Jejak-Jejak Peradaban Veda di Italy
Nama Italy (dari Etaly) dalam
Sanskrit menandakan sebuah negeri yang terletak di bawah suatu kontinen yang
sekarang ini disebut Eropa. Dengan menyebarnya peradaban Veda melewati negari-negari
timur-tengah lalu memasuki Yunani dan Italy, dewa-dewa Veda masih menjadi
faktor utama dalam pemujaan dan legenda-legenda di daerah-daerah tersebut.
Tetapi, nama-namanya telah berubah ke dalam jargon lokal untuk menekankan
berbagai karakteristik berkenaan dengan penduduk wilayah itu. Kita bisa
mengenali ini dalam hal bagaimana dewa Mithra yang populer di Romawi dapat
ditelusuri kepada dewa Mitra dalam Veda, yang masuk ke Mediterania melalui Asia
Kecil melalui kekuatan militer yang sangat tertarik dengan filsafat Veda.
Lebih jauh, banyak dewa-dewa Romawi lainnya berasal dari timur,
khususnya dari tradisi Yunani yang lebih dapat dikenali memiliki karakteristik
sesuai dengan deity-deity Veda. Sebagai contoh, Zeus adalah Dyaus, Jupiter
adalah Diupeter (atau Dyaus Pitar, Vedic Indra), Minerva adalah Pallas Athen,
Diana adalah Artemia, Venus (Vedic Lakshmi) menjadi Aphrodite, Neptune adalah
Poseidon, Vulcan adalah Hephaestus, Ceres adalah Demetri, Liber adalah
Dionysus, Mercury menjadi Hermes, dan Hermes sebelumnya adalah dewa Mesir kuno
Thoth. Hal menarik mengenai Hermes diuraikan oleh Dr. Ginsburg dalam Life of Levita. Disebutkan bahwa cara dewa
Hermes disembah adalah sebagai sebuah phallus, didirikan di atas sebuah batu
datar, kemudian dilumuri/diurapi dengan minyak, mirip dengan cara pemujaan dewa
Shiva sebagai linga yang dibasuhi air suci Gangga, yang melambangkan cara Shiva
menerima curahan air sungai Gangga di atas kepalanya seperti air yang turun ke
bumi dari dalam surga.
Salah satu alasan kenapa begitu
banyak deity Veda ditemukan disini adalah bahwa Roma mengadakan hubungan dagang
dengan India selama banyak tahun. Sebuah contoh tentang bagaimana luasnya
perdagangan antara Roma dan India dapat dilihat pada Susupalgarh. Ini adalah
sebuah benteng yang terletak di bagian timur India, tiga mill selatan
Bhubaneshwar. Itu dibangun sekitar abad ke-tiga B.C. dan ditinggalkan pada abad
ke-empat A.D. Penggalian yang dilakukan terungkap adanya uang coin Romawi dan
India yang berasal dari abad ke-satu dan ke-dua.
Contoh lainnya tentang hal ini diberikan oleh Franz Cumont pada
halaman 110 bukunya,Oriental Religions in Roman
Paganism. Disini ia menjelaskan, “Cukup mudah bagi divinitas Phoenician
Coast untuk menyebrangi laut (menuju Roma). Diantara mereka adalah Adonis sosok
wanita berkabung dari Byblos; Balmarcodes ‘Lord of the Dance’, yang datang dari
Beruit; Marna, penguasa hujan, disembah di Gaza; dan Maiuma yang hari
kelautannya dirayakan pada setiap musim semi di tepi pantai dekat Ostia
sebagaimana halnya di Orient”.
Penguasa Tarian secara umum
dikenal sebagai Shiva, atau Nataraja. Tetapi, Shiva, seperti halnya Krishna,
memiliki ratusan nama, juga, Balmarcodes merujuk kepada Balmukundas, sebuah
nama Sanskrit untuk Lord Krishna sebagai anak-anak yang memberikan pembebasan.
Maiuma adalah Dewi Ibu (Mother Goddess) Uma, pasangan Lord Shiva. Hari suci
kelautan adalah karena para pelaut ikut berpartisipasi dalam pemujaannya. Marna
adalah perusakan dari Maruna, merujuk kepada nama Varuna.
Bahkan sekarang ini kita bisa melihat
patung Lord Shiva berdiri di atas air mancur di sebuah taman umum di Bologna,
Italy. Walaupun ia mungkin digambarkan dengan karakter fisik Romawi, anda masih
bisa melihat ia memegang trident (senjata trisula), dan tudung dari dua ekor
ular di bahunya yang melingkar di lehernya. Di seluruh Italy dapat ditemukan
patung Ganesha, Shiva, dan dety-deity Veda lainnya dalam penggalian-penggalian
arkeologi. Ini menjadi bagian dari masa lalu Veda di Italy, walaupun
temuan-temuan seperti itu tidak pernah diumumkan oleh rejim penguasa Kristen.
