Peradaban Veda dan Suku Maya
Puing-puing peradaban suku Maya
yang dulu di hancurkan oleh Christopher Columbus dan koloninya akibat semangat
gospel yang membabi buta sekarang malah diakui sebagai peradaban yang
sangat modern dan bahkan menggemparkan dunia akibat tafsir terhadap sistem
kalendernya.
Sisa-sisa arkeologi Maya kuno
mexico tersebar di bagian Yucatan, Campeche, Tabasco, daerah sebelah timur
tengah dari Chiapas dan juga sebagian wilayah Quintana Roo, republik Meksiko.
Seluasnya sekitar 125.000 mil persegi, jejak-jejak peradaban ini juga dapat
ditemukan di bagian barat Republik Honduras, Peten, dataran tinggi Guatemala
dan juga di seluruh Honduras. Columbus secara keliru menyebut daerah ini
sebagai India. Meskipun ia menyadari kesalahan dan mengoreksinya
kemudian, namun penduduk asli Amerika sampai sekarang akhirnya tetap
disebut “orang India” atau Indian.
Sudah sangat banyak teori yang
dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan asal usul bangsa Indian Amerika
ini dan hubungannya dengan peradaban kuno yang lain. Beberapa sejarawan
meyakini teori yang menyatakan bahwa Suku Indian adalah orang Asia yang menyeberangi
Asia melalui Selat Bering di Alaska dan mencapai Benua Amerika sekitar 12.000 –
15.000 tahun yang lalu, dan beberapa kalangan lagi yakin bahwa suku Indian
adalah suku asli yang memang dari awal ada di sana. Meski begitu banyak waktu
dan biaya telah dihabiskan untuk menguak tabir ini, namun sampai saat ini
bangsa Indian kuno tetap terselubung dalam misteri. Mengutip
pernyataan Glyn Daniel dari bukunya The First Civilization, “dalam waktu
15 tahun, antara 1519-1533, Bangsa Eropa menemukan benua Amerika dan
menghancurkan tiga peradaban secara brutal, yaitu Aztec di Meksiko, Maya dari
Yuacatan dan Guatemala serta Inca di Peru.” Elaborasi unik peradaban Maya telah
menjadi tantangan tersendiri bagi para penjelajah imajinasi dan ahli sejarah.
Maya telah mencapai peradaban tertinggi dalam bidang seni, kerajinan, patung
dan hieroglif. Terdapat teori yang tak terhitung banyaknya tentang orang-orang
kuno ini. Mereka memiliki peradaban yang luar biasa dalam hal sosial, ekonomi,
bidang politik dan agama, kalender mereka dan tulisan-tulisan hiroglif.
Meskipun ilmuwan modern telah mencapai keberhasilan signifikan dalam memecahkan
sistem kalender Maya, namun tak satu pun yang sudah mampu memecahkan sistem
tulisan hiroglif mereka.
Apa hubungan antara
peradaban-peradaban tertua di dunia seperti peradaban Mesopotamia dan peradaban
Mohenjodaro-Harapah (India) dengan peradaban “dunia baru” Amerika?
Kemungkinan adanya hubungan
antara peradaban kuno di Asia, khususnya India kuno dengan kebudayaan Amerika
kuno tidak dapat diterima oleh banyak sejarawan. Namun juga terdapat
ilmuan-ilmuan terkemuka seperti Mackenzie, Hewitt, Tod, Pococke dan Mrs Nuttal
sudah mengumpulkan banyak data untuk menunjukkan peradaban Amerika kuno
dipengaruhi oleh peradaban India kuno. Satu hal yang pasti, pada masa
pasca-Columbus yang berlangsung sekitar 300 tahun adalah kisah penghancuran
kejam dan brutal terhadap bangunan-bangunan, dokumen berharga, dan kuil kuno
serta pembantaian yang tidak berprikemanusiaan terhadap penduduk asli Amerika
(Indian). Hanya tiga codex dari ‘Chilam Balam’ yang ternyata selamat secara
utuh dari tragedi tersebut.
