan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Amba meyakinkannya bahwa mereka semua akan baik-baik saja. Dan kemudian iapun mengeluarkan pekikan perang dan maju menyerang Mahisha.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Mahisha yang mendengar pekikannya segera keluar dengan jutaan pasukan. Bersamanya, keluarlah raksasa yang menakutkan seperti Chikshura, Chamara, Udagra, Karala, Bashkala dan yang lainnya.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Mahisha dikalahkan</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian kedua pasukan berperang. Dalam sekejap, Devi membunuh raksasa seperti Chikshura. Mahisha mengamuk dan dalam wujud seekor kerbau dan iapun membunuh musuh-musuhnya. Para dewa ketakutan, walaupun mereka berada dibawah naungan Sang Dewi. Dewi kemudian melempar tali dileher raksasa dan menariknya. Ketika ia mengambil wujud seekor singa. Ia mengangkat pedangnya. Ia juga mengangkat pedangnya dan mengarahkannya pada raksasa. Dewi mengahtamnya dengan panahnya, pedangnya dan senjata lain pada saat yang sama.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian raksasa ini menjadi seekor gajah. Ia kemudian memotong belalai gajah itu. Kemudian ia menggunakan kekuatan dirinya. Ia berteriak dan menerjang. Raksasa ini jatuh tersungkur di tanah. Ia menginjaknya dengan kaki pada lehernya. Ia menggunakan trisulanya dan mengangkatnya tinggi. Itulah semua.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Pada saat itu, ada suara kemenangan yang membahana. Pasukan Mahisha menghilang. Semua dewa menyanyikan kejayaan Sang Dewi. Hujan bunga ditebarkan dari langit. Dan hari inilah disebutkan sebagai hari kelahiran Dewi. Mendengarkan cerita ini akan memberikan dorongan keberanian. Cerita ini menghancurkan semua musuh. Bagi mereka yang menceritakan dan mendengarkan cerita ini akan diberkahi dengan kebaikan.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kaushiki – Dhumavati</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian dengarkanlah cerita tentang Kaushiki:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> &;nbsp;Terdapat dua raksasa yang bernama Shumbha dan Nishumbha. Kedua raksasa ini sama jahatnya dengan Mahisha tetapi tidak sama saktinya. Tidak mampu bertahan dari gangguan yang mereka timbulkan para dewa pergi ke Kailasha. Sang Dewi yang sedang bermanifestasi mendengar tangisan minta pertolongan. Parwati menciptakan seorang wanita cantik dari ‘kosa’nya. Karena ia lahir dari kosa, maka ia disebut dengan Kaushiki. Ia diminta untuk dipuja sebagai Matangi. Mendengar kesesangsaraan dewa, Kaushiki bermanifestasi dihadapan kota Shumbha dan Nishumbha.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Penjaga pintu gerbang melihat wanita yang cantik ini bersinar dan iapun memberitahu majikan mereka:</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Ada seorang wanita yang duduk diatas seekor singa. Banyak sekali dewi yang melayaninya. Bahkan diantara para dewi itupun ia paling menawan. Ia sangat mempesona. Ia lebih agung dari pasangan Dewa Indra, Sachi Devi, lebih menarik dari Rambha, lebih mempesona dari Urvashi. Lebih polos dari Menaka. Keagungan dan keindahan dapat dirasakan hanya dengan memegang tangannya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Shumbha dan Nishumbha sangat tergoda. Mereka mengirim pesan pada wanita itu untuk memilih salah satu dari mereka untuk menjadi suaminya. Ia berkata siapapun yang bisa menyalahkannya maka ia akan menikah dengannya. Para raksasa mendengar ini sebagai penghinaan. Mereka mengirim, Dhumraksha diperintahkan untuk membawanya dengan paksa atau dengan cara yang baik.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Dhumraksha mendekatinya dan ingin menyeretnya jika ia tidak mau ikut. Kaushiki tidak mau dan dalam sekejap jenderal para raksasa ini menjadi setumpukan abu. Sejak hari itu, Sang Dewi dikenal sebagai Dhumavathi. Bagi mereka yang ingin mengalahkan musuhnya haruslah memujanya. Setelah itu raksasa itu marah. Mereka mengepung kendaraan Sang Dewi, singa. Menunggu sampai semua bisa ia rengkuh, Sang Dewi mengaum. Auman itu membuat musuh berlari ketakutan. Shumba mendengar auman ini dan iapun mengutus Chandasura, Mundasura, Raktabija dan yang lainnya. Bahkan merekapun dibunuh oleh Sang Dewi. Kemudian Shumba dan Nishumba meju ke medan perang. Mereka ingin Sang Dewi mau menikahi mereka.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Sang Dewi ingin berperang. Raksasa ini menghujani Sang Dewi dengan panah dan menggunakan semua senjata yang mematikan. Kemudian ia mengalahkan dua raksasa ini. Bahkan, kendaraannya sang gajah, memangsa kedua raksasa itu.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Ketika Nishumba melemparkan gada pada Sang Dewi, Dewi Kaushiki melemparkan dua buah gada padanya. Satu gada menghantam gada raksasa itu dan gada yang lain menghantam tubuhnya. Ia jatuh tersungkur.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian Kaushiki mengarahkan sebuah tongkat pada Shumbha. Tongkat itu menembus tulang iganya dan menghancurkannya kemudian. Ia jatuh tersungkur seperti pohon besar yang tumbang. Singa itu menelan raksasa yang mati itu.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Ada kelegaan di hati semuanya. Mereka yang mendengarkan cerita Sang Dewi ini adalah orang-orang yang diberkahi. Ia adalah dasar dan akar semua ciptaan. Sangatlah baik apabila memuja-Nya, bermeditasi pada-Nya untuk mendapatkan berkahnya. Ia adalah kekuatan, kejayaan dan cahaya yang menyerap dalam segalanya. Tetapi tanpa berkahnya tidak ada yang bisa dicapai, tidak ada yang bisa terjadi. Dalam konteks ini, Aku akan menceritakan Yaksharupa, kata Suta Muni.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Wujud Yaksha</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Suatu hari ada peperangan yang sangat sengit antara dewa dan raksasa. Dalam peperangan ini, para dewa menang. Para raksasa menyingkir hingga ke dunia bawah.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Semua dewa berpikir bahwa ini semua terjadi karena keagungan mereka. Ibu Dewi yang menyerap dalam semua hal ingin membuat mereka sedikit rendah hati. Ia menguji mereka dengan memperlihatkan diri di kejauhan dengan cahaya yang sangat terang.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian mereka mengutus Dewa Vayu untuk mengetahui siapa mereka. Yaksha itu tidak menjawab pertanyaan Dewa Vayu. Tetapi ia bertanya padanya siapa dirinya sebenarnya. Vayu kemudian mulai menyombongkan dirinya. Sang Dewi tidak berkesan. Sang Dewi berkata: “ Oh Cuma itu saja!” Dewa Vayu sangat marah dan pergi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian datanglah Dewa Indra. Pada saat ia datang, Sang Dewi menghilang. Indra menghina dan merendahkannya. Kemudian ia merenung. Kemudian Sang Dewi muncul begitu saja di depannya dan Dewa Indrapun berpikir bahwa ia pastilah kekuatan primordial, Adi Shakti. Kemudian Indra merasa sangat bodoh karena tidak bisa mengenalinya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian Dewi memanifestasikan diri sebagai cahaya yang sangat terang dan menderang dan memberitahu para dewa siapa dirinya dan iapun memberitahu mereka siapa dirinya sebenarnya. Ia akan memanifestasikan diri sebagai wanita atau pria atas kehendaknya. Ia berada diatas segalanya, tak terkalahkan, selalu menemui kemenangan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Inilah cerita tentang Sang Dewi yang memperlihatkan diri sebagai Yaksharupa. Wujud Yaksha meringankan penderitaan para pemuja dan memberikan kesenangan dan kenyamanan. Ia diberkahi dengan pengetahuan dan kebijaksanaan.