Italy….
Tidak saja orang-orang Italy
permulaan memuja Lord Krishna dan Shiva, mereka juga mengetahui Ramayana dan
menggambar episode-episode Ramayana pada berbagai plakat dan jambangan. Ratusan
gambar dari episode Ramayana tersebut di dalam rumah-rumah kuno ditemukan di
seluruh Italy dalam penggalian arkeologi dan dituangkan dalam buku-buku dan
laporan-laporan. Tetapi, para ilmuwan Kristen dengan senang hati tidak acuh
terhadap apa yang dilukiskan oleh gambar-gambar itu. Mr. Oak secara pribadi
memiliki koleksi reproduksi dari lukisan-lukisan Etruscan kuno tersebut.
Beberapa dari pemandangan itu
termasuk Rama, Sita dan Lakshmana berjalan beriringan melintasi hutan, seperti
uraian dalam Ramayana. Yang lain memperlihatkan Bharat, adiknya Rama
mempersiapkan diri untuk bertemu Rama. Yang lain memperlihatkan Vibhisan sedang
membujuk Ravana supaya melepaskan Sita yang telah diculiknya. Ada juga seorang
Kausalya sedang berbagi minuman suci kesuburan dengan kedua madunya, Kaikeyi dan
Sumitra. Lukisan lain menggambarkan anak-anak Rama, Lava dan Kusha menghalau
kuda pengorbanan yang dilepaskan Rama. Satu lagi memperlihatkan Subali dan
Sugriva sedang berkelahi memperebutkan Ruma (Tara), istri Sugriva.
Pada halaman 812 dan 813 dari World Vedic
Heritage kita bisa melihat gambar-gambar seperti apa penduduk permulaan
Italy dan Etruscan. Kedua gambar ini muncul dalamHistory of Rome oleh Mr. Smith,
dan Long Missing Links oleh Iyengar.
Satu memperlihatkan Pompey, Konsul Roma, mengenakan tanda pengenal tilok Veda
“V” di atas dahinya. Gambar yang lain memperlihatkan kaisar awal Etruscan (abad
ke-dua B.C.) mengenakan lencana tilok Veda yang sama di atas dahinya dan
tengkuknya begitu juga ia mengenakan dhoti, jubah tradisional India.
Kota Roma juga diberi nama mengikuti nama Lord Rama. Huruf
Sanskrit “A” diganti dengan “O” untuk pelafalan orang Eropa, seperti Nasa (hidung) dalam Sanskrit ditulis
sebagai “nose” dalam bahasa
Inggris. Ini mencerminkan bahwa seluruh kekaisaran Romawi aslinya adalah bagian
dari imperium Lord Rama.
Sebagaimana dijelaskan lebih kanjut pada halaman 255 Some Missing Chapters of World History, “Sebuah bukti
tambahan adalah bahwa tanggal dibangunnya kota Roma masih benar-benar diingat
oleh orang-orang Italy yaitu 21 April 753 B.C., yang sangat unik karena mungkin
tidak ada kota kuno lain yang diingat secara sangat tepat tanggal pembangunnya.
Kenapa dan bagaimana kemudian hanya Roma saja yang diingat secara tepat tanggal
pembangunannya? Itu karena tanggal Ramanavami (perayaan kelahiran Rama) dalam
tahun 753 B.C. jatuh pada tanggal 21 April.
“Namun bukti lainnya adalah bahwa
kota Italy lainnya, Ravenna, diberi nama mengikuti nama Ravana, musuh besar
Rama. Karena Rama dan Ravana saling bermusuhan, Roma dan Ravenna secara
diametris terletak berseberangan satu dengan yang lain, satu di pantai sebelah
barat dan yang lain di pantai sebelah timur Italy”.
Sejalan dengan penyebaran
kebudayaan Romawi ke arah barat, maka lebih banyak lagi tergabung dewa dan dewi
seperti milik bangsa Celtic, yaitu Suli, dewi di Bath, yang dikenali sebagai
Minerva. Maponus dikenali sebagai Apollo, dan Mars (Vedic Skanda) memiliki
banyak kesamaan dengan dewa-dewa lainnya. Nama dewa Romawi Janus adalah bahasa
Latin untuk dewa Ganesh. Sebuah uraian tata cara penyembahan Janus secara
praktis adalah sebuah duplikasi dari bagaimana cara Ganesh disembah.
Semua ini mengindikasikan bahwa
orang-orang Italy pada jaman dahulu adalah bagian dari peradaban Veda, atau
adalah orang-orang Hindu, para pemuja Lord Rama dan Krishna. Legenda-legenda
mereka adalah Vedic, mereka memuja pantheon Veda, dan pemimpin pendeta mereka,
Paus (the Pope), mengatur ritual Veda karena ia aslinya adalah seorang pendeta
Veda.
Paus (Pope) dan Vatican
masih berhubungan dg jejak2
peradaban veda di Italy……..
Dalam Sanskrit Paap (papa) berarti
dosa. Ditambah dengan huruf “ha” menjadi Papa-ha,menunjuk kepada
orang yang menghapuskan (remove) dosa. Sebagai konsekwensinya,Papa-ha adalah julukan
dan tugas dari pimpinan tertinggi yang melekat sebagai administratur Veda di
Eropa. Dari ini muncul penyingkatan ucapan orang Eropa atas kata Pope.
Kata-kata lain yang berhubungan dengan ini yang sumbernya dari Sanskrit adalah
“papacy” dan “papal”, yang merujuk kepada yang berkenaan dengan dosa, atau
panduan memperolehnya. Pa adalah akar
kata Sanskrit yang mempunyai arti melindungi, dari mana istilah Pope yang
berarti bapa, seperti seorang ayah melindungi anak-anaknya. Istilah “Pontiff”
(Uskup) adalah sebuah perusakan dari istilah Sanskrit Pundit atau puntah.
Sebagai pimpinan pendeta Veda, Pope biasanya tinggal di dalam
pondok atau pertapaan, yang dalam Sanskrit disebut Vatica (bower or hermitage). Bahkan
sampai sekarang, itu masih disebut Vatican, yang mengungkap bahwa Sanskrit dan
Veda sebagai sumber kedudukan itu. Sayangnya, dibawah perintah dari
Constantine, yang baru saja dikonversi sebagai seorang Kristen, tentara Romawi
menghancurkan semua sisa-sisa peradaban Veda dan memaksa setiap orang untuk
menerima Kekristenan dan meninggalkan semua yang lainnya. Juga pada tahap
itulah bahwa pimpinan pendeta Veda di wilayah itu, Papa-ha atau Pope, terpaksa mengalah dari
ancaman tersebut. Sepertinya bahwa ia dibunuh oleh Constantine sekitar tahun
312 A.D. yang kemudian mendudukkan Bishop Roma, seorang pendeta kecil, kelompok
Kristen yang baru terbentuk. Seluruh dokumen, catatan dan sejarah Veda pada
waktu itu tentunya cepat-cepat disingkirkan, disembunyikan atau dihancurkan.
Sejak saat itu, Vedic Vatica menjadi Christian Vatican.
Bukti lebih jauh bahwa Vatican tadinya adalah sebuah tonggak
Veda ditemukan di dalam Museum Etruscan Vatican. Disini dipelihara dan dipajang
lima Shiva-linga Hindu, beberapa diantaranya biasa dipuja oleh Pope Hindu, begitu
juga dengan patung Shiva dengan ular cobra sedang mengangkat kepalanya di kepalanya
Shiva. Banyak yang lainnya dikatakan ada tersimpan dan disembunyikan di dalam
museum dan di dalam gudang bawah tanah Vatican. Apabila ini yang terjadi,
sepertinya juga bahwa banyak terdapat patung lainnya seperti Lord Krishna,
Rama, Ganesh (dikenal sebagai Janus), Lakshmi (dikenal sebagai Shree lalu
Ceres), Brahma (dikenal sebagai Abraham), Vishnu (dikenal sebagai Vista), dll.
Disana pasti pernah ada banyak kuil Veda di seluruh area sebelum itu semua
dihancurkan.
Banyak ritual Pope sekarang ini
berakar dalam tradisi dan kebiasaan Veda. Menyanyikan himne-himne, pemurnian
memakai dupa atau wangi-wangian, persembahan dan membagikan makanan, dan bahkan
membasuh kaki adalah sisa-sisa dari ritual-ritual Veda sepenuhnya yang biasa
dilakukan oleh Pope. Upacara membasuh kaki seseorang saat upacara penting
keagamaan yang dilakukan dengan penuh hormat adalah praktek pra-Kristen.
Membasuh atau mencuci kaki bukanlah adat kebiasaan orang Kristen karena
kongregation orang Kristen mengenakan kaus kaki dan sepatu. Tetapi, itu telah
dilakukan sejak jaman dahulu kala sampai dengan saat ini dalam tradisi Veda
ketika para pemimpin religius dan guru spiritual memberikan kakinya untuk
dibasuh atau dupuja sebagai bentuk penghargaan dan rasa hormat. Oleh karenanya,
ritual-ritual tertentu seperti membasuh kaki dalam Kekristenan adalah bawaan
dari upacara menurut Veda sebelum agama Kristen. Tetapi, bahkan Pope sekarang
ini kelihatannya tidak mengerti bahwa praktek itu bersumber dari Veda.
Sumber terjemahan dari buku “Proof
of Vedic Culture’s Global Existence” oleh Stephen Knapp.