Ada dua penemuan arkeologi khusus
yang merujuk tahun 761 M, yang mengarahkan pada hubungan peradaban Maya dengan
peradaban kuno India. Yang pertama adalah ukiran dinding (Panel No 3 dari Candi
0-13, di Piedras Negras, Guatemala; direproduksi sebagai Plate 69, halaman 343
dari “The Ancient Maya ‘oleh S. G. Morley) yang terkait dengan puncak peradaban
arsitektur dan seni patung bangsa Maya. Tampaknya bahwa adegan yang digambarkan
dalam dinding tersebut sangat berkaitan dengan kisah termasyur ‘Ramayana’ dari
India. Di sana diperlihatkan seorang raja duduk di tahta dan satu pelayan
dengan dua anak-anak berdiri di sebelah kanan tahta. Seorang penjaga berdiri
belakang. Di sisi lain raja, tiga tokoh penting berdiri sedangkan petinggi
kerajaan yang lain duduk di depan tahta. Raja di atas tahta tersebut diyakini
sebagai Suryavanshi Ram (Rama dari dinasti Surya) dengan dua saudara termasyhur
berdiri di sampingnya (Bharata dan laksmana). Kedua anak kecil dalah putranya
(Kusa dan Lawa). Ukiran-ukiran tersebut mengindikasikan adanya hubungan antara
India dengan Meksiko yang berlangsung setidaknya pada abad ke-8. Bentuk relief
dan ukiran angka-angka dapat dibandingkan dengan yang ditemukan di gua Ajanta
dan Ellora di India.
Penemuan arkeologi lain di tempat
yang sama yaitu Piedras Negras Guatemala, adalah sebuah batu stela (No 12,
Plate No 18, halaman 61 dari “The Ancient Maya ‘oleh SG Morley). Sebuah
kejadian mitologis telah diukir dalam Stela, menggambarkan kematangan
arsitektur dan seni bangsa Maya pada tahun 594-889 M. Terdapat gambar dewa
dengan delapan tangan (ashtabhuja) yang indah. Bentuk perwujudan dewa
dengan delapan tangan ini hanya dimiliki oleh Hindu, lalu kenapa dapat ditemukan
di sisa peradaban suku Maya? Karena penemuan inilah diindikasikan bahwa yang
berkuasa di Meksiko pada waktu penaklukan oleh Spanyol adalah ‘Aztek’
atau Ashtak (Delapan).
Di indikasikan bahwa tempat
dimana puing-puing ini ditemukan yaitu di Piedras Negras merupakan distorsi
pelafalan bahasa sansekerta sebagaimana yang banyak terjadi selama ini. Yaitu
dari kata ‘Priyadarsh Nagraj’. Morley telah menjelaskan secara terperinci
Budaya dan sosial masyarakat maya dalam bukunya ‘The Ancient Maya’, dimana dia
mengutip perkataan Uskup Diego de Landa yang saat itu juga berperan
memberhanguskan kebudayaan kuno ini.
Uskup Landa mengatakan:
“Orang-orang Maya memiliki jumlah berhala dan candi yang sangat banyak. Para
bansawan, pemuka agama dan masyarakat melakukan ritual bersama dan mereka juga
melakukan persembahan secara pribadi dihadapan berhala mereka dengan berbagai
macam persembahan dan sudah pasti hal ini sangat berhubungan dengan India”.
Beberapa penemuan dan hipotesa
terakhir mengatakan bahwa para pelaut dan pedagang dari Asia sudah sangat
sering melakukan kontak dengan bangsa Amerika kuno. Pada era Mahabharata dan
periode berikutnya raja-raja India memiliki armada laut yang besar yang
digunakan untuk melakukan perdagangan dengan Negara-negara di Arab, Eropa, Asia
tenggara, dan Samudra Fasifik. Penaklukan Malaya oleh Rajendra Chola, kisah
Pelaut besar Buddhagupta (Mahanavik), ekspedisi keagamaan orang India untuk
menyebarkan Hindu dan Buddha ke Kamboja, Annam, Bali, Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Jepang, Korea, Mongolia dan Cina juga merupakan dasar hipotesa yang
kuat akan adanya link antara India kuno dengan Amerika kuno.
Cerita rakyat, Buddha Jatakas
juga mengisahkan banyak kisah yang berkaitan dengan petualangan
maritime/perjalanan laut yang menegaskan bahwa pengarungan samudra adalah
bagian yang penting dari budaya India pada waktu itu.
Pembenaran akan adanya link
antara India dan Amerika kuno ini juga dibenarkan oleh Dr V. Ganapati Sthapati
yang melakukan pendekatan dari segi Vastu sastra, atau ilmu arsitektur kuno
Veda. Vastusastra memiliki aturan-aturan ketat dan unik dalam seni bangunan
tempat suci maupun tempat tinggal. Vastusastra diyakini sebagai aturan-aturan
yang diwariskan dari Maya Danava yang banyak di singgung dalam kitab suci Veda
sebagai sosok yang memiliki kemampuan magis dan kemampuan seni arsitektur yang
tak tertandingi.
Pada musim semi 1995 Dr V.
Ganapati melakukan perjalanan ke Peru untuk meneliti sisa-sisa bangunan kuno di
sana. Betapa mengejutkannya dimana disana dia menemukan kesamaan plot, matrik
geometri dan sistem pengukuran masyarakat kuno Peru dengan yang tertulis dalam
Vasatipurusha Mandala. Beberapa bangunan juga sangat identik dengan kuil kubah
yang disebut Vimana di India Selatan.
Dr Sthapati menemukan bahwa
sistem pengukuran yang berkembang di India digunakan terutama di wilayah Peru
Kushku. Berbagai bangunan juga dibangun secara ketat sesuai dengan
prinsip-prinsip Vasati, sebagaimana dikembangkan oleh Maya Danava. Plot, posisi
pintu dan jendela, proporsi, bentuk atap, sudut-sudut kecenderungan dari atap,
diameter kolom, lebar dinding dan lain-lain secara sempurna sesuai dengan
aturan Vasati, yang masih diterapkan di sebagian besar rumah di India saat ini.
Sulit untuk mengatakan bahwa
kesamaan seni arsitektur Veda yang berkembang di India dengan yang terdapat di
Peru sebagai suatu kebetulan. Tentunya harus terdapat suatu korelasi antara
India kuno dengan bangsa kuno yang hidup di Peru. Apakah Maya Danava yang
menurunkan Vastusastra berasal dari Amerika dan mengajarkannya di India ataukah
dia pergi dari India ke Amerika dan mengembangkan sistem Vastusastra di sana?
Bagaimana dia bisa melakukan perjalanan sejauh itu? Hal ini hanya bisa di jawab
jika kita memperhitungkan mistik yang dimiliki oleh Maya Danava.
Menurut catatan sejarah Veda,
Maya Danava mempengaruhi peradaban manusia selama 8.000 tahun. Maya
danava juga digambarkan sebagai makhluk dari sistem planet lain yang memiliki
segala macam kekuatan mistik dan ilmu astronomi. Dikisahkan bahwa Maya Danava
bekerja sebagai seorang arsitek di India Selatan dan teks-teks Veda
(Vastusasta).
Disamping itu juga terdapat
indikasi adanya hubungan linguistic antara India dengan Amerika kuno. Sangat
banyak istilah kata bangsa Maya yang sangat serupa dengan bahasa Veda, yaitu
sansekerta. Contohnya kata “K’ultanlini” yang mengacu kepada kuasa/kesadaran
Ilahi memiliki kemiripan dengan kata dalam sansekerta “Kundalini” yang mengacu
pada maksud yang sama. Dan demikian juga dengan istilah “yoga” dalam bahasa
bangsa Maya disebut “Yok’hah”.
Istilah Bangsa Maya, “Chilambalam” untuk menyebutkan ruang kuil castle-piramid Chichen Itza, ternyata
memiliki plot yang sama dengan kuil Vimana di India Selatan. Keduanya
dibangun dengan struktur grid persegi 8 x 8. Dalam aturan
Vastusastra, Vasati, grid persegi disebut Manduka Mandala. Pusatnya disusun atas 4 persegi
yang berkorelasi dengan Brahmasthana (tempat Brahma). Yang menurut aturan
Vastusastra merupakan pusat energy ilahi yang sangat kuat sehingga tidak cocok
sebagai tempat tinggal.
Baik bangunan yang didasarkan
pada Vasati maupun bangunan-bangunan bangsa Maya menempatkan ruangan tersuci
pada lokasi yang sama, dimana dalam istilah mereka disebut sebagai Chilambalam
yang artinya ruang suci. Yang mengejutkannya, di India selatan setelah
Shri Rangam terdapat kuil dewa Siva yang juga memiliki struktur yang sama dan
ternyata ruangan sucinya juga di sebut sebagai Chidambaram.
Apakah itu berarti bangsa Maya
dan Amerika kuno lainnya adalah penganut Veda?
Referensi:
http://www.indiagov.org/perspec/mar99/maya.htm
http://ponniyinselvan.in/ta/node/4805/backlinks