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Inkarnasi Shatakshi</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Para rsi dan orang suci sangat terpesona dengan cerita Suta Muni. Mereka meminta Muni untuk menceritakan tentang cerita yang lain lebih banyak lagi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Suta Muni memulai:</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Adalah seorang raksasa yang sangat jahat yang bernama Durgama. Ia menguasai ketiga dunia dengan kekuatannya. Brahma, yang dipuja kemudian memberikan mereka empat Weda. Ia mempelajari semuanya. Ia memahami bagaimana para dewa bisa menjadi lemah dan ia melakukan sesuatu yang merendahkan para dewa. Ia menghidupkan semua api upacara, tapasya dan juga melakukan amal. Para dewa tidak senang dengan apa yang ia lakukan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Mereka setelah bersatu dengan yang lainnya berdoa pada Sang Dewi. Mereka mengeluh tentang raksasa Durgama. Tanpa air, tidak ada upacara yang bisa dilakukan. Tanpa itu semua tidak ada makanan. Setelah mengatakan ini para dewa meminta pertolongan-Nya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Mahamaya bermanifestasi pada saat itu juga dengan ratusan mata. Pada dua tangannya ia mengeluarkan panah dan busur serta bunga lotus. Kemudian muncullah sayuran dan juga umbi-umbian. Dari matanya, air mengalir. Dengan banyak makanan yang diberikan olehnya, manusia merasa lega. Ibu Dewi tetap seperti ini selama sembilan hari. Dengan air yang mengalir dari matanya, Bumi yang sangat kering menjadi basah dan tumbuhan mulai tumbuh. Sumur, tangki air dan danau terpenuhi. Semua orang tidak senang. Para dewa sangat senang.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Dewi kemudian memberitahu mereka bahwa semuanya telah baik dan meminta mereka meminta anugerah lain. Para dewa meminta Weda dari Durgama. Para brahmana juga berharap demikian.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Ibu Dewi menghilang. Ia diberi gelar Shakambhari Devi dan Shatakshi untuk memberikan sayuran dan makanan dan memiliki ratusan mata.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Bahkan Durgama tidak memahami semua ini. Ia tidak bisa memahami bagaimana para dewa mendapatkan kekuatan mereka kembali. Ia kemudian menyerang surga kembali. Tetapi di depan Amaravati, Kota Indra, Ibu Dewi berdiri dengan chakra yang bercahaya. Semua dewa berada di belakangnya. Dari tubuhnya muncullah sepuluh kekuatan (Shakti) yang bernama Kali, Tara, Chinnamastaka, Bhuvaneshwari, Shri Vidya, Bhairavi, Bagala, Dhumra, Tripura Sundari, Matangi membuatnya menjadi Mahawidya. Kemudian kekuatan ini memunculkan kekuatan yang lain. Semua ini menghancurkan pasukan Durgama saat itu juga. Durga menghancurkan Durgama dengan satu pukulan karena itulah ia diberi gelar Durga. Ia diberi gelar seperti itu karena ia menjadikan hutan dan pegunungan sebagai tempat duduknya. Karena ia telah mengalahkan raksasa, Ia diberi gelar sebagai Bhimadewi dan karena ia membunuh Aruna dengan mengirimkan Bhramara, Ia disebut sebagai Bhramani dan Bhramaramba.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> </span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Pemujaan terhadap Ibu Dewi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> </span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Suta Muni berkata:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Alam adalah maya. Ini adalah Santana Brahma. Jika seseorang itu membangun sebuah kuil dengan batu, kayu atau lumpur untuk Ibu Dewi, selama ribuan generasi akan mendapatkan berkah Sang Dewi. Orang itu nantinya akan menempati tanah Dewi Siwa, Shivaloka. Jika seseorang juga menempatkan patung Shrichakra di tempat itu, orang itu akan mendapatkan manfaat yang amat banyak. Bagi mereka yang memuja Dewi di tengah-tengah Panchayatana, maka pahalanya amatlah banyak sehingga tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Bermeditasi dan melakukan japa pada Sang Dewi akan menghasilkan lebih banyak lagi manfaat daripada menyebutkan nama Siwa sepuluh juta kali. Dengan berkahnya, tidak ada yang tidak mungkin. Semua yang memuja-Nya adalah kelompoknya, para gana. Ia memberkahi mereka yang memuja –Nya di kuil-Nya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Terdapat hari khusus dimana pemujaan akan sangat baik seperti misalnya Krishnashthami, Navami (hari kesembilan ) atau Amavasya atau lima parwadina, hari suci.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Bhavani Vrata harus diadakan pada hari kedua pada bulan Chaitra. Pada hari ini, Uma dan Shankara harus dipuja dalam sebuah ‘ perayaan ayunan’.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Pada hari kedua pada bulan Vyaksha, Ambika Vrata haruslah dilakukan. Pada bulan ketiga pada bulan ashada, perayaan keretanya harus dilakukan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Banyak sekali terdapat hari dan upacara yang berbeda dilakukandan beberapa ritual pemujaan dilakukan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Ini akan menjadi penuttup Umasamhita salam Shri Siwa Purana yang ditulis oleh Rsi Weda vyasa.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Akhir bagian kelima Umanama Samhita dalam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Siwa Purana yang terdiri dari tujuh samhita</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br /><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kailasha Purana</span></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Samhita keenam</span></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span></b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Penjelasan tentang Arti Pranawa</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Para rsi dan orang suci meminta Suta Muni menjelaskan pada mereka arti Pranawa.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kata Suta Muni:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Tidak ada bedanya antara Pranawa dan penciptaan. Jika penciptaan (atau jagat raya) kembali maka itu adalah Pranawa. Jika terbentang, itulah Pranawa. Jnana yang tertinggi adalah untuk mengetahui Pranawa. Benih pengetahuan adalah Pranawa. Pranawa, Keberadaan tertinggi, ada dalam ‘Om’. Karena hubungan antara guna, segalanya adalah Pranawa. Dewa Siwa adalah Pranawa dan Pranawa adalah Dewa Siwa. Pranawalah yang dimaksudkan dan Pranawalah yang diekspresikan. Keduanya adalah Vachaka dan Vacha. Brahmajnaji, mereka yang mengetahui pengetahuan tentang Dewa Siwa, tidak membedakan antara Pranawa dan ‘Om”.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Pranawa yang diajarkan oleh Dewa Siwa pada orang sebelum mati di telinganya adalah Kashi. ‘A’ ‘U’ ‘M’- pada akhir nada- komposisi itu adalah Pranawa. ‘A’ adalah rajoguna. Yang berisikan empat wajah (chatur mukha). ‘U’ adalah wujud dari Pranawa – inilah tamoguna. Yang berkuasa adalah Dewa Wisnu. ‘M’ adalah wujud purusha yang memperkaya benih dan memiliki sifat sattwa guna. Yang berkuasa adalah Mahadewa. Kemudian Bindu berada dalam Maheswara dan Nada berada dalam Parama. Dengan cara yang sama kita harus mengetahui Sadayojata (terlahir sendiri) dalam ‘A’, Vamadewa dalam ‘U’ dan Aghora dalam ‘M’. Tatpurusha dalam bindu dan Ishana dalam nada. Dalam ‘Om’ terdapat delapan Kala (cahaya). Mereka yang lahir dengan Sadyojata jumlahnya adalah delapan. Lahir dari Vamadewa adalah tiga belas dalam ‘U’. Dalam ‘M’ terdapat delapan yang diciptakan oleh Aghora murthi. Bagi mereka yang terlahir dalam Tatpurusha adalah empat dan lima dari Ishana berada dalam nada.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Mantra, yantra, dewata, prapancha, guru dan sishya – keenam ini disebut sebagai enam Padardha (enam zat atau substansi). Hanya lima huruf mantra yang menjadi yantra. Yantra sendiri adalah wujud dari dewa. Dewa itu adalah dunia (prapancha) dan juga dalam wujud guru. Tubuh guru adalah shishya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Dalam tubuh Sadhaka (pemuja) dalam Adharachakra ada ‘a’ ‘u’ dalam manipura dan ‘m’ dalam hridaya. Dalam Visuddhi chakra terdapat Bindu dan berada dalam Ajnachakra Nada. Yang paling kuat adalah Dewa Siwa dalam Sahasrara. Yang mencapai tahap Vairagya (ketidakterikatan- tanpa keinginan) bersama dengan kualifikasi – adhikara- untuk menerima Pranawa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Begitulah seseorang itu seharusnya mengikuti aturan prinsip celibasi, tidak melakukan kekerasan pada semua makhluk hidup, kebenaran, kebersihan, kebaikan dan perbuatan yang suci (sadachara). Selain itu, ia harus memakai abu suci dan Rudraksha sebagai bagian dari disiplin spiritual. Ketika semua ini telah dicapai, ia harus mencari seorang guru yang berbakti pada Dewa Siwa, yang mengetahui semua ilmun pengetahuan, seni dan filsafat dan ia yang bijaksana dan mampu membedakan dengan keyakinan bahwa tidak ada perbedaan antara guru dan Dewa Siwa. Murid harus mengetahi Sang Guru. Kemudian guru menguji shishya. Jika Sishya berhasil lulus ujian, atas ijin guru shisya harus makan dengan hati-hati (harus memilih) dan mengikuti semua ini dengan penuh perhatian dan niat.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Setelah mengadakan latihan, untuk sishya, guru memberikan abu suci dari upacara api yang bernama girija homa dan menyuruhnya memakainya. Kemudian ia harus menjelaskan makna Pranawa pada muridnya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Kemudian Suta muni menjelaskan pada para rsi dan orang suci tugas dari seorang pertapa, kewajiban dan prosedur dalam ritual pemujaan Dewa Siwa, pemujaan Panchavarana (lima putaran siklus) dan pemujaan harian.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Ajaran Kumaraswami</span></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> </span></b><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Suta Muni kemudian berkata:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Suatu kali Vamadewa bertanya pada Kumaraswami mengenai Sanyasashram dan vairagya (hidup tanpa keterikatan).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Aku akan memberitahumu, Wahai para rsi dan orang suci apa yang dikatakan oleh Shri Kumaraswami pada Vamadewa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Memuja lingga Dewa Siwa yang adalah wujud penyatuan antara Dewa Siwa dan Shakti akan memberikan kesejahteraan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Vamadewa meminta Shri Kumaraswami memberitahunya tentang mantra Mahavakya dan Shri Kumaraswami memberitahunya sebagai berikut:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">i.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Om prajnanam Brahma – prajnana adalah kebijaksanaan yang sempurna- kebijaksanaan yang didapatkan melalui indera adalah prajnanam dan itulah Brahma.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">ii. Om aham Brahmasmi</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Aku terlahir dari berkah Siwa dan Shakti, Aku adalah Brahma.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">iii.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Om tat twamasi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> Kamu (twam) adalah aku.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">iv.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Om ayan atma Brahma</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ayam (dalam setiap waktu) mengatakan itulah aku, aku memperlihatkan Atma adalah Brahma.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">v.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Om ishavyasamidam sarvam</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Keseluruhan jagat-raya ini hidup dalam Isha.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">vi Om Pranoka asmi</span></h3>
<div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"><br /></span></div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Pranama, memiliki kehidupan, kekuatan hidup.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">vii Om Prajnaatma</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;"> </span></h3>
<div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;"><br /></span></div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;">Percampuran dari semuanya dan gunanya maka akan membentuk sifat prajnaatma.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;">Dengan kata lain, prajnanama adalah ia yang didapatkan dari perwujudan, guna dan segalanya mendapatkan jnana yang lengkap.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">viii.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Tadevaham tadamutra Yadamutra danmiha</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Kebahagiaan yang terdapat dalam dunia ini juga terdapat di alam sana. Kebahagiaan yang ada di dunia sana seperti surga dalam dunia ini.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">ix.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Anyadewa tadvidita dadho aviditadapi</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Brahma yang terkenal melampaui yang diketahui dan tidak diketahui.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">x.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Om Yesha atmantaryamammrutah</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Paramatma itu termasyur dalam semua hal, dalam semua loka dan dalam weda yang abadi dan bebas menjadi ia yang menempatkanmu dalam dirimu.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">xi Om Sayaschayama </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Purusheyaschasavadityate sa ekah</span></h3>
<div>
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"><br /></span></div>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;">Tempat Purusha di Mahanagara adalah Sukshma Sharira dan parama purusha yang ada dalam matahari adalah satu.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">xii.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Om ahamasmi Parabrahma</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ia yang menjadi Jiwa adalah Paramabrahma. Ini berarti bahwa Parabrahma adalah Dewa Siwa sendiri.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">xiii Om vedashastra gurutwattu</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Swayamaanada lakshanam</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;">Ia yang adalah guru dari semua Weda dan shastra dan merasakan kualitas Nityananda – kebahagiaan abadi Ananda.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;"><br /></span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;">xiv Om Sarwabhutastitham Brahma</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;"> Tadevham na samshayah</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;"> </span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -72pt;">Tidak diragukan lagi bahwa ‘satu’ yang ada dalam semua makhluk adalah aku.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -39pt;">xv.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -39pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -39pt;">Om Tattwasya pranohamasm</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Pridhiviyah pranohamasmi</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Aku adalah kehidupan (prana) dalam semua tatwa seperti yang ada di Bumi. Dalam semua tatwa di bumi aku adalah prana (kehidupan).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"><br /></span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">xvi Om apancha pranohamasmi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Tejasacha pranohamasmi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"><br /></span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Aku adalah prana (kehidupan) dari air dan semua cahaya.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">xvii Om Vayocha prano hamasmi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Akasasya prano hamasmi</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"><br /></span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;"> Aku adalah dasar terbentuknya Udara dan juga Akasha.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -63pt;"><br /></span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -63pt;"> xix. Om Sarvoham, Sarwatmakoham Samsari, yadbhutam, yaccha bhavyam yadvartamanam,</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -63pt;"> Sarwatmaka twadadwitiyoham</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -63pt;">Aku adalah semua. Aku ada dalam segala zat. Aku adalah penguasa jagat-raya, menjaga dan memelihara segalanya. Hal yang akan datang, yang ada dan yang memiliki atman dari semua, yang adalah Brahma dan semuanya adalah Aku.</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -63pt;"><br /></span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -63pt;"> xx. Om sarwakhalvidam Brahma<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</span></h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -63pt;"> Semua ini memiliki Brahma didalamnya.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> xi.</span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 7pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;"> </span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -36pt;">Om Sarvoham vimuktoham</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Yang ada dalam semua, Siwa itu adalah milikku. Aku bebas dari semua, bebas dari segala hal dan benar-benar bebas.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kedua puluh dua mantra ini dikenal dengan nama Mahavakya. Ia mengajarkan mereka, haruslah disadari, tidak lain tidak bukan adalah Dewa Siwa. Inilah yang harus dijunjung tinggi, harus dipuja dan diikuti.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Yati, pertapa yang sesungguhnya atau seorang Avadhuta adalah orang-orang yang unik. Upacara kematian seorang pertapa juga unik. Dengan mengatakan itu pada para rsi dan orang suci Suta Muni menjelaskan tentang upacara yang diadakan pada hari kesebelas dan keduabelas dari kematian seorang yati.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Ini adalah akhir dari Kailasha Samhita (Bagian keenam) dari Shri Siwa Purana.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Vayaviya Samhita</span></b><br /><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> Samhita ke tujuh</span></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Dewa Vayu menemui para rsi (orang suci)</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kata Suta Muni:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Wahai para orang suci! Aku akan menceritakan sebuah cerita yang akan membuat dosa-dosa yang mendengarkannya terbasuh dari semua yang ia lakukan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Suatu kali beberapa rsi dan orang suci menemui Dewa Brahma untuk memintanya menjelaskan tentang Parabrahma Tatwa, sifat dan ajaran Brahma. Mereka tidak mendapat jawaban yang diinginkan karena cara Dewa Brahma bercerita tidaklah tepat (ia menggunakan methode Neti Vada, menegasikan semua yang ia ceritakan).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Brahma melemparkan manomaya chakra. Ia memberitahu para rsi untuk melakukan sebuah satra yaga (upacara api) di tempat dimana chakra itu jatuh. Para rsi mengikuti chakra yang melayang itu, sangat beruntung sekali karena chakra itu jatuh di bumi. Hutan dimana chakra ini jatuh disebut dengan Naimisha aranya, hutan Naimisha. Sebuah batu dimana chakra ini jatuh di tempat itulah diberi nama Chakra tirtha.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Atas jaminan yang diberikan oleh Brahma, Dewa Vayu datang kesana pada saat satra yaga. Pada akhirnya, Vayu memanifestasikan diri dengan pengikutnya yang berjumlah empat sembilan Vayu dan menjelaskan pada para rsi tentang pengetahuan dan kesadaran akan Siwa Tatwa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Semua ciptaan adalah Rudra. Rudra adalah Parabrahma. Brahma dan yang lainnya ada karena adanya diri-Nya. Ia abadi, konstan, menghancurkan kegelapan dan ia bercahaya seperti cahaya matahari. Ia ada dalam segalanya dan menyerap dalam segalanya. Ia adalah Ishana, penguasa segalanya. Ia tidak memiliki mata tetapi mampu melihat semuanya. Ia tidak memiliki telinga tetapi ia bisa mendengarkan semuanya. Ia tidak perlu tahu segalanya tetapi ia mampu mengetahui segalanya. Ia ada dalam diri semua makhluk hidup. Ia tidak memiliki keinginan. Ia adalah atom, bagian terkecil dalam sebuah atom. Ia lebih besar daripada yang lebih besar. Ia tidak memiliki keadaan atau kondisi; ia ada diatas segalanya. Ia adalah cahaya terang. Ia memiliki shodasa kala (enam belas kekuatan cahaya). Ia tidak memiliki pekerjaan. Ia tidak membutuhkannya. Ia tidak memiliki tanda atau simbol. Ia harus dicari oleh semua orang.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Pembagian Waktu</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Ketiga bagian; Waktu, Kala, Kashta dan Nimisha adalah cahaya Dewa Siwa. Hanya ia yang bisa memahami ketiga bagian ini akan mencapai pembebasan. Tetapi, tidaklah mudah. Segalanya harus mengikuti waktu. Tidak ada yang bisa melawan waktu. Waktu berada dalam kendali Tuhan. Ia sendiri adalah Waktu.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Tidak ada yang tersisa selain WAKTU. Sangatlah sulit mengetahui kala tatwa, sifat waktu. Manusia menjadi agung atau sebaliknya, kuat atau lemah karena pergerakan waktu. Semua keagungan adalah waktu dan semua kegagalam adalah masalah waktu saja.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Para dewa bertanya pada Vayu bagaimana cara mengukur waktu dan bagaimana ini ditetapkan.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Vayu mulai berkata:</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kalamana juga disebut dengan Ayushmana. Waktu mata berkedip, tiga kali disebut sebagaI Nimisha. Lima belas Nimisha adalah satu Kastha. Tiga puluh kastha adalah satu Kala. Tiga puluh kala adalah satu muhurta. Tiga puluh muhurta adalah satu ahoratra, siang dan malam. Tiga puluh ahoratra adalah satu bulan. Dalam satu bulan, lima belas hari adalah setengah bulan (paksha) dan lima belas hari shukla paksha dan lima belas hari adalah shukla paksha dan lima belas hari shukla paksha dan lima belas hari krishna paksha. Enam bulan adalah ayana. Dua ayana adalah uttarayana dan dakshinayana. Keduanya menjadi satu tahun manusia. Satu tahun manusia adalah satu hari bagi dewa. Dakshinayana adalah malam. Dua belas bulan Dhakshinayana akan menjadi satu tahun suci. Tiga ratus dan enam puluh tahun bagi manusia adalah satu tahun dewa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Berdasarkan inilah, pembagian yuga dilakukan. Terdapat empat yuga. Yang pertama adalah Krita yuga. Panjangnya adalah empat ribu tahun dewa. Untuk setiap sandhyakala terdapat 400 tahun dewa.Kedua sandhya (saat matahari terbenam dan terbit) menjadi delapan ratus tahun dewa. Yang berarti Krita yuga terdiri dari 4800 tahun dewa. Dijadikan tahun manusia menjadi 17 lakh 28 ribu tahun (17,28000 tahun). Dengan penjumlahan ini Treta yuga adalah 3600 tahun dewa. Dalam tahun manusia akan menjadi dua belas lakh sembilan puluh enam tahun (12.96.000 tahun). Dwapara yuga adalah 2400 tahun dewa yang sama dengan 8.64.000 tahun manusia. Kaliyuga adalah 1200 tahun dewa. Ini akan menjadi 4.32.000 tahun. Keempat yuga akan menjadi dua belas ribu tahun dewa yang berarti empat lakh dua puluh ribu (4.20.000) tahun.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Keempat yuga ini menjadi satu Maha yuga. Kasarnya 71 mahayuga sama dengan manvantara. 14 manvantara ini (1000 mahayuga) adalah satu kalpa. Ribuan kalpa adalah satu tahun Brahma. Satu tahun Brahma sama dengan delapan ribu. Ketika delapan ribu yuga telah berlalu, itulah Brahma savan. Tahun brahma adalah delapan puluh brahma savana. Satu tahu brahma adalah satu hari Wisnu. Satu hari Dewa Wisnu sama dengan satu hari Rudra. Jika Maheshwara terserap ke Nya- ini berarti bahwa satu hari Siwa telah berlalu. Satu tahun Rudra adalah satu hari Maheswara. Jika kita terus menghitung Panchamukheshwara, akan menjadi satu kalpa. Selama ciptaan masih ada, ini adalah hari baginya. Bahkan ia tidak mengenal siang dan malam. Kita mengatakan ini dengan pemahaman kita sendiri.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Penciptaan Brahma dan yang lainnya.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Sarveshwara sendiri menciptakan Brahma dan memberikannya tugas untuk mencipta. Pada awalnya, dengan berkah Dewa Siwa, Brahma mencipta dengan penuh perhatian manas. Kemudian ia ingin agar semuanya berjalan dengan cepat sehingga ia menginginkan teman dan iapun melakukan tapasya. Brahma memuja-Nya. Sesuatu selain Purusha (pria). Ini membutuhkan bentuk manusia yang lain. Dewa Siwa yang lembut menciptakan Shakti untuknya. Kemudian Brahma memiliki ide tentang wujud wanita.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Brahma menciptakan manusia dan kemudian melakukan prokreasi. Dengan ini, kreasi dengan ‘manas’ dihentikan.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Dewa Siwa dan Dewi Parwati</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Selain manusia, bahkan para dewa sangat menyukai waktu bersama dengan shaktinya. Tetapi dalam kehidupan pasangan dewapun juga terjadi sedikit pertentangan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Parameshwara biasa menyebut Dewi Parwati sebagai Kali (kulit yang hitam). Ini sangat menyakitkan, dan membuat marah Dewi Parwati. Suatu kali tidak mampu menahan lagi ia melakukan tapasya pada Brahma.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Ia melakukan tapasya dengan penuh bakti. Ia berkonsentrasi pada Parabrahma dengan keinginan untuk diberkahi dengan kulit yang putih (Gauravarna).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Di hutan dimana ia melakukan tapasya, ada seekor harimau yang kejam. Suatu hari harimau ini tidak bisa menemukan mangsanya. Harimau ini pergi ke pertapaan Parwati untuk memakannya dan memuaskan rasa lapar perutnya yang mengganggu. Tetapi bagaimanapun kuatnya harimau ini melompat ia tidak bisa menerkam Dewi Parwati. Dewi Parwati duduk memandangi harimau ini. Ia merasakan kasih sayang pada binatang ini. Harimau ini tetap berada di pondok itu untuk menjaga pertapaan. Harimau ini ikut melakukan pemujaan seperti yang Parwati lakukan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Saat itulah terjadinya kekacauan yang disebabkan oleh Sumbha dan Nishumbha terjadi. Brahma meminta pertolongan Sang Dewi. Ibu Dewi memperlihatkan diri pada Dewa Brahma. Ibu Dewi menyampaikan keinginannya untuk memiliki kulit yang putih (Gauravarna). Brahma berdoa pada-Nya jangan berubah dulu sebelum para raksasa itu terbunuh.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kalitatwa yang muncul darinya disebut dengan Kaushiki. Brahma memberinya seekor singa sebagai tunggangannya.Ia juga mempersiapkan makanan dan minumannya. Kaushiki adalah dewi yang membunuh raksasa Shumbha dan Nishumbha.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Cerita tentang Somanadi</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Membiarkan Kalitatwa Ibu Dewi muncul sebagai Gauri. Ia pergi ke Kailasha. Ia mengambil harimau yang telah menjadi penjaga setianya bersamanya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Ibu Dewi muncul dengan kulit yang putih yang membuat para pemuja dan pengikut Ibu Dewi terkejut.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Bahkan Dewa Siwa sangat terkejut. Ia langsung menuju tempat peraduan Dewa Siwa. Mereka menikmati kebersamaan dan kemudian Dewa Siwa menceritakan cerita lengkap tentang Kaushiki.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Ia bertanya memohon padanya agar mengijinkannya memperlihatkan harimaunya pada Nandi.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Dewa Siwa melihat harimau itu dengan senyuman pada wajahnya. Harimau itu diubah menjadi seorang wanita dengan wajah yang sangat cantik. Dewa Siwa dan Dewi Parwati menyebutnya “Somanandi”</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Vayu menjelaskan pada para rsi dan orang suci bagaimana Siwa diciptakan dan memperlihatkan delapan yoga –Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, Samadhi yang disebut sebagai Ashtanggayoga- kedisiplinan dengan delapan aspek.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Dengan mengikuti disiplin ini, Shakti Siwa akan bercahaya dalam diri manusia dan dalam waktu yang singkat akan menuju jnana.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Bagi mereka yang tidak berhasil menjalani disiplin ini bisa tetap berhasil dengan mengulangi delapan nama Dewa Siwa, dan bisa juga mencapai siddhi – pencapaian.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Delapan nama Dewa Siwa:</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">i) Shivanamah : Wahai Dewa Siwa yang menjadikan semuanya suci, penghormatan padamu!</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">ii) Maheshwarayanamah: Wahai, Penguasa yang akan menunjukkan pembebasan, salam penghormatan padamu!</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">iii) Rudrayanamah : wahai, yang perkasa yang bisa menghalau bencana, penghormatan padamu.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">iv) Vishnavenamah : Wahai yang menyerap dalam semua hal, penghormatan untukmu!</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">v) Pitamahayanamah : Wahai asal muasal segalanya dan dunia, penghormatan padamu!</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">vi) Samsara bhishajenamah: Wahai penyembuh yang agung, penghormatan pada semua!</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">vii) Atmayanamah : Wahai atma semuanya, penghormatan pada dirimu!</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -108pt;">viii) Paramatmanenamah: Wahai, yang transenden dan mengatasi semua, yang penuh welas asih, penghormatan padamu!</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Lima yang pertama adalah dasar dari pancha sadhana (lima cara memuja) dan dasar bagi penciptaan, tiga yang berikutnya adalah pemberi pembebasan. Tidak perduli betapa sedikitnya seseorang mempelajari ini semua, orang tersebut akan lebih dekat dengan Dewa Siwa dan mendapatkan berkahnya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Bagi mereka yang tidak bisa memujanya secara fisik maka akan diberikan sebuah alat yang bernama Pushpashataka Manasa puja pemujaan secara mental dengan delapan sifat- i) tidak melakukan kekerasan (Ahimsa), ii) pengendalian indera (Samyamana indriya chapalya), iii) Daya (kasih sayang pada semua), iv) ketenangan (pengendalian diri), v) Kedamaian (memberikan pengampunan dan memaafkan musuh), vi) Perenungan (tapasya), vii) Dhyana (meditasi yang dalam), viii) Kebenaran diatas semua keadaan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kemudian Vayu menjelaskan tentang cara memuja lingga sesuai dengan kebiasaan masing-masing keluarga.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Dengan melakukan sebuah vrata (pemujaan keagamaan) saudara Dhaumya Upamanyu mendapatkan pengampunan atas dosanya.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kisah Upamanyu</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Ada seorang rsi yang bernama Vyaghrapada. Upamanyu adalah putranya. Setelah ayahnya meninggal, ia harus tinggal di rumah pamannya bersama dengan ibunya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Putra-putra pamannya itu punya banyak sekali susu yang mereka bisa minum, namun Upamanyu tidak punya susu yang cukup yang bisa ia minum. Ia biasanya memandang ibunya dengan mata memelas. Ibunya juga tidak berdaya, ia biasanya mencampur tepung jagung dengan air dan memberikannya padanya. Ia tahu bahwa itu bukanlah susu. Ia sangat sedih.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Upamanyu meminta ijin pada ibunya untuk melakukan tapasya dan memuja Dewa siwa. Ia menjalani tapa yang sangat kusyuk. Ia melakukan tapa yang membuat para dewa khawatir. Mereka menuju Kailasha, dengan dipimpin oleh Dewa Wisnu. Dewa Siwa ingin menguji Upamanyu dan mendekati anak itu dengan menyamar menjadi Indra. Upamanyu tidak perduli. Ia kemudian berkata bahwa ia hanya menginginkan berkah dari Dewa Siwa dan tidak dari yang lainnya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Dewa Siwa yang menyamar menjadi Dewa Indra marah. Ia mengatakan Dewa Siwa adalah dewa tanpa tempat persemayaman, dan mengembara di kuburan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Ini membuat Upamanyu marah dan melemparkan aghorastra. Kemudian Dewa Siwa memperlihatkan dirinya dihadapan Upamanyu. Upamanyu sangat terkejut. Ia merasa sangat bahagia. Dewa Siwa memberi anugerah tanpa diminta oleh Upamanyu. Dewa Siwa memeluknya demikian juga Dewi Parwati. Upamanyu menjadi putra Dewa Siwa dan Dewi Parwati.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Upamanyu memberitahu Sri Krisna tentang Dewa Siwa</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kemudian Upamanyu pergi ke Himalaya. Suatu hari Shri Krishna datang ke tempat itu dan memberikan penghormatan pada Upamanyu. Ia memberitahu Shri Krishna bahwa ia tahu siapa dirinya. Upamanyu menceritakan pada Krishna tentang Dewa Siwa. Tidak ada yang lebih agung, lebih tinggi atau lebih mendalam dari Dewa Siwa. Siwadhyana, bermeditasi pada Dewa Siwa, akan memberikan semua yang ia minta. Yang paling penting adalah Bhakti.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Bhakti, Upamanyu memberitahu Krishna ada tiga jenis Bhakti: Bahya (intisari), Ananya (jenis yang lebih cepat) yang akan mengarah pada pencerahan yang lebih cepat dan Ekanta Bhakti. Ekanta Bhakti adalah cara yang paling cepat bagi sadhaka untuk mencapai pembebasan saat kelahiran ini. Ini mungkin dikarenakan oleh pahala dalam kehidupan terdahulu. Ada perbedaan atas kecepatan, namun pada akhirnya akan mengarah pada pembebasan cepat atau lambat.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kemudian Upamanyu memberitahu Krishna tentang Japa – pengulangan nama Tuhan secara terus menerus dengan disiplin.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Setelah mendengarkan ini semua, Shri Krishna bertanya pada Upamanyu untuk memberitahunya tentang lima cara beryoga yang disebut dengan yoga pancakha.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Yoga Panchaka</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Terdapat lima jenis yoga: 1) Mantra Yoga 2) Sparsha Yoga, 3) Bhava yoga, iv) Abhava yoga dan v) Maha yoga.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Anti kekerasan, kebenaran, tidak tamak, tidak menikah, adalah yama. Kebersihan, ketenangan, tapa, japa, doa adalah niyama (prinsip yang telah ditanamkan). Padmasana adalah berbagai posisi duduk untuk bermeditasi dan mengulangi nama Tuhan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Yoga adalah jenis disiplin atau latihan tubuh dan pikiran. Mereka yang ingin berlatih yoga, pertama yang harus dipahami adalah tiga hal- Dhayana, Dheiya dan Prayojana (perenungan/meditasi, tujuan dan pahala).</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kemudian ada beberapa pantangan terhadap yoga yang disebut yoga vighna. Harus dilakukan dengan kekuatan, ketahanan, komitmen dan ketulusan. Bahkan tempat melakukan yoga harus dipilih dengan baik.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesimpulan</span></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Itulah ajaran yang diberikan oleh Vayu seluruh cerita dalam Siwa Samhita, para rsi dan orang suci kemudian melakukan yajna pada hari berikutnya dan setelah mengambil avabhrutasnana – mandi suci dan melakukan pemujaan sesuai dengan Kalpa yang diceritakan oleh Brahma.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Sanata Kumara telah menunggu Nandikeshwara. Nandikeshwara yang diliputi oleh Siwamaya mengutuk Sanata Kumara karena tidak menjamunya dengan kutukan bahwa ia akan menjadi seekor unta.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kemudian Sanata Kumara memperkenalkan semua rsi dan orang suci di Naimisha pada Nandikeshwara. Atas perintah mereka Nandikeshwara mengajarkan pada mereka Siwa tatwa/</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Sehingga tujuh samhita yang panjang dalam Siwa Purana telah diberikan pada Veda vyasa oleh Sanata Kumara. Dan kemudian aku menceritakan pada kalian semua- kata Suta Muni.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Suta Muni kemudian mengatakan dan memperingatkan para rsi dan orang suci agar mereka tidak menceritakan atau meneruskan cerita pada mereka yang tidak memuja Dewa Siwa. Atau mereka yang tidak berhak atas Mahapurana atau mereka yang bukan murid dan mereka yang tidak percaya pada Tuhan. Dengan memberikan cerita ini, pada orang yang tidak tepat akan membuat pencerita masuk ke neraka.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kemudian Suta Muni memberikan salam penghormatan pada semua rsi dan orang suci.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Semua orang yang mendengarkan Pravachana Suta Muni akan diberkahi oleh Suta Muni dan iapun memohon diri untuk pergi dan para rsi mengantarnya hingga perbatasan pertapaan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Setelah kembali mereka melakukan ‘satra’- (sebuah yaga atas nama Rudra) memuja semua dewa dengan penuh bakti.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Kemudian mereka menuju Kashi. Disana mereka tinggal untuk memuja Dewa Siwa dan oleh karena itu diberkahi oleh Siwasayujya- kedekatan dengan Dewa Siwa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Inilah akhir dari Vayaviya Samhita dalam Siwapurana.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Inilah juga akhir dari cerita tentang Dewa Siwa dalam Siwa Purana yang dibuat dengan berkah untuk semua manusia oleh Rsi Vedavyasa (yang juga disebut dengan Shri Vyasa Bhagawan) oleh Kaundinyasa gotara – Vijaya Bhaskara Rama Rao Vadapali dari Vizianagaram, dengan berkah dari Sadguru Shivashri Sivanandamurti</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">OM Santih! Santih! Santih!!!!!</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Margasirsha Bahula Chaturthi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">Tahun telugu Swabhanu</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">12 Desember 2003</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 45pt;">New Delhi.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Arati Siwa Jee ki</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Om jaya shiva onkara swami jaya shiva onkara</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Brahma Wisnu sadasiwa ardhangi dhara</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ekana caturanana panchanana raje,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Hansasana garudasana vrashavahana saje,</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Do bhuja chara caturbhuja dasha bhuja ati sohe,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tenon rupanirakhata tribhuvana jana mohe</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Akshamala banamala rundamala dhaari</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Chandana mrigamada sohe bhole shubhakari</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Shetambara petambara baghambara ange</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sanadika brahmadika pretadika sange</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Kara ke madhya kamandala chakra trishula dharta</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Jaga karta sangharta jaga palana karta</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Brahma, Wisnu, Sadashiva janata aviveka,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Pranavakshara ke madhye tenon hee ekaa</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Triguna swami je ki arati jo koi gave,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Kahata shivaananda swami</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Manavanchita phala pave</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><u><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Rudhraasthaka</span></u></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Namami shamishana nirvana rupam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Vibhuma vyapakam brahmaveda swarupam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Nijam nirgunam nirwikalpam niriham</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Chidakasha makasha vasam bhajeham</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Nirakaram omkaramulam turiyam,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Giraa gyana gotitamesham girisham</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Karalam mahakala kalam kripalam,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Gunaagara sansaraparam natoham</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tusha radri sankasha gauram gabhiram</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Manobhuta kotiprabha shri shariram</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sphuranmauli kallolini charu gangga</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Lasadabhala balendu kanthe bhujangga.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Chalatakundlam bhru sunetram vishalam,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Prasananam nilakantham dayalam.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Mrigadhisha charmaambaram mundamalam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Priyam shankaram sarwanatham bhajami</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Prachandam prakrishtham pragalbham paresham,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Akhandam ajam bhanukoti prakasham.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Triyah shula nirmulanam shulapanim,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Bhajeham bhavaanipatim bhavaganyam.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Kalatita kalyana kalapantakaki</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sada sajjnanandadata purari.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Chidaananda sandoha mohaa pahari,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Praseda praseda prabho manmathari.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Na yavad umanatha padaravindam,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Bhajamtiha loke pare va naranam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Na tawatsukham shanti santapanasham</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Prasida prabho sarva bhutadhivasam.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Na janami yogam japam naiva pujam,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Natoham sada sarvada shambhu tubhyam.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Jara janma dukhowdya tatapyamanam,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Prabho pahi apanna mamisha shambho</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><u><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Shiva Panchakshara Strotam</span></u></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Nagindraharaya trilochanaya</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Bhasmaangaragaya maheshwaraya,</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Nityaaya shudhaya digambaraya,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tasmai na karaya namah shivaya</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Mandakini salila chandan chartitaya</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Nandishwara pramathanatha maheshwaraya</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Mandarapushpa bahupushpa supujitaya,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tasmai makaraya namah shivaya.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Shivaya gauri vadanabjavrinda</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Suryaya dakshaayadhwara nashakaya</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Shri nilakantha vrishdhwajaya,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tasmai shikaraya namah shivaya</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Vashishtha kumbhodava gautamarya,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Munindra devaarchita shekharaya</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Chandrarka vaishvanara lochanaya,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tasmai vakaraya namah shivaya</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Yaksha swarupaya jatadharaya</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Pinaka hastaya sanatanaya,</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Divyaya devaya digambaraya,</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tasmai yakaraya namah shivaya.</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><u><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Shri Lingashtakam</span></u></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Brhamamurari surarchita lingam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Nirmala bhashita shobhita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Janmaja dukhavinashaka linggam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Devmuni parvararchita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Kamdaham karunakar linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ravanadarpa vinashana linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tatpranamami sadashiva lingga</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sarvasugandhi sulepit linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Budhivivardhana karan linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sidha sura asuravandita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tatpranamami sadasiwa linggam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Kanaka mahamani bhusita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Fanipati veshtita shedhita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Daksuyaga vinashaka linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tatpranamami sadasiwa linggam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Kunkama chandanalepit linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Pankajahara sushobhita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sanchita papa vinashana linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tatpranamani sadashiwa linggam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Devganaarchita sevita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Bhavairbhaktibhireva ch linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Dinkarakoti prabhakara linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tatpranamami sadashiwa linggam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ashtadalopari veshtita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sarvasamudrava karana linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ashtadaridara vinaashita linggam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Surguru sarvar pujit linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Survanapushpa sadarchita linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Paratpram parmatmaka linggam</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Tatpranamami sadashiwa linggam</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><u><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dvadasha Jyotirlingga sloka</span></u></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Shaurashtre somnathama ch shrishaile mallikarjunama</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ujjainiyam mahakala monkaram maleshvaram</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Parayam vaidyanatham ch dakinyama bhimshankaram</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Setubandhe tu rameshama nageshama darukavane</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Varanasyama tu vishveshama triyambkam gautamitate</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Himalaye tu kendarama ghusmeshama ch shivalaye</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Eitani jyotirlinggani sayam pratha ch pathennarha</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sapatjanamkritam papam smarena vinshyati</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Ucapkan Om Namah Siwaya 108 kali</span><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><br /><br /><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><b style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Arti kata</span></b><br /><span style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: x-small;"><span style="font-weight: normal;"><br /></span></span><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Yajna : upacara api dengan berbagai macam persembahan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Yaga : nama lain dari yajna</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Dhupa : dupa (wewangian yang seperti lidi)</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Dipa : lampu yang menyala, bagian dari pemujaan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Naivedya : segalanya yang dihaturkan pada Tuhan dalam pemujaan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Japa : mengulangi nama Tuhan pada saat pemujaan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Dhyana : meditasi pada Tuhan atau dewa</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sukshma : kecil atau mikro</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify;">Sthula : makro, besar</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Panchabhuta : lima unsur pertiwi, apah, teja, vayu, akasha; bumi, air, udara dan langit (yang tak terbatas)</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Suhagana : wanita yang sudah menikah, dianggap suci</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Shodasha upachara : formal, ritual penyambutan, delapan belas jumlahnya seperti dhupa dan dipa.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Bhasma : abu suci, biasanya dioleskan pada dahi dan tubuh pada saat menyiapkan pemujaan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Tripudra : tiga garis lurus dengan bhasma menghiasi dahi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Vamsa : keturunan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Swarupa : penampakan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Sakara : dengan wujud</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Nirakara : tanpa wujud</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Saguna : dengan guna, sifat</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Nirguna : tanpa guna, atau sifat</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Diksha : pemujaan yang ketat</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Rakshasa : raksasa, musuh para dewa, bidadari atau dewi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Mrutyunjaya : ia yang menaklukkan kematian, juga nama Dewa Siwa</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Pralaya : banjir</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Pancha indriya : lima unsur organ</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Pancha-tanmatra: sabdha, sparsha, rasa, rupa, gandha; tanmatra, suara, sentuhan, rasa, penampakan dan bau.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Jnanendria : panchaindria</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Karmendria : organ yang melakukan lima jenis tindakan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Ananda : berkah kebahagiaan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Muhurta : melakukan perbuatan baik</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Murti : patung</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Utsawa Murti : patung yang dibawa pada saat prosesi dan patung itu dipuja dengan baik.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Diksa : arah timur laut dll</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Purushartha : dharma, artha, kama dan moksha. Jumlahnya empat merupakan tujuan hidup, susunan suci, Uang, Keinginan dan Pembebasan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Mukti : pembebasan dari ikatan duniawi, juga pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Chintana : pemikiran</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Kirtana : menyanyikan nyanyian suci dewa-dewi</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Smarana : mengingat</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Gayana : menyanyikan dengan indah</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Shravana : mendengarkan</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Sadhana : berlatih</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Sadhaka : pemuja yang melakukan sadhana</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Yuga : waktu yang lama; ada empat yuga: Satya, Treta, Dwapara dan Kaliyuga. Saat ini adalah Kaliyuga.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Triguna : Satwa, Rajas, Tamas menjadi tiga sifat: satwika, rajasika dan tamasika; sifat yang baik, agresif dan bodoh.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Purna awatara : inkarnasi yang lengkap dan penuh.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Havya : yang dipersembahkan dalam yajna kundin; api yang ada dalam ritual api.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Anugrah : berkah Tuhan, yang secara umum juga berarti berkah</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Kalpa : waktu yang lebih panjang dari sebuah yuga</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Manvatara : periode dimana masing-masing manvantara memiliki Manu tersendiri, Masing-masing Manvantara sesuai dengan nama jamannnya.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Ardhanariswara: setengah laki-laki dan perempuan dari Ishwara</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Akshahauini : pasukan yang besar yang terdiri dari 21870 kereta, banyak gajah, 65610 kuda dan 109350 pasukan.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Triloka : swarga martya dan patala loka, surga, bumi dan dunia bawah.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Kosa : ukuran jauh sama dengan sekitar satu atau dua mil</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Yojana : sebuah ukuran yang sama dengan empat kosa besar sekitar sembilan mil</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Abhisheka : upacara memercikkan air pada dewa atau orang yang diangkat menjadi raja.</span><br /><span style="background-color: white; color: #444444; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; font-weight: normal; text-align: justify; text-indent: -81pt;">Kshetra : lapangan, tempat atau tempat pemujaan.</span>
</h3>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="margin: 0px; position: relative;">
<div class="post-body entry-content" id="post-body-582804099666195688" itemprop="description articleBody" style="position: relative; width: 586px;">
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 45pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: normal; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"></span></div>
</div>
<div style="color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 22px; line-height: 1.4; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
</div>
</div>
</h3>
ngurahgautamahttp://www.blogger.com/profile/12383286545586861046noreply@blogger